SEJARAH PENDIDIKAN YUNANI KUNO

GUSWITA PUTRI/SP

            Orang Yunani terkenal dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya yang tinggi. Dalam bidang ilmu pengetahuan para sarjana Yunani Kuno telah mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat dan berputar pada porosnya. Mereka dapat menyelami rahasia pembiakan (genetika) secara mendalam, hingga pada abad 17 orang Yunani sudah dapat menemukan mikroskop.[1]
Banyak sekali ahli-ahli Yunani yang terkenal dalam berbagai bidang ilmu di zaman Yunani kuno antara lain Thales sebagai bapak ilmu alam, Phythagoras (ahli Matematika), Democritus sebagai ahli atom, Hypocrtes sebagai bapak kedokteran, Herodhotus dan Thucydides merupakan ahli dalam sejarah, Euclides sebagai ahli ilmu ukur, Archimides ahli dalam ilmu ukur ruang, dan Erasthopanes ahli dalam ilmu bumi.[2]
            Bangsa Yunani Kuno  menguasai teknologi yang sangat tinggi. Hal ini terbukti dari bekas-bekas peninggalan berupa antara lain bangunan-bangunan kuno, seperti bangunan istana, kuil, arca, dan benteng. Teknik pengecoran beton, peleburan logam, pembuatan bata, pembuatan marmer, alat rumah tangga, senjata,dan sebagainya telah dikuasaioleh bangsa Yunani Kuno.
            Dalam perkembangannya, filsafat Yunani Kuno menjadi sumber dari segala ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa dan seluruh dunia pada saat itu. Banyak ahli filsafat yang lahir pada zaman Yunani Kuno. Yang terkenal adalah Socrates. Ia mengajarkan filsafat kebijakan (etika) dengan logika sebagai ilmu untuk membahasnya. Kemudian ada lagi Plato yang merupakan salah satu ahli filsafat yang terkenal. Ia adalah murid dari Socrates. Ahli filsafat lainnya adalah Aristoteles, Aristoteles merupakan murid dari Plato.

A.    Pendidikan Primitif (4000 SM)
Pendidikan pada masa primitif ini di bagi dalam dua bagian yaitu:
1.      Homeros
Pendidikan Homeros menekan manusia ideal, maksudnya manusia yang memiliki arate. Orang yang memilikiialah orang yang memiliki kekuatan fisik seperti keberanian dan juga kehebatan untuk meraih kegemilangan dan kehormatan. Ciri-ciri pelajar ideal yang diinginkan Humeros yaitu berani berperang , kuat, besar, tampan, bicara sopan dan baik, kaya, berkuasa, budi pekerti, dan yang peting kuat fisiknya. Tujuan pendidikanya adalah membuat manusia memiliki kualitas-kualitas tersebut. selain itu juga ada dua hal yang di tekankan  dalam arete yaitu kemampuan dalam hal gymnastik dan musik, serta memiliki kebaikan dan keindahan. Konsep arete dalam Homeros berkembang dari ide kepahlawanan menjadi keutamaan dalam pergulatan hidup sehari-hari yang dialami kaum tani.[3]
2.      Hesiodos
Pendidikan ala Hesiodos ialah pendidikan yang membuat orang yang dididik memiliki visi popolis (visi publik, umum, dan masyarakat). Dasar moralitas dalam arete Hesiodos ialah keadilan dan kerja keras. Orang yang adil adalah orang yang bekerja keras, kerja keras ialah jalan satu-satunya menuju kepada keutamaan.

B.     Pendidikan Polis Yunani (400 SM)
            Yunani Kuno terbagi menjadi dua yaitu Sparta dan Athena.penduduk  Sparta disebut dengan Bangsa Doria, sedangkan penduduk Athena disebut Bangsa Lonia. Kedua negara tersebut merupakan Kota Polis (Negara Kota). Sparta dengan ahli negaranya Lycurgus, sedangkan Athena ahli negaranya Solon. Pada kedua negara tersebut terdapat perbedaan-perbedaan dalam dasar, tujuan, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Pendidikan Polis Yunani (400 SM) yaitu:
1.      Pendidikan Sparta
Sparta adalah negara Aristoraksi-Militerisasi. Dasar Undang-Undang pendidikan Sparta adalah Lycurgus. Pendidikan di Sparta didasarkan atas dua asas yaitu:
a.       Anak adalah milik negara
b.      Tujuan pendidikan adalah membentuk warga negara yang siap membela negara (membentuk tentara yang gagah berani)
Ciri-ciri pendidikannya adalah:
a.       Pendidikan di selenggarakan oleh negara
b.      Pendidikan diperuntukan hanya warga negara yang merdeka (bukan budak)
c.       Lebih mengutamakan pendidikan jasmani
d.      Anak yang telah berusia 7 tahun di asramakan
e.       Anak yang cacat dibunuh
Pelaksanaan pendidikan Sparta Yaitu:
a.       Anak-anak di biasakan menahan lapar
b.      Tidur diatas bantal rumput
c.       Pada musim dingin hanya diselimuti dengan dengan selimut tipis
Mereka harus memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang tentara seperti keberanian, ketangkasan, kekuatan fisik, cinta terhadap tanah air, tunduk dan patuh terhadap negara dan disiplin. Sebaliknya, pelajaran seperti kesenian di anggap tidak terlalu penting dan diabaikan. Musik dan nyanyianhanya di jadikan alat untuk menghilangkan rasa stres atas kejenuhan dalam melaksanakan dinas kemiliteran.[4]
2.      Pendidikan Athena
Athena adalah Negara Demokrasi. Dasar pendidikan Athena adalah Undang-Undang Solon berbeda dengan Sparta. Tujuan pendidikan Athena adalah membentuk warga negara dengan jalan pembentukan jasmani dan rohani yang selaras.
Ciri-ciri Pendidikan Athena adalah:
a.       Pendidikan di selenggarakan oleh keluarga dan sekolah
b.      Pendidikan di selenggarakan bagi seluruh warga negara (bebas)
Materi atau bahan ajar terbagi atas dua bagian yaitu:
a.       Gymnastis
Gymnastis untuk pembentuka jasmani. Pendidikan jasmani di berikan di Palestra, tempat bergulat, lempar cakram, melompat, lempar lembing (pentathlon dan Pancalomba).
b.      Muzis
Muzis dilakukan untuk pembentukan rohani. Pembentukan rohani dilakukan dengan membaca, menulis, berhitung, bernyayi, dan musik. Dalam pembentukan Muzis akan dipelajari Artes Liberales atau “Seni Bebas” yang terdiri atas:
1.      Trivium (3 ajaran ) yaitu Gramamatica (cara berbicara), Rhetorica (tata bahasa), dan Dialektika ( ilmu mengenai cara berpikir secara logis dan bertukar pikiran secara ilmiah).
2.      Quadrivium (4 ajaran) yaitu terdiri dari Arithmatica (berhitung), Astronomia (ilmu perbintangan), Geometrica (ilmu bumi alam dan falak), Musica (ilmu kesenian). [5]
Dalam membaca, di berikan dengan metode mengeja (sintetis murni) dan menulis dilakukan pada batu tulis yang dibuat dari lilin. Pendidikan warga negara sangat diutamakan di Yunani terutama di Sparta. Segala kepentingan negara diletakkan di atas kepentingan individu (perseorangan).
C.    Ahli-ahli pendidik Yunani
1.      Phytagoras (580-500 SM)
Tujuan pendidikan menurut Phytagoras yaitu  membentuk manusia susila dan beragama. Beberapa cita-cita yang menjadi dasar pendidikan menurut Phytagoras:
a.       Hanya jiwa yang berharga bukan badan
b.      Jiwa berasal dari dewa-dewa dan hidup terus jika badan telah mati
c.       Sejak kecil manusia mempunyai kecendrungan untuk berbuat jahat, pendidikan harus membawa manusia kearah kesempurnaan.
d.      Kesempurnaan adalah kebajikan, yaitu keselarasan antara jiwa dan raga, harmoni dalam hubungan antara manusia, harmoni pula dalam negara.
Untuk melaksanakan cita-cita tersebut, ia mendirikan sebuah lembaga dengan nama “Lembaga Phytagoras”.anggotanya hidup bersama-sama dan patuhpada aturan-aturan tertentu. Lembaga tersebut terdiri atas 3 bagian:
a.       Bagian 1
Terdiri dari calon-calon anggota dalam masa percobaan 3 tahun. Selama itu ia harus dapat mengatasi penderitaan-penderitaan dan harus membuktikan kesanggupan dalam menempuh jalan hidup yang saleh.
b.      Bagian 2
Merupakan lanjutan dari bagian 1 tetapi masih diasingkan dari anggota-anggota penuh, dan mendapat ajaran dari Phytagoras sendiri.
c.       Bagian 3
Terdiri atas anggota-anggota yang dianggap sudah cukup memenuhi syarat, mendapat hak dan kepercayaan yang penuh, mereka mendapat ajaran dari Phytagoras sendiri.
Phytagoras berpendapat bahwa, Ia percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang merupakan prinsip semua benda. Modifikasi angka sedemikian rupa menjadi keadilan, yang lain menjadi jiwa nalar, yang lain lagi menjadi kesempatan dan sama halnya hampir semua benda yang lain secara angka bisa dijelaskan. Bagi Phytagoras angka adalah materi dan makna cosmos.ia berpendapat bahwa genap dan ganjil secar bersama-sama menghasilkan kesatuan dan kesatuan itu menghasilkan angka yang merupakan sumber semua benda.
2.      Socrates (469-399 SM)
Socrates merupakan tokoh yang melawan ajaran Sofisme. Ia berpendapat bahwa yang menjadi ukuran segala-galanya bukan manusia melainkan ketuhanan (Theosentris).berlawanan dengan Phytagoras, Socrates percaya bahwa manusia mempunyai pembawaan untukberbuat baik. Socrates berpendapat bahwa ilmu adalah sunber dari kebajikan, oleh karena itu Ia dianggap perintis kaum Philantropin (cinta pada sesama manusia).
Dalam pelaksanaan pembelajaran Socrates melakukan dialog, percakapan, dan tanya jawab dengan masyarakat dijalan-jalan, ditaman, dan pasar. Socrates selalu mengajarkan bahwa manusia itu berpengetahuan hanya dalam hanya dalam sangkaanya saja, padahal sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa. Dengan begitu maka pada diri manusia itu tumbuh keinginan untuk mengetahui yang sebenarnya. Dengan jalan induksi, mereka dibawa kepada ilmuyang sebenarnya.
Socrates sangat banyak memiliki jasa terutama dalam pendidikan. Beberapa jasa Socrates:
a.       Pelopor dari ilmu kesusilaan.ia berpendapat bahwa filsafat merupakan alat untuk mencapai kebijakan .
b.      Sebagai pelopor dari ilmu mengenai pengertian-pengertian. Ia berusaha selalu mencari hakikat dari benda-benda yakni pengetian-pengertian.
c.       Phytagoras dan Socrates adalah peletak dasar Paedagogik moral.
Pada akhir hidupnya Socrates dijatuhi hukuman minum racun oleh hakim, apabila Ia tidak bersedia menarik kembali ajaranya. Socrates dianggap telah merusak akhlak pemuda, dan difitnah oleh kaum Sofis tela mengajarkan dewa-dewa baru dan membelakangi dewa-dewa resmi.
3.      Plato (427-347 SM)
Plato adalah murid Socrates. Sistem pendidikan yang lengkap dan dan merupakan bagian dari ajaran ketatanegaraan pertama disusun oleh Plato, Ia adalah seorang pengarang pertama di Yunani. Tujuan pendidikan menurut Plato adalah membentuk warga secara teoritis dan praktis. Setiap manusia bertugas untuk mengabdikan kepentingannya kepada kepentingan negara. Oleh sebab itu pendidikan harus diselenggarakan oleh negaradan untuk negara. Dengan prinsip tersebut Plato disebut sebagai pencipta pendidikan sosial. Plato mengatakan bahwa kesulitan-kesulitan politis dapat diatasi apabila ada keadilan. Kaeadilan akan terwujud bila setiap orang melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dengan demikian tujuan pendidikan itu selanjutnya adalah untuk membentuk negara susila yang berdasarkan keadilan.
Dalam pendidikan moral anak-anak talah dapat melakukan suatu perbuatan meskipun mereka belumsanggup menyadari atau memahaminya. Sehingga pendidikan harus dimulai sejak kecil, yaitu dengan pembiasan dan kemudian pengajarannya. Ajaran Plato sangat berpengaruh besar misalnya dalam pemerintahan gereja abad pertengahan. Meskipun dipengaruhi oleh bangsa Yahudi,namun pemerintahan gereja sangat platonis.

4.      Aristotales (384-322 SM)
Aristoteles Adalah murid dari Plato. Cita-cita pendidikan Aristoteles adalah kebajikan itu diperoleh dengan jalan aman, melalui pengalaman, pembiasaan-pembiasaan, akal budi, dan pengertian.pendidik harus mempelajari dan memimpin pembawaan dan kecendrungan anak-anak. Dengan latihan dan pembiasaan mereka diajarkan melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang buruk. Menurut Aristoteles sumber pengetahuan adalah pengalaman, pengamatan, yang menghasilkan bahan untuk berpikir. Dalam satu hal ia sefaham dengan J.Locke bahwa jiwa seseorang pada waktunya diahirkan tidak berisi apa-apa (tabula rasa). Pendidikan formal menurutnya berakhir pada usia 21 tahun, dan periode ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
a.       Pendidikan s/d usia 5 tahun
b.      Pendidikan s/d usia 7 tahun
c.       Pendidikan s/d usia pubertas
d.      Pendidkan s/d usia 21tahun. [6]
Sebelum usia 5 tahun hendaknya pendidikan bersifat sewajarnya, disesuaikan dengan keadaan anak, seperti membaca, menulis, berhitung, musik yang di anggap sebagai mata pelajaran untuk latihan kejiwaan. 
Notes:
[1] Pearl S. Buch (2002).Negara dan Bangsa. PT.Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
[2] Margareth Nicholas dan Eddy Soetrisno (2009). 100 Tokoh Besar Yang Membentuk Sejarah Dunia . Inti Media dan Ladang Pustaka. Jakarta 
[4] Maleha Aziz dan Santi Paradila Sandi (2007). Sejarah Pendidikan. Cendikia Insani. Pekanbaru
[6] Michael H. Hart (1978). Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. PT.Dunia Pustaka Jaya. Jakarta

1 comment:

  1. Menarik juga yaa sejarah Pendidikan Yunani Kuno, apalagi kisah tentang filsuf Socrates

    ReplyDelete