Perhimpunan pemuda indonesia dan lahirnya sumpah pemuda

Rafi zain yusuf/2012 A/Sejarah Indonesia 4

            Perjuangan perhimpunan Indonesia dinegri Belanda banyak memiliki peranan penting bagi kemerdekaan Indonesia belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia kerana basis pergerakan mereka yang dilakukan diluar negeri.
"Perhimpunan Indonesia" dibawah kepemimpinan Bung Hatta,Mr. Ali Sostroamidjojo, Mr. Pamandjuntak, Dr. Sukiman, Sutan Sjahrir, Iwa Kusumasumantri, dan lain-lain. Pada awalnya "perhimpunan Indonesia"  didirikan pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging, kemudian diganti namanya menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) pada tahun 1922, dan secara resmi nama "Perhimpunan indonesia digunakan pada tahun 1925.
            Para pemuda yang belum berkeluarga biasanya mengadakan perkumpulan di kediaman orang indonesia yang sudah berkeluarga seperti, keluarga Ali Sostroamidjojo, keluarga Suwardi Suryaningrat, dan lain-lain. pertemuan tersebut menimbulkan rasa persatuan dan kebersamaan hidup diluar tanah air, sehingga memajukan rasa nasionalisme Indonesia.
Gerakan perhimpunan indonesia dinegeri belanda berdasarkan non-cooperatif dan self-help, yang pada masa itu belum ada di Indonesia. Pergerakan nasional yang ada di Indonesia pertama kali adalah Budi Utomo dari tahun 1908-1926, belum bergerak langsung dalam bidang politik. Namun, ketika mahasiswa Indonesia sudah banyak yang pulang ke Indonesia, maka banyak dari anggota Budi Utomo yang mulai mendapat pengaruh politik dan ingin segera mengubah cara perjuangannya. Hal ini di mengerti pula oleh Dr. Soetomo sebagai pendiri Budi Utomo yang juga pernah menjadi Ketua PI di negeri Belanda.
           
Melalui majalah Indonesia Merdeka, yang secara sembunyi-sembunyi dikirimkan ke Indonesia, jelas mempunya pengaruh yang cukup besar terhadap pemikiran para tokoh pergerakan  kemerdekaan di Indonesia. Langkah dan usaha PI di negeri belanda dan di negara-negara Eropa dapat diketahui dengan cepat melalui majalah Indonesia Merdeka, yang sampai ke Indonesia. Seperti ikut sertanya Indonesia pada kongres "Liga" di Brussel, tanggal 27 februari 1927 yang menentang imperialisme dan kolonialisme untuk mencapai kemerdekaan bangsa-bangsa.
           
Untuk mencari bentuk persatuan nasional yang lebih mantap ditanah air, maka para mahasiswa dari berbagai sekolah tinggi di Indonesia pada tahun 1925 menginginkan tergabung dalam satu organisasi. Tapi baru terbentuk pada tahun 1926 organisasi yang baru terbentuk diberi nama Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Ternyata PPPI dapat menampung berbagai pemuda yang telah mempunyai atau menjadi anggota perkumpulan pemuda yang masih bersifat kedaerahan. Antusiasme para pemuda yang ingin melepaskan sifat kedaerahan, pada masa itu cukup besar. Sebaliknya kehidupan persatuan nasional semakin subur. Oleh karena itu, akan memudahkan untuk mencapai kesepakatan dalam menggalang persatuan nasional. Inilah benih-benih terjadinya Ikrar Pemuda.
            PPPI menpunyai hubungan yang baik dengan PI  di negeri Belanda. Meskipun secara organisasi PPPI tidak ada hubungan secara langsung, namun PPPI mendapat banyak kiriman majalah Indonesia Merdeka secara seludupan dari PI. Oleh karena itu tidak aneh apabila PPPI berusaha keras untuk meneruskan cita-cita PI tentang persatuan nasional dan dengan memberitahukan perkembangan perjuangan PI dalam forum internasional. Perjuangan yang berdasarkan atas perbedaan kepentingan kaum penjajah dengan kaum yang dijajah, memang tidak mudah. Oleh karena itu, sampai terselenggaranya Kongres Pemuda II, perbedaan kepentingan tersebut masih sangat dirasakan.
            PPPI merupakan penggerak utama dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II. PPPI telah memberikan pengaruh yang besar kepada pemuda-pemuda kebangsaan untuk merealisasikan cita-cita persatuan yang sudah beberapa tahun lamanyamenghinggapi hati sanubari mereka. Cita-cita persatuan tidak boleh ditunda terlalu lama. Kesamaan tujuan sudah ada, tinggal cara untuk membentuk persatuan nasional sajalah yang perlu dipikirkan.
Persiapan pelaksanaan Kongres Pemuda II memang memakan waktu yang lama sekali. Pokok persoalan yang menjadi pembahasanialah bagaimana caranya mendapatkan bentuk persatuan di antara pemuda-pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan. Juga akan bibicarakan dalam Kongres Pemuda II tersebut masalah pendidikan, pengajaran, kebudayaan, kepaudan, kewanitaan, dan sebagainya. Semua itu dimaksud kan untuk mempertebal dan meyakinkan rasa kesadaran nasional dan persatun nasional, untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
            Tentang bentuk persatuan PPPI mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda bersatu dalam satu perkumpulan yang merupakan badan Fusi. Usulan PPPI ini merupakan ulangan usulan PPPI dalam Kongres Pemuda I tahun 1926. Karena hal itu dianggap sebagai suatu hal yang penting, maka PPPI mengajukan kembali. Sedangkan dari perkumpulan pemuda lain, yaitu Jong Java dalam kongresnya di Solo pada bulan Desember 1926, telah menetapkan sebuah rancangan tentang pembentukan badan Federasi. Badan Federasi yang akan dibentuk oleh Jong Java tersebut, akan diberi nama Pemuda Indonesia. Kedua pendapat ini, sebenarnya telah dibahas dalam Kongres Pemuda I, namun belum mendapat keputusan dalam kongres tersebut. Masing-masing organisasi pemuda, masih merasa keberatan untuk melepaskan organisasinya yang telah lama dirintis.
            Namun setelah terjadi suatu peristiwa yang mengakibatkan banyak korban jiwa maupun penagkapan secara besar-besaran dan ditahannya para tokoh pergerakan nasional, maka kebutuhan terbentuknya persatuan sangatlah mendesak. Peristiwa tersebut adalah pemberontakan PKI pada bulan Noveber 1926 yang telah gagal.
Kemudian, peristiwa berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4Juli 1927, yang selanjutnya atas usaha Ir. Soekarno dan beberapa orang pendirinya, maka Perserikatan diganti dengan Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai ini langsung bergerak dalam bidang politik dan berhaluan Non-cooperation dan self-help, sebagaimana yang dilakukan PI di negeri Belanda PNI dengan tegas bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Sebagai pendiri sekaligus ketua PNI Ir.Soekarno mengadakan kesepakatan dengan beberapa pemimpin pergerakan nasional seperti, Mr.Sartono, Dr.Sukiman, Kusumo Utoyo, Otto Subrata dan lain-lain untuk membentuk suatu wadah organisasi politik dalam satu atap, yang hasil dari kesepakatan tersebut adalah membentuk persatuan dalam bentuk organisasi yang diberi nama Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Ternyata PPPKI banyak berpengaruh kepada organisasi pemuda yang masih bersifat kedaerahan untuk bergabung ke arah organisasi pemuda yang bersifat nasional.
            Dari peristiwa tersebut, maka usaha untuk terbentuknya badan Fusi atau badan federasi pemuda semakin dipercepat. Akhirnya secara praktis persiapan Kongres Pemuda II telah terbentuk, sejak bulan Juni 1928. Adapun susunan pengurus kongres tersebut sebagai berikut :
            Ketua              : Sugondo Djojopuspito, dari PPPI
            Wakil ketua     : Djoko Marsaid, dari Jong Java
            Sekretaris        : Moh. Yamin, dari Jong Sumatranen Bond
            Bendahara       : Amir Sjarifuddin, dari Jong Bataks Bond
            Pembantu I      : Djohan Moh.Tjai, dari Jong Islamiaten Bond
            Pembantu II    : Kotjosungkono, dari Pemuda Indonesia
            Pembantu III   : Senduk, dari Jong Celebes
            Pembantu IV   : J. Leimena, dari Jong Ambon
            Pembantu V    : Rohjani, dari Pemuda Kaum Betawi
           
Adapun susunan acara yang telah berhasil disusun adalah sebagai berikut :
a.       Persidanga pertama, diadakan pada hari sabtu malam minggu, tanggal 27 Oktober 1928, bertempat digedung Katholike Jonglingen Bond, Waterlooplein, dan Weltevreden.
Yang dibicarakan berikut ini :
1.      Pembukaan oleh Ketua Kongres Sugondo Djajapuspito
2.      Sambutan-sambutan.
3.       Pembicaraan prihal Persatuan dan Kebangsaan Indonesia, oleh Moh. Yamin
b.      Persidangan kedua, pada hari minggu, tanggal 28 Oktober 1928, digedung Oost Java Bioscoop, Koningplein Noord, dan Waltevreden.
Yang dibicarakan tentang pendidikan, ada empat orang pembicara yaitu :
1.      Nona Purnomo Wulan
2.      S. Mangunkarso
3.      Sarwono
4.      Ki Hajar Dewantara
c.       Persidangan ketiga, pada hari Minggu Malam Senin, tanggal 28 Oktober 1928, di Gedung Indonesische Clubgebouw, Kramat No. 106, Weltevreden.
Adapun acaranya adalah sebagai berikut:
1.      Arak-arakan Pandu.
2.      Perihal Kepanduan, oleh Ramelan.
3.      Perihal Pergerakan Pemuda Indonesia dan Pemuda Internasional, oleh Mr. Sunario
4.      Pengambilan Keputusan
5.      Penutup.
Yang hadir pada Kongres Pemuda II adalah wakil-wakil dari berbagai organisasi pemuda seluruh Indonesia, seperti: Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islameiten Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, Jong Ambon, dan PPPI.
            Kongres Pemuda II berjalan dengan lancar dan tertib, sekalipun PID (Politieke Inlichtingen Dienst), senantiasa mondar-mandir mangawasi jalannya kongres, namun pembicara tidak merasa gentar dalam menyampaikan permasalahn yang menyangkut persoalan perjuangan menentang penindasan dan kekejaman Penjajah. Inti pembicaraan tetap menitik beratkan masalah persatuan dan cita-cita nasional.
Pada hari ketiga dari pelaksanaan Kongres Pemuda II diambil keputusan sebagai berikut.
Pertama           : Kami putra dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu,  tanah Indonesia
Kedua             : kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Ketiga             : kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia
            Setelah mengeluarkan putusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan asa ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan-perkumpulan kebangsaan Indonesia. Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya: kemauan, sejarah, hukum adat, pendidikan, dan kepanduan. Kerapatan juga mengeluarkan pengaharapan agar putusan tersebut disebarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan pemuda.
            Perumusan dibuat oleh Sekretaris Panitia, Moh. Yamin. Pembacaan putusan kongres dilakukan dengan khidmat oleh Ketua Sugondo Djojopuspito dimuka kongres. Dengan demikian pemuda-pemuda telah mengambil suatu keputusan unitarisme yang heroik. Persatuan Indonesia yang menjadi dasar Indonesia Raya tidak federalis, melainkan unitarisme, yang didapat pada persatuan bangsa, daerah dan kebudayaan.
            Kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa itu dilambangkan dengan:
1.      Lambang warna yang berupa pengibaran bendera Mera Putih
2.      Lambang suara, dengan melagukan lagu Indonesia Raya, ciptaan pujangga muda W.R. Supratman
3.      Lambang lukisan, berupa enam lencana garuda terbang.
Keputusan tersebut diats, pada mulanya merupakan "Ikrar Pemuda", tetapi lama kelamaan terkenal dengan "Sumpah Pemuda". Hal ini banyak yang menghubungkan dengan perkataan Sumpah Palapa Gajah Mada yang sangat terkenal.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Drs. Sudiyo, PERHIMPUNAN INDONESIA. Jakarta : PT Asdi Mahasatya, April 2004
2.      Tirtoprojo,Susanto, Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT Pembangunan, 1962

No comments:

Post a Comment