LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA



Ulil Absiroh/SIV

Pada tahun 1925, di Indonesia telah mulai didirikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), tetapi peresmiannya baru tahun 1926.[1] Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) adalah sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Dan PPPI-lah yang menggagas penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua.
Persiapan  untuk penyelenggaraan Kongres tersebut atas inisiatif dari PPPI, personalia dan kepengurusannya terdiri dari berikut ini:
Ketua              : Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua    : Djoko Marsaid alias Tirtodiningrat (Jong Java)
Sekretaris        : Moh. Yamin (Jong Suematranen Bond)
Bendahara       : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I      : Djohan Muh Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II    : Kotjosungkono (Pemuda Indonesia)
Pembantu III   : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV   : J. Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V    : Rohjani (Pemuda Kaum Betawi)[2]
Setelah di bentuk panitia, maka Kongres Pemuda II diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.[3]

Sumpah Pemuda Sebagai Hasil Putusan Kongres

Atas inisiatif PPPI kembali pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dilangsungkan Kongres Pemuda Indonesia II untuk mempersatukan segala perkumpulan pemuda Indonesia yang ada dalam satu badan gabungan. Kongres menghasilkan sumpah pemuda yang terkenal dengan nama Sumpah Pemuda.[4] Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia. Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan dimuka rapat perkumpulan-perkumpulan.[5]
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.[6]
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[7]
Di bawah ini adalah isi Sumpah Pemuda hasil dari Kongres Pemuda II:
Pertama     : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedua       : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga       : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.[8]
Sumpah Pemuda dengan Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.[9]
Dalam penutupan kongres, pertama kali dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman, yang kelak menjadi lagu Kebangsaan Indonesia. Bendera Merah Putih juga dikibarkan untuk mengiringi lagu kebangsaan, sehingga tertanam kesan mendalam pada para pemuda yang hadir dalam kongres itu. Persatuan dikalangan pemuda makin banyak.
Pada tanggal 31 Desember 1930 di Surakarta dibentuk Indonesia Muda, yang merupakan penyatuan dari berbagai organisasi pemuda, seperti: Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes, Sekar Rukun, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda amat berpengaruh bagi upaya mencapai Indonesia merdeka. Partai-partai yang ada segera menyesuaikan diri dengan cita-cita pemuda. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang telah menjiawai partai-partai di Indonesia itu diwujudkan dalam wadah baru bernama Gabungan Politik Indoensia (GAPI). Demikian pula beberapa perkumpulan wanita yang kemudian bergabung dalam Perikatan Isteri Indonesia, juga semua organisasi kepanduan yang membentuk persatuan dengan nama Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). Ada beberapa makna yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda yaitu:
1.      Di kalangan tokoh-tokoh pergerakan telah ada perubahan pola pikir dari lingkup etnis kedaerahan ke cakrawala nasional.
2.      Perubahan pola pikir itu melahirkan kesadaran nasional bahwa seluruh penduduk yang mendiami kepulauan nusantara menjadi satu bangsa besar dengan nama Indonesia.
3.      Untuk keperluan persatuan dalam pergerakan disepakati menggunakan bahasa Melayu sebagai media perjuangan.
Dengan kongres pemuda itu identitas kebangsaan Indonesia semakin terbentuk. Identitas itu kini berwujud: tanah air, bangsa, bahasa dan persatuan dengan nama Indonesia.[10]
Notes :
[1] Sudiyo.2004.Perhimpunan Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta & Bina Adiaksara. Hal:120
[2] Sudiyo.2004.Perhimpunan Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta & Bina Adiaksara. Hal:132
[3] http://Kongres Pemuda Kedua - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
[4] Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia.2010.Sejarah Nasional Indonesia V.Jakarta: Balai Pustaka. Hal:430
[5] http://Sumpah Pemuda - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
[6] http://Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda.htm
[7] http://Sumpah Pemuda - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
[8] Gunawan,Restu.2005.Muhammad Yamin Dan Cita-cita Persatuan.Yogyakarta: Ombak. Hal:27
[9] http://Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda.htm
[10] http://ilmu dan pengetahuan. Peran Kongres Pemuda 1928 dalam Proses Pembentukan ldentitas Kebangsaan Indonesia.htm

No comments:

Post a Comment