Rachmi Restuti Arynda / PBM / FB
Setiap suku bangsa,didunia ini mempunyai adat perkawinan yang berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: Keadaan geografis, agama, budaya, ekonomi maupun bahasa. Apapun bentuk keragaman upacara perkawinan adat, tetapi pada hakekatnya perkawinan merupakan suatu upacara yang sakral, suci dan relegius, karena perkawinan tidak terlepas dari suatu kebutuhan biologis manusia dan juga merupakan suatu perintah tuhan, seperti yang tertera dalam surat Q.S Ar-Rum : 21 yang artinya "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya telah diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram disisi-Nya, dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berpikir".
Daik Lingga yang selain mendapat julukan "Bunda Tanah Melayu" juga mendapat gelar "Darul Birri Waddarussalam" yang bermakna suatu tempat yang mendapat kebaikan dan keselamatan. Sebagai daerah yang pernah menjadi pusat kerajaan Melayu selama ±120 tahun, berarti Daik Lingga selain sebagai pusat kerajaan Melayu juag menjadi pusat pengembangan agama Islam, pusat kebudayaan dan adat istiadat.
Salah satu adat istiadat yang terpelihara di masyarakat yang tinggal di Daik Lingga adalah tata cara perkawinan adat melayu. Meskipun sebagai akibat pengaruh terutama ekonomi dan budaya lain serta pemahaman-pemahaman yang masih kurang tetap tidak terelakkan terhadap pelaksanaan adat istiadat itu sendiri, akan tetapi prinsip-prinsup kearifan nilai-nilai dan maknanya tetap terjaga dan dijunjung tinggi.
Tata cara adat perkawinan Melayu di Daik Lingga masih tetap ada sampai saat ini, dimana susunan upacara (Prosesi) adat perkawinan masyarakat Melayu tersebut memiliki 3 (tiga) tahapan yaitu :
- Tahapan seseorang sebelum menikah
- Tahapan akad nikah
- Tahapan sesudah menikah
MEMINANG
Sebelum meminang dilaksanakan, terlebih dahulu perlu mempersiapkan seperangkat peralatan dan barang-barang yang akan dibawa pada acara prosesi meminang, seperti : tepak sirih beserta isinya yang dibungkus dengan sapu tangan becual atau dengan saputangan sutera dan ikatannya disebut simpul buku bemban. Tepak sirih yang disiapkan terlebih dahulu diisi dengan :
a. Buah Pinang
Sebutir buah pinang yang telah dikupas kulitnya dan tidak boleh dibelah dua dan diracik. Buah pinang ini melambangkan keikhlasan dan ketulusan hati seseorang bagaikan luruskan hatinya bagai mempulur pinang. Buah pinang yang telah diracik delitakkan didalam cembul.
b. Kapur Sirih
Kapur sirih bewarna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati yang juga diletakkan didalam sebuah cembul .
c. Gambir
Gambir yang telah diracik dan diletakkan didalam cembul melambangakan keberkatan, obat dan penawar.
Pencampuran antara kapur sirih dan gambir melahirkan warna merah yang melambangkan maksud yang diingini terkabul, melekat bersatu yang tidak dapat dipisahkan dan timbul kejayaaan dan kebesaran.
d. Tembakau
Tembakau yang diletakkan didalam cembul, gunanaya untuk menyugi gigi sesudah makan sirih. Tembakau melambangkan kebersihan dari jasmaniah dan rohaniah.
e. Daun Sirih
Daun sirih melambangkan kebesaran, persaudaraan dan persatuan, karena sifatnya mudah tumbuh dimana saja dan berguna juga sebagai obat. Daun sirih disusun bertindih didalam tepak dalam posisi telungkup dan berjumlah ganjil, daun sirih dalam posisi telungkup bermakna rendah hati dan berserah diri. Akan tetapi untuk sirih dari pihak calon pengantin perempuan posisi bersusunnya bertindih telentang. Daun sirih yang telentang bermakna penyerahan diri. Dan daun sirih bertemu uung bermakna bertemunya kesepakatan dan tercapainya ikatan ke-2 belah pihak.
f. Kacip
Kacip adalah sebuah alat pembelah atau peracik buah pinang yang terbuat dari besi. Selain untuk meracik juga digunakan untuk mengupas kulit buah pinang. Kacip melambanagkaan seia sekata, kemufakatan bersalam dalam keputusan yang baik.
Semua peralatan diatas disusun didalam tepak yang dimulai dengan cembul kapur, cembul pinang, cempul gambir, cembul tembakau dn kacik disebelahnya serta daun sirih. Tepak sirih melambangkan persaudaraan, keterbukaan, persatuan dan kesatuan.
Persiapan selanjutnya pihak laki-laki menunjuk orang yang dituakan dan sangat paham dalam hal pinang meminang serta orang tersebut sangat berpengaruh didalam khalayak ramai seperti, tok lebai, tok haji, tok kadi, tokoh adat, tokoh masyarakat dan lain-lain.
Biasanya waktu pergi meminang dilakukan setelah sholat Isya'. Sebelum berangkat menuju kerumah pihak perempuan, dirumah pihak laki-laki terlebih dahulu diadakan pembacaan doa selamat dan hidangan ala kadarnya.
Pada waktu meminang biasnya hanyaa beberap orang saja yang diambil dari keluarga terdekat dan tetangga. Jumlah yang biasanya dilakukan sebanyak 5 orang yaitu 2 orang laki dan 2 orang perempuan serta 1 orang laki-laki sebagai ketua rombongan. Kaum perempuan berjalan didepan, dibelakang barisan perempuan adalah pad umumnya tepak sirih dibawa oleh seorang laki-laki, sekaligus sebagai peminang yang kemudian barulah diikuti dan diiringi barisan kaum laki-laki. Biasanya rombongan ini memakai baju kurung melayu lengkap, laki-laki memakai songkok dan perempuan memakai selendang sebagai penutup kepala. Begitu pulak dengan pihak perempuan yanag akan menerima pinangan.
Setiba dihadapan rumah pihak perempuan, ketua rombongan mengucapkan salam dan dari pihak perempuan mempersilahkan naik serta mempersilahkan duduk.
Dialam percakapan pendahuluan dalam upacara adat perminangan ini banayak corak dan ragam dalam memulai proses meminang, seperti menggunakan kata kiasan (pribahasa), ada juga memakai pantun, sebab dengan memakai kata-kata tersebut ada keindahannya dan enak didengar tergantung pada kemahiran sipeminang seperti contoh bahasa kiasan meminang :
- Dari pihak laki-laki : Datang kami disini tertarik melihat sekuntum bunge yang berade dijambangan cik mat. Kalau lah boleh maksud kami hendak pule memetik bunge tersebut untuk diletakkan dijambangan rumah cik hamid, karene dirumah cik hamid ade seekor kumbang yang ingin bena dengan bunge yang berade dijambangan cik mat. Kalau kami boleh bertanye adekah yang sudah memetik bunge sekuntum itu ?
- Dari pihak perempuan : hai cik Hamid… bunge yang mane pule yang cik Hamid tanye tu …? Dirumah ini ade due tige jambangan yang ditanam. Ade bunge mawar, bunge melayi dan bunge melur.
……
Begitulah seterusnya sambil berjawab-jawab. Atau ada juga yang menggunakan pantun, seperti :
Pihak laki-laki :
Harum sungguh sibunge cine
Semerah padi kampung bername
Maafkan saye numpang bertanye
Wakil tuan rumah yang mane orangnye
Pihak perempuan :
Berkelok jalan kekampung cine
Pergi ketande lanjut kebukit
Memanglah elok encik bertanye
Sayelah wakil ahli bait
Kemudian wakil dari pihak laki-laki menyerahkan tepak sirih kepada wakil dari pihak perempuan, yang diselingi pantun. Begitu seterusnya hingga pihak dari laki-laki menyampaikan maksud dan tujuannya.
Perlu untuk kita pahami, karena perubahan zaman, sekarang ini acara pergi meminang, langsung membawa tanda jadi ( tanda pinanagan ). Hal ini dikarenakan kedua calon pengantin sudah suka sama suka (pacaran). Akan tetapi pada zaman dahulu, anak gadis dilarang berjalan kesana-sini, keluar dari rumah. Oleh sebab itu, laki-laki dan perempuan tidak kenal satu sama lain. Maka orang tuanya lah sangat berperan dalam menentukan jodoh untuk anaknya.
Begitu halnya dengan prosesi mengantar tanda (bertunangan), biasanya dizaman dahulu, acara ini tidaklah banyak diketahui oleh orang-orang, karena sifatnya sangat rahasia dan tertutup untuk diketahui khalayak ramai. Hanya kedua belah pihak saja yang mengetahuinya.
Acaranya mengantar tanda dahulunya tidaklah merupakan suatu adat, ini disebabkan dianatara kedua belah pihak tidak lama bertangguh tempo. Sehingga tidaklah perlu acara mengantar tanda dilakuka. Tidak demikian halnya dengan dizaman sekarang ini dimana acara mengantar tanda telah menjadi suatu kebiasaan. Hal ini disebabkan diantara kedua belah calon berjanji waktu terlalu lama, untuk itu perlulah diberikan cincin sebagai tanda (tunangan). Biasanya pada waktu mengantar tanda terjadi perjanjian kedua belah pihak antara lain bila dari pihak laki-laki yang mengingkar janji maka tanda yang diberikan menjadi milik milik perempuan atau dianggap hangus. Bila terjadi sebaliknya, maka pihak perempuan akan mengganti dua kali lipat dari tanda yang diberikan.
Calon pengantin perempuan sejak masa pertunangan diawasi dengan ketat, terutama menjelang akad nikah dan bersanding. Setelah dapat kata mufakat dari kedua belah pihak, dilanjutkan dengan doa selamat, dan disuguhkan hidangan ala kadarnya, seperti roti jale, roti canai, penganan baka, air manis dan lain-lainnya, disesuaikan dengan kemampuan yang punya hajat. Pada zaman dahulu apabila terjadi peminangan maka anak gadis yang dipinang tidak dibenarkan banyak keluar dari rumah (masa pingit). Secara umum tujuan dari meminang yaitu untuk menunjukkan keseriusan dan rasa hormat dari pihak laki-laki.
KESIMPULAN
1. Meminang adalah salah satu prosesi yang dilaksanakan sebelum acara akad nikah. Meminang dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki . Tujuan meminang adalah untuk menunjukakkan keseriusan dan rasa hormat dari pihak laki-laki.
2. Perlatan yang dibawa dalam prosesi meminang adalah tepak sirih. Tepak sirih diisi dengan cembul kapur, cembul pinang, cembul gambir, cembul tembakau dan kacip serta daun sirih.
3. Dalam meminang, banyak menggunanakan bahasa kiasan atau pantun dalam mencapaikan hajat untuk meminang
DAFTAR PUSTAKA
Said Hamid, Tokoh masyarakat Daik Lingga, alamat : Kp. Kenanga Daik Lingga Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga
Ishak, Muhammad Thaib., Usman, Lazuardy., 2009, Tata cara adat perkawinan
melayu didaik lingga, Unri Press, Pekanbaru.
[Enter Post Title Here]
No comments:
Post a Comment