PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DI BENUA EROPA


Mamik Yuliana/14/B/PS

A.    Pendidikan Islam Di Spanyol
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad XII. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan pada abad IX M selamapemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M). Berdasarkan literatur-literatur yang membahas sejarah pendidikan dan sejarah peradaban Islam secara garis besar pendidikan Islam di Spanyol terbagi pada dua bagian atau tingkatan, yaitu:

1.      Pendidikan kuttab
Pada lembaga pendidikan kuttab ini para siswa mempelajari beberapa bidang studi dan pelajaran-pelajaran yang meliputi fiqih, bahasa dan sastra, serta musik dan kesenian.
2.      Pendidikan Tinggi
Masyarakat  Arab yang berada di Spanyol merupakan pelopor peradaban dan kebudayaan juga pendidikan, antara pertengahan abad kedelapan sampai dengan akhir abad ketiga belas. Melalui usaha yang mereka lakukan, ilmu pengetahuan kuno dan ilmu pengetahunan Islam dapat ditransmisikan ke Eropa. Bani Umayyah yang berada di bawah kekuasaan al-Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah memberikan banyak sekali penghargaan kepada para sarjana. Ia telah membangun Universitas Cordova berdampingan dengan Masjid Abdurrahman III yang selanjutnya tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan tinggi lainnya didunia. Universitas ini menandingi dua Universitas lainnya, yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizhamiyah di Baghdad, dan elah menarik perhatian para pelajar tidak hanya dari Spanyol, tetapi juga dari tempat lain seperti dari negara-negara Eropa lainnya, Afrika, dan Asia.
Di antara para ulama yang bertugas di Universitas Cordova adalah Ibnu Qutaibah yang dikenal sebagai ahli tata bahasa dan Abu Ali  Qali yang dikenal sebagai pakar filologi. Universitas ini memiliki perpustakaan yang menampung koleksi sekitar empat juta buku. Universitas ini mencakup jurusan yang meliputi astronomi, matematika, kedokteran, teologi dan hukum. Jumlah muridnya mencapai seribu orang. Selain itu juga di Spanyol terdapat Universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Mata kuliah yang diberikan di Universitas-universitas tersebut meliputi teologi, hukum Islam, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi. Sebagai prasasti pada pintu gerbang yang disebutkan terakhir ditulis sebagai berikut: Dunia ini ditopang oleh empat hal, yaitu pegajran tentang kebijaksanaan, keadilan dari penguasa, ibadah dari orang-orang yang shaleh, dan keberanian yang pantang menyerah.

B.     Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan di Spanyol
-          Adanya dukungan dari para penguasa. Kemajuan Spanyol Islam sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu pengetahuan, juga memberikan dukungan dan penghargaan terhadap para ilmuwan dan cendikiawan.
-          Didirikannya sekolah-sekolah dan universitas-universitas di beberapa kota di Spanyol oleh Abd Al-Rahman III Al-Nashir, dengan universitasnya yang terkenal di Cordova. Serta dibangunnya perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku yang cukup banyak.
-          Banyaknya para sarjana Islam yang datang dari ujung Timur sampai ujung Barat wilayah Islam dengan membawa berbagai buku dan bermacam gagasan. Ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya Islam
-          Adanya persaingan antara Abbasiyyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cordova yang menyaingi Universitas Nizhamiyah di Baghdad yang merupakan persaingan positif  tidak selalu dalam bentuk peperangan.

C.     Kontribusi Intelektual Islam Terhadap Dunia Barat
v  Usaha penerjemahan buku-buku Ilmu Pengetahuan Islam.
Bangsa Arab dan Islam telah memberikan saham bagi kebangkitan Eropa.  Sistem pembelajaran pada sekolah dan dan Perguruan Tinggi, para ulama dan buku-buku menjadi pengerak kebangkitan Barat. Perkenalan bangsa Barat dengan dunia Isalam telah membuka mata mereka akan kemajuan peradaban Islam yang telah ditorehkan oleh cendikiawan-cendikiawan muslim sebagai hasil dan pengamalan mereka terhadap ajaran agama Islam. ketertarikan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka untuk lebih mengetahui dan sekaligus menggali khazanah keilmuan di dunia Islam. manuskrip Yunani setelah lama menghilang karena tidak boleh di pelajari oleh pendeta kristen di selamatkan dan di perkaya oleh orang Islam, manuskrip tersebut mereka pelajari, sehingga dunia barat bangkit dan sadar akan ketertinggalannya dari dunia Islam. para penuntut ilmu berupaya untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang berkembang didunia Islam ke dunia eropa, dengan jalan menterjemahkan sejumlah buku-buku. Sebelum priode penterjemahan besar-besaran pada abad ke 12, sebenarnya sudah ada usaha-usaha sporadis untuk memajukan ilmu pengetahuan di eropa barat. Buktinya sudah ada beberapa usaha penterjemahan ke bahasa latin pada abad ke sembilan. Diantara serjana yang pertama yang mempelajari ilmu pengetahuan arab adalah Gerbert de Aurilac, yang menjadi Paus Sylvester II (999-1003).
Pada abad XII dimulailah penterjemahan besar-besaran ilmu pengetahuan Islam. minat untuk menterjemahkan karya-karya islam tersebut meluas dan dilakukan semua golongan masyarakat. Mulai dari ilmuan, pendeta maupun para bangsawan dan raja-raja.

D.     Bidang Ilmu yang Memberikan Kontribusi
a.        Bidang Sastra
Dalam bidang sastra, seperti prosa, fable, cerita rakyat dan apologi, mulai menyebar ke eropa pada abad ke 13 Masehi, yang penampilannya jelas memiliki kemiripan dengan karya-karya Arab. Hal ini dapat dibuktikan, dengan diterjemahkannya "Kalilah  wa Dimmah" kedalam bahasa Spanyol untuk Alfonso yang bijaksana (1252-1284) dan Castile dari Leon. Tak lama kemudian kisah itu diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh seorang Yahudi yang telah dibabtis. Terjemahan bahasa Persia melalui bahasa Prancis merupakan salah satu rujukan utama bagi La fontaine. Tetapi kontribusi yang paling berarti dari bangsa Arab untuk kesustraan eropa abad pertengahan adalah pengaruh yang ia berikan melalui bentuknya yang membantu membebaskan imajinasi orang barat dari kebutuan, dan dari aturan yang kaku yang dibatasi oleh konvensi-konvesi sosial.
b.        Bidang Astronomi
Dalam bidang astronomi, Abu Qosim Maslamah al-Majriti berhasil menyunting dan mengoreksi skema astronomi yang disusun oleh al-Khowanizmi. Skema tersebut merupakan skema astronomi pertama yang  dibuat oleh seorang muslim. Dia mengubah dasar skema itu dari masa Yazdagird hingga priode Islam dan melangkah lebih jauh dengan menggantikan garis bujur Arin dengan garis bujur Cordova. Salinan naskah Kuno "Rasa 'il Ikhwan al Safa" yang terdapat di eropa yang dianggap berasal dari al Majriti. Kajian astronomi mencapai puncaknya di Spanyol setelah pertengahan abad ke 10, dan berkembang pesat dengan bantuan khusus dari penguasa Kardova,Seville, dan Toledo

c.        Bidang Matimatik
Dalam bidan matimatika penyebaran bilangan Arab dimasyarakat eropa, merupakan hal yang utama, hal ini pertama kali dilakukan oleh Paus Silvester II pada tahun 999-1003 Masehi. Para ahli aritmatika yang beragama kristen sepanjang abad ke 11, dan ke 12 dan paruhan pertama abad ke 13, masih menggunakan angkat-angka kuno ala Romawi dan Abacus atau membuat sistem gabungan dan menggunakan al Goritma bersama-sama dengan sistem bilangan kuno mereka. Angka nol dan angka Arab berada di belakang ilmu perhitungan sebagaimana yang kita kenal saat ini karena dalam sistem perhitungan bilangan nol merupakan kebutuhan yang niscaya.
d.      Bidang Kedokteran
Pengaruh dan sumbangan Islam terbesar terdapat dalam bidang kedokteran dan fisafat. Dalam ilmu kedokteran Al Razi yang dieropa dikenal dengan nama Rhazes, mengarang buku tentang penyakit cacar dan campak. Buku ini diterjemahkan kedalam bahasa latin, inggris dan bahasa-bahasa eropa yang lainnya. Begitu pentingnya buku bagi eropa sehingga terjemahan inggrisnya di cetak 40 kali antara tahun 1498 dan 1866 Masehi. Sementara Abu Al-Qosim al Zahwari  yang terkenal secara luas didunia latin dengan sebuatan Abulcasis adalah ahli bedah (operasi). Tulisannya tentang pembeadahan dan tentang alat-alatnya merupakan sumbangan orang-orang Arab yang berharga dalam bidang kedokteran. Ilmuan Islam Spanyol genarasi berikutnya setalah al Zahrawi adalah Abu Marwan Abdul Malik ibn Abi al-'Ala yang lebih dikenal Ibnu Zuhr (dalam bahasa latin, melalui bahasa Ibrani disebut Avonzoar) merupakan anggota paling terhormat dari perhimpunan dokter di Spanyol.
e.         Bidang Filsafa
Dalam lapangan filsafat, Sulaiman Ibn Jabral adalah sebagai filsof Arab Spanyol yang pertama. Abu Bakar Muhammad ibn Yahya Ibn Bajjahmerupakan filsof terbesar abad ke-12. Selain dalam bidan filsafat, ia terkenal juga sebagai saintis, fisikawan, musisi, ahli perbintangan,  dan sebagai komentator Aristoteles. Karya filsafatnya "Tadbir al Mutawahhid" kemudian di kembangkan oleh Ibn Tufail dengan karyanya yang agung "Hayy Ibn Yaqdzan" yang memadukan antara filsafat Aristoteles dan Platonis di satu pihak dan antara pemikiran al-Ghazali dan Ibn Bajjah di pihak lain. Hayy Ibn Yaqdzan merupakan karya roman filsofis yang hingga sekarang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Dan tokoh lain yang paling  berpengaruh di Eropa adalah Ibnu Rushd. Karyanya yang terkenal di bidang filsafat adalah Tahafut al Tahafut al Falasifah. Karyanya ini merupakan jawaban atas buku al-Ghazali "Tahafurul al Falaszfah".
f.       Bidang Fiqih
Dalam bidang fikih, Spanyol Islam di kenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan madzhab ini di sana adalah Ziad Ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya di tentukan Ibn Yahya yang menjadi qodhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli fikih lainnya diantaranya adalah Abu Bakr Ibnu Al-Quthiyah,  Munzir Ibn Sai'id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm yang terkenal

DAFTAR PUSTAKA
1.      Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, 2008, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
2.      Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, 2012, cet ke-1 Jakarta: Kalam Mulia.
3.      Nata Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, 2012, cet ke-3, Jakarta: PT Raja      Grafindo Persada.




No comments:

Post a Comment