PLATO SANG PERINTIS PENDIDIKAN DI YUNANI


INDAH NUSANTARI/SP/14A

Plato merupakan seorang filsuf dan Matematikawan Yunani  yang terlahir di Athena pada tahun 427 SM, dan meninggal pada tahun 347 SM di Athena pada usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga Aritokrasi yang turun menurun memegang politik penting dalam politik Athena. Ia bercita-cita menjadi orang negara. Tetapi perkembangan politik dimasanya tidak memberi kesempatan padanya untuk mengikuti  jalan hidup yang diingininnya itu. Namanya bermula ialah Aristokles, Plato merupakan nama pemberian gurunya. Ia memperoleh nama itu berhubung dengan dahi dan bahunya yang amat lebar. Akhirnya nama Plato digunakan dalam setiap karya yang  ia hasilkan.

Plato adalah sosok dengan perawakan tiggi dan tegap, raut wajahnya, bentuk wajahnya, serta  parasnya membentuk perawakan  yang nampak bagus dan harmonis. Akhirnya dalam tubuh besar dan sehat inilah pemikiran-pemikiran yang mendalam dan tajam. Yang pandangan matanya seolah-oleh menggambarkan ia hendak mengisi dunia ini dengan cita-citanya. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecil, selain pelajaran umum adalah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebelum dia dewasa, dia sudah pandai membuat karangan yang bersajak. Dimasa itu Plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi. Pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos yang mengajarkan "semuanya berlalu sepertiair". Sejak umur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Sokrates yang memberikan kepuasan baginya.
1.      KELUARGA DAN MASA KECIL PLATO
Plato lahir dari dalam keluarga Aristokrat yang terpandang pada masa itu, yaknikeluarga yang turun-temurun memegang peran politik di Athena. Ayah Plato yang bernama Ariston merupakan seorang yang dikatakan keturunan Raja Athena, Codrus dan Raja Messenia, Melantus. Sementara itu ibu Plato bernama Perictione berasal dari keluarga terpandang dan terpelajar, kebanyakan keluarganya adalah penegak hukum dan sastrawan. Plato memiliki 3 saudara kandung, yakni 2 orang saudara lelaki bernama Adeimantus dan Glaucon serta seorang saudari bernama Potone.
Plato dididik oleh Ayah keduanya Pyrilampes. Pyrilampes ialah paman Plato yang dinikani ibunya setelah Ariston meninggalsaat Plato masih kecil. Paman yang menjadi ayah tiri Plato adalah seorang Duta Yunani untuk Persia, dan tokoh yang disegani di Athena. Pyrilampes pernah menikah dan memiliki seorang anak lelaki yang bernama Demus.
Tidak hanya memiliki fisik yang kuat, Plato juga memiliki otak yang cerdasdan kerendahan hati yang mulia. Ia dikenalsebagai anak yang cepat tanggap, senang belajar, dan tidak sombong. Ia mampu menguasai pelajra tata bahasa,music dan olahraga denganbaik semasa kecilnya. Ia juga sudah mulai menghadiri kelas filosofi sebelum ia mengenal Socrates. Mula-mula pelajaran filsafat ia terimadari Kratylos, yang merupakan murid dari Heraclitus yang mengajarkan segala hal dalam kehidupan ini mengalir seperti air.

2.      PROFIL DAN BIOGRAFI PLATO
Tidak lama sesudah Sokrates meninggal, Plato pergi dari Athena. Itulah permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya dari tahun 399 SM. Mula-mula ia pergike Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Ada yang mengatakan bahwa ia disitu mengarang beberapa dialog, yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran Sokrates. Dari Megara ia pergi ke Kyrena, diaman ia memperdalam pengetahuannya tentang matematika pada seorang guru yang bernama Theodoros. Disana ia juga mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Kemudian ia pergi ke Italia Selatan teruske Sirakusa di pulau sisiria, yang pada waktu itu diperintah oleh seorang tiran yang bernama Dionysios. Dionysios mengajak Plato tinggal di istananya. Ia merasa bangga kalau diantara orang-orang yang mengelilinginya terdapat pujangga dari dunia Grik yang kesohor namanya. Disitulah Plato belajar kenal dengan ipar Raja Dionysios yang masih muda bernama Dion, yang akhirnya menjadi sahabat karibnya. Diantara mereka berdua terdapat kata sepakat, supaya Plato mempengaruhi Dionysios dengan ajaran filosofinya, agar supaya tercapai suatu perbaikan sosial.
Seolah-olah datang baginya untuk melaksanakan teorinya tentang pemerintah yangbaik dalam praktik. Sudah lama tertanam didalam kalbunya, bahwa kesengsaraan didunia tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja atau raja-raja menjadi filosof. Tetapi ajaran Plato yang dititik-beratkan kepada pengertia moral dalam segala perbuatann, lambat laun menjemukan Dianysios. Pada tahun 367SM. Setelah Plato 20 tahun menetap dalam akademia, diterimanya undangan desakan dari Dion untuk datang ke Sirakusa. Dianysios yang jahat sudah meninggal. Ia digantikan oleh anaknya dengan nama Dionysios II. Dion berharap supaya plato dapat mendidik dan mengajarkan kepada raja yang masih muda itu "Pandangan filosofi tentang kewajiban pemerintahan menurut pendapat Plato", tertarik oleh cita-citanya untuk melaksanakan teori pemerintahannya didalam praktik, Plato berangkat ke Sirakusa dan ia disambut oleh raja dengan gembira. Tetapi bagi raja itu filosofi tidak begitu menarik, akhirnya intrigue, fitnah dan hasutan merajalela dalam istana.

3.      PEMIKIRAN DAN AJARAN PLATO
Pemikiran yang dicetuskan Plato bahwa intisari dari filosofi Plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sulit memahamkannya. Salah satu sebabnya yaitu bahwa  pahamnya tentang idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakan sebagai teori logika kemudian meluas menjadi pandangan hidup Herakleitos, dan alam pengertian yang abstrak dimana berlaku pandangan Parmenides. Dalam bidang pertama yang ada hanya kiraan sebab kalau semuanya mengalir dengan tidak berhenti, tiap barang tiap orang pada setiap waktu hanya berupa seperti yang terbayang dimukanya. Maka manusia menjadi ukuran dari segalanya, seperti yang dikatakan oleh Protagoras.
Tetapi pengetahuan memberikan apa  yang tetap adanya, yaitu idea. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Ia timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir. Pokok tinjauan filosofi Plato ialah mencari pengetahuantentang pengetahuan. Ia bertolak dari ajaran g"urunya Sokrates yang mengatakan "budi ialah tahu". Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagai dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi Plato.
Pengertian yang mengandung di dalamnya pengetahuan dan budi, yang dicarinya bersama-sama dengan Sokrates. Pada hakekatnya dan asalnya berlainan sama sekali dari pemandangan. Sifatnya tidak diperolah dari pengalaman. Pemandangan hanya alasan untuk menuju pengertian, ia diperoleh atas usaha akal sendiri. Idea menurut paham Plato tidak hanya pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran melainkan suatu realita. Pendapat Parmenides tentang adanya suatu yang kekal dan tidak berubah-ubah. Tetapi yang baru dalam ajaran Plato ialah pendapatnya tentang suatu dunia yang tidak bertubuh.
Dunia yang bertubuh adalah dunia yang dapat diketahui dengan pandangan dan pengalaman. Semua bergerak dan berubah senantiasa, tidak ada yang tetap dan kekal. Dari pandangan dan pengalaman saja tidak akan pernah tercapai pengetahuan pengertian. Dunia yang tidak bertubuh dari pada idea, yang lebih tinggi tingkatnya dan yang menjadi obyek dan pengetahuan pengetian. Jadi pengertian dunia yang tidak bertubuh ialah sesuatu yang diperoleh bentuknya tetap, ia tidak berubah-ubah lagi danbertempat didalam dunia idea. Idea itulah yang melahirkan pengetahuan yang sebenarnya.. pada gambaran Plato tentang dunia yang dua itu terdapat tingkat yang mempertalikan buah pikiran filosofi yang lama.
Ajaran Herakleitos tentang semuanya mengalir dimana tidak ada yang tak tetap dapat ditampung dalam dunia Plato yang bertubuh. Dunia yang kelihatan berisikan badan-badan yang bertubuh, yang menjadi obyek pemandangan dan pengalaman yang berjenis rupa dan berubah senantiasa disebutnya dunia Herakleitos yang selalu dalam kejadian. Disitu didapati terus menerus timbul dan hilang dengan tidak ada yang tetap. Pikiran parmeides yang bersendi pada adanya satu dan tetap yang meniadakan yang kelihatan banyak dan berubah-ubah  dapat ditempatkan dalam dunia Plato yang tak bertubuh yaitu dunia idea. Dalam konsepsi Plato dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh terpisah, ini kelanjutan daripada pendapatnya tentang perbedaan antara pikiran dan pandangan.
Dalam ajaran Plato tentang idea ada satu konsepsi yang ganjil rupanya, jika ditinjau dari cara berfikir. Antara dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh dibentangkannya suatu daerah perpisahan yang netral.

4.      SUMBANGAN PLATO BAGI PENGETAHUAN
-          Etika Plato
Pendapat Plato seterusnya tentang etika bersendi pada ajaran tentang idea. Dualisme dunia dalamteori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup. Oleh karena kemauan seorang bergantung kepada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. Dari pengetahuan yang sebenarnya yang dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi daripadayang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadinya menurutPlato ada dua macam budi.  Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengertahuan dan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari.
-          Negara Ideal
Pandangan Plato tentang negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih memangdang kebelakang. Negara Grik di masa itu ialah kota, jumlah penduduknya tidak lebih dari dua atau tiga ribu jiwa. Penduduk kota ialah orang-orang merdeka, yang mempunyai hak milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni, dan penjabat Negara. Menurut kebiasaan di waktu itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belin. Mereka itu tidak dianggap sebagai penduduk sebab mereka tidak merdeka. Plato berpendapat bahwa dalam tiap-tiap Negara segala golongan dan segala orang-orang, seseorang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya.
Kesejahteraan semua itulah yangmenjadi tujuan yang sebenarnya, dan itulah yang menentukan nilai pembagian pekerjaan. Dalam Negara yang ideal itu golongan penguasa menghasilkan tetapi tidak memerrintah. Golongan penjaga melindungi tetapi tidak memerintah. Golongan cerdik pandai, diberi makan dan dilindungi, danmereka memerintah. Ketiga macam budi yang dimiliki oleh masing-masing golongan, yaitu bijaksana, berani, dan menguasai diri. Dan menyelenggarakan dengankerjasama budi keempat bagi masyarakat, yaitu keadilan Sumbangan bagi perkembangan.
-          Logika
Pertama karangan-karangan yang ditulis dalam masa mudanya yaitu waktu Sokrates masih hidup sampai tak lama sesudah ia meninggal. Buku-buku yang di tulisnya pada masa itu adalah Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politei. Dalam seluruh dialog itu plato berpegang pada pendirian gurunya Sokrates. Dalam buku itu tidak dapat buah pikiran Plato berpegang pada pendirian gurunya Sokrates.  Cita-cita yang dikemukakannya dalam tulisannya masa itu ialah pembentukan  pengertian dalam daerah etik. Kedua, buah tangan yang ditulisnya dalam masa yang teerkenal sebagai"masa peralihan". Masa itu juga disebut masa Megara.

5.      JASA-JASA PLATO DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Plato adalah murid Socrates. Ia adalah seorang bangsawan. Saat Socrates dijatuhi hukuman minum racun plato melarikan diri dan mendapat perlindungan dari keluarganya. System pendidikan yang lengkap dan merupakan bagian dari ajaran ketatanegaraan pertama disusun oleh Plato,ia adalah seorang pengaarang pertama di Yunani. Tujuan pendidikan menurut Plato adalah membentuk warga negara secara toritis dan praktis. Setiap manusia bertugas untuk mengabdikan kepentingannya kepada kepentingan Negara. Oleh sebab itu pendidikan harus diselenggarakan oleh Negara dan untuk Negara. Dengan prinsip tersebut plato disebut sebagai pencipta Pendidikan Sosial. Ia berpendapat bahwa kesulittan-kesulitan politis dapat diatasi apabila ada keadilan. Keadilan akan terwujud bila setiap orang melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dengan demikian tujuan pendidikan itu selanjutnya adalah untuk membentuk Negara susila yang berdasarkan keadilan.
Cita-cita pendidikannya:
1.       Bagi Plato tujuan pendidikan ini adalah membentuk warganegara secara teoritis dan praktis. Plato berpendapat bahwa kesukaran-kesukaran politis dapat diatasi apabila ada keadilan.
2.       Plato membagi manusia menurut kemampuannya masing-masing.
-          Manusia akal, yang menggunakan akalnya dengan bijaksana
-          Manusia kehendak, yang memiliki sifat-sifat keberanian, sedia melaksanakan kehendakdan perintah atasannya.
-          Manusia hasrat, yang banyak keinginannya.
3.       Pendidikan adalah alat untuk:
-          Memperoleh bahan manusia yang tepat
-          Mengisi ketiga tingkatan social
Dalam pendidikan moral, plato berpendapat  bahwa anak-anak telah dapat melakukan suatu perbuatan meskipun mereka belum sanggup menyadari atau memahaminya, sehingga pendidikanharus dimulai sejak kecil, yaitu dengan pembiasaan dan kemudian pengajarannya.
Pengaruh plato sangat besar, misalnya dalam pemerintahan gereja-gereja abad pertengahan. Meskipun dipengaruhi oleh bangsa Yahudi, namun pemerintahan gereja sangat platonic.
Pengajarannya:
1.       Harus mematuhi kebutuhan-kebutuhan warga Negara yang sudah maju.
2.       Harus sesuai dengan tugas-tugas setiap manusia untuk berbuat kebajikan.
Yang diajarkannya adalah olahraga, seni music, matematika dan dialektika

6.      Ciri-ciri karya Plato
-          Bersifat Solratik
Dalam karya-karya yang ditulis pada mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrater sebagai topic utama karangannya.
-          Berbentuk dialog
Hamper semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membiisu. Oleh karena itu, menurutnya jika pemikiran itu perlu dituliskan  maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.
-          Adanya mite-mite
Plato menggunakanmite-mite untuk menjelaskan ajarannyayangabstrak dan duniawi.

Verhaak menggolongkan tulisan Plato kedalam karya sastrabukan kedalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yang dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berrbentuk dialog.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Pearl S. Buch. 2002. Negara dan Bangsa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abdi.
2.    Margareth Nicholas dan Eddy Seotrisno. 2009. 100 Tokoh Besar Yang Membentuk Sejarah Dunia. Jakarta: Inti Media dan Ladang Pustaka.
3.    Wahjudi Djaja. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modren. Yogyakarta: Ombak.
4.    Asril, M.Pd. 2015. Sejarah Pendidikan Dunia dan Indonesia. Pekanbaru.

No comments:

Post a Comment