PERKEMBANGAN PENDIDIKAN EROPA MASA KLASIK

DEBORA HUTAGALUNG

 

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2002:11). Rumusan tentang pendidikan, lebih jauh termuat dalam UU. No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan agar masyarakat Indonesia mempunyai pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, arah dari proses pendidikan

nasional mencakup berbagai aspek kehidupan diri manusia dan masyarakat untuk survive dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbicara masalah pendidikan meliputi cakupan yang cukup luas, bahkan dalam mendefinisikan pengertian pendidikan juga bervariasi. Ada yang mengartikan pendidikan sebagai proses yang di dalamnya seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk

tingkah laku lainnya di lingkungan masyarakat dimana ia berada. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses sosial, di mana seseorang dihadapkan pada kondisi dan pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (contoh paling nyata sekolah) sehingga yang bersangkutan mengalami perkembangan secara optimal (Dictionary of Education dalam T. Sulistyono, 2003). Dari beberapa definisi tersebut menunjukkan melihat pendidikan dari sudut pandang yang berbeda. Yang pertama, melihat dari sudut pandang psikologis, dan yang kedua dari sudut pandang sosiologis. Banyak sudut pandang untuk dapat merumuskan pengertian pendidikan sehingga banyak juga definisi tentang pendidikan. Namun demikian, yang jelas bahwa pendidikan adalah proses untuk membina diri seseorang dan masyarakat agar dapat survive dalam menjalani hidupnya.

                             PERKEMBANGAN PENDIDIKAN EROPA MASA KLASIK

A.    Perkembangan Pendidikan Yunani

Pendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan manusia. Jadi pada saat manusia itu ada dan masih ada, pendidikan itu telah dan masih ada pula. Pada kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek pendidikan dari zaman ke zaman mempunyai garis persamaan. Garis persamaan atau benang merah pendidikan itu ialah:

·         Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.

·         Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifar universal.

·         Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki keunikan (ke-khasan) berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa.

Yunani terkenal dengan mulainya kebudayaan Barat. Dalam waktu beribu-ribu tahun bangsa Yunani ini berdagang. Militernya mempunyai hubungan dekat dengan Timur. Disamping itu mempunyai hubungan dengan daerah Mediterania dengan Eropa. Dengan adanya sifat-sifat ini maka dalam bentuk yang Istimewa yunani merupakan tempat pertemuan kebudayaan Timur dan Barat.akibat percampuran itulah, merupakan asal dari kebanyakan cita kebudayaan dan adat bangsa Barat. Tetapi kesatuan daripada Yunani itu puncaknya ketika kekaisaran Roma berkuasa. Bangsa Yunani mempunyai Negara-negara yang terpencar-pencar, dikarenakan oleh beberapa sebab mereka tidak dapat bersatu.negara-negara ini dapat bersatu ketika ada azaz-azaz penaklukan bangsa Macedonia 300 tahun SM dan Roma 146 SM.

Sikap bangsa Roma terhadap Yunani mengandung 2 kemenangan, yaitu;

·         Kemenangan Militer bagi Bangsa Roma

·         Kemenangan secara spiritual bagi bangsa Yunani

Dikatakan spiritual karena kebesaran Roma adalah pinjaman dari kebudayaan Yunani. Bangsa Yunani spiritual kuat (kesenian, pengetahuan, kesusasteraan) tetapi lemah didalam organisasi. Sedangkan Roma mempunyai kemenangan politik yang bersifat ultilitaritis . oleh karena itu organisasi kenegaraan Roma menjadi kuat sehingga dapat menerima kebudayaan baru yang dibawa oleh golongan Kristen. Cita-cita kesatuan dan keagungan itu terus hidup sampai reformasi, dan baru dapat hancur oleh Napoleon I.  Yunani kuno terbagi menjadi dua, Sparta dan Athena. Penduduk Sparta disebut bangsa Doria, sedangkan penduduk Athena disebut bangsa Lonia. Kedua negara tersebut merupakan Polis atau negara kota. Sparta dengan ahli negaranya Lycurgus, sedang Athena dengan ahli negaranya Solon. Pada kedua negara tersebut terdapat perbedaan-perbedaan dalam dasar, tujuan, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Orang-orang Sparta mementingkan pembentukan jiwa patriotik yang kuat dan gagah berani.

1.      Pendidikan Awal di Yunani

Sebetulnya sukar diketahui, lebih-lebih apabila sifat pendidikannya dalam hubungan fisik dan Spritual, tetapi meskipun demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa pendidikan mula-mula dapat dibagi dua;

·         Masa sebelum Homeros

·         Masa Homeros

Masa sebelum Homeros ini bersifat sederhana. Yang mempunyai peranan penting disini ialah initiasi untuk memasuki dewasa. Segala pendidikan diarahkan kepada moralitet. Peraturan-peraturan moral ini terutama diajarkan oleh ayah.

2.      Masa Homeros

Homeros menulis dua espos ialah Hilies dan Odessa. Yang penting sebagai sumber pendidikan ialah Hilies. Didalam buku ini diceritakan pendidikan pemuda Achilles oleh tutornya, Phoenix. Yang dipelajari oleh Achilles ialah Retorik dan perbuatan-perbuatan mengenai keberanian, dan kedua ialah mengenai kesenian dan pengobatan, disini diterangkan sistem berguru. Terutama pendidikannya ditujukan kepribadian yang baik, karena adanya buku ini maka yunani dikenal oleh dunia lain.

3.      Bangsa Campuran

Bangsa Yunani adalah campuran dari berbagai bangsa :

·         Bangsa Aegea –Creta

Bangsa ini adalah bangsa yang paling tua, menurut taksiran telah ada sejak 20.000 tahun SM mempunyai kebudayaan sendiri yang terdapat di pulau Kreta, Aegea dan Yunani sendiri.

·         Bangsa Arya

Bangsa ini datang dari berbagai golongan imigrasi dan menempatkan diri di kalangan penduduk asli. Bangsa Arya kemudian menamakan bangsa mereka bangsa Helen oleh karena mereka berasal dari nenek moyang  yang sama.

·         Bangsa Doria

Datangnya pada abad 12 SM oleh karena kedatangan bangsa ini bangsa yang lain lalu tercerai-berai terdesak mencari tempat perlindungan seperti di Athena, ke pulau-pulau lonia lalu menamakan dirinya bangsa lonia.

Dengan datangnya bangsa Doria ini berakhirlah abad kepahlawanan yaitu ketika bangsa Yahudi dikuasai oleh seorang penulis terkenal (Homeros) dan timbullah abad kegelapan 1300 sampai 800 SM. Sesudah itu timbul abad keemasan. Karena desakan dari bangsa-bangsa Dorian maka kota-kota Yunani terbagi menjadi dua:

·         Yang bersifat Doria yaitu Sparta

·         Yang bersifat non-Doria yaitu Athena.

Dengan datangnya bangsa Arya maka timbulah pengetahuan dan Filsafat.disamping itu suasana politik berubah sehingga daerah-daerah yang terpecah itu dapat dikumpulkan dibawah pemerintahan yang otokratis dan timbul pankalenisme. Secara spiritual bangsa Yunani dapat dilihat dari sudut agamanya. Dewa-dewa mereka yaitu Apolo, Poseidon, Aros, Hermes, dan sebagainya. Ini sebenarnya sama dengan typis Timur: Brahma, Wisnu, dan sebagainya. Dewa-dewa ini dipandang mewakili kekuatan yang besar dan memberikan pengaruh kepada penghidupan manusia. Jadi memberikan dorongan terhadap penghidupan. Maka bangsa Yunani mungkin terlalu mementingkan kehidupannya secara keduniawian.

v  Sparta

Sparta adalah negara Aristokrasi-militeristis. Dasarnya Undang-undang Lycurgus (± 900 SM). Ciri pendidikan: pendidikan diselenggarakan oleh negara dan hanya untuk warga negara merdeka. Pendidikan di Sparta didasarkan atas dua asas

v  anak adalah milik Negara

v  tujuan pendidikan adalah membentuk serdadu-serdadu pembela negara serta warga negara.

 

Tujuan pendidikan Sparta adalah membentuk warga negara yang siap membela negara (membentuk tentara yang gagah berani). Ciri-ciri pendidikannya adalah :

v  Pendidikan diperuntukkan hanya bagi warga negara yang merdeka (bukan budak);

v  Lebih mengutamakan pendidikan jasmani.

v  Anak-anak yang telah mencapai umur 7 tahun diasramakan.

Pelaksanaan pendidikan: anak-anak dibiasakan menahan lapar, tidur di atas bantal rumput, dan pada musim dingin hanya memakai mantel biasa saja. Sifat-sifat yang harus dimiliki tentara, seperti keberanian, ketangkasan, kekuatan, cinta tanah air, dan tunduk pada disiplin selalu mendapat perhatian. Sebaliknya, pelajaran seperti kesenian dianggap tidak terlalu penting dan diabaikan. Musik dan nyanyian hanya dijadikan alat untuk mempengaruhi jiwa dalam melaksanakan dinas ketentaraan.

Penduduk Sparta mempunyai dua Tradisi;

v  Periode yang tradisional, pendidikan masa ini sama dengan pendidikan Primitif pada sejarah

v  Periode masa sesudah timbulnya undang-undang Licurgus (abad ke-8 SM0

Undang- undang Licurgus menghendaki bangsa Sparta memenuhi tugas untuk memepertahankan Sparta. Meskipun undang-undang ini sebelum abad ke-8 tetapi baru bersifat militer sungsuh-sungguh pada abad ke-7 SM, karena:

v  Terjadi degenerasi, karena degenerasi ini Sparta menjadi daerah yang sempit, tetapi penduduknya terus bertambah. Maka dalam masyarakat timbul tanggal melarat, aristokrasi jatuh

v  Letak geografis Spara sendiri mengahruskan adanya suatu Negara yang bertentara kuat, ditambah lagi dengan kekuatan penduduk asli.

Penduduk Sparta berjumlah 400.000 orang terdiri dari :

v  Kira-kira 225.000 golongan Helan atau golongan budak

v  13.000 disebut dengan golongan Perioriko

v  45.000 orang golongan warga Negara biasa.

 

Jadi problem umum dihadapi Sparta adalah mempertahankan diri dari musuh diluar dan didalam. Disisni budak-budak ditindasi oleh orang-orang yang berkuasa. Masyarakat bersifat militeristis. Golongan individualis ditindas untuk mempertahankan Negara. Anak laki-laki lebih mendapatkan prioritas. Orang tua tidak mempunyai kekuasaan terhadap anak. Tidak ada yang dinamakan rumah tangga dalam masyarakat Sparta. Orang tua hanya berhak atas anak sampai anak umur 7 tahun, sesudah umur ini Negara yng menguasai. Anak dititikberatkan pada jasmani dan militer. Anak yang lemah dibunuh. Mereka dilatih untuk menghadapi musuh Sparta. Membaca dan menulis tidak mempunyai arti bagi Negara. Untuk latihan militer antara anak laki-laki dan perempuan boleh dikatakan sama. Hanya pada perempuan kurang keras.

Secara resmi anak dibawah Negara dari umur 7-18 tahun. Sesudah umur 18 tahun mereka mendapat latihan disiplin yang sangat berat, dan dibawa keluar daerah diawasi secara rahasia. Pada umur 20 tahun percobaan selesai, anak dipilih menjadi anggota perkumpulan. 10 tahun kemudian menjadi anggota penuh. Mereka harus mengikuti terus latihan berperang. Undang-undang mereka ditempatkan di dalam kamp latihan dibawah pimpinan opsir.sesudah umur 30 tahun ia boleh menikah tetapi mesti tetap menjadi tentara dan tinggall di tangsi. Pada umur 30 tahun ia telah menjadi warga Negara yang penuh.

Pakaian yang mereka kenakan hanya seperlunya saja. Mereka ttak bersepatu dan tak bertutuo kepala. Makannya pun dibatasi dan tidak diperbolehkan sering mandi. Tiap tahunnya didalam rumah suci/kuil "Arthemis Orthia beberapa pemuda dipukul sampai mengeluarkan darah. Dengan demikian badan diperkebal, keberanian dan kemauan dibentuk . anak wanita pun mendapatkan perhatian meskipun hanya tinggal dirumah tetapi semuanya mengikuti undang-undang. Anak wanita harus mengikiuti kegiatan permainan seperti berlari, bergumul, melempar lembing, melempar cakram supaya mereka kuat dan cakap serta sehat, dan mereka juga diajarakan menari dan menyanyi. Mereka mendapatkan kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya sedangkan suaminya terikat oleh peraturan-peraturan asrama danmenderita dalam peperangan. Jadi kesimpulannya bangsa Sparta tidak mengalami kemajuan di dalam lapangan estetika dan intelek, meskipun dalam kehidupan mempunyai "seremoni". Sebabb titik beratnya pada kemiliteran. Sedangkan kedudukan wanita bebas baik didalam maupun diluar rumah.

 

        2. Athena

Sejarah Athena dapat kita ketahui di dalam periode perkembangan:

1.      Periode Prasejarah

2.      Periode Kuno(kira-kira  1000 sampai berakhir pada 600 SM)

3.      Periode Transisi 600 SM sampai kemenangan Macedonia 385 M

4.      Periode Cosmopolit 385 sampai 539 M (zaman Kaisar Justinianus)

a.       Keadaan Ekonomi

Tanahnya kurang subur , sehingga harus mementingkan industri dan perdagangan. Sampai tahun 600 SM, kesusatraan, kesenian belum berkembang. Baru pada periode transis. Solon membuat perubahan-perubahan di dalam lapangan ekonomi sosial. Usahanya ialah untuk memperluas perdagangan ke luar negeri. Akibatnya hidup mempunyai keleluasaan yang lebih besar.

b.      Keadaan Sosial

Pada umumnya penduduk dapat kita bagi dalam 3 golongan:

1.      Warga asli

2.      Orang asing

3.      Golongan budak

            Sayang sekali dalam perkembangan "masyarakat rakyat yang demokratis masih ada perbudakan yang dianggap sebagai barang dagangan. Golongan asing selama masa transisi menguasai  perdagangan dan industri di kota-kota. Warga negara biasa telah mempunyai kedudukan dalam pemerintahan, militer atau bertani. Tetapi pada akhir abad ke-5 SM diadakan naturalisasi yang berakibat terdapatnya assimilasi dan berangsur-angsur hilanglah jurang perpisahan antara golongan warga negara dan golongan mythe.

Status wanita amat rendah. Orang-orang wanita boleh dianggap budak di dalam lapangan ekonomi, polotik, sosial. Mereka tidak mempunyai suara. Sebelum mereka kawin mereka adalah subyek ayahnya, sesudah kawin menjadi subyek suaminya. Tetapi sesudah masa transisi orang tak lagi mengindahkan soal-soal seperti di atas. Peristiwa ini disebut "hetairoe". Makin lama makin terdapat kaum wanita maju. Kadang-kadang sampai menjadi guru utama.

Pengaruh orang besar seperti Perictus, Plato, Aristoteles seebagian adalah dari guru putri yang terkenal . Peristiwa ini menyadarkan kaum wanita untuk menyadarkan emansipasi. Mulai zaman inilah di Eropa ada emansipasi. Tetapi belum semuanya berhasil karena tidak ada undang-undang perkawinan. Rumah adalah satu-satunya tempat bergerak dan tidak ada sekolah khusus wanita. Tetapi kalau dibandingkan dengan bangsa lain masih mempunyai kelebihan sebab mereka dapat jadi pendeta. Sebab rite-rite agama di Athena adalah mudah.

c.       Keadaan Politik

Athena adalah tempat permulaan demokratis, individualis, sebab itu ketika bangsa Roma datang pada prakteknya dapat hidup terus. Dengan adanya sifat spiritual dan intelek dikembalikan pada suasana renaissance. Pemerintahan lama yang monarkis mulai abad ke-7 SM berubah menjadi Replubik Aristokratis. Mulai periode transisi menjadi Replubik Liberalyang di perintah orang laki-laki. Sebenarnya garis demokrasi mulai mengalami perubahan pada 304 SM.

kekuasaan pemerintahan di pimpin di dalam suatu sidang semua warga (demokrasi langsung). Di sini tata tertib diatur sebaik-baiknya. Sidang harus baik, kalau sampai ada warga negara yang tidak baik hilanglah hak suaranya.

d.      Keadaan Militer

            Semakin banyak kemerdekaan maka kekuatan bangsa Athena bertambah. Sehingga di dalam berbagai peperangan Athena bertambah luas. Kekalahan baru dialami dengan bangsa Macedonia.

e.       Religi

Bangsa Athena mempunyai benda suci. Salib yang digunakan sebagai symbol agama. Di atas bangsa Yunani ada bangsa lonis. Berlainan dengan bangsa Timur, bangsa Yunani tidak mempunyai dogma atau tulisan suci. Agamanya bersifat Antromorfis dan tidak ada sifat pendeta yang uniform(seragam), sehingga bangsa ini mengalami spiritual bebas dalam intelek politik. Pendeta ditunjuk oleh pemerintah dan merupakan subyek otoritas pemerintah. Mereka memimpin upacara agama tetapi tidak sebagai guru sehingga memajukan masyarakat. Adapun soalnya bukan yang berhubungan dengan yang mati tetapi yang hidup yang berkisar pada persoalan politik. Di dalam masa transisi Athena mempunyai struktur yang lemah, tetapi karena kelemahan ini bangsa Athena bangun. Pengetahuan filsafat masih berkembang. Dilihat dari sudut prkembangan maka kemajuan ini sebagai suatu modernisasi. Timbullah filsafat yang spekulatif yang ingin menjawab pertanyaan manusia di alam religi-nya. Salah satu sifat filsafat dan Athena ialah tidak individualistis, lain dengan Skeptsisme, Stoa dan Epicuris.

f.       Aspek Intelektual

            Sampai 60 SM bangsa Athena berkebudayaan primitif. Tetapi watak bangsa ini menghargai Dewa-dewa sehingga dikenal dewa-dewa yang menguasai lapangan kesusastraan, kesenian, ilmu pengetahuan. Dewa-dewa ini disebut Muse. Kemajuan bangsa Athena dalam intelek mulai abad ke-7 SM yaitu bangsa lonia mulai menyelidiki alam fisika. Usaha-usaha inilah yang kita anggap sebagai permulaan ilmu pengetahuan di eropa. Jadi filsafat bangsa Yunani mulai dengan pengetahuan alam dan mencapai puncaknya sesudah objeknya mengenai persoalan-persoalan manusia dan lapangan sosial dan berakhir sebagai sistem theosofi yang berbentuk: Neoplatonisme dan Teologi Kristen. Perkembangan intelek ini mencapai puncaknya sampai Athena ditaklukan Macedonia. Tanda-tanda perubahan sosial orang-orang athena menjadi orang-orang yang berfikir, berbuat dan berbicara. Kemerdekaan merupakan kekuatan baru untuk mengingat orang dari pada negaranya. Jadi berfikir bebas pada bangsa Athena menjadi pedoman yang berakibat orang dapat menciptakan masyarakat dan dunia secara ideal. Jadi guna keperluan ini ahli-ahli pikir berusaha sebaik-baiknya dan berpendapat bahwa pendidikan adalah akibat daripada ini, yaitu mengikuti proses daripada perubahan-perubahan.

B.     Pengawasan Negara Terhadap Pendidikan

Oleh karena pengaruh teori Plato dan Aristoteles yang menasehatkan pengawasn pendidikan oleh Negara, maka kaisar Roma melaksanakan teori ini didalam praktek. Misalnya saja, guru ditunjuk oleh Negara, pemerintah membayar guru itu, guru diberi hak istimewa dan dianggap suci. Hak istimewa ini kemudian menjadikan problema sampai abad pertengahan sampai timbulnya Universitas. Diberika pula subsidi pada sekolah swasta. Pada 429 M diumumkan sekolah sama dengan badan Negara; barang siapa mendirikan dan memberikan pelajaran tanpa izin Negara dianggap melanggar hukum. Jadi sejak itu sekolah mejaddi suatu sistem yang diawasi oleh Negara. Yunani kuno terbagi menjadi dua, Sparta dan Athena. Penduduk Sparta disebut bangsa Doria, sedangkan penduduk Athena disebut bangsa Lonia. Kedua negara tersebut merupakan Polis atau negara kota. Sparta dengan ahli negaranya Lycurgus, sedang Athena dengan ahli negaranya Solon. Pada kedua negara tersebut terdapat perbedaan-perbedaan dalam dasar, tujuan, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Orang-orang Sparta mementingkan pembentukan jiwa patriotik yang kuat dan gagah.  Berbeda dengan bangsa Yunani yang mempunyai watak berrpikir. Bangsa Roma ini lebih tertuju pada perbuatan dalam lapangan kesusastraan tidak menciptakan apa-apa hanya meniru. Mereka mempunyai pesona cukup terhadap penerimaan ilmu alam dari bangsa Yunani. Bangsa Roma mempunyai kelebihan dari bangsa lain seperti ilmu hukum, pemerintahan dan teknik. Jadi bangsa Roma tahu bagaimana cara memerintah, bangsa Yunani tahu bagaimana cara memikirkan dunia.

 

DAFTAR PUSTAKA

-          Djumhur. 1974. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu

-          Agung,Leo.2012.Sejarah Pendidikan.Yogyakarta,Ombak

-          http://kmswira.blogspot.com/2014/04/perkembangan-pendidikan-eropa-masa.html

-          Kasmadi, Hartono. 2003. Buku Ajar Sejarah Pendidikan. Unes

 

No comments:

Post a Comment