PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI NEGARA JERMAN, KANADA, AMERIKA, DAN INDONESIA


FAISAL/SP

Setiap bangsa mengembangkan sistem pendidikan yang dipandang unggul dan mampu menjadi sarana yang ideal bagi pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Saat ini bisa kita lihat beragam sistem pendidikan di dunia, yang seringkali dibangun berdasar prinsip pendidikan yang persis sama, namun tetap kaya dengan perbedaan di berbagai tingkatan kebijakan dan teknis pelaksanaan. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti yang kita ketahui
bahwa Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Seiring dengan derasnya arus tukar informasi mengenai sistem pendidikan yang beragam di berbagai kawasan, bahkan saat ini sampai yang bersifat mondial, berkembang pula sebuah disiplin baru yang dipandang mulai berperan nyata sejak 1960, yang disebut dengan comparative education (Syah Nur 2003:1). Tujuan dari comparative education utamanya adalah untuk mengetahui berbagai macam perbedaan yang berimbas pada berbedanya sistem pendidikan di dunia, dengan kata lain, bertujuan untuk mengetahui berbagai prinsip yang mendasari pengaturan perkembangan sistem pendidikan nasional (lihat Syah Nur 2003:4). Pada gilirannya upaya-upaya memahami beragam sistem pendidikan di berbagai belahan dunia telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan dan perbaikan pendidikan di banyak negara.
Saat ini komunitas yang mempunyai fokus kinerja comparative education telah terbentuk di banyak negara. Organisasi yang bergerak pada awal maraknya displin ini adalah "Comparative Education Society" di Amerika Serikat dan "Comparative and International Education Society" di Kanada. Di Indonesia, wadah para penggiat comparative education adalah "Conference Comparative Education Society of Indonesia (CESSIA). Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar. Bentuk perubahan-perubahan tersebut adalah: (i) perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), (ii) perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis (utamanya dalam pendidikan dan praktek berkewarganegaraan), dan (iii) perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. UNESCO (1998) menjelaskan bahwa untuk melaksanakan empat perubahan besar di pendidikan tinggi tersebut, dipakai dua basis landasan, berupa : Empat pilar pendidikan: (i) learning to know, (ii) learning to do yang bermakna pada penguasaan kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan menurut klasifikasi ISCE (International Standard Classification of Education) dan ISCO (International Standard Classification of Occupation), dematerialisasi pekerjaan dan kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layanan jasa, dan bekerja di kegiatan ekonomi informal, (iii) learning to live together (with others), dan (iv) learning to be, serta; belajar sepanjang hayat (learning throughout life).
Dalam rangka pemenuhan tuntutan perkembangan zaman, maka lembaga pendidikan sebagai tempat di kembangkan ilmu pengetahuan menjadi acuan kemajuan sebuah bangsa untuk maju. Keberhasilan pengelolaan pendidikan dengan output lulusan yang berkompeten dibidang masing-masing menjadi pendukung kemajuan suatu Negara. Dalam kesempatan ini kami akan mencoba mengkaji banding sistem pendidikan Jerman, Kanada, Amerika Serikat (AS) dengan sistem pendidikan Indonesia. Negara Jerman dikenal sebagai negara yang sangat peduli dengan pendidikan vokasi/ kejuruan. Pendidikan vokasi di Jerman bisa maju karena sector pendidikan mendapat perhatian yang baik dari pemerintah. Ada kalaborasi yang baik antara pemerintah, sekolah, dan dunia industry dalam mengembangkan pendidikan vokasi, maka sangat tidak mengherankan pada tahun 1970 sistem pendidikan Jerman sudah mampu meraih tujuan-tujuan yang dicanangkan, hanya sekitar 25 tahun setelah Jerman rata dengan tanah akibat kekalahan dalam Perang Dunia II. Berbagai keunggulan Jerman di bidang kedokteran, teknologi, sastra, dan seni merupakan keberhasilan system pendidikan Jerman yang secara gemilang telah mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada pasca kekalahan Perang Dunia II. Tak aneh bila saat ini Jerman merupakan salah satu Negara dengan system pendidikan terbaik di dunia yaitu menduduki peringkat ketigabelas, seperti dikutip dari Education for All Global Monitoring Report 2011 UNESCO.
Beberapa hal menarik yang dapat dipelajari pada sistem pendidikan yang diterapkan di Jerman, khususnya pendidikan kejuruan (Berufsbildung). Sistem Pendidikan kejuruan yang dilaksanakan di Republik Federal Jerman sangat baik. Diakui bahwa pendidikan merupakan kewajiban bersama dari semua pihak, khususnya antara Pemerintah dan Dunia Usaha dan Industri. Siswa-siswa di Jerman sangat menikmati belajar dengan mengalami dua pengalaman yang saling mendukung yaitu belajar dan bekerja. Setiap siswa dari Pendidikan Kejuruan sudah mengerti dengan apa yang dia pelajari dan bagaimana penerapannya di dunia kerja. Apa yang dipelajari di sekolah merupakan kondisi aktual yang ada di Industri atau usaha. Penuhnya perhatian daripada Industri untuk meningkatkan kualitas daripada lulusan pendidikan kejuruan merupakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan mereka. Pendidikan bagi mereka adalah berorientasi pada kerja. Sehingga tanggungjawab pembentukan kualitas lulusan merupakan tanggungjawab bersama. Secara eksplisit tidak pernah ada Undang-Undang atau aturan yang mewajibkan Dunia Industri/usaha untuk memperhatikan pendidikan itu. Akan tetapi mereka merasa bertanggungjawab, karena memang mereka membutuhkan kualitas tenaga kerja yang baik yang dihasilkan oleh pendidikan untuk mendukung proses produksi dan pengembangan mereka.
Suatu ketika dalam sebuah perkuliahan di Universitas Magdeburg pernah terlontar pertanyaan dalam suatu diskusi, „Mengapa Dunia Industri/Dunia Usaha memberikan perhatian penuh pada Pendidikan Kejuruan mereka, sedangkan tidak ada satu aturanpun yang mewajibkan dunia Industri/usaha menopang atau ikut berperan serta di bidang pendidikan ?" Satu jawaban yang sangat sederhana akan tetapi mempunyai makna sangat dalam, yaitu : mereka bangga mempunyai kualitas. Artinya ketika mereka berperan serta dalam pendidikan mereka bisa menjaga dan mengembangkan kualitas Produk/Jasa mereka. Dari situasi tersebut jelas terlihat sistem pendidikan mereka telah ditata dan dikembangkan sedemikian rupa. Terbukti untuk pendidikan kejuruan mereka memiliki suatu badan yang bertugas memikirkan dan mengembangkan terus pendidikan mereka. Badan ini disebut Bundesinstitut für Berufsbildung (BiBB) atau Federal Institut for Vocational Education and Training. Negara Kanada dipilih karena keunggulan yang dimiliki dalam sistem pendidikannya. Kanada merupakan tempat yang ideal untuk belajar dimana orang Kanada sangat memandang tinggi proses pembelajaran dan kualifikasi dari Kanada telah dikenal di lingkungan bisnis, pemerintahan maupun praktisi akademis. Kanada juga mempunyai lingkungan yang mendukung untuk belajar sebagai pemimpin internasional dalam bidang komputer dan teknologi informasi. Kanada merupakan salah satu negara yang mempunyai lingkungan alam yang paling indah di dunia, juga merupakan negara yang mempunyai standar hidup tinggi, gaya hidup dinamis, kegiatan budaya yang beragam, serta lingkungan yang aman.
Dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB, Kanada lebih sering menempati ranking tertinggi dibanding negara lain. Terletak di pantai laut Pasifik Kanada, Vancouver merupakan kota terbesar ketiga di negara ini. Pada tahun 2008, majalah Economist sekali lagi memilih Vancouver sebagai kota ternyaman di dunia berkat iklimnya yang sejuk dan lingkungan alamnya yang menawan, lingkungan yang  aman dan infrastruktur transportasi dan komunikasi yang sangat canggih, serta standar hidup dua juta penduduknya yang berasal dari beraneka latar belakang budaya. Berdasarkan Indeks Pembangunan Pendidikan atau Education Development Index (EDI) dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2010 yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)  EDI Indonesia tahun 2007 adalah 0,947. Sedangkan EDI Negara Kanada pada Tahun 2007 adalah 0,990. Indonesia pada saat ini berada di urutan ke-65 dari 128 negara untuk Kawasan Asia. Sedangkan Kanada berada di urutan ke-5 untuk Negara dikawasan Eropa dengan taraf hidup yang lebih tinggi. Hal yang sangat menarik sekali untuk dikaji bagaimana keberhasilan pendidikan di Kanada. Untuk itulah dalam makalah ini akan dibahasa mengenai jenjang pendidikan di Kanada dan Indonesia.
Tujuan dari kaji banding ini adalah mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem pendidikan di keempat negara. Mengkaji perbedaan tersebut berdasarkan prinsip studi perbandingan dan pada gilirannya diharapkan mampu memperoleh hasil-hasil kaji banding yang mampu memberikan kontribusi berupa saran bagi upaya pengembangan sistem pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.
A. Pengertian Perbandingan Pendidikan
Sebagai suatu ilmu perbandingan pendidikan tidaklah hanya membahas masalah-masalah sistem pendidikan dan pengajaran yang ada pada suatu negara, dan tidak hanya membahas tentang pemikiran kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat dalam suatu negara atau tentang teori-teori kependidikan yang diamalkan oleh suatu masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya. Bukan ilmu perbandingan pendidikan bila hanya menitikberatkan pembahasan pada perbandingan antara teori-teeori pendidikan yang ada dalam suatu masyarakat. Ilmu perbandingan pendidikan juga tidak hanya sekedar membandingkan antara dua sistem atau lebih dari pada pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang ada disuatu negara atau disuatu masyarakat. Karena dengan cara  demikian kita hanya mengetahui beberapa persamaan dan perbedaan tanpa mengetahui latar belakang yang menyebabkan timbulnya persamaan dan perbedaan tersebut.
Ilmu perbandingan pendidikan itu mengandung pengertian yang lebih kompleks. Oleh karena itu harus mencakup berbagai latar belakang yang mempengaruhi perkembangan bangsa disuatu negara. Sedangkan dalam perkembangan suatu bangsa itu terdapat aspirasi-aspirasi dan ide-ide yang mendorong perkembangannya dalam kurun waktu lama. Aspirasi dan cita-cita itulah yang memberi corak dan bentuk kebudayaan dan peradaban bangsa itu. Oleh karnanya pembatasan pengertian Ilmu perbandingan pendidikan harus bersifat komprehensif sebagai berikut:
·         Ilmu perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran beserta problematika problematika dalam negara-negaranya yang berbeda. Masing-masing sistem dan problematika tersebut diusut sampai kepada sebab-sebab sebenarnya yang berada dibalik sistem dan problematikanya.
·         Ilmu perbandingan pendidikan juga diartikan sebagai studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran dinegara yang berbeda serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
·         Ilmu perbandingan pendidikan juga dapat diartikan sebagai studi tentang teori-teori kependidikan dan pengajaran serta bagamana pengalaman atau pengetrapannya dinegara-negara yang berbeda itu dengan memperbandingkan antara teori-teori tersebut sehingga diketahui persamaan dan perbedaannya serta mengebalikan kepada latar belaknag sumber yang mempengaruhinya.
Jadi yang menjadi inti pokok dalam ilmu  perbandingan pendidikan itu adalah pembelajaran tentang sebab yang menimbulkan problematika dan pengajaran serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara sisitem -sistem dinegara-negara yang berbeda. Untuk lebih mendekati arti pendidikan perbandingan  berikut ini ditampilkan  beberapa definisi yaitu yang berasal dari I.L.Kandel dan Carter  V.Goad, sebagai berikut :
v  Kandel memberikan  pengertian sebagai berikut:
"Pendidikan perbandingan adalah studi tentang teori dan praktek pendidikan masa sekarang sebagai mana dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah pendidikan". Disini Kandel  menunjukkan bahwa  yang dipelajari adalah teori dan praktek pendidikan sekarang dengan mengingat bahwa bermacam-macam latar belakang termasuk sejarahnya turut menentukan pula pendidikan pada waktu sekarang.  Mengenai sejarah pendidikan, disinggung dalam hubungan  ini karena sifatnya yang sistematis dan mengandung teori  dan prektek pendidikan dari zaman ke zaman.
v  Carter V.Goog memberikan pengertian sebagai berikut:
"Perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktek kependidikan yang ada didalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan diluar batas negrinya sendiri". Definisi diatas menunjukkan aspek operasional dari pendidikan  perbandingan. Jadi,  mengandung jiwa kepraktisan. Di samping itu kedua definisi itu saling  mengisi. Dalam definisi yang dikemukakan oleh Good memang tidak tercantum tentang perlunya  memperhatikan berbagai latarbelakang pendidikan seperti yang terkandung dalam definisi dari kandel, namun hal ini  dapat dianggap baik oleh Good. Ini desebabkan  oleh kenyataan bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari dimensi-dimensi waktu yang melingkupinya yang lampau, kini, dan yang akan dating. Berarti, bila orang  mempelajari pendidikan  beberapa Negara secara perbandingan perlu mengikut sertakan dimensi waktu. Argumentasi-argumentasi yang sama dapat pula dikenakan kepada latar belakang- latarbelakang yang lain seperti filsafat, ideologi, dan sebagainya.  Tiada pendidikan yang tidak beranjak atau dipengaruhi oleh latarbelakang-latarbelakang tersebut.
Tentang kemungkinan adanya definisi-definisi yang lain tentulah tidak tertutup. Akan tetapi sampai sekarang ini dapat dicatat, definisi dari dua tokoh ini, yang keduanya guru besar dalam bidangnya, telah dapat digunakan dalam memahami makna tentang pendidikan perbandingan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbandingan pendidikan ialah menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pengertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.
B. Pendidikan Di Negara Jerman
v  Sistem Pendidikan Di Jerman
Sistem Pendidikan Jerman terdiri atas sektor-sektor Primer, Sekunder dan Tersier.  Pada masing-masing sektor terdapat tipe-tipe sekolah. Hubungan antara kelompok umur degan jenjang pendidikan menunjukkan waktu yang tepat bagi peserta didik untuk memasuki jenjang yang relevan. Variasi luasan blok pada masing-masing tipe sekolah tidak menggambarkan banyaknya populasi peserta didik pada tipe sekolah tersebut. Anak-anak wajib masuk sekolah secara full time mulai umur enam tahun, periode ini berlangsung sampai anak berumur sembilan tahun (di beberapa negara bagian sampai sepuluh tahun).  Setelah menyelesaikan periode ini, anak muda tidak harus masuk sekolah secara full time, tetapi bisa juga masuk sekolah part time (sekolah kejuruan) selama tiga tahun. Secara sederhananya, anak-anak di Jerman harus sekolah mulai umur 6 hingga 18 tahun.  Setelah empat tahun di sekolah dasar (Grundschule), anak dapat memasuki jenjang pendidikan sekunder yang terdiri atas Hauptschule, Realschule, Gymnasium, dan Gesamtschule. Dari sini kemudian siswa melanjutkan ke Berufsschule, Berufsfachschule, atau Gymnasium tergantung pada kemampuan akademisnya.
v  Sistem Ganda
Di dunia internasional, sistem ganda yang berlaku dalam pendidikan kerja di Jerman merupakan hal istimewa. Sistem Ganda  sebagai suatu bentuk yang dominan pada Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Jerman telah dikenal luas di dunia.  Sistem ini sudah secara tradional sejak 700 tahun yang lalu dan berakar pada permulaan abad pertengahan.  Seiring perjalalan waktu,  sistem ini telah berkembang secara mantap dan membawa perubahan pada masyarakat, ekonomi, dan teknologi tanpa kehilangan identitas sebagai suatu bentuk pelatihan yang paling sesuai dengan ekonomi dan pasar kerja. Sekitar separuh dari jumlah lulusan sekolah menjalani pendidikan kejuruan dalam salah satu di antara ke-350 pekerjaan didikan yang diakui negara dalam sistem ganda tersebut. Proses memasuki dunia kerja ini berbeda dengan pendidikan kejuruan yang hanya berlangsung di sekolah, seperti yang masih berlaku di banyak negara: Bagian praktek dipelajari selama tiga sampai empat hari seminggu di perusahaan; disusul oleh pelajaran teori di sekolah kejuruan selama satu atau dua hari per minggu.
Pendidikan magang seperti itu berlangsung selama dua sampai tiga setengah tahun. Pendidikan intraperusahaan dilengkapi lagi dengan kursus ekstern dan kesempatan kualifikasi tambahan yang disediakan di luar. Pendidikan kerja dibiayai oleh perusahaan yang membayar imbalan kepada magangnya, dan oleh negara yang membiayai sekolah kejuruan. Ada sekitar 500.000 perusahaan, instansi layanan publik dan penyandang profesi bebas yang berkecimpung dalam pendidikan kerja. Lebih dari 80 persen di antara tempat pendidikan kerja disediakan oleh perusahaan kecil dan menengah. Berkat pendidikan kerja sistem ganda itu, jumlah orang muda yang tidak memiliki pekerjaan atau tempat pendidikan kerja di Jerman relatif kecil. Untuk kelompok umur 15 sampai 19 tahun, jumlah itu hanya sebesar 4,2 persen. Kombinasi antara teori dan praktek menjamin kualifikasi tinggi dari tukang dan pekerja terampil. Di samping itu terbuka dua jalur pendidikan kerja lanjutan sebagai sarana peningkatan karier. Jalan yang tradisional memuncak dalam penerimaan ijazah Meister (ahli yang berhak memimpin perusahaan). Kini terbuka pula jalan baru menuju kualifikasi yang dapat ditempuh dengan mengikuti kursus pendidikan lanjutan di luar jam kerja. Bagi peserta terbuka kesempatan untuk meraih ijazah Master pada perguruan tinggi.
Pendidikan vokasi (dual training) di Jerman didesain untuk memberikan ilmu secara teori maupun praktik bagi siswanya. Ketika belajar di sekolah vokasi, 75% waktu siswa digunakan untuk bekerja di industri, sedangkan sisanya mereka belajar teori di sekolah. Nantinya setelah siswa mengikuti pendidikan vokasi di sekolah dan bekerja pada sebuah industri, mereka akan mendapatkan sertifikat dari asosiasi industri (chamber) yang dapat digunakan untuk melamar pekerjaan. Kurikulum yang dirancang pada pendidikan vokasi di Jerman adalah berorientasi pada penggabungan antara instruction dan construction, sehingga pendekatan utama dalam membentuk tahapan pembelajaran yang mengacu pada fase pembelajaran di sekolah ataupun praktik di industri dan berorientasi pada hasil proses pembelajaran yang diinginkan.  Selain itu, perlu mempertimbangkan orientasi kompetensi pada berbagai level sejalan dengan pendesainan proses pembelajaran. Dalam melaksanakan pengembangan pendidikan kejuruan mereka mempunyai lima kunci sukses, "The succes of German vocational education and training is based on five characteristics wich also represent added value for development of VET system in others countries" yaitu :
v  Pembelajaran Teori
Republik Federasi Jerman (BRD) terdiri atas 16 negera bagian (Länder). Masing-masing negara bagian memiliki otonomi dalam bidang budaya, termasuk di dalamnya berwenang dalam bidang pendidikan. Pembelajaran teori yang diperlukan suatu bidang pekerjaan dilaksanakan di sekolah.  Sekolah bekerja dengan kurikulum/silabus yang hanya berlaku di suatu negara bagian tertentu. Silabi tersebut berdasar pada masing-masing bidang kejuruan yang dikembangkan dibawah tangung jawab sebuah lembaga permanen yang beranggotakan Menteri Kebudayaan dari 16 negara bagian yang disebut Kultus Ministerium Konferenz (KMK). Jaminan ini mencakup juga validitas hasil pendidikan di Jerman. Dengan kata lain, masing-masing negera bagian diperbolehkan untuk mengintegrasikan silabi sesuai dengan kondisi spesifik untuk situasi aktual di negara bagian tersebut.  Pembelajaran teori di sekolah menckup juga pembelajaran praktik yang diperlukan untuk memahami suatu teori tertentu.  Monitoring pelaksanaan pembelajaran teori di lakukan oleh masing-masing negara bagian.
v  Pelatihan Praktik
Seluruh kegiatan pelatihan praktik dilaksanakan di perusahaan sesuai dengan bidang kerja yang harus dipelajari.  Pelatihan juga meliputi teori-teori yang dibutuhakn untuk memahami suatu kegiatan praktik dan untuk bekerja secara profesional.  Misalnya Matematika, Fisika, Kimia atau Biologi tidak diajarkan sebagai satu mata pelajaran khusus, tetapi include dalam pelatihan praktik kejuruan. Perusahaan bertanggungjawab untuk seluruh proses kegiatan pelatihan.  Tanggung jawab tersebut di secara keseluruhan dijankan bersama dengan Kementerian Ekonomi Federal (BRD) yang meng-organisir kerangka pengembangan pelatihan dan peraturan-peraturan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan kejuruan dalam suatu kerangka kerja.  Kontrol terhadap jalannya pelatihan didelegasikan dari pemerintah kepada suatu lembaga yang disebut Industrie- und Handelskammer (IHK) dan Handelskammer (HK), semacam Kamar Dagang dan Industi (KADIN) di Indonesia. IHK atau HK beranggotakan perusahaan dan para professional pada bidang pekerjaan tertentu. Tabel berikut ini menggambarkan pembagian tugas dan kewenangan antara sekolah dan perusahaan dalam pendidikan sistem ganda di Jerman.
v  Pembagian Waktu
Pendidikan dan pelatihan kejuruan umumnya berlangsung anatar 3 sampai 3,5 tahun. Sekolah dan perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kerja bersama untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berkualitas.  Mereka membagi waktu pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa sehingga peserta diklat (Auszubildender-in/ Lehrlinger-in) memperolah 3-4 hari praktik di perusahaan dan 1-2 hari belajar di sekolah atau 3-4 minggu di perusahaan dan 1-2 minggu di sekolah. Pada pertengan pelaksanaan diklat, biasanya pada akhir tahun kedua, peserta diklat harus menempuh ujian pertengahan (Zwischenprüfung). Ujian ini tidak menyebabkan pembatasan ataupun keuntungan.  Ujian ini hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada sekolah, perusahaan dan peserta diklat itu sendiri tentang level kemampuan yang telah dicapainya.  Setelah menempuh ujian akhir (Abschlußprüfung) dan dinyatakan lulus, peserta diklat mendapat surat keterangan sebagai tenaga terampil pada bidang tertentu.
v  Konsentrasi pada Mata Pelajaran Utama Teori
Walaupun silabi kurikulum dapat berbeda pada masing-masing negera bagian, sebagian besar negara-negara bagian mengacu pada keputusan pendidikan yang sama, yaitu menempatkan teknologi atau subyek kejuruan sebagai disiplin utama ke dalam fokus pembelajaran teori. Semua mata pelajaran dirancang untuk mendukung pambelajaran kejuruan utama. Isi dan tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari bidang kejuruan yang sesuai harus dipilih untuk pengembangan/perluasan semaksimal mungkin.  Seluruh tujuan diklat berorientasi pada aktivitas dan kehususan bidang kejuruan, baik dalam hal isi maupun pelaksanaannya. Dalam Republik Federal Jerman pasca perang, sistem sekolah tiga jalur dan universitas dengan sistem ekonomi adalah bentuk yang digunakan. Oleh karena Undang-undang Federal, yang bertanggung jawab mengenai pendidikan, semenjak itu pula pembicaraan di tingkat "Lander" berlangsung terus tentang tujuan reformasi pendidikan. Pemerintah negara bagian (State) yang Sosial Demokrat cenderung untuk menempatkan pendidikan sebagai hak azasi dengan penekanan pada, usaha pendidikan itu atas inisiatif sendiri, persamaan, dan tindakan pengimbalan, sementara pihak Kristen Demokrat Konservatif menginginkan tujuan dan kegiatan pendidikan itu bersifat kolektif untuk kepentingan masyarakat, seperti penyiapkan lulusan yang berkualitas.
v  Manajemen Pendidikan
-          Otorita
Konstitusi Federal telah menetapkan wewenang Lander atas pendidikan, maka beberapa Lender membuat beberapa ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan masalah-masalah pendidikan, dan selurunya melalui proses legislative. Pengaturan itu mencakup penetapan tujuan pendidikan, struktur, isi pengajaran, dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing. Dalam negara bagian, tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet yang seringring disebut Kementian Kebudayaan. Pada negara-negara bagian yang luas derahnya. Sekolah tidak dikontrol secara langsung oleh kementrian negara bagian, tetapi melalui badan administratif regional yang merupakan bagian dari badan eksekutif tanpa pasangan atau counterpart langsung dari pihak legislatif atau DPR. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung jawab menyediakan infra struktur yang diperlukan dan ada kalanya juga terlibat dalam pengangkatan staf.
Supervisi atau inpeksi terhadap sekolah merupakan tugas kementrian negara bagian, secara langsung atau tidak. Dengan beberapa pengecualian, gereja-gereja negara bagian tidak lai melakukan fungsi supervisi terhadap sekolah. Secara resmi ada tiga fungsi supervisi sekolah, fungsi pedagogis, hukum dan servis masyarakat. Rekonsiliasi mengenai struktur pendidikan di Jerman, Konferensi Menteri-menteri Kebudayaan menetapkan, melalui keputusan bulat, prinsip-prinsup pendidikan yang berlaku secara nasional serta kesepakatan mengenai masalah-masalah internasional. Komisi Gabungan Perencanaan Pendidikan dan Dukungan Penelitian merumuskan rekomendasi dan mengawasi program-program eksperimen. Dalam Komisi, Pemerintah Federal dan Pemerintahan Negara Bagian memiliki hak suara yang sama. Sesudah perubahan Konstitusi tahun 1969, sejumlah wewenang negara bagian menegenai pendidikan tinggi dialihkan ke pemerintah Federal.
v  Kurikulum
Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis instrumen yaitu, pertama, tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran sesuai dengan "grade" dan jenis sekolah, kedua, pedoman kurikulum, ketiga, pemberian wewenang penulisan dan pengadaan buku teks. Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah (sering dinyatakan pada Mukadimah suatu Keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan pedoman kurikulum. Ini diputuskan oleh kementrian negara bagian dan mencakup silabus, rekomendasi metode mengajar, dan kadang-kadang juga model rencana pelajaran. Mengenai buku teks , tidak ada yang dapat dipakai di sekolah-sekolah Jerman tanpa mendapat persetujuan dari mentri negara bagian. Keputusan untuk metode mengajar tertentu sepenuhnya diserahkan kepada guru. Dengan semakin menurunnya rasio murid-guru(dari 30:1 tahun 1960 menjadi 15:1 dalam tahun 1980), makin jelas kecenderungannya bahwa metode mengajar "techer-centered" makin di tinggalkan beralih pada bekerja dengan kelompok kecil murid dalam kerangka pendekatan "student-centered". Semenjak akhir tahun 1980-an, konsep "pengajaran terbuka" atau "open instruction" yang menekankan pada "murid belajar atas dorongan sendiri" semakin berkembang dan semakin popular pada sekolah-sekolah pendidikan dasar dan juga pada sebagian sekolah menegah pertama.
v  Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Tes formal pada prinsipnya tidak digunakan untuk menilai keberhasilan anak disekolah. Pengecualian itu hanya untuk keperluan diagnostik yaitu mengidentifikasi jenis-jenis dyslexia (kesulitan belajar membaca dan menulis karena kondisi pada otak). Kemudia seperti telah disebutkan terdahulu, tidak ada kenaikan kelas secara otomatis, tetapi kelas mengulang juga sudah hampir tidak dilaksanakan lagi (hanya 1,5% per kelas di pendidikan dasar, dan kira-kira 4% di sekolah tingkat menengah pada tahun 1990). Sertifikat dan diploma yang dicapai di universitas dan jian-ujian negara bagian dan memberi hak kepada pemegangnya untuk memasuki program pendidikan yang lebih tinggi, dan juga mengandung nama-nama profesional, termasuk gelar akedemik .
v  Evaluasi, dan penelitian pendidikan
Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan. Komponen Jerman dalam Asosiasi Internasional untuk Penelitian Penilaian Pencapaian Pendidikan dalam bidang "Membaca" merupakan survei pertama dalam dua dekade terakhir yang didasrkan pada sempelprobabilitas siswa secara nasional. Apabila di bandingkan dengan negara lain, Jerman belum banyak melakukan penelitian empiris dalam bidang pendidikan.
v  Reformasi dan Isu-Isu Pendidikan
Masa untuk melakukan reformasi pendidikan yang mendasar di Jerman Barat secara resmi berakhir tahun 1975 dengan dibubarkannya Dewan Pendidikan (Council of Education) yang mencoba mengimplementasikan sistem pendidikan yang sama sekali baru. Semenjak itu, pemerintah yang konservatif cenderung mempertahankan struktur tripatrit pada pendidikan menengah, sementara kementrian yang beraliran Sosial Demokrat mencoba menerapkan Gesamtschule sebagai alternatif, kalau tidak sebagai pengganti, sistem tripartit. Sesungguhnya, seluruh Jerman akan terus mengalami masalah yang kelihatannya makin meningkat, bukan makin terselesaikan. Masalahnya terutama pada anak-anak yang sudah punya persoalan sebelumnya karena latar belakang sosial yang tidak menguntungkan. Integrasi anak-anak imigranyang jumlahnya semakin besar sesungguhnya merupakan tantangan berat bagi pendidikan Jerman, termasuk isu "pemberian kesempatan yang sama". Mencari perimbangan antara kebutuhan untuk integrasi sosial bagi anak-anak cacat dan penyelenggaraan pengajaran yang optimal tetap menjadi fokus pemikiran.
C. Pendidikan Di Negara Kanada
v  Sistem Pendidikan di Kanada
v  Sistem Pemerintahan
Kanada menggunakan sistem pemerintahan demokrasi federal yang menyatukan sejumlah komunitas politik yang berbeda di bawah pemerintahan bersama untuk mencapai tujuan bersama, dan pemerintah daerah yang terpisah untuk menangani keperluan-keperluan tertentu masing-masing daerah. Bentuk pemerintahan ini mempertimbangkan realita geografis Kanada, keanekaragaman masyarakat budayanya dan warisan dwi-hukum dan dwi-bahasa. Kanada mempunyai tiga tingkat pemerintahan: federal, propinsi dan teritori, dan kotamadya (lokal atau regional). Dalam struktur federal, para pejabat yang terpilih - Kabinet para menteri di bawah kepemimpinan Perdana Menteri – merupakan badan pengambil keputusan utama. Pemerintah federal memimpin sistem pemerintahan demokratis negara melalui berkonsultasi dengan para pejabat terpilih lain, para wakil propinsi dan kotamadya, dan masyarakat Kanada.
Peran utama pemerintah Kanada adalah memastikan dan mendukung kinerja perekonomian negara. Tanggung-jawab lainnya termasuk pertahanan nasional, perdagangan dan niaga antar propinsi dan antar negara, imigrasi, sistem perbankan dan moneter, hukum pidana dan perikanan. Pemerintah federal juga mengawasi industri-industri seperti kedirgantaraan, perkapalan, perkereta-apian, telekomunikasi dan tenaga atom.
Pemerintah propinsi dan teritori, mempunyai struktur yang sama seperti struktur federal dan bertanggung jawab atas masalah-masalah seperti pendidikan, hak-hak sipil dan kepemilikan, peradilan, sistem rumah sakit, sumber daya alam di dalam batas propinsi dan teritori mereka, jaminan sosial, kesehatan dan lembaga-lembaga kotamadya. Baru-baru ini pemerintah federal telah mulai menyerahkan tanggung-jawab yang lebih besar atas sejumlah program dan pelayanan kepada pemerintah propinsi. Contohnya adalah pelatihan pasar tenaga kerja, dan pengembangan pertambangan dan kehutanan. Pemerintah lokal dan regional, memainkan peran penting dalam beberapa bidang termasuk penyediaan pendidikan, pengembangan tanah, peraturan-peraturan usaha setempat, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan budaya. Struktur pemerintah lokal dan regional tidak selalu sama di seluruh negara.
v  Kurikulum Pendidikan
Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah daerah. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar (Primary School , Public School), kemudian pendidikan Menengah (High School) dan pendidkan tinggi (Universitas, College). Pada setiap provinsi-provinsi terdapat dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi pendudu kanada sampai usia 16 tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan pendidikan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu. Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September (setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur ). Kurikulum juga sering mengalami revisi. Kurikulumnya (pendidikan dasar dan menengah) mencakup bidang matematika, sains, bahasa dan ilmu sosial (sejarah dan geografi). Kurikulum sekarang memasukan komputer, berfikir kreatif, belajar mandiri dan pendidikan lingkungan.
v  Penjenjangan Pendidikan
Sistem pendidikan Kanada mencakup baik sekolah yang dibiayai oleh negara maupun sekolah swasta, mulai dari taman kanak-kanak sampai pra-universitas, Pendidikan adalah tanggung jawab provinsi dibawah undang-undang Kanada, yang berarti ada perbedaan nyata dalam sistem-sistem pendidikan di Provinsi yang berlainan, Tetapi tarafnya diseluruh negara secara keseluruhan tinggi. Umumnya anak-anak Kanada masuk taman kanak-kanak untuk satu atau dua tahun pada usia empat atau lima tahun secara sukarela. Semua anak mulai Kelas Satu pada usia enam tahun. Tahun ajaran biasanya berlangsung mulai bulan September sampai bulan Juni tahun berikutnya, tetapi kadang-kadang penerimaan murid dalam bulan Januari juga mungkin. Sekolah lanjutan menengah sampai dengan kelas 11, 12 atau 13, tergantung pada provinsinya, Dari sini, para pelajar dapat masuk universitas, perguruan tinggi atau belajar di Cegep. Cegep adalah singkatan dalam bahasa Perancis untuk Perguruan Tinggi Pendidikan Umum dan Kejuruan (College of General and Vocational Education), yaitu pendidikan umum dua tahun atau pendidikan teknis tiga tahun diantara sekolah lanjutan atas dan universitas. Provinsi Quebec mempunyai sistem Cegep.
-          Sekolah dasar: biasanya mulai kelas 1 sampai 6
-          Sekolah menengah pertama: biasanya mencakup kelas 6, 7 dan 8, tergantung propinsi masing-masing.
-          Sekolah menengah atas: biasanya disebut SMA, mencakup kelas 9 sampai 12. di Quebec, SMA mencakup kelas 7-11. Jenis-jenis SMA termasuk umum, swasta, Katolik, Kristen, sekolah perempuan, sekolah laki-laki, dan sekolah asrama.
-          Pasca sekolah menengah: meliputi perguruan tinggi karier (sekolah kejuruan), community college (CEGEP di Quebec), universitas dan sekolah pasca sarjana.
Program English as a second language (ESL) ditawarkan di SMP, SMA, perguruan tinggi, universitas dan sekolah bahasa swasta. Kanada menduduki peringkat yang tinggi secara global seperti Global Peace Index dan Human Development Indeks PBB. Sistem pendidikan di Kanada menerima sekitar 150.000 siswa internasional setiap tahunnya. Dengan cakupan mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan pasca sekolah menengah, pendidikan di Kanada diatur oleh setiap pemerintah propinsi dan wilayah. Setiap provinsi dan teritori Kanada bertanggung jawab atas sistem pendidikan mereka sendiri. Terdapat sedikit perbedaan antar propinsi, kecuali Quebec yang mempunyai sistem pendidikan yang berbeda, yang terdiri dari école primaire, école secondaire, and College d'enseignement general et professionel (CEGEP). Sistem pendidikan yang dijelaskan di halaman ini merupakan sistem pendidikan umum Kanada dan bukan sistem pendidikan Quebec. Silahkan melihat website Departemen Pendidikan Kanada masing-masing provinsi untuk informasi lebih lanjut.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (Secondary Education) Kanada
-          Dari Grade 9 sampai 12, biasanya siswa berumur 14/15 tahun sampai 17/18 tahun.
-          Setelah lulus Grade 12, siswa akan mendapatkan ijasah sekolah menengah atas (high school diploma).

v  Kelebihan Sistem pendidikan di Kanada
Terpilih sebagai negara nomor satu di dunia
Menurut PBB dan Unit Inteligen Ekonomi (Economist Intelligence Unit), Kanada dinyatakan sebagai salah satu dari 10 tempat terbaik di dunia untuk tinggal sejak tahun 1994. Menurut survey PBB, Kanada secara khusus mendapatkan nilai tinggi untuk akses pendidikan, harapan hidup yang lebih tinggi (karena sistem Universal Health Care); dan tingkat kejahatan dan kekerasan yang rendah. Sebagai tambahan, kota-kota terbesar Kanada seperti Vancouver, Toronto dan Montreal telah diakui sebagai kota-kota kelas dunia untuk hidup dan bekerja, kebersihan dan keamanan dan untuk aktivitas-aktivitas budaya dan gaya hidupnya yang menarik.
Tempat yang aman untuk belajar
Kanada terkenal dengan masyarakat yang aman, adil dan damai. Tingkat kejahatan di Kanada terus menurun secara stabil sejak tahun 1990. Pada tahun 1997, laporan polisi tentang tingkat kejahatan di Kanada menurun 5 persen selama tahun keenam secara berturut-turut. Kejahatan dengan kekerasan turun untuk tahun kelima secara berturut-turut pada tahun 1997 dan tingkat pembunuhan di Kanada sekarang terhitung kurang dari satu persen dari seluruh insiden kekerasan yang dilaporkan. Tidak seperti Amerika Serikat, tetangga Kanada di selatan, senjata api di kontrol dengan ketat dan umumnya tidak diperbolehkan di Kanada.
Mutu Pendidikan yang Tinggi          
Institusi pendidikan di Kanada tidak diberi rangking resmi, karena semua institusi pendidikan di Kanada menawarkan program dengan kualitas tinggi. Ketika anda memilih sekolah di Kanada, pertimbangkan tipe, besarnya, dan lokasi institusi tersebut. Jika anda tertarik pada bidang studi khusus, carilah informasi mengenai sekolah mana yang lebih banyak menawarkan disiplin ilmu tersebut.
-          ijazah yang diakui secara internasional dan bisa ditransfer
-          biaya kuliah yang terjangkau
-          standar hidup yang tinggi
-          stabilitas politik
D. Pendidikan Di Amerika
Tujuan Pendidikan
Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya desentralisasi. Pemerintah federal amerika serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun demikian, tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah federal juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya antara orang kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat. Tujuan sistem pendidikan di Amerika antara lain :
v  untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan
v  untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
v  untuk membantu pengembangan individu
v  untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
v  untuk mempercepat kemajuan nasional
Struktur dan jenis pendidikan di Amerika
Setiap negara bagian menyediakan pendidikan secara gratis selama 12 tahun mulai dari taman kanak-kanak sampai pada jenjang berikutnya. Dalam sistem pendidikan di Amerika Serikat terdapat beberapa pola pendidikan yaitu :
·         taman kanak-kanak + pendidikan dasar "grade" 1-8 + 4 tahun SLTA
·         taman kanak-kanak + sekolah dasar "grade" 1-6 tahun + 3 tahun SLTP + 3 tahun SLTA
·         taman kanak-kanak + sekolah dasar "grade" 1-4/5 + 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA setelah menyelesaikan pendidikan tingkat taman kanak-kanak + 12 tahun pada beberapa buah negara bagian dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (junior community college) sebagai bagian dari sistem pendidikan dasar dan menengah
Pada pola pertama seorang siswa menamatkan pendidikan pada umur 17- 18 tahun. Pendidikan khusus mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Disamping itu pendidikan non formal tidak hanya di sponsori oleh badan pemerintah tapi juga badan swasta, serikat buruh-buruh, badan-badan keagamaan serta oleh individu yang kadang kala menjadikannya usaha bisnis. Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/ jenjang pendidikan pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga bentuk baik pendidikan tinggi negeri maupun swasta yaitu : pendidikan tinggi 2 tahun yang lazim disebut junior community atau technical college memberikan sertifikat dan kadang kala memberikan gelar Associate of Arts (AA) pendidikan tinggi 4 tahun yang menyediakan pendidikan strata 1 (S-1) disamping pendidikan profesional (program diploma) level ini lazim disebut undergraduate tamatan program S-1 diberi gelar Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (BS) universitas yang biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang menyediakan program-program diploma, S-1, pascasarjana S-2 (master) dan kebanyakan menyediakan program doktor S-3. para lulusan program s-2 diberi gelar Master of Arts (MA) atau Master of Science (MS). Lulusan program Doctor (S-3) diberi gelar Doctor of Philosphy (Ph.d) atau Doctor of Education (Ed.D) dalam bidang-bidang tertentu seperti kedokteran, hukum, teologi, bisnis. Pada level S-3 tersedia program-program spesialis.
Manajemen pendidikan
·         Otorita
Dalam sejarah pendidikan Amerika Serikat, pendidikan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah negara bagian dan masyarakat setempat. Walaupun demikian semenjak 1872 pemerintah telah ikut campur tangan mulai dari memberikan tanah negara guna membangun fakultas dan juga membantu sekolah dengan program makan siang, menyediakan dana bagi veteran dan menyediakan pinjaman bagi mahasiswa. Semenjak tahun 1979 dibentuk sebuah departemen pendidikan federal yang dipimpin oleh seseorang yang setaraf sekretaris kabinet. Yang memegang tugas melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pendidikan. Hampir semua negara bagian memisahkan antara badan yang memberikan izin pendirian pergfuruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.
·         Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat sangat mempengaruhi bentuk kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Disini tidak ada kurikulum nasional yang resmi. Bagian pendidikan negara bagian menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besardan memberi peluang pada daerah setempat. Pada awalnya sekolah amerika sangat dipengaruhi oleh agama dan fokus pada keterampilan tulis baca. Semenjak abad ke 19 perhatian terhadap masalah sosial semakin menonjol. Pada akhir abad ke 19 muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan perhatian pada kebutuhan muris yang berbeda, serta perhatian terhadap kebutuhan individu. Dengan demikian siswa memiliki peluang yang besar untuk menentukan pilihan. Pertambahan jumlah populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan iptek menjadi dorongan untuk inovasi-inovasi baru terutama metode pengajaran. Di daerah perkotaan persoalan sosial telah mendorong munculnya mata pelajaran baru yaitu studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan narkoba dan sebagainya. Namun, awal 1980-an ada kecendrungan untuk kembali pada yang lama serta kebutuhan baru atas pendidikan akhir.
Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahannya yang mendelegasikan kebanyakan wewenang kepada negara bagian dan pemerintahan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal ini berdasarkan padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian. Apa yang ada hanyalah semacam standar-standar kompetensi lulusan yang ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
·         Memajukan demokrasi
·         Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
·         Meningkatkan produktivitasnasional
·         Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.
Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk usulan-usulan maupun program pendanaandengan tujuan-tujuan tertentu.
E. Pendidikan Di Indonesia
v  Dasar Dan Tujuan Pendidikan Kejuruan
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah menenah kejuruan memiliki peran strategis mewujudkan sumber daya Indonesia yang handal. Hal ini sesuai dengan PP RI No. 29 tahun 1990 Bab I pasal 1 yaitu : "Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangakan sikap propesional". Lebih lanjut PP No 73 tahun 1991, pasal 3 ayat 6 menyatakan bahwa: "Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan warga belajar untuk bekerja dalam bidang tertentu".
Berdasarkan PP tersebut jelaslah bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran yang sangat strategis, dalam upaya pembangunan nasional, khususnya dalam sector pembangunan social dan ekonomi. Pendidikan  kejuruan merupakan investasi yang mahal, namun sangat strategis dalam menghasilkan manusia Indonesia yang trampil dan berkeahlian dalam bidang-bidangnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa, khususnya kebutuhan dunia usaha dan industry.
v  Struktur pendidikan
Departemen pengelola utama pendidikan di Indonesia adalah departemen pendidikan dan kebudayaan. Kebijakan pendidikan dikembangkan di pusat (Departemen) dan disebarkan keseluruh Wilayah dengan lembaga pendidikannya seperti hal kurikulum dan ujian-ujian, serta pembinaan lain seperti administrasi dan supervisi. Negara berkembang berhasilnya pelaksanaan wajib belajar taraf SD berakibat perlunya pemikiran tentang kebijaksanaan untuk mingkatkan wajib belajar sampai taraf SMA/SMK. Untuk menanggapi ini perlu mendapat pertimbangan seperti ekonomi dan politik.
v  Sistem Pendidikan
Hak dan kewenangan dalam bidang administrasi pendidikan sejalan dengan alur dalam pemerintahan atau polotik, untuk ini dikenal dengan sentralisasi, desentralisasi, dan otonomi.
·         Sentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang yang terpusat pada pemerintah pusat.
·         Desentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang pada daerah.
·         Otonomi daerah adalah pada aspek-aspek yang bebas pengelolaannya pada daerah, sehingga otonomi ini kurang lazim digunakan dalam bidang administrasi pendidikan.
v  Sejarah Perkembangan Ssitem Pendidikan Kejuruan Indonesia
Menengok sekelumit sejarah perkembangan SMK hingga kini, ada beberapa catatan di tahun 1998. Ketika Indra Djati Sidi menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta Gatot Hari Priowirjanto sebagai Direktur Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur), mereka meletakkan reformasi pendidikan kejuruan yang ditekankan pada dua hal.
Pertama, memanfaatkan potensi lokal, mulai dari sumber daya alam, mineral, pertanian, perikanan. Kedua, relevansinya ditekankan kepada kebutuhan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah kebutuhan industri internasional. Tak terelakkan bahwa kualitas ketenagakerjaan Indonesia bisa dibilang agak menyedihkan. Daya saingnya di mata dunia, terbilang rendah. Membuat peluang mereka banyak tergeser oleh tenaga kerja dari negara lain. Padahal ini semua berasal dari masalah tingkat kompetensi tenaga kerja yang dinilai masih lemah. Ringkasnya, pendidikan kejuruan harus segera di reposisi pada saat itu. Diperbaiki kualitasnya dan diperkuat dasar konsepnya untuk bisa berkembang lebih baik.
Reposisi ini ditujukan untuk menata ulang sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan agar menjadi sistem pendidikan dan pelatihan yang permeabel dan fleksibel, dengan pola pembelajarannya yang berbasis kompetensi. Selain itu, juga untuk menata ulang bidanga atau program keahlian yang lebih menekankan pada kebutuhan pasar. Terakhir, reposisi ini dilakukan untuk meningkatkan peranan SMK sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu (PPKT). Maksudnya, selain sebagai penyelenggara program pendidikan dan pelatihan yang reguler, juga menjadi tempat diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan kompetensi kejuruan yang fleksibel jangka pendek melalui sistem multy entry-multy exit. SMK masa depan juga diharapkan menjadi tempat pelayanan jasa dan produksi, tempat pendidikan dan pelatihan tingkat lanjutan yang setara dengan program diploma. Pesertanya bisa berasal dari semua anggota masyarakat yang berminat, baik sebagai pencari kerja, maupun para siswa tamatan SMU, SLTP, SD, dan semua pekerja di dunia usaha/industri.
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan kejuruan pasca reformasi, misalnya adalah berubahnya orientasi pendidikan dan pelatihan kejuruan yang dikembangkan dari yang bersifat supply driven menjadi demand driven. Sistem pengelolaan yang tadinya bersifat sentralistik, berubah menjadi desentralisasi. Pendekatan pembelajarannya pun bergeser, dari  pendekatan mata pelajaran menjadi pembelajaran berbasis kompetensi. Pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pun berkembang dari yang semula sangat terstruktur, menjadi lebih fleksibel (luwes) dan permeabel (terbuka). Upaya reposisi pendidikan kejuruan, sesungguhnya melanjutkan program perbaikan mutu pendidikan kejuruan yang telah dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Wardiman. Pada kurun tahun 1993-1998, orang terdekat BJ. Habibie itu pernah melontarkan gagasan yang dikenal dengan sebutan link and match. Atau, keterkaitan dan kesepadanan. Ide itu digulirkan sebagai upaya untuk menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih relevan dengan dunia kerja.  Dunia kerja menjelang masa perdagangan bebas, menghendaki persiapan yang cukup. Ada sebuah tim kerja yang disebut sebagai Satuan Tugas Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia yang mengkhususkan kerja-kerja penelitiannya di bidang pendidikan kejuruan. Tim ini beranggotakan beberapa puluh orang penting dari kalangan pejabat Depdiknas, akademisi, dan lembaga pemerintah lainnya.  Keanggotaannya bersifat lintas sektoral dan multidisiplin. Hasil kerjanya didokumentasikan dalam bentuk buku yang berjudul Keterampilan Menjelang 2020. Didalamnya banyak bicara tentang sejumlah konsep dasar dan strategi pembaruan pendidikan kejuruan dalam kaitannya dengan persiapan menghadapi perdagangan bebas APEC tahun 2020. Persiapan-persiapan lainnya pun dilakukan. Penguatan mutu pendidikan kejuruan melalui lembaga pengembangan pendidikan kejuruan juga dibentuk di tingkat pusat, dengan nama Dewan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Nasional. Sekarang lebih dikenal sebagai  Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN). Partisipasi masing-masing daerah juga dituangkan melalui hadirnya MPKN di tingkat provinsi.   Di dalam buku Keterampilan Menjelang 2020 ini juga diulas tentang bagaimana meraih dukungan industri dan pusat-pusat pelatihannya untuk berperan aktif dalam pengembangan standar keahlian yang nantinya banyak digunakan sebagai dasar konsep dalam proses belajar-mengajar, pengujian, dan sertifikasi keterampilan.  Selain itu, juga dibahas tentang penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) dan pengembangan pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak 2005) lebih menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya adalah mengembangkan SMK bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas SMK melalui program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit produksi di masing-masing SMK. Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui peningkatan bobot jam belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta lainnya. Diharapkan, ini dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi kompetensi untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi Informasi, sekretaris, busana, dan tata boga. Perkembangan reposisi terakhir, ada pada penguatan potensi lokal. Program Dikmenjur disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Kini, kebijakan Presiden menganjurkan untuk kembali ke potensi go green. "Kami beri nama program Agro Industri. Tahun 2008, melalui program ini kami akan membesarkan 20 SMK di seluruh Indonesia. Mereka akan diberikan program pengembangan untuk produksi pangan dengan bahan dasar lokal. Misalnya kripik pisang. Bukan roti karena selain bukan makanan tradisional orang Indonesia, bahan-bahannya juga masih import," tuturnya.
Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga mengarahkan praktek kerja industri untuk lebih memilih ke lokasi dalam negeri. Pertimbangannya adalah, untuk mendukung program penguatan ekonomi lokal dan potensi produksi pangan dalam negeri. "Ini juga supaya petani dan peternak di Indonesia memahami nilai ekonomi produk mereka. Jadi, mereka bersama para lulusan SMK bisa tingkatkan perekonomian di daerah masing-masing," ucapnya berharap. Kini setiap tahun, Direktorat Dikmenjur telah mengirim 100 sampai 200 pejabat terkait dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan untuk berangkat ke luar negeri. Mereka dikirim dalam beberapa gelombang, ke negara yang berbeda-beda, dengan biaya yang sebagian ditanggung oleh pemda masing-masing, sebagian lainnya ditanggung oleh Direktorat Dikmenjur. Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur (sejak 2005) lebih menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya adalah mengembangkan SMK bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas SMK melalui program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri lewat unit produksi di masing-masing SMK. Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains melalui peningkatan bobot jam belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta lainnya. Diharapkan, ini dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi kompetensi untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi Informasi, sekretaris, busana, dan tata boga.
v  Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Pengelolaan pendidikan dikeempat Negara tidak terlalu jauh berbeda. Tujuan pendidikan Jerman Mengembangkan individualitas dan partisi-pasi dalam kehidupan masyarakat, menyiapkan lulusan yang berkualitas. Pendanaannya ialah Seluruh biaya personil ditanggung oleh pemerintah negara bagian, dan infra struktur oleh masyarakat. Pendidikan di Kanada di kelola oleh masing-masing provinsi. Pendanaan dibiayai oleh pemerintah. Pemerintah kanada memberikan perhatian yang sangat besar pada bidang pendidikan. Dengan biaya pendidikan yang terjangkau untuk seluruh penduduk memungkinkan anak-anak kanada mengakses pendidikan sampai keperguruan tinggi. Amerika Serikat mengembangkan visi dan missi pendidikan gratis bagi anak usia sekolah untuk  masa  12  tahun pendidikan awal, dan biaya pendidikan relative murah untuk tingkat pendidikan tinggi.
Orang Amerika menempuh 12 tahun pendidikan di primary dan secondary school. Dengan ijasah dari secondary school (high school), mereka dapat melanjutkan studinya ke college, university, vocational (job training) school, secretarial school, dan professional school lainnya. Jika dibandingkan dengan di AS, sumber pendanaan pendidikan di Indonesia  berasal dari beberapa  sumber  anggaran.  Yaitu  berasal  dari APBN,  APBD  Propinsi,  dan  APBD Kabupaten/Kota. Indonesia dan Amerika, Anggaran pemerintah pusat lebih banyak diberikan ke sekolah-sekolah negeri. Salah satu upaya yang bisa dijadikan starting point bagi upaya perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan Indonesia adalah dengan mengetahui kelemahan dan kelebihannya. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan KAJI banding dengan sistem negara Jerman, Kanada, dan Amerika sehingga bisa menjadi gambaran bagi kita, bagaimana kita bisa memperkuat sistem pendidikan Indonesia dan memperbaiki kekurangan yang ada. Melalui peningkatan kualitas sistem pendidikan Indoneisa, kelak Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dan berada di barisan terdepan dalam usaha mewujudkan dunia yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
-          Agustiar Syah Nur, (2001), Perbandingan sistem pendidikan, Bandung : Lubuk Agung.
-          Alwasilah An International Comparative Study of School Curriculum, Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung:Rosda.
-          Syah Nur, Agustiar. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk Agung.
-          Akdogan, Cemil. 2005. Asal Usul Sains Modern dan Kontribusi Muslim, dalam Islamia; Jurnal  
-           Pemikiran dan Peradaban Islam Edisi Tahun II No 5. Jakarta: Khairul Bayan.
-          Assegaf, Abd. Rachman. 2003. Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat. Jakarta: Gama Media.
-          Bundesministerium für Bildung und Forschung, Berufsbildunggesetz, Stand 11.04.2005.
-          Departemen Agama RI. Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang      

No comments:

Post a Comment