PERADABAN BANGSA KOREA

Annisha Aprillia/S/EA

  1. Masa Prasejarah

Kitab kerajaan Wei Shu menjelaskan bahwa suku bangsa Korea berasal dan berkembang dari salah satu suku bangsa nomaden yang berimigrasi dari sekitar bawah laut daratan Cina menuju ke Semenanjung Korea dan kemudian bermukim disana. Kepindahan mereka ke Semenanjung Korea itu bertujuan untuk mencari tanah yang lebih subur dengan suhu udara yang lebih baik agar mereka dapat mengembangkan sistem pertanian yang lebih mereka sukai dibandingkan hidup secara nomaden.

Sejak saat itu mereka terus mengembangkan kehidupannya di wilayah semenanjung Korea dan memelihara sistem kehidupannya sendiri sehingga lama kelamaan mereka menganggap diri mereka sebagai satu suku bangsa tersendiri, terpisah dari suku bangsa Cina.

  1. Korea Pada Masa Kerajaan

  1. Perkembangan 3 Kerajaan dan Penyatuan Bangsa Korea
Pada sekitar abad pertama Masehi, muncul 3 kerajaan di sekitar SemenanjungKorea, yaitu Kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla. Kerajaan Kokuryo aktif mengembangkan diri agar dapat menjadi sebuah benteng yang dapat mempertahankandiri dari agresi yang dilakukan oleh suku-suku dibagian utara dan benua Cina.Sementara itu, kerajaan Baekje dan Silla juga terus menerus mengembangkan kekutanyang dimilikinya, sehingga dengan adanya usaha-usaha tersebut konfrontasi antara 3kerajaan tersebut mulai muncul.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Silla muncul sebagai pemenang konfrontasiitu dan berhasil mempersatukan ketiga kerajaan di wilayah Semenanjung Korea.Keberhasilan Kerajaan Silla ini merupakan langkah unifikasi bangsa Korea untuk pertama kalinya. Sementara itu, di wilayah bekas Kerajaan Kokuryo di Manchuriamuncul kerajaan Balhae yang memiliki keistimewaannya tersendiri.
Di sisi lain, kehidupan sosial ketiga kerajaan tersebut dikembangkan dengan berlandaskan pada kebudayaan yang dimiliki oleh kaum bangsawan. Di samping itu,ketiga kerajaan itu juga menerima masuknya agama Budha, masyarakat KerajaanKokuryo, Baekje dan Silla berhasil menciptakan kebudayaan yang unggul, bahkandapat , memeperkenalkan kebudayaan tingkat tinggi kepada Bangsa Jepang.

  1. Kerajaan Silla Baru dan Balhae
Melalui penyatuan Kerajaan Koguryo, Paekche dan Silla oleh Kerajaan Silla,Bangsa Korea mulai membentuk kebudayaan Nasional dibawah satu pemerintahandan satu undang-undang Kerajaan Silla Baru. Sebagiam masyarakat kerajaan Koguryoyang tidak mau bergabung kedalam kerajaan Silla Baru itu mengungsi ke wilayahManchuria dan mendirikan kerjaan Balhae. Akan tetapi, setelah runtuhnya KerajaanBalhae yang sempat berkuasa selama 220 tahun, daerah Manchuria semakin tidak diperhatikan oleh bangsa Korea.
Kerajaan Silla baru berhasil menggabungkan kebudayaan 3 kerajaan sambilterus menerapkan kebudayaan Kerajaan Tang, Cina yang lebih unggul dibandingkankebudayaan Korea. Agama dan kebudayaan Budha terus dikembangkan dandisebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat, diantaranya adalah pembangunancandi, pembuatan patung Budha, pagoda dan lonceng. Selain itu, kaum wiharawan dan Hwarang1 menciptakanbanyak hyangga dan kaum bangsawan mengembangkankesusastraan Cina.

  1. Masa Kerajaan Koryo
Setelah terwujudnya reunifikasi Bangsa Korea, Kerajaan Koryo memperbaikidan memperbaharui serangkaian peraturan, baik di bidang politik maupun socialdengan didasarkan pada ajaran Konghuchu dan kebudayaan kaum bangsawan. Akantetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok militer sebagai aksi protesterhadap struktur kekuasaan pemerintah pada akhir abad ke-12 telah menggoncangsistem kehidupan masyarakat Koryo. Bersamaan dengan peristiwa itu, adanyaintervensi yang dilakukan oleh Kerajaan Yuan, Cina, wibawa yang dimiliki olehKerajaan Koryo semakin merosot dan jatuh. Meskipun demikian, Kerajaan Koryotetap dapat memepertahankan kemerdekaannya.
Pada masa kerajaan Koryo, kebudayaan bangsa Korea berkembang pesat berdasarkan ajaran Konghuchu dan agama Budha serta aktifnya pertukaran hubungankebudayaan dengan negara-negara lain. Selain itu, Kerajaan Koryo berhasilmengembangkan balok huruf cetak logam dan keramik berwarna biru yangmemperlihatkan kemampuan kreatifitas seni budaya bangsa Korea.

  1. Masa Kerajaan Choson I
Ditengah kekacauan dan krisis yang terjadi pada akhir abad ke-14, para sarjana baru dan kaum ksatria berhasil mendirikan kerajaan Choson. Para pemimpin kerajaan baru tersebut melakukan berbagai macam usaha untuk menstabilkan kehidupanmasyarakat dan meningkatkan kekuasaan negara dengan berdasarkan pada ideologi dan politik Konghuchu.
Pada masa awal kerajaan Choson (sekitar abad ke-15), terbentuknya sitem sosialyang berdasarkan pada ilmu Konghuchu dan peran Yangban (kaum bangsawan).Kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan bidang pertanian dan pengembanganindustri, baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi banyak ditetapkan. Denganditunjang oleh kebangkitan kesadaran bangsa, kestabilan sosial politik dan peningkatan kekuatan nasional, Kerajaan Choson berhasil mengembangkan kebudayaan bangsa.
Pada abad ke-16, ilmu metafisika berkembang pesat di Kerajaan Choson. Namun, perpecahan yang melanda kaum pemimpin bangsa dan melemahkan kekuatan pertahanan kerajaan telah mengundang invansi dari pihak Jepang dan suku Nuzhen.Melalui invansi inilah, kebudayaan Kerajaan Choson mulai dikenal oleh masyarakatJepang.

  1. Masa Kerajaan Choson II
Setelah 2 kali menghadapi serbuan pihak asing, yaitu dalam perang Wearan dan Horan, Kerajaan Choson mulai melaksanakan berbagai kebijakan reformasi, khususnya reformasi bidang politik, ekonomi dan militer. Tujuan utama kebijakan reformasi itu adalah untuk menstabilkan kehidupan masyarakat.
Pada abad ke-18, 2 orang raja, Yongjo dan Jongjo berhasil menstabilkankehidupan politik dan sosial kerajaan, mengembangkan kebudayaan masyarakat.Akan tetapi, memasuki abad ke-19, kehidupan sosial kerajaan Choson kembalimenghadapi kekacauan akibat pemusatan kekuasaan politik oleh anggot keluarga permaisuri. Kekacauan itu mendorong ketidakstabilan kehidupan rakyat yang semakinmenambah tingkat kemiskinan dan memicu terjadinya kerusuhan masyarakat serta pemberontakan masyarakat di berbagai daerah.
Sementara itu, meskipun mendapat tekanan, agama Katolik terus berkembangdan berhasil disebarluaskan di seluruh kalanagn masyarakat. Donghak juga mulai berkembang sebagai agama yang dianut oleh sebagain besar kaum petani. PeradabanBarat mulai diperkenalkan kepada masyarakat Choson melalaui Cina pada amsa akhir Kerajaan Chososn, dan sebaliknya, peradaban Choson justru diserap dan digunakanmasyarakat Jepang untuk lebih mengembangkan kebudayaan mereka.

  1. Korea Pada Masa Pendudukan Jepang

Masa Pendudukan Jepang di Korea dimulai secara resmi pada tanggal 22 Agustus1910 saat perdana menteri Yi Wan-Yong menandatangani perjanjian pendudukan dengan Jepang. Perjanjian tersebut kemudian diumumkan oleh Raja Sunjong ke seluruh rakyat Korea pada tanggal 22 Agustus 1910. Penandatanganan perjanijian Pendudukan sekaligus mengakhiri 518 tahuun masa pemerintahan kerajaan Choson
Setelah berhasil merampas kedaulatan nasional kerajaan Choson, kaum imperialis Jepang melakukan penjajahan yang biadab terhadapa bangsa Korea dengan menggunakan kekuatan militer dan polisi yang dimilikinya. Mereka merampas tanah, bahan pangan maupun sumber-sumber alam dan tenaga kerja dari Choson.
Menghadapi kondisi yang demikian bangsa Korea tak henti-hentinya berjuang melawan penjajahan Jepang, terutama Gerakan Kemerdekaan 1 Maret. Gerakan tersebut berhasil mewariskan semangat kepada sejumlah besar pahlawan Korea, baik dalam maupun luar negeri terhadap imperialisme Jepang, bahkan mendorong lahirnya pemerintah sementara Republik Korea.
Kebijakan yang dijalankan oleh Jepang untuk menghapus dan menghancurkan karya seni budaya bangsa Korea mendorong bangsa Korea untuk berusaha melestarikan kebudayaan yang dimilkinya degan berbagai cara. Gerakan untuk melindungi dan melestarikan karya seni bangsa tersebut menjadai landasan yang paling dasar untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan kebudayaan Bangsa Korea di duniaInternasional.

  1. Penjajahan Imperialisme Jepang dan Kesengsaraan Bangsa Korea

  1. Perampasan Hak Nasional oleh Bangsa Jepang
Pada tahun1904, kaum Imperialis Jepang yang telah berhasil mendudukisemenanjung Korea mengumumkan perang melawan Korea untuk memperolehhak untuk menjajah Korea. Perang anara kedua Negara besar itu menyebabkansemenanjung Korea berubah menjadai medan perang. Setelah itu, pemerintahan Jepang mendesak agar Korea besediamenyepapakati memorandum protokol dengan Jepang agar Jepang dapat memobilisasi tenaga kerja dari Korea.
Dengan dalih untuk menunjang kekuatan perangnya, imperialis Jepang segera membanganu rel kereta api antara kota Seoul denagn Busan dan Sinjau. Jepang juga merampas banyak tanah yang dimiliki oleh masyarakat Korea bagi kepentingan militer mereka.

  1. Struktur Pemerintahan Negara Kolonial
Selama masa kependudakannya Jepang menguasai keghidupan ekonomi, politik, dan militer Bangsa Korea. Kebijakan Jepang dalam bidang kebudayaandan kependidikan telah menghambat perkembangan kebudayaan Bangsa danmenimbulkan perbedaan idiologi diantara kaum elit Korea. Program ekonomi dan pembangunan yang dijalankan Jepang justru semakin mempertajam perbadaan antar kelas dan sangat mempengaruhi masyarakat Korea. Kebijakan Jepang untuk mengontrol bidang politik telah memacu semakin maraknya perpecahan internal di kalangan pejuang Kemerdekaan Korea.
Untuk menjalankan penjajahannya terhadap Korea, Jepang memilih untuk menjalankan pemerintahan Korea secara langsung. Pilihan kebijakan tersebutkarena je[pang tidak memiliki banyak akses untuk menguasai elit politik modernKorea yang dapat dipercaya untuk menjalankan pemerintahan colonial Jepang.

  1. Perampsan Tanah dan Bahan Pangan.
Setelah berhasil merampas hak Kedaulatan Bangsa Korea, kaum imperialis Jepang segera melaksanakan kebijakan perampasan tanah Bangsa Korea. Meskipun mereka telah lama memulai merampas tanah Korea sebelum menjajah Korea.
Semakin meningkatnya tindakan imperialis Jepang dalam merampas tanah bangsa Korea menyebabkan sejumlah petani Korea yang telah dirampas tanahnya terpaksa menjadi buruh, kuli, atau bahkan menjadi pengembara sampai ke Mancuria atau Jepang. Peningktan jumlah beras yang dirampas oleh Jepang juga semaki memperburuk kondisi masyarakat Korea. Mereka menderita kelaparan yang luar biasa dan terpaksa mencari makanan dari akar atau kulit pepohonan untuk dapat terus bertahan hidup.
Bagi pemerintah kolonial Jepang, kebijakan tanah itu berhasil menciptakan nilai pajak yang stabil setelah tahun 1918 sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak yang ada pada tahun 1930 mencapai angka sebesar 45 % dari total penerimaan pajak. Keberhasilan kebijakan bidang pertanahan ini membuat pemerintah Jepang mengalihkan perhatiannya ke aspek lain.

  1. Penyiksaan Terhadap Industri Nasional dan Pemerasan Tenaga Kerja
Secara umum, masyarakat Korea dipaksa untuk menjadi buruh perusahaan Jepang sekaligus menjadi konsumen barang yang diproduksi oleh perusahaan Jepang tersebut. Dengan cara seperti itulah Jepang berhasil memajukan perindustriannya dengan cepat.

  1. Emigrasi Bangsa Keluar Negeri
Ada bebrapa alasan yang mendasari arus pengungsian tersebut. Diantaranya adalah usaha untuk lari dan melepaskan diri dari penderitaan dan kemiskinan,harapan untuk dapat menjalin hubungan dagang dengan dunia luar, ataupun tekad untuk membangun kampung masyarakat Korea di luar negeri yang akan dapat digunakan sebagai tempat menyusun kekuatan pasukan Kemerdekaan dan mempersiapkan Kemerdekaan Bangsa Korea.

  1. Gerakan Merebut Hak Nasional dan Perjuangan Kemerdekaan

  1. Perjuangan Kemerdekaan Anggota Militer Sukarelawan
Perjuangan anggota militer sukarelawan Korea melawan invasi imperialis Jepang dimulai ketika Jepang membunuh permaisuri Myongsong dan mengumumkan perintah memotong rambut pria. Pada bulan November 1889, kerajaan Choson memerintahkan pemotongan Sangtu (jambul pria) yang merupakan simbol kedewasaan tradisional Bangsa Korea.
Perintah itu menimbulkan reaksi keras dari segala lapisan masyarakat Korea karena tubuh temasuk rambut pria dianggap sebagai karunia dari orangtua. Oleh sebab itu, sejumlah besar sarjana ilmu konghucu dibawah kepemimipinan Yuin-Sok membentuk anggota militer sukarelawan yang bertujuan untuk melindungi Bangsa dan Negara. Mereka melancarkan aksi keras menentang birokrat pro-Jepang atau orang Jepang.

  1. Gerakan Pencerahan oleh Organisasi Patriotik
Gerakan perpecahan dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalahgerakan perekonomian untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian nasionalyang didasarkan pada modal yang dimiliki oleh Bangsa Korea sendiri ,dan carakedua adalah dengan melancarakan gerakan pendidikan untuk membangkitkanrasa cinta tanah air

  1. Pembangunan Pangkalan Gerakan Kemerdekaan di Luar Negeri
Perampasan hak kedaulatan dan pengontrolan anggota polisi militer Korea oleh pasukan imperialis Jepang tidak memberikan kesempatan bagi Bangsa Korea untuk melanjutkan perjuangannya dari dalam negeri. Banyak tokoh yang masih berada di dalam negeri hanya melakukan kegiatannya secara rahasia melalui organisasi-organisasi pendidikan dan keagamaan di bawah tanah.
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan masyarakat Korea yang berada didaerah Mancuria dan provinsi Maritime yang menjelang tahun 1910 berjumlah sekitar ratusan ribu orang, giat membangun pangkalan bagi Gerakan Kemerdekaan. Bekas anggota sukarelawan dan para tokoh Bangsa Korea yang memimpin gerakan pencerahan segera bergabung satu sama lain dan membangun pangkalan Gerakan Kemerdekaan untuk mempersiapkan rencana serangan terhadap imperialisme Jepang.

  1. Perkembangan Gerakan Kemerdekaan
Gerakan Kemerdekaan terus ditingkatkan , baik dalam maupun luar negeri, hal tersebut mencapai puncaknya pada gerakan demonsrtasi yang dilakukan oleh masyarakat Korea serempak pada hari pemakaman Raja Kojong yang terkenal dengan nama Gerakan 1 Maret.
Gerakan demonstrasi ditetapkan untuk melaksanakan pada tanggal 1 Maret untuk menghindari kecurigaan polisi Jepang. Pelajar kelas menengah ditugaskan untuk mengorganisir demontrasi di daerah-daerah provinsi. Ketelitian dank ewaspadaan mereka dalam menjalankan gerakan berhasil menembus jaringan intelejen Jepang sehinggga pihak imperialis Jepang tidak menduga dan memperkirakan sama sekali gerakan besar-besaran ini.
Pada tanggal 1 Maret 1910, setelah sesaat dibacakan proklamasi Kemerdekaan bangsa Korea di Taman Pagoda, sejumlah besar masyarakat Korea baik para pelajar maupun masyarakat Korea saling bergandengan tangan,mengibarkan dan melambai-lambaikan bendera nasional Taeguk sambil meneriakkan Kemerdekaan bangsa Korea.
Sejak keberhasilan pelaksanaan Gerakan Kemerdekaan 1 Maret selama kurang lebih satu bulan kemudian sekitar 2 juta orang masyarakat Korea melakukan demonstrasi menentang imperialis Jepang sebanyak lebih dari 1500kali di sekitar 221 kabupaten di dalam negeri. Gerakan ini menunjukan kuatnya semangat dan tekad bangsa Korea untuk memperoleh kemerdekaannya.
Meskipun bangsa Korea semakin berani menjalankan gerakan. Gerakan Kemerdekaan 1 Maret, baik yang dijalankan di dalam negeri maupun di luar negeri gagal memperolah keberhasilan akibat tekanan keras yang dilakukan oleh Jepang. Akan tetapi, gerakan tersebut berhasil kepada masyarakat seluruh dunia internasioal tekad kuat yang dimiliki oleh bangsa Korea untuk memperoleh kemerdekaannya.
Selain itu, melalui Gerakan Kemerdekaan 1 Maret para pejuang dan pemimpin bangsa Korea berhasil menyatukan Gerakan Kemerdekaan. Pada saat perang dunia I berakhir pada tahun 1918 tokoh nasionalis Korea yang berada diluar negeri segera melakukan tindakan untuk mewujudkan Kemerdekaan bangsa (Asosiasi Nasional Korea) memutuskan untuk mengutus Rhee Syangman ke konferensi damai Versailes untuk berbicara mengenai kemerdekaan Korea di hadapan masyarakat internasional.
Kematian Raja Kojong pada tanggal 22 Januari 1919 dan rencana pemakamannya pada tanggal 3 Maret menjadi waktu yang tepat bagi pelaksanaan demontrasi besar-besaran. Isu mengenai keterlibatan dalam kematian Raja Kojong telah mengobarkan semangat anti Jepang dikalangan masyarakat Korea. Isu tersebut menjadikan para perencana demontarasi memutuskan untuk menggunakan pemakaman Raja Kojong untuk memperluas partisipasi masyarakat.
Oleh karena itu, Gerakan Kemerdekaan di Korea ini merupakan contoh bagi Gerakan Kemerdekaan bangsa Korea selanjutnya. Gerakan Kemerdekaan itu juga telah membangkitkan semangat bangsa lain untuk menjalankan Gerakan Kemerdekaan lainnya antara lain gerakan 4 Mei di Cina dan gerakan nasionalisme di India dan negara-negara di Asia Barat Daya. Selain gerakan 1 Maret masih ada beberapa perjuangan yang di lakukan seperti adanya aktivitas pemerintah sementara Rebuplik Korea, perjuangan anggota militer kenerdekaan, perjuangan anti Jepang di dalam negeri setelah Gerakan Kemerdekaan 1 Maret.

  1. Pemisahan Semenanjung Korea Dan Kelahiran Republik

Setelah memperoleh kemerdekaannya, tanah dan bangsa Korea terbagi menjadi dua akibat pertentangan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pembagian tanah dan perpecahan bangsa itu pernah memicu perang saudara antar bangsa Korea. Meskipun demikian, Republik Korea yang menguasai wilayah sebelah selatan Semenanjung Korea dapat mengembangkan dirinya sambil berusaha untuk menyatukan tanah, negara dan bangsa Korea.

  1. Persiapan Kemerdekaan Korea

Pada bulan Agustus 1945, Jepang merasa bahwa Perang Dunia II akan segera berakhir dengan kekalahannya. Saat itu, perhatian utama pemerintah Jepangmempertahankan pemerintahannya di Korea dan melindungi warga negarannya yang ada disana sampai salah satu pihak memenangkan Perang Dunia II. Untuk itu Jepangmerasa membutuhkan bantuan rakyat Korea. Jepang mendekati Song Chin-U, seorang tokoh politik moderat. Antara tanggal 9-13 Agustus 1945, pemerintah kolonial Jepang memberikan kewenangan kepada Song untuk membentuk komite pemerintahan administratif sementara untuk melindungi pelaksanaan hukum di Korea. Namun tawaran itu ditolak oleh Song tanpa alasan yang jelas.
Jepang segera mencari alternatif lain. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang memberikan penawaran yang sama kepada Yo Un-Hyong dan diterima dengan syarat Jepang segera membebaskan semua tahanan politik, menjamin adanya pasokan makanan bagi rakyat Korea selama 3 bulan mendatang, dan tidak ikut campur tangan dalam kegiatan kemerdekaan, mobilisasi dan pemeliharaan perdamaian di Semenanjung Korea.
Jepang segera menyetujui syarat tersebut dan Yo Un-Hyong segera membentuk Choson Kon-guk Junbi Wiwonhoe atau Komite Persiapan Kemerdekaan Korea. Komite Persiapan Kemerdekaan Korea segera berkembang yang tadinya hanya sebagai badan penjaga perdamaian di pemerintahan kolonial Jepang menjadi pemerintahan nasional Korea yang baru. Cabang dari komite ini, Inmin Wiwonhoe (Komite Rakyat), terbesar diseluruh wilayah Semenanjung Korea dan menjalankan pemerintahan selama beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan.
Dengan dukungan seluruh rakyat Korea di berbagai daerah, Komite Persiapan Kemerdekaan Korea membentuk dewan perwakilan di Seoul dan pada 6 September 1945 mengumumkan pembentukan Choson Inmin Konghwaguk (Republik Rakyat Korea) dan menjadwalkan kegiatan pemilihan umum nasional dalam waktu dekat.
Banyak pihak yang meragukan legitimasi Republik Rakyat Korea, khususnya warga Korea Selatan dan sarjana Amerika yang memandang bahwa Republik Rakyat Korea lebih mendasarkan pemerintahannya pada pemikiran komunis. Meskipun demikian pemerintahan Republik Rakyat Korea tetap menjalankan kekuasaanya dan segera menyusun kabinetnya. Kabinet merangkul tokoh-tokoh sayap kanan seperti Kim Song-Su untuk membuktikan bahwa pemerintahannya tidak hanya beraliran kiri. Bahkan Rhee Syngman yang beraliran barat dipilih sebagai ketua Republik Rakyat Korea.
Melalui platform sebanyak 37 pasal yang diumumkan pada 14 September 1945, pemerintah Republik Rakyat Korea menetapkan bahwa tanah-tanah yang dikuasai oleh Jepang selama masa penjajahannya akan dikembalikan pada rakyat dan nasionalisasi hanya akan diterapkan pada industri-industri utama seperti pertambangan, perusahaan bersakala besar, jalur kereta api, perikanan, fasilitas komunikasi, dan bank yang sebagian besar diantarannya memang sudah berada didalam penguasaan negara.
Usaha kecil dan menengah akan mendapat prioritas utama untuk hidup dan berkembang, meskipun masih berada di bawah pengawasan pemerintah. Lapangan bagi pekerja anak dan penetapan upah minimun menjadi janji yang ditujukan untuk melindungi para buruh. Kebebasan berbicara, berserikat, beragama, juga akan dijamin oleh pemerintah.

  1. Kelahiran Republik Korea dan Perang Korea

  1. Kelahiran Republik Korea
Kegembiraan atas kemerdekaan bangsa Korea pada 15 Agustus 1945 tidak bertahan lama karena bangsa Korea harus menghadapi tragedi pemisahan bangsa dan tanah air. Pemisahan itu terjadi setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet masuk Semenanjung Korea dan masing-masing menduduki wilayah bagian selatan dan utara.
Sesuai dengan keputusan Konferensi 3 Menteri antara AS, Inggris, dan US di Moscow, negara-negara Sekutu mencoba mendirikan pemerintahan perwakilan, baik di Korea Utara maupun di Korea Selatan selama 5 tahun di bawah pengontrolan PBB. Untuk itu AS dan US berusaha membentuk komite gabungan AS dan US di Seoul. Hal tersebut mendapat tentangan keras dari masyarakat Korea.
Di belahan utara Semenanjung Korea, US memberikan dukungan kepada Kim Il-Sung untuk menjalankan pemerintahannya atas Korea Utara dengan didasarkan pada pemikiran komunis. Di belahan lain semenanjung Korea, AS memilih Rhee Syngman sebagai pemimpin Korea Selatan. Pada bulan Februari 1946 saat Kim Il-Sung membentuk Komite Rakyat Sementara di Korea Utara, pada saat yang bersamaan Rhee Syngman mempersiapkan pembentukan Dewan Perwakilan Demokratis di Korea Selatan.
Hal tersebut menyebabkan komite gabungan AS dan US mengalami jalan buntu sehingga AS mengajukan masalah tersebut ke PBB. Dalam sidang umum PBB, diputuskan bahwa kelahiran pemerintah Korea ditetapkan melalui penyelenggaraan pemilihan umum yangdiikuti oleh seluruh rakyat Korea. Keputusan PBB tersebut segera ditindaklanjuti oleh AS dengan membentuk Komisi Sementara PBB untuk Korea (UNTCOK) sebagi pengawas pemilu. Namun Korea Utara menolak keputusan PBB tersebut dengan tidak memberi ijin kepada seluruh kegiatan delegasi PBB di wilayah Korea Utara sehingga pemilu hanya dapat berlangsung di Korea Selatan pada Mei 1948. Dari pemilu itulah lahirlah pemerintahan baru Republik Korea yang berlandaskan sistem demokrasi dan kapitalisme pada 15 Agustus 1948 dengan Rhee Syngman persiden pertamanya. Kemudian Korea Utara membalas dengan mengadakan pemilihan umum pada 25 Agustus 1948 yang hasilnya membentuk Republik Demokrasi Korea dengan Kim Il-Sung sebagai perdana menteri. Kedua pemerintahan tersebut mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya pemerintahan yang sah di Semenanjung Korea.
Pada akhir tahun 1948 US mengundurkan diri dari peranannya di KoreaUatara dan diikuti AS pada Juni 1949 yang meninggalkan situasi yang sangat panas di Semenanjung Korea.

  1. Tragedi Perang Saudara
Hubungan kedua negara Korea semakin tegang akibat perang dingin antara AS dengan US. Pada 25 Juni 1950 Korea Utara menerima bantuan militer dari US dan secara tiba-tiba menyerang Korea Selatan. Korea Selatan yang tidak menduga akan adanya serangan militer Korea Utara terpaksa mundur dari ibukotaSeoul. PBB segera mencap Korea Utara sebagai agresor sehingga PBB segera mengirimkan pasukannya yang terdiri dari 16 negara untuk membantu Korea Selatan melawan Korea Utara dengan garis pertahanan terakhirnya di sekitar sungai Nakdong. Sedangkan Korea Utara dibantu Cina untuk menyeimbangkan kekuatannya. Campur tangan pihak luar justru membuat perang saudara ini bertambah tegang.

c.  Penyelesaian Perang Korea Utara dan Korea Selatan
China akhirnya menyerukan dimulainya kembali perundingan enam pihak (Six-party talks). Upaya itu untuk mencegah agar Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) terpicu kembali untuk menggelar perang saudara secara frontal, seperti 1950-53.  Menurut stasiun televisi CNN, seruan China itu muncul setelah sejumlah negara mengkritik Beijing yang kurang serius menanggapi buruknya ketegangan di Semenanjung Korea pasca serangan artileri ke Pulau Yeonpyeong. Belum ada kesediaan resmi dari kedua Korea atas seruan itu. 
Kalangan pejabat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain menilai China sebetulnya punya pengaruh besar untuk ikut mendamaikan kedua Korea karena punya hubungan yang erat dengan kedua pihak. Bahkan, China merupakan sekutu terdekat Korut. Status itu tidak dimiliki banyak negara, termasuk AS. 
Ajakan perundingan ini disampaikan juru bicara pemerintah China, Wu Dawei, di Beijing, Minggu  28 November 2010.  Dimulai secara berkala sejak Agustus 2003, forum itu melibatkan Korut, Korea Korsel, AS, Jepang, China, dan Rusia, untuk membahas cara mengatasi konflik dan ancaman senjata nuklir di Semenanjung Korea. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, forum itu terhenti karena meningkatnya lagi ketegangan antara Korut dengan AS dan Korsel.
Pada 2009, Korut secara sepihak menghentikan dialog itu setelah diganjar sanksi PBB setelah melakukan ujicoba rudal. AS dan sekutu-sekutunya khawatir Korut gencar membuat senjata nuklir sehingga harus diberi sanksi, termasuk perdagangan.
"Peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di Semenanjung Korea membuat masyarakat internasional, khususnya anggota six-party talks, prihatin", ujar Wu Dawei. Inilah alasan dasar China mengajak keenam negara; Korsel, Korut, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang, untuk kembali melanjutkan perundingan itu.
Dari pihak China, setelah melakukan pertimbangan yang hati-hati, mengajak melakukan pertemuan darurat di antara para pemimpin delegasi six-party talks pada awal Desember nanti di Beijing untuk bertukar pandangan mengenai masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Six-party talks memiliki peranan yang penting dalam memperkuat komunikasi di antara banyak pihak, meningkatkan denuklirisasi di semenanjung Korea dan menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung dan Asia Tenggara.
Namun, belum ada kesediaan dari Korut dan Korsel atas ajakan China itu. Bahkan Presiden Korsel, Lee Myung-bak, mengatakan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memulai kembali perundingan tersebut.
Sumber dari pemerintah Korsel yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa perundingan ini tidak akan menyelesaikan masalah. Pemerintah Korsel mengatakan, "Six-party talk tidak akan bisa menggantikan agresi yang dilakukan oleh Korut, sedangkan tindakan nyata perlu dilakukan oleh Korut untuk menunjukkan perubahan kelakuan." Sementara itu, senator Amerika Serikat dari negara bagian Arizona, John McCain, membalas perkataan dari Pemerintah Korsel itu. "Perundingan ini memang jalan yang baik. Namun Korut tidak akan berhenti berulah sampai diberikan hukuman yang berat."
China tidak bertindak seperti negara kekuatan besar dunia yang bertanggung jawab. Mereka bisa saja menurunkan ekonomi Korut hingga sedengkul jika mereka mau. Adapun sanksi yang diberikan kepada Korut bukan berasa dari AS tetapi dari PBB. Resolusi PBB merefleksikan konsensus dari dunia internasional, bahwa tindakan Korut melanggar kewajibannya dan mengancaman keamanan internasional. Ini adalah inti yang menyebabkan sanksi itu dikeluarkan. Dengan tambahan AS juga memberikan sanksi lain untuk Korut. Kami yakin sanksi yang diberikan kepada Korut, ditujukan agar negara itu dapat menghormati kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya. 
Bila Korut dapat mengikuti apa yang telah disepakati dalam Six Party Talks, Semenanjung Korea akan bersih dari nuklir dan tentunya dapat menuju ke normalisasi hubungan kedua Korea. Hal ini dapat mendorong pencabutan sanksi juga. Semua ini dapat dilakukan, tetapi membutuhkan waktu lama dan perubahan dari sikap Korut.
Sumber Buku :
Yang Seung-Yoon dan Nur Aini Setiawati.2003.Sejarah Korea.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hendarsah,Amir.2008.Perang Antara Korut dan Korsel.Yogyakarta:Ombak.

Sumber Internet :

No comments:

Post a Comment