Pendidikan Kolonial Jepang di Nusantara ( 1942-1945)

IRKFA ZUHAYRIAH TANJUNG 

 

Pemerintahan Kolonial Jepang

            Pendudukan atau penjajahan Jepang terhadap Indonesia, 1942-1945, berada dalam suasana Perang Dunia II, sehingga pemerintahannya adalah pemerintahan militer.

Penjajahan Jepang ke Indonesia dengan membawa semboyan : " Kemakmuran Bersama, Asia untuk Asia." Kemakmuran kebersamaan Asia Timur Raya pada tahun 1940. Menurut rencana, Jepang akan menjadi pusat lingkungan pengaruh atas delapan daerah : Manchuria, malaysia, Indocina, dan Asia Rusia. Lingkungan kemakmuran bersama ini desebut Hakko Ichi-U ( Delapan Benang Di Bawah Satu Atap ).

            Pada awalnya kedatangan Jepang disambut dengan gembira dan rakyat Indonesia berusaha membantu Jepang dalam memenangkan perang Asia Timur Raya, antara lain dengan jalan :

1.      Dibentuk gerakan Tiga A , yaitu : Nippon Pelindung Asia , Nippon Cahaya Asia, dan Nippon Pemimpin Asia dibawah Mr.Samsudin beserta barisan Pemuda Asia Raya , yang kemudian dihapus dan dibentuk Jawa Seinendan (1943). Disamping itu dibentuk pula " Keobodan" ( polisi pembantu ), Heiho ( tentara pembantu ), Fujinkai ( sukarelawan wanita ), dan Pusat Tenaga Rakyat ( Putera ), yang kemudian dilebur dalam Jawa Hoko Kai ( Himpunan Kebaktian Rakyat ) .

2.          Pengembangan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

Dibentuk Komisi Bahasa Indoneisa ( 1942 ) yang bertugas memperkaya pembendaharaan bahasa Indonesia oleh para ahli . Demikianlah nama-nama kata dalam bahasa Belanda menjadi nama-nama Indonesia. Disamping itu terjadi pula pen-Jepangan  nama-nama jawatan/institusi.

3.      Pergerakan tenaga rakyat dan sumber bukan manusia secara paksa, misalnya rakyat dipaksa jadi Romusha ( kuli ) , mahasiswa menjadi kinrohosji, Akibatnya terjadi pemborantakan , misalnya di Blitar , Tasikmalaya , Cirebom dan Kalimantan Barat.

Penyelenggaraan Pendidikan

            Pendidikan zaman Jepang dilaksanakan atas dasar idiil Hakko-Ichi-U. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan adalah alat untuk mencapai lingkungan kemakmuran bersama asia timur raya, yang dalam arti dekat membantu memenangkan perang Asia Timur. Oleh karena itu secara praktisnya, pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga yang terampil dan prajurit yang siap membantu memenangkan peperangan bagi Jepang.

            Bahasa Indonesia dijadikan bahasa pengantar resmi, baik di kantor maupun di sekolah . Pemakaian bahasa Belanda dilarang sama sekali. Bahasa  Jepang menjadi bahasa kedua, dan diajarkan di sekolah.

            Penyelenggaraan pendidikan zaman penjajahan Jepang banyak mengalami perubahan-perubahan . Pembedaan pelayanan pendidikan didasarkan pada bangsa dan status dihapus. Dualistis – diskriminatif dalam sistem pendidikan dihilangkan, dengan demikian terjadi pengintegrasian terhadap macam-macan sekolah sejenis. Sejak zaman Jepang bahasa Indoneia dan istilah-istilah Indonesia dipergunakan di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.

Jenis Persekolahan

Sekolah- sekolah yang ada dalam zaman Penjajahan Jepang , yaitu :

1.    Sekolah Rendah atau Lagere Oriderwijs diganti menjadi Sekolah Rakyat ( Kokumin Gakho ) , yang terbuka bagi semua golongan penduduk dengan lama pendidikan enam tahun.

2.      Sekolah Menengah Pertama ( Shoto Chu Gakho ) , Sekolah Menengah Tinggi ( Koto Chu Gakho ) Sekolah Pertukangan ( Kogyo Gakho ) , Sekolah Teknik Menengah ( Kogyo Semman Gakho ) Sekolah Hukum dan Mosvia dihilangkan sebaliknya didirikan Sekolag Pelajaran dan Sekolah Pelayaran Tinggi, Sekolah Guru terdirinatas tuga macam , yaitu :

a.       Sekolah Guru Dua Tahun ( Syoto Sikan Gakho )

b.      Sekolah Guru Empat Tahun ( Guto Sihan Gakho )

c.       Sekolah Guru Enam Tahun ( Goto Sihan Gakho )

Di samping itu masih terdapat Sekolah Pertanian ( Nogyo Gakho ) di Tasikmalaya dan Malang dengan lama pendidikan tiga tahun sesudah Sekolah Rakyat.

3.      Perguruan tinggi dalam zaman Jepang hampir semuanya ditutup, yang masih ada adalah sekolah Tinggi Kedokteran ( Ika Dai Gakho ) di Jakarta, dan Sekolah Teknik Tinggi ( Kagyo Dai Gakho ) di Bandung . Pemerintah Jepang membuka Sekolah Tinggi Pamong Praja ( Kenkoku Gakuin ) di Jakarta dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor.

Sistem Persekolahan

Terdiri atas tiga tingkatan atau jenjang , yaitu :

1.      Pendidikan Dasar Enam tahun

2.      Pendidikan Menengah Enam tahun

3.      Pendidikan Tinggi

Pembinaan Guru

            Pemerintah Jepang mengadakan latihan bagi guru di Jakarta . Setiap wilayah/daerah mengirim beberapa orang guru untuk dilatih . Setelah selesai dilatih mereka memberikan latihan kepada guru-guru lain di daerahnya.

Bahan –bahan yang diperoleh dari latihan yaitu :

1.      Indoktrinasi mental ideologis mengenai Hakko Ichi-U dalam rangka Kemakmuran Bersama Asia Raya

2.      Latihan kemiliteran dan semnagat Jepang ( Nipppon Seisyin )

3.      Sejarah dan bahasa Jepang dengan adat-istiadat nya

4.      Ilmu Bumi ditinjau dari segi geopolitik, dan

5.      Olahraga , lagu-lagu , dan nyanyian Jepang

Pembinaan Siswa

1.      Setiap pagi harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang

2.      Setiap pagi harus mengibarkan bendara Jepang Hinomaru dan menghormat kepada Kaisar Jepang ( Tenno Heika )

3.      Setiap pagi harus sumpah setiap kepada cita-cita Indonesia dalam rangka Asia Raya ( Dai too)

4.      Setiap pagi harus senam ( taiso ) untuk memelihara semangat Jepang

5.      Melakukan latihan fisik dan militer

6.      Pelajar-pelajar, dalam waktu-waktu ditentukan, melakukan kerja bakti ( Kinrohhosyi) membersihkan asrama militer, jalan raya, menanam pohon jarak , dan mengumpulkan bahan-bahan untuk keperluan militer, dan

7.      Bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa Jepang merupakan bahasa wajib , sedangkan bahasa daerah diberikan di Sekolah Rkyat , kelas I dan II.

Isi Pengajaran

1.      Pengajaran dipergunakan sebagai alat propaganda dan juga untuk kepentingan perang. Murid-murid seringkali diharuskan kerja bakti, misalnya : memebersihkan bengkel, asrama , membuat bahan-bahan untuk kepentingan pertahanan , dan sebagainya.

2.      Untuk melipatgandakan hasil bumi, murid-murid diharuskan membuat pupuk kompos atau beramai-ramai membasmi hama tikus di sawah. Sebagian waktu belajar digunakan untuk menanami halaman sekolah dan pinggir jalan dengan tanaman jeru.

3.      Pelatihan pelatihan jasmani berupa pelatihan kemileteran dan mengisi aktivitas-aktivitas murid-murid sehari-hari. Agar berjalan lancar, pada tiap-tiap sekolah dibentuk barisan-barisan murid. Barisan murid-murid SD disebut Seinen-tai , sedangkan barisan murid-murid sekolah lanjutan disebut Gakutotai.

4.      Untuk menanamkan semangat Jepang , tiap-tiap hari murid harus mengucapkan sumpah belajar dalam bahasa Jepang mereka harus menguasai bahasa dan nyanyian Jepang. Tiap pago diadakan upacara, dengan meyembah bendera Jepang dan menghormati istana Tokyo.

5.          Agar bahasa Jepang lebih populer , diadakan ujian bahasa jepang untuk para guru dan pegawai-pegawai , yang dibagi atas lima tingkat. Pemilik ijazah ini mendapat tambahan upah.

Perkembangan Pendidikan

            Perkembangan pendidikan dalam zaman Jepang nampak lebih mundur, apabila dibandingkan dengan zaman Hindia Belanda.

            Sekolah Rakyat jumlahnya menurun dari 21.500 buah menjadi 13.500 buah , jumlah muridnya menurunya 30 % dan junlahnya gurunya menurun 35 % dan Sekolah Menengah menurun dari 850 buah menjadi 20 buah , jumlah muridnya 90% dan jumlah gurunya menurun 95 % .

Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah

            Pada masa penduduk Jepang , ada satu hal istimewah dalam dunia pendidikan sebagaimana telah dikemukakan, yaitu sekolah –sekolah telah diseragamkan dan di negerikan meskipun sekolah –sekolah swasta lain, seperti Muhammadiyah , Taman Siswa dan lain-lain diizinkan terus berkembang dengan pengaturan dan diselenggarakan oleh penduduk Jepang.

            Sementara itu , khususnya pada masa awal-awalnya , madrasah dibangun dengan gencar-gencarnya selagi ada angin segar yang diberikan oleh Jepang . Walaupun lebih bersifat politis belaka, kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja dan umat islam Indonesia memamfaatnya sebaik-baiknya.

            Pendidikan pada zaman Jepang , tujuan pendidikan bukan untuk memajukan bangsa Indonesia , tetapi mendidik anak-anak untuk dapat menunjang kepentingan perang Jepang melawan sekutu.

Kelemahan pendidikan zaman Jepang

1.      Kerja bakti

2.      Bahasa Inggris dilarang , pengetahuan sempit

3.      Latihan kemiliteran

Keuntungan pendidikan zaman Jepang

1.      Jepang memberikan pendidikan militer kepada para pemuda Indonesia , dengan maksud memperkuat pertahanan mereka. Namun, pendidikan ini secara tidak langsung memberikan bekal kepada para pejuang bangsa dalam bidang keprajuritan untuk mewujudkan cita-cita merdeka.

2.      Menghapus dualisme pendidikan penjajahan Belanda dan menggantinya dengan pendidikan yang sama bagi setiap orang. Sehingga bukan hanya kelompok-kelompok tertentu yang dapat menikmati pendidikan , melainkan semua lapisan masyarakat. Hal ini sudah tentu menguntungkan penjuangan kita.

3.      Pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh penjajah Jepang. Bahasa Indonesia mulai dipakai di lembaga-lembaga pendidikan , dikantor-kantor , dan dalam pergaulan sehari-hari

4.      Sekolah rakyat 6 tahun

5.      Senam pagi , Taiso

 

DAFTAR PUSTAKA

Mudyahardjo, Redja . Pengantar Pendidikan . PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2001.

H.A.Mustafa.AlyAbdullah. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Pustaka Setia. Bandung.1998.

Asril,Mpd . Sejarah Pendidikan Dunia. Fkip Universitas Riau. 2015.

Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan . PT.Aksara .Jakarta. 2011.

 

No comments:

Post a Comment