Titin Sumarni/1405119171/SP/14 B
Andalusia dahulu sekarang termasyhur dengan nama Spanyol, suatu wilayah yang amat popular di masa kini, kepopuleran di antaranya dikarenakan adanya satu club sepak bola ternama (Real Madrid). Kabar yang amat menggelitik, masyarakatnya lebih mengenal pemain sepakbola ketimbang pemimpin negara mereka, bahkan dalam daftar kekayaan klub ternama di dunia, Real Madrid termasuk rengking teratas dalam peringkat pendulangan harta kekayaan.
Sisilia merupakan satu wilayah yang amat "licin" dan ditakuti oleh negeri pamansyam (Amerika Serikat), karena Sisilia menggerayang masuk ke jantung perdagangan Amerika dalam jaringan obat bius dengan organisasi mafianya serta perdangan ilegalnya. Kelicinan sisilia membuhul rantai komunikasi terselebung, membuat negara adidaya ini kalangkabut dan bak rayap kepanasan dibuatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa Spanyol dan Sisilia ini pernah dikuasai oleh pemerintahan Islam selama kurang lebih delapan abad lamanya. Era ini dapat di kelompokkan menjadi enam periode, yaitu:
a. Periode 1 (711-755 M), wali yang di angkat oleh khalifah Daulah Umayyah di Damaskus.
b. Periode 2 (755-912 M), diperintahkan oleh amir (gubernur) tetapi tidak tunduk kepada Daulah Bani Abbasiah di Baghdad.
c. Periode 3 (912-1013 M), diperintahkan Abdurrahman 3 yang bergelar Al-Nashir, sampai munculnya Mulk at Thawaif.
d. Periode 4 (1013-1086 M), Spanyol terpecah menjadi tiga puluh negara-negara kecil yang dikuasai oleh raja-raja setempat.
e. Periode 5 (1086-1248 M), dikuasai oleh dinasti Al-Murabitun dan Al-muwahidun (Al-muwahidun akhirnya runtuh dengan kemenangan pihak Kristen di Las Navas dan Tolosa, dan mereka kembali ke Afrika Utara).
f. Periode 6 (1248-1492 M), Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Daulah Bani Ahmar, namun kekuasaan Islam ini berhasil pula di rebut oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari pihak Kristen.[1]
Sejarah telah membuktikan bahwa Islam telah menanamkan fondasi ilmu pengetahuan di Spanyol, sehingga telah mengangkat harkat Spanyol menjadi gudangnya ilmu pengetahuan di belahan Eropa. Hanya karena kefanatikan agama, Sehingga orang Eropa mengusir cendikiawan muslim keluar dari daerahnya, sekiranya hal ini tidak dilakukannya, maka masyarakat Spanyol akan lebih maju seabad daripada sekarang ini. Antara Laut Tengah dan Laut Lonia terdapat salah satu pulau terbesar yang bernama Sisilia, pulau ini merupakan satu provinsi dari Bizantium pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab (634-644 M), penduduknya mayoritas berbangsa Barbar.Kalau dicermati dalam peta dunia yang berskala satu berbanding 100.000.000, pulau ini tidak diberi nama karena dianggap kecil kurang lebih dua kali besar Danau Toba.
Pada masa kekhalifahan Umar, hubungan antara khalifah dengan Bizantium kurang harmonis, karena memang begitu tergores sejarah pahit semenjak zaman Rasulullah, hal ini lah yang menyebabkan meletusnya perang Mu‟tah. Islam di Sisilia berkuasa selama kurang lebih empat abad (827-1194 M). Kesluruhan Islam di Sisilia di bawah kekuasaan tiga dinasti, yaitu dinasti Aqlab (827-909 M), disusul dinasti Fathimiah (1909-1091 M), dan akhirnya dinasti Qalbi (1091-1194 M). Kekuasaan Islam pada dua daerah ini telah memberi pengaruh yang sangat besar terhadap peradaban teknologi industri, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, sehingga para pengajar dan dosen mendapatkan tunjangan dan biaya hidup yang melebihi dari cukup. Delapan abad Islam berkuasa di Spanyol dan empat abad di Sisilia, telah mengubah wajah pendidikan ketika itu, karena pendidikan Islam telah terlaksana dengan baik dan sistematis pada dua daerah ini.
A. Sistem pendidikan di Andalusia (Spanyol)
1. Kuttab
Sebagaimana yang ditulis dalam sejarah peradaban Islam, dengan semakin meluasnya wilayah kekuasaan Islam, telah ikut memperkaya dan memotivasi umat untuk mendirikan lembaga pendidikan seperti kuttab dan masjid. Begitu pula di Andalusia terdapat banyak kuttab-kuttab yang menyebar sampai ke pinggiran kota. Pada lembaga ini, para siswa mempelajari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan, seperti fikih, bahasa dan sastra, musik, dan kesenian. Kuttab termasuk lembaga pendidikan terendah yang sudah tertata dengan rapi di saat itu, sehingga kuttab-kuttab itu mempunyai banyak tenaga pendidikan dan siswa-siswanya. Pada lembaga ini siswa-siswanya mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan diantaranya adalah:
a. Fikih
Pemeluk Islam di Andalusia menganut mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fikih dari mazhab imam Malik. Tokoh-tokoh yang termasyhur disini diantaranya tersebut nama Ziyad ibnu Abd. Ar-Rahman dan dilanjutkan oleh Ibn Yahya. Yahya sempat menjadi kadi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman, dan masih banyak nama-nama lain, seperti Abubakar ibn al-Qutiyah, Munzir Ibn Said al Baluthi, dan Ibn Hazm yang sangat populer di kala itu. Santri pada kuttab mendapatkan pelajaran yang cukup lengkap dari ulama-ulama yang ahli di bidang ilmunya, sehingga para siswanya lebih cepat menyerap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya, sehingga menumbuhkan minat belajar di kala itu.
b. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab menjadi bahasa resmi umat Islam di Spanyol, bahasa ini dapat dipelajari di kuttab, bahkan kepada siswanya diwajibkan untuk selalu melakukan dialog dengan memakai bahasa resmi Islam (bahasa Arab), sehingga bahasa ini menjadi cepat populer dan menjadi bahasa keseharian. Tokoh-tokoh bahasa tersebutlah nama Ibn Sayidih, Ibn Malik yang mengarang Al-fiyah, Ibn khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isyibili, Abu al-Hasan ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Gharnathi. Di bidang sastra tersohor nama Ibn Abd. Rabbih dengan karya al-'Iqd al- Farid, Ibn Bassam dengan karyanya al-Dzakhirah fi Mahasin ahl al-Jazirah, dan Al- F ath ibn Khaqan dengan karyanya kitab al-Qalaid, dan lain-lain.
c. Musik dan Seni
Di Spanyol berkembang musik-musik yang bernuansa Arab yang merangsang tumbuhnya nilai-nilai kepahlawanan. Banyak tokoh musik dan seni bermunculan ketika itu, diantaranya, Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Ziryab (789-857). Ziryab selalu tampil pada acara-acara penjamuan kenegaraan di Cordova, karena ia merupakan aransemen musik yang handal dan piawai pula mengubah syair-syair lagu yang pantas dikonsumtifkan kepada seluruh lapisan dan tingkat umur. Kepiawaiannya bermusik dan seni membuat ia menjadi orang yang termasyhur di kala itu. Ilmu yang dimilikinya itu di ajarkan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan dan juga kepada para budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas sangat cepat.
2. Perguruan Tinggi
Tidak dapat dipungkiri bahwa Islam di Spanyol merupakan tonggak sejarah peradaban, kebudayaan dan pendidikan pada abad kedelapan dan akhir abad ketiga belas. Universitas Cordova berdiri megah dan menjadi Ikon Spanyol, sehingga Spanyol termasyhur ke seluruh dunia. Universitas ini tegak bersanding dengan Masjid Abdurrahman III, yang pada akhirnya berkembang menjadi lembaga pendidikan tinggi yang terkenal yang setara dengan universitas Al Azhar di Cairo dan universitas Nizamiyah di Baghdad. Perguruan tinggi ini telah menjadi pilihan utama bagi generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan, baik dari belahan Asia, Eropa, Afrika, dan belahan dunia lainnya.
Banyak yang pantas dilirik pada daerah ini, khususnya dalam bidang pendidikan. Perpustakaannya saat itu tiada tandingannya yang menampung kurang lebih empat juta buku yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Buku-buku ini dikonsumtifkan untuk seribu lebih mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. Selain itu, terdapat juga universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Pada perguruan tinggi ini diajarkan ilmu kedokteran, astronomi, teologi, hukum islam, kimia, dan lain-lain. Pada lembaga ini terdapat para pengajar yang cukup dikenal antaranya yaitu Ibn Qaitbah yang dikenal sebagai ahli tatabahasa, Abu Ali Qali yang ahli dibidang biologi. Namun, secara garis besar pada perguruan tinggi di Spanyol terdapat dua konsentrasi ilmu pengetahuan, yaitu:
a. Filsafat
Universitas Cordova mampu menyaingi Baghdad, salah satu diantaranya, karena mampu mengimpor ilmu filsafat dari belahan Timur dalam jumlah besar, sekalipun bagdad termasuk pusat ilmu pengetahuan Islam. Sehingga beberapa waktu sesudahnya melahirkan filosof-filosof besar dengan karya-karya emasnya. Ibnu Bajjah adalah filosof muslim yang pertama dan utama dalam sejarah kefilsafatan di Andalus. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya ibnu Al-Sha‟ig , yang lebih terkenal dengan nama Ibnu Bajjah. Orang barat menyebutnya Avenpace. Ia dilahirkan di Saragossa (Spanyol) pada akhir abad ke-5 H/ abad ke-11 M. Tokoh yang lainnya terdapat nama Abu Bakar Ibnu Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut pada tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan. Pada akhir abad ke-12 masehi muncul seorang pengikut Aristoteles yang terbesar dalam kalangan filsafat islam, dia adalah Abu al-Walid Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad Ruyd dilahirkan di Cordova, Andalus pada tahun 510 H/1126 M, yang terkenal dengan nama Ibn Rusyd. Kepiawaiannya yang luar biasa dalam ilmu hukum, sehingga dia diangkat menjadi ketua Mahkamah Agung di Cordova (Qadhi al-Qudhat). Karya besarnya yang termasyhur adalah Bidayah al-Mujtahid.
b. Sains
Tercatat nama Abbas ibn Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Perkembangan sains pada daerah ini diikuti pula oleh ilmu kedokteran, matematika, kimia dan musik serta ilmu lainnya, bahkan ada ilmuwan wanita yang ahli kedokteran , yaitu Umm al-Hasan binti Abi Ja‟far.
Kehebatan sistem pendidikan di Andalusia menyebabkan Andalusia menjadi salah satu Negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik pada zamannya hal ini dikarenakan faktor-faktor berikut :
v Adanya dukungan dari penguasa, membuat pendidikan Islam cepat sekali majunya, karena penguasa sangat mencintai ilmu pengetahuan dan berwawasan jauh ke depan.
v Adanya beberapa sekolah dan universitas di beberapa kota di Spanyol yang sangat terkenal (Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, dan Granada).
v Banyaknya para sarjana islam yang datang dari ujung Timur dan ujung Barat wilayah islam dengan membawa berbagai buku dan berbagai gagasan. Ini menunjukkan bahwa, meskipun umat Islam terdiri dari beberapa kesatuan politik, terdapat juga apa yang di sebut kasatuan budaya Islam.
v Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cordova yang menyaingi Universitas Nizamiyah di Baghdad yang merupakan persaingan positif, tidak selalu dalam peperangan.
B. Sistem Pendidikan di Sisilia
1. Kuttab
Kuttab adalah lembaga pendidikan terendah yang banyak terdapat di Sisilia. Tentang pola pendidikan Kuttab di Sisilia ini dikatan oleh Abubakar Ibnu Arabi, mereka mempunyai cara yang baik dalam mengajar, yaitu bila telah kelihatangejala-gejala kecerdsan pada seorang anak dikirimlah ia ke Maktab. Di sana anak itu belajar menulis, berhitung dan bahasa Arab. Masih dalam buku yang sama syahabi menyebutkan, bahwa pada kota Palermo terdapat 300 orang guru kuttab, jumlah ini termasuk hitungan yang sangat banyak pada masa itu. Dengan bukti banyaknya kuttab- kuttab yang berkembang dan lembaga pendidikan dapat diprediksi bahwa, pantas dalam waktu yang singkat Sisilia dapat mewujudkan impian besarnya yang terbukti sampai sekarang dengan masih eksisnya Universitas Palermo telah dapat menjawab dan menyalurkan generasi muda yang belajar di kuttab, sehingga memekarkan kesturi intelektual di masa itu.
2. Sains dan Teknologi
Kota palermo merupakan bukti nyata dari kemajuan pendidikan Islam di Sisilia, dibuktikan dengan porsi pendidik dan kuttab yang sangat banyak jumlahnya, pada daerah ini kemajuan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan kemajuan pendidikan di Spanyol dan dunia Islam pada umumnya. Di Sisilia terdapat perguruan tinggi yang mereka samakan namanya dengan kotanya "Palermo". Perguruan tinggi di Sisilia ini (Palermo) dapat menjawab semua harapan perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu dengan adanya pusat kajian sains dah teknologi yang sangat "wah" di kala itu, ini pulalah yang menjadi cikal bakal muncul dan menjalarnya ilmu pengetahuan Dibenua Eropa, terutama di Itali dan kota-kota lainnya. Sisilia telah menorehkan sejarah yang tak dapat didustakan untuk peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan, karena pada daerah ini telah menetaskan ulama-ulama besar yang melahirkan karya-karya besar, diantarnya, yaitu:
a. Muhammad Ibu Khurasan dan Ismail ibn Khalaf, di bidang ilmu al-Qur‟an dan Qiraat.
b. Abu Abbas dan Abu bakar ibn Muhammad al-Yamimi, dalam bidang hadist.
c. Ibnu al-Farra dan Musa Ibn Hasan, dalam bidang ilmu kalam.
d. Ali Hamzah al-Bahri dalam bidang sastra.
e. Abu Sa‟id Ibrahim dan Abu Bakar al-Shiqali, bidang fisika, kimia dan matematika.
f. Abu al-Abbas Ahmad ibn al-Slam, dalam bidang kedokteran.
Faktor pendukung semakin majunya sistem pendidikan di Sisilia adalah :
v Para penguasa muslim di Sisilia adalah orang pecinta ilmu dan berwawasan luas. Mereka mengirim siswa-siswa berbakat untuk belajar di universitas-universitas terkemuka di dunia Islam.
v Menggaji para dosen, peneliti, dan ilmuan.
v Membebaskan para dosen, peneliti, dan ilmuan dari wajib militer.
v Migrasi para ilmuan, peneliti, dosen dan guru dari berbagai penjuru dunia Islam ke Sisilia, karena tertarik dengan tunjangan yang memadai.
Dari beberapa faktor penyebab majunya pendidikan Islam di Sisilia, tidak terlepas dari sosiokultural masyarakat ketika itu yang sangat haus dan mencintai ilmu pengetahuan. Di sisi lain belahan Eropa waktu itu berada dalam kegelapan dan di ambang keterbelakangan, sehingga keadaan itu menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah Sisilia. Karena kebodohan akan menghantarkan kita kepada keterbelakangan. Sangat dapat dipahami bahwa kebijakan dan perhatian pemerintah Sisilia untuk kemajuan bidang pendidikan, telah pula berdampak besar bagi orang-orang yang hidup di zaman sekarang. Semua itu tentu akan dapat dijadikan mutiara berharga bagi umat yang mau menjadikan pelajaran, bagaimana kiat-kiat untuk memajukan pendidikan, dan peluang besar juga untuk ditiru oleh pemerintah yang ada sekarang.
Daftar Pustaka
Ø Abuddin, Nata, 2004. Sejarah Pendidikan Islam Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ø Sya'labi, Ahmad, 1973. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang
Ø Budi Raharjo, Arif. 2010. Jurnal: Posisi Perempuan Dalam Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Periode Awal dan Klasik), Yogyakarta: UMY Press
No comments:
Post a Comment