PERAN NEW ZEALAND DALAM PAKTA ANZUS

Susan Fakhirah


Anzus merupakan organisasi persekutuan antara tiga negara yaitu Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat guna menghambat persebaran komunis di kawasan Australia dan Oceania dengan mengembangkan forward defense strategy. Organisasi pertahanan internasional ini dibuat pada saat masa perang dingin, yaitu saat dimana kekuatan komunis China meningkat dan menimbulkan ketidakstabilan dimana-mana. Saat ini, Anzus beroperasi dengan tujuan untuk menjaga relevansi lingkungan yang terhindar dari ancaman para teroris. Awal mula dari berdirinya organisasi ini selain karena ancaman komunis juga hilangnya kepercayaan Australia terhadap Inggris yang bisa menjaga keamanan dan pertahanan negaranya.[1]

New Zealand dan Australia merupakan negara dibawah perlindungan pemerintahan Inggris pada saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Selama berlangsungnya PD I dan PD II, New Zealand dan Australia mendapat perhatian dan perlindungan yang baik dari pemerintah  Inggris. Namun seiring berjalannya peperangan yang terjadi di wilayah Asia dan Eropa, kedua negara ini pun lama kelamaan tidak lagi mendapatkan perhatian dan perlindungan yang memuaskan dari Inggris. Hal inilah yang membuat New Zealand dan Australia menjalin hubungan kerjasama sebagai negara tetangga yang senasib, dan mulai memikirkan keamanan negaranya dan mencari perlindungan dari negara lain. 

Setelah berakhirnya PD I dan PD II, muncul sebuah konflik yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dikenal dengan nama Perang Dingin. Perang ini membawa perubahan dalam bidang pertahanan dan keamaanan bagi Australia dan New Zealand. Selama Perang Dingin berlangsung Australia dan New Zealand terus aktif dalam mencari aliansi untuk keamanan negaranya. Melihat potensi Amerika Serikat yang merupakan negara dengan potensi yang sangat baik untuk pertahanan dan keamanan New Zealand dan Australia. Maka dari itu, segala upaya yang dilakukan oleh Australia dan New Zealand dalam mencari aliansi pertahanan dan keamanan negaranya membuahkan sebuah perjanjian antara Australia, New Zealand dan Amerika Serikat yang dikenal dengan nama United States Security Treaty (ANZUS atau Pakta ANZUS) yang dibentuk pada tanggal 1 September 1951 di San Fransisco.[2]

Tujuan pembentukan Anzus ini merupakan untuk melakukan pembendungan komunis pada bidang militer. Selain itu, tujuan dibentuknya Anzus juga untuk menjaga wilayah territorial masing-masing negara anggota dari berbagai ancaman luar yang bisa muncul. Dalam pembentukan Anzus yang memegang peran paling penting ialah Australia. Yang mana Australia merupakan negara yang mempunyai ide awal untuk membentuk pakta ini. Alasan Australia mempelopori pembentukan Anzus karena Australia merasa negaranya membutuhkan dukungan militer yang kuat dan Amerika Serikat dianggap sebagai pelindungnya. Alasan tersebut sama seperti New Zealand, sebagai negara yang mempunyai nasib seperti Australia. Australia mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri New Zealand yaitu Frederick W Doidge dalam pembentukan Pakta Anzus. Keterlibatan New Zealand dalam Anzus dapat di lihat dari keterlibatannya dalam beberapa permasalahan di kawasan Asia. Yang didasarkan oleh keterlibatan sekutunya yaitu Amerika Serikat. Sehingga New Zealand turut terlibat dalam beberapa perang, seperti Perang Vietnam dan Perang Korea.

Amerika Serikat terlibat dalam Perang Korea. Amerika Serikat berada pada pihak Korea Selatan yang berperang melawan Korea Utara. New Zealand sebagai negara sekutunya ikut serta dalam perang tersebut. New Zealand terlibat secara langsung dalam bidang militer pada perang tesebut. New Zealand mengirimkan 2000 prajurit ke Korea sebagai bentuk ekspresi dari anti komunis. Hal ini menjadi kesempatan bagi New Zealand dalam menunjukkan kesetiannya terhadap ANZUS.

Keterlibatan New Zealand dalam Perang Vietnam sangat kontroversial. New Zealand memutuskan untuk mengirim pasukan ke Vietnam pada tahun 1964 karena pertimbangan Perang Dingin dan aliansi. Potensi efek merugikan pada aliansi ANZUS karena tidak mendukung Amerika Serikat (dan Australia) di Vietnam adalah kuncinya. Itu juga menjunjung tinggi kepentingan nasional New Zealand untuk melawan komunisme di Asia Tenggara. Keterlibatan awal New Zealand dalam perang Vietnam sangat dipertimbangkan dengan cermat oleh Perdana Menteri Keith Holyoake.[3]

 Keterlibatan New Zealand dalam Perang Vietnam sangat berbeda dengan Australia. Ketika Australia dengan antusias memberi bantuan-bantuan selama Perang Vietnam berlangsung, New Zealand sebagai negara yang berada satu aliansi dengan Amerika Serika, memberikan bantuan ketika mereka mendapat tekanan dari Amerika Serikat. Namun keterlibatan New Zealand dalam Perang Vietnam mendapat protes dari dalam negeri, karena masyarakat New Zealand berpandangan bahwa masuknya New Zealand dalam ANZUS untuk menjaga pertahanan dan keamanan negaranya bukan untuk terlibat dalam peperangan. Banyaknya protes dan demo ini membuat New Zealand berhenti terlibat dalam perang tersebut dan  menarik pasukannya kembali pada tahun 1971.

Tidak hanya soal peperangan saja, demi menjaga hubungan baik antar negara anggota Pakta ANZUS maka diadakanlah pertemuan dewan ANZUS setiap tahun. Pertemuan ini bertujuan untuk saling bertukar pendapat dan pandangan mengenai gejolak politik yang sedang terjadi. Dalam menjaga stabilitas keamanan negara-negara anggotanya khususnya dikawasan Pasifik, maka Amerika Serikat mendirikan fasilitas-fasilitas yang berguna untuk memantau perkembangan di Pasifik.[4]

Keterlibatan New Zealand dalam Pakta ANZUS menimbulkan dampak yaitu ketidaksetujuan Inggris terhadap hal tersebut. Hal ini terjadi karena Inggris merasa bahwa perjanjian ini dapat membuat hubungan antara Inggris dan New Zealand menjadi renggang. Sehingga New Zealand berinisiatif untuk mengajak Inggris bergabung ke dalam Pakta ANZUS, namun ide New Zealand ini tidak disetujui oleh Amerika Serikat.

Penolakan Amerika Serikat terhadap ide yang diajukan oleh New Zealand tidak memudarkan hubungan antara Inggris dan New Zealand. Penolakan ini menjadi salah satu latar belakang terbentuknya SEATO. Dibentuknya SEATO ialah untuk menangkal gerakan anti komunis, yang beranggotakan Inggris, New Zealand, Australia, Malaysia dan Singapura.  

Hubungan New Zealand dalam Pakta ANZUS berlangsung sangat baik. Namun, pada pertengahan 80-an hubungan New Zealand dalam Pakta ANZUS mulai memburuk. Pada tahun 1984 David Lange dari partai buruh New Zealand memenangkan pemilu dan membuat suatu kebijakan yaitu kebijakan untuk keamanan New Zealand bebas nuklir dan mencegah adanya senjata pemusnah yang masuk melalui kapal ke New Zealand.

Sementara Amerika Serikat sebagai negara yang melindungi pertahanan dan keamanan New Zealand tidak setuju dengan adanya kebijakan tersebut. Namun partai buruh tetap kekeh untuk menerapkan kebijakan anti nuklir di New Zealand. Hal ini dapat dilihat ketika kapal perang Amerika Serikat ingin memasuki pelabuhan New Zealand, dengan teguh New Zealand menolak untuk memberi izin kapal perang tersebut untuk berlabuh. Kejadian ini membuat hubungan antara Amerika Serikat dengan New Zealand menjadi buruk.

Menteri pertahanan New Zealand yakni Cespar Weinberger mengatakan bahwa  kejadian ini merupakan sebuah serangan terhadap aliansi. Namun bagi mereka (New  Zealand) ini bukanlah menjadi hal yang terlalu penting, bahkan New Zealand tetap untuk membuat sebuah peraturan perundang undangan yang akan  memperkuat  status  bebas nuklirnya  secara  hukum  dan  membutuhkan  agar perdana  menterinya  dapat  menjamin secara public status bebas nuklir dari setiap kapal perang atau kapal pengangkut nuklir dan  senjata pemusnah massal lainnya yang masuk ke dalam wilayah New Zealand.[5]

Atas keteguhan sikap New Zealand yang tetap mempertahankan kebijakan anti nuklir, secara resmi pada tahun 1985 New Zealand mengundurkan diri dari Pakta ANZUS dan mengeluarkan undang-undang anti nuklir pada tahun 1987. Keluarnya New Zealand dari Pakta ANZUS tidak membuat pakta ini runtuh begitu saja. Amerika Serikat tetap menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Australia. Setelah keluarnya New Zealand dari Pakta ANZUS, Amerika Serikat dan Australia membentuk hubungan kerjasama yang baru dengan nama AUS.

 

Ø  Kesimpulan

Setelah terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Inggris sebagai negara yang melindungi New Zealand dan Australia tidak lagi memberikan perhatian lebih kepada kedua negara tersebut. Hal ini disebabkan oleh banyaknya konflik yang terjadi di wilayah Asia dan Eropa. Karena New Zealand dan Australia adalah negara yang memiliki nasib yang sama, akhirnya kedua negara ini berupaya mencari negara aliansi yang mampu melindungi pertahanan dan keamanan negaranya dari berbagi serangan dari luar. Saat terjadinya Perang Dingin yang melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Australia melihat potensi yang baik pada Amerika Serikat untuk pertahanan dan keamanan untuk Australia dan New Zealand. Akhirnya dibentuklah sebuah perjanjian pada tanggal 1 September 1951 di San Fransisco yang melibatkan Australia, New Zealand dan Amerika Serikat yang bernama Pakta ANZUS.

New Zealand banyak memberikan kontribusi yang baik dalam Pakta ANZUS. Kontribusi yang diberikan oleh New Zealand dapat dilihat dari beberapa keikutsertaan New Zealand ke dalam perang yang melibatkan Amerika Serikat. Perang yang diikuti oleh New Zealand ialah Perang Korea dan Perang Vietnam dengan mengirimkan pasukannya ke dalam perang tersebut. Menjadi bagian dari ANZUS menimbulkan berbagai dampak bagi New Zealand. Salah satu dampak tersebut ialah tidak setujunya Inggris dengan masuknya New Zealand ke dalam ANZUS. Hal ini membuat kekhawatiran Inggris akan hubungannya dengan New Zealand. Keterlibatan New Zealand dalam Pakta ANZUS berlangsung selama 34 tahun. Sebelum akhirnya New Zealand mengundurkan diri dari Pakta ANZUS karena kebijakan anti nuklir yang dibuat oleh David Lange dari partai buruh New Zealand dan membuat hubungan antara Amerika Serikat dengan New Zealand menjadi tidak baik. Dan resmi pada tahun 1985 New Zealand keluar dari Pakta ANZUS.



[2]Fathurrahman. Alasan Selandia Baru Mendukung Kebijakan AMIS. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional. Vol. 6, No. 4,2018. Hal. 1463.

[3]Wikipedia. Selandia Baru dalam Perang Vietnam. https://en.wikipedia.org/wiki/New_Zealand_in_the_Vietnam_War. Diakses pada 24 November 2020.

[4]Dewi Sinta. Peran New Zealand dalam Pakta Anzus (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1954-1985. Other thesis. Universitas Pendidikan Indonesia. 2015.

[5] Selly Dwi Suryanti. Keluarnya New Zealand Sebagai Keanggotaan ANZUS 1985. Ejurnal Hubungan Internasional Universitas Udayana. Vol. 1, No. 1. Hal. 11.

  

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Sinta. Peran New Zealand dalam Pakta Anzus (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1954-1985. Other thesis. Universitas Pendidikan Indonesia. 2015.

Fathurrahman. Alasan Selandia Baru Mendukung Kebijakan AMIS. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional. Vol. 6, No. 4, September 2018.

Kelas Pintar. Apa yang kamu ketahui tentang ANZUS. https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-yang-kamu-ketahui-tentang-anzus-6470/#:~:text=ANZUS%20merupakan%20organisasi%20persekutuan%20antara,dengan%20mengembangkan%20forward%20defense%20strategy. Diakses 23 November 2020.

Selly Dwi Suryanti. Keluarnya New Zealand Sebagai Keanggotaan ANZUS 1985. Ejurnal Hubungan Internasional Universitas Udayana. Vol. 1, No. 1, 2012.

Wikipedia. Selandia Baru dalam Perang Vietnam. https://en.wikipedia.org/wiki/New_Zealand_in_the_Vietnam_War. Diakses pada 24 November 2020.

 

1 comment: