Afifah Adzra
Kiribati
merupakan negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik dan Kiribati ini
terdiri dari 32 atol, satu pulau yang bernama pulau Banaba, dan memiliki tiga
kepulauan, yaitu kepulauan Gilbert, kepulauan Phoenix, dan kepulauan Line. Ibu
kota Kiribati ini terletak di pulau Tarawa dimana lebih dari sepertiga dari
total populasi negara tinggal di Tarawa, yang mana berjumlah 72.335 orang.
Total luas dari daratan Kiribati ini hanya 810,5 kilometer persegi.[1]
Dari sejarah penduduknya yang bertempat tinggal di Kiribati ini berasal dari barat (Indonesia), khususnya yaitu dari empat pulau dari kepulauan Maluku sampai dengan Halmahera (Kiroro), Buru (Bouru), Seram (Neineaba) dan Waigeo (Makaiao), tanah raksasa. Selain itu, Penduduk Kiribati sebagian besar juga merupakan orang Mikronesia, tetapi diantara mereka ada yang berasal dari Polinesia, campuran Mikronesia dan Polinesia, dan juga merupakan keturunan Eropa. Pulau terpadat di
Kiribati adalah Tarawa yang mana juga merupakan pusat pemerintahan negara. [2]Di negara
Kiribati ini pernah menjadi tempat pembantaian. Pembantaian tersebut terjadi
tepatnya di Betio, Tarawa Selatan. Pembantaian ini terjadi dengan pemenggalan
kepala militer Selandia Baru dan pengamat pantai sipil oleh pasukan Jepang
sebelum pendaratan Amerika Serikat di negara Kiribati. Pembantaian itu terjadi
sebagai pembalasan atas serangan udarayang dilakukan oleh orang Amerika.
Sebelum
terjadinya pembantaian, pelaut dan juga pegawai negeri sipil yang ditempatkan
di pulau itu melarikan diri dengan melakukan peluncuran kecil dan terbuka
menarik sekoci. Pelaut dan pengawai sipil itu berlayar ke Nonouti, di Gilbert
Selatan, di sana mereka bertemu dengan Degei. Degei itu senditi adalah dewa
dari Fiji. Mereka bertemu dengan Degei dipimpin oleh Kapten GJ (Jack) Webster
tempat mereka kembali dari Nonouti ke Fiji.
Berita
mengenai pembantaian tersebut ditutup-tutupi oleh otoritas Inggris pada saat
pemerintahan Selandia Baru dan Fiji dicegah untuk memberi tahu keluarga
orang-orang yang terbunuh atas kematian mereka. Namun walaupun ditutup-tutupi
seperti itu rumor mengenai mereka akhirnya sampai di keluarga mereka dan mereka
menyakini bahwa penembakan tahanan Jepang diadakan di Selandia Baru POWKamp
dilakukan sebagai pembalasan atas pembantaian ini. Penjaga Kamp Selandia Baru
yang menembak para tahanan Jepang selama kerusuhan penjara adalah saudara
laki-laki dari salah satu penjaga pantai yang di esksekusi di Betio. [3]
Selain
terjadinya pembantaian Kiribati, di negara ini juga terjadi beberapa
pertempuran yang banyak menewaskan korban jiwa, salah satu pertempuran yang
terjadi di negara ini yaitu pertempuran Makin dan juga pertempuran Tarawa.
Pertempuran Makin adalah pertempuran dalam Perang Pasifik pada Perang Dunia II
yang berlangsung pada tanggal 20 sampai dengan tanggal 23 November 1943 yang
terjadi di Atol Makin yang merupakan bagian dari Kepulauan Gilbert. Pertempuran
Makin ini dari pihak Amerika Serikat dipimpin oleh Richmond K.Turner dan Ralph
C.Smith, sedangkan dari Pihak Jepang dipimpin oleh Seizo Ishikawa. Latar
belakang terjadinya Pertempuran Makin ini yaitu pada tanggal 17 Agustus 1942
ketika Butaritari diserang oleh 2 Raider Batalyon Marinir Kolonel Evans
Carlson. Dengan adanya serangan itu Jepang mengambil suatu langkah untuk
memperkuat Kepulauan Gilbert. Selain itu penyebab pertempuran ini karena Laksamana
Chester W.Nimitz yang ingin membuat suatu dorongan ke arah Pasifik Tengah.
Karena kurangnya sumber daya untuk menyerang langsung di Kepulauan Marshall
yang dimana pada saat itu Kepulauan Marshall menjadi jantung pertahanan Jepang,
maka Laksamana Chester W.Nimitz membuat rencana untuk menyerang Kepulauan
Gilbert. Semua itu dilakukan Amerika agar bisa maju menuju wilayah Jepang.
Akibat dari Pertempuran Makin ini terdapat banyak korban orang Amerika
diantaranya 763 tentara Amerika tewas, 185 yang mengalami luka-luka, serta 1
kapal induk kawal tenggelam. Korban dari Jepang yaitu 395 yang tewas, 17
tentara yang ditangkap, dan 129 pekerja Korea ditawan. [4] [5]
Selanjutnya
ada Pertempuran Tarawa yang mana pertempuran Tarawa ini merupakan sebuah
pertempuran dalam Palagan Pasifik pada Perang Dunia II yang terjadi dari
tanggal 20 November sampai dengan 23 November 1943. Pertempuran Tarawa dari
pihak Amerika di pimpin oleh Raymond A. Spruance, Richmond K. Turner, Harry
W.Hill, Holland M. Smith, Julian C.Smith, Leo D.Hermle, Merritt A.Edson, dan
Dvid M.Shoup. Sedangkan dari pihak Jepang dipimpin oleh Keiji Shibazaki. Latar
belakang dari Pertempuran Tarawa ini yaitu keputusan strategi dari Amerika,
yang dimana Amerika ingin mendirikan pangkalan udara yang mampu mendukung
operasi melintasi pertengahan Pasifik, ke Filipina, dan ke Jepang. Dan Amerika
Serikat berencana untuk menguasai Kepulauan Mariana. Kepulauan Mariana ini
sangat dilindungi, maka Amerika mengirim pesawat yang berbasis darat yang
digunakan agar melemahkan pertahanan dan melindungi pasukan invasi. Pulau
terdekat yang dapat membantu Amerika agar bisa lakukan rencananya tersebut
adalah Kepulauan Marshall, dimana kepulauan ini akan menyediakan pangkalan yang
dibutuhkan untuk melancarkan serangan ke Kepulauan Marianas, tetapi komunikasi
Amerika dengan Marshall terputus, maka pada akhirnya untuk tetap melancarkan
invasi ke Mariana, maka pertempuran dimulai jauh ke Timur yaitu di Tarawa.
Itulah sebab terjadinya pertempuran yang terjadi di Tarawa.
Pertempuran
pertama Tarawa ini berlangsung pada tanggal 20 November yang dimana dimulai
dengan empat senjata pulau berukuran 8 inci melepaskan tembakan pada dini hari.
Dan juga duel meriam segera berkembang saat baterai utama di kapal perang
Colorado dan juga Maryland mulai melakukan tembakan kontra baterai. Selain itu
terjadi juga pengeboman laut pada jam 06.10. Menjelang siang hari Marinir telah
berhasil merebut pantai sejauh garis pertahanan Jepang pertama. Disaat jam
15.30 wilayah yang direbut tadi bergerak ke pendalaman di beberapa tempat yang
tidak jauh dari pertahanan pertama tadi. Dan pada saat malam hari garis yang
direbut sudah setengah jalan melintasi pulau. Pada pertempuran tanggal 21
November, pada tanggal ini Marinir memengang garis di pulau tersebut, marinir
ini diperintahkan untuk menyerang Pantai Merah 2 dan 3, serta mendorong ke
dalam dan membagi menjadi dua bagian, memperluas tonjolan di dekat lapangan
udara smapai mencapai pantai selatan. Pada hari kedua ini berupaya untuk
merebut Pantai Hijau. Pada pertempuran hari ketiga pada tanggal 22 November
terdiri dari konsolidasi jalur yang ada di sepanjang Merah 1 dan 2, dengan
dorongan ke arah timur dari sebuah dermaga, dan juga memindahkan alat berat dan
tank tambahan ke darat ke Green Beach pada jam 08.00. Di pagi itu pasukan
mendarat di Red 1 tatapi memakan korban, sementara itu Marinir 6 telah berhasil
mendarat di Pantai Hijau di selatan Red 1. Pada saat sore hari nya Marinir 6
Batalyon 1 melakukan penyerangan dan pada pukul 12.30 mereka menekan pasukan
Jepang di daerah pantai selatan pulau tersebut. Pada malam itu jugga pasukan
Jepang membentuk serangan balik yang dilakukannya pada pukul 19.30. Pasukan
Jepang membentuk unit kecil yang dimana dikirim untuk menyusup ke garis Amerika
Serikat dalam persiapannya dalam serangan skala penuh. Upaya lain yang
dilakukan adalah serangan banzai besar, yang mereka lakukan pada pukul 03.00
dan mendapatkan beberapa keberhasilan, yang menewaskan 45 orang Amerika dan
melukai 128 orang. Tidak hanya itu dengan dukungan dari kapal perusak Schroeder
dan juga kapal Sigsbee, Marinir Amerika berhasil membunuh 325 penyerang dari
Jepang. Dan terakhir pada tanggal 23 November, pada hari itu Jepang menyerang
Marinir ke-6 Batalyon 1 Mayor Jones. Sekitar 300 tentara Jepang yang melakukan
serangan banzai ke garis Kompi A dan B. Marinir Amerika dapat memukul mundur
serangan tersebut karena mendapat dukungan dari 1/10 howitzer 75mm pack dan
juga mendapat dukungan dari kapal perusak Schroeder dan Sigsbee. Setelah satu
jam serangan itu berakhir terdapat 200 tentara Jepang yang tewas di garis depan
Marinir dan juga 125 lainnya tewas di luar garis mereka. Pada pukul 07.00 orang
Amerika yang khususnya para pejuang angkatan laut dan juga para pengebom tukik
mulai melunakkan posisi Jepang yang berada di ujung timur pulau. Selang
beberapa menit kemudian angkatan laut memulai bagian terakhir pemboman dengan
penembakan yang dilakukan selama 15 menit.
Pertempuran
Tarawa berlangsung sengit dan Marinir maupun pembela Jepang menjadi korban dari
pertempuran tersebut. Korban besar yang di derita oleh Amerika Serikat di
Tarawa ini memicu protes publik, yang dimana laporan utama mengenai kerugian
dalam pertempuran Tarawa ini tidak dapat diterima publik untuk pulau yang hanya
sekecil itu dan tampak tidak penting. Reaksi dari publik diperburuk lagi oleh
komentar jujur yang dilakukan oleh Komando Korps Marinir. Jenderal Holland
M.Smith dan komandan Korps Amfibi V yang keliling pantai setelah Pertempuran
Tarawa dan menyamakan kekalahan itu dengan Pengisian Pickett di Gettysburg. Dan
Nimitz itu sendiri dibanjiri surat-surat marah dari keluarga pria yang terbunuh
di pulau itu.
Amerika
Serikat mengalami kerugian di Tarawa yang disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu pertama kesalahan perhitungan pasang surut dan ketinggian terumbu karang
yang menghalangi, yang kedua kurangnya operasional kapal pendarat yang
tersedia, dan yang ketiga ketidakmampuan pengeboman laut untuk melemahkan
pertahanan.
Secara
keseluruhan hampir 6.400 orang Jepang, Korea dan juga Amerika tewas dalam 76
jam pertempuran yang terjadi. Setelah berakhirnya pertempuran itu, banyak
korban dari pihak Amerika yang berjejer di pantai yang mengampung di ombak.
Staf Sersan Norman T.Hatch dan juga juru kamera Marinir datang kepulau terebut
untuk mendapatkan rekaman yang mana nantinya akan dijadikan sebagai film
dokumenter. Divisi Marinir ke-2 dikirimkan ke Hawaii, sedangkan yang tinggal
itu ada Batalyon ke-2 dan juga Resimen Marinir ke-6 untuk membersihkan medan
perang dari persenjataan dan juga memberikan keamanan bagi Seabees yang
membangun kembali landasan udara dan membantu penguburan korban-korban yang
telah meninggal. Divisi Marinir ke-2 tetap di Hawaii selama enam bulan untuk
memperbaiki dan juga melatih sampai dipanggil untuk pendaratan amfibi besar berikutnya
yaitu Pertempuran Saipan di Mariana yang terjadi pada bulan Juni 1944. [6]
Kesimpulan
Kiribati adalah
sebuah negara kepulauan yang letaknya di Samudera Pasifik. Kiribati terdiri
atas 32 atol, satu pulau yaitu pulau Banaba, dan memiliki tiga kepulauan, yaitu
kepulauan Gilbert, kepulauan Phoenix, dan kepulauan Line. Di Kiribati ini
pernah terjadi pembantaian, yaitu dengan pemenggalan kepala militer Selandia
Baru dan pengamat pantai sipil oleh pasukan Jepang sebelum pendaratan Amerika
Serikat. Pembantaian tersebut terjadi untuk pembalasan atas serangan udara
Amerika. Berita mengenai pembantaian itu ditutup-tutupi oleh otoritas Inggris
pada saat pemerintahan Selandia Baru dan Fiji dicegah untuk memberi tahu
keluarga orang-orang yang terbunuh atas kematian mereka. Namun walaupun
ditutup-tutupi seperti itu rumor mengenai mereka akhirnya sampai di keluarga
mereka dan mereka menyakini bahwa penembakan tahanan Jepang diadakan di
Selandia Baru POWKamp dilakukan sebagai untuk pembalasan atas pembantaian ini yang
dilakukan pihak Jepang. Selain Pembantaian di negara Kiribati ini juga terjadi
beberapa pertempuran, salah satunya yaitu Pertempuran Makin dan juga
Pertempuran Tarawa. Pertempuran Makin itu sendiri terjadi di Atol Makin yang
merupakan bagian dari Kepulauan Gilbert. Sedangkan Pertempuran Tarawa terjadi
di Betio yang merupakan kota terbesar di Ibu Kota Kiribati, Tarawa Selatan.
[1] Trease.H.V.
1993. Atoll Politics The Republic Of Kiribati.Universitas Canterbury dan
Universitas Pasifik Selatan. Hal. 3
2 Asril,M.Pd.
Sejarah Australia dan Oceanea. Hal.66
3 Arorae.2020.
“Betio”. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia. diakses pada 27 November
2020.
4
CommonsDelinker.2020.
“Pertempuran Makin”. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia. diakses 27
November 2020.
5 “Pertempuran
Makin:Menyerang Gilbert”. www. Greelane.com. diakses pada 27 November 2020.
6
Macesito.2020.
“Pertempuran Tarawa”. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia. diakses pada 27
November 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Asril,M.Pd.
Sejarah Australia dan Oceanea.
Arorae.2020.
“Betio”. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Betio diakses pada 27
November 2020
Commons,Delinker.2020.
“Pertempuran Makin”. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Makin#:~:text=Pertempuran%20Makin%20adalah%20pertempuran%20dalam,Makin%2C%20bagian%20dari%20Kepulauan%20Gilbert diakses 27 November
2020
Greelane.
2019. “Pertempuran Makin:Menyerang Gilbert”. https://www.greelane.com/id/sastra/sejarah--budaya/battle-of-makin-2360459/ diakses pada 27
November 2020
Macesito.2020.
“Pertempuran Tarawa”. https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Tarawa&usg=ALkJrhgANDKo2IdISTN9crx4n0S2aTAQtg diakses pada 27
November 2020
Trease.H.V.
1993. Atoll Politics The Republic Of Kiribati.Universitas Canterbury dan
Universitas Pasifik Selatan
No comments:
Post a Comment