GELOMBANG MIGRASI KE AUSTRALIA

Patricia Endah Septiana


Benua Australia mempunyai 6 daerah koloni yang di bentuk oleh pemerintahan Inggris, diantaranya yaitu :New south wales, Queensland, Tasmania,Australia selatan, Australia Barat, dan Victoria. Pada saat pembentukkan awal koloni yang di lakukan Inggris di wilayah benua Australia, perkembangan jumlah penduduk di Australia seiring berjalannya waktu juga ikut bertambah.Bangsa eropa dan Asia datang ke daerah koloni semata-mata untuk menanamkan modal dan mencari tempat yang aman untuk tinggal karena perang terjadi saat itu.Sumber daya alam yang sangat berlimpah dengan tambang Emas, Tembaga, Batu Bara, dan juga di temukannya lahan untuk tempat memelihara ternak membuat bangsa-bangsa lain ingin menduduki daerah di koloni Australia.[1]

Penduduk asli Austalia disebut orang Aborigin, yang dalam bahasa latin ‘aborigine” mempunyai arti “dari awal mula”. Penduduk Australia yang di perkirakan sekitar 20,6 juta adalah keturunan dari

pendatang pada abad ke-19 dan ke-20 M, mereka kebanyakan berasal dari daerah wilayah Britania Raya dan Irlandia. Namun penduduk Australia telah bertambah 4 kali lipat yang di sebabkan sesudah perang dunia II, dan juga di pacu oleh program migrasi dari Negara lain ke Australia yang semakin banyak. Pada tahun 1950 hingga tahun 1973 kebanyakan para imigran datang dari wilayah Eropa,dan sejak saat itu memicu kenaikan arus migrasi dari wilayah Timur tengah dan Asia.Pada dasarnya Penduduk Australia merupakan pencampuran orang-orang imigran yang datang ke Australia dalam gelombang pertama migrasi.Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan penduduk Australia.

Dalam satu karya Crowfod (2017) ia mengatakan bahwa dalam sejarah Australia  mengenai sejarah migrasi ke Australia,ada tiga gelombang utama migrasi yang pengaruhnya terhadap penduduk Australia nampak dan sangat terasa sampai sekarang. Pertama,migrasi penduduk asli yang di perkirakan memasuki wilayah Australia paling sedikit dalam dua gelombang dengan selang waktu yang cukup lama. Kedua, migrasi ke Sydney cove di mulai pada saat ini gelombang migrasi di dominasi oleh orang-orang dari bangsa Inggris, yang sekitar tahun 1850 jumlah penduduknya melebihi penduduk asli Australia. Ketiga, gelombang migrasi ini dimulai pada akhir tahun 1940, yang di tandai dengan berakhirnya ketergantungan kehidupan Australia Pada Inggris.Para imigran yang masuk pada gelombang ini memiliki kemampuan berbicara dengan banyak bahasa, memiliki sifat kosmopolitan yaitu memiliki pengetahuan atau wawasan luas yang dibawa dari berbagai bagian dunia, dan menjadikan penduduk Australia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.[2]

Gelombang migrasi dimulai oleh masyarakat yang kemudian dikenal sebagai penduduk asli.Gelombang ini diperkirakan mulai sekitar 30.000 tahun sebelum kedatangan bangsa Eropa, seperti yang diketahui ada kemungkinan bangsa eropa datang dari wilayah India.Mereka melalui semenanjung Malaya serta melewati Kepulauan Indonesia lalu memasuki daratan Australia.Ada juga yang mendunga bahwa para imigran memasuki wilayah Australia melewati pantai barat laut, dan sebagian melalui Semenanjung York dan Teluk Carpentaria. Dari pendapat Berberapa sejarawan , mereka meyakini bahwa penduduk asli Tasmania datang melalui rute yang berbeda yaitu, melalui daerah Samudra Pasifik.

Sampai sekarang belum dapat di ketahui berapa banyak jumlah pasti penduduk asli Australia , pada saat rombongan kolonis kulit putih mendarat di wilayah Australia. Ada yang memperkirakan sebanyak 300.000 orang, yang terdiri hingga ratusan suku dan juga masing-masing suku mempunyai ciri khas bahasa daerahnya sendiri.Pada setiap suku berjumlah 100 – 1000 orang,mereka juga bertempat tinggal secara nomaden yang dimana masih mencari tempat tinggal yang layak di huni.Corak  kehidupan masyarakat masih berburu dan mengumpulkan makanan ( food gathering), belum ada mengenal istilah berkebun atau bertani. Hasil dari berburu di jadikan sebagai makanan bersama,yang dibagikan sama rata dengan suku lainnya.Mereka tidak mengenal adanya sistem kelas sosial,dan tidak mengenal adanya seorang pemimpin.

Arthur Philip yang pada saat itu menjabat sebagai gubernur pertama, mendapat perintah dari pemerintahan Inggris agar berkelakuan baik terhadap penduduk asli Australia.Namun dalam kenyataannya sikap baik yang dilakukan tidak berlangsung lama, penduduk asli merasa kecewa, karena wilayah yang dimana penduduk asli hidup dijadikan daerah pendatang baru untuk menjalani kehidupan.Penduduk asli kehilangan tempat untuk berburu dan tempat mengumpulkan makanan. Hal itu mendorong keingin penduduk asli untuk melakukan perlawanan,terhadap bangsa kulit putih. Dalam berperang mereka menggunakan senjata yang sederhana, sedangkan bangsa kulit putih memiliki senjata yang cukup bagus.Penduduk asli akhirnya pergi ke daerah pedalaman, karena wilayah yang dulunya mereka tempati di huni oleh bangsa kulit putih.[3]

Awal sejarah Australia dalam kehidupan penduduk asli, imigran eropa melakukan hal yang kejam terhadap penduduk asli Australia. Pembunuhan yang  terjadi di daerah Myall Creek dan Pinjarra dilakukan secara skala besar,dalam dua dekade kedatangan imigran dari eropa hampir seluruh penduduk Tasmania meninggal dunia, baik yang dibunuh maupun meninggal karena penyakit. Sekitar tahun 1838 diperkirakan tinggal 80 orang penduduk yang masih bertahan hidup. Penduduk asli Tasmania terakhir adalah seorang perempuan bernama Truganini, tetapi ia meninggal dunia pada tahun1878, musnahnya penduduk asli Tasmania menjadi sejarah kelam imigran dari Eropa.Dalam kehidupan penduduk asli Australia, mereka diperlakukan secara tidak layak, berkerja di pedalaman sebagai peternak dan tinggal di tempat kurang baik.Masalahyang di hadapi penduduk asli sangat banyak, mulai dari menderita dari segi ekonomi dan menerima tindakan Diskriminatif serta bertempat tinggal di lingkungan yang kotor dan kumuh.Sehingga angka kematian anak – anak penduduk asli sangat tinggi.

Gelombang  migrasi kedua berlangsung dalam kurun waktu sekitar tahun 1788, saat itu pendatang dari inggris tiba dan saat berakhirnya perang Dunia II. Pertambahan penduduk hingga tahun 1820 masih sangat sedikit,dalam pernyataan pope (1982) keinginan mengisi benua australia itu dengan penduduk.Keberlangsungan hidup penduduk Australia didukung dengan penduduk yang memadai, sehingga mendorong Australia mampu menjalankan pembangunan Negara dengan baik.Pada tahun 1830 pemerintahan Ingrris meluncurkan program migrasi ke Australia, yang dikenal dengan sebutan “assited immigration”.Lima tahun kemudian diperkenalkan Bounty system, yang dimanapara kolonis diminta membuat klasifikasi imigran yang datang dan bekerja di Australia.

Program Migrasi yang dijalankan sudah semakin banyak, hingga pada tahun1840 jumlahnya sudah melebehi nerapidana. Pada tahun 1850 hingga 1861 sudah relative tinggi,penemuan emas di daerah New South Wales dan victoria menjadi salah satu faktor pendudukung banyaknya imigran yang datang.Peningkatan jumlah imigran yang datang ke Australia dikenal dengan gold rush , lebih dari setengah juta orang masuk ke wilayah Australia. Pada tahun 1861 pertambahan penduduk di Australia mencapai satu juta orang, sesudah peristiwa gold rush mulai banyak berdatangan imigran wanita yang membuat keseimbangan antara imigran pria dan wanita. Tahun 1870 orang inggris mulai berdatangan lagi ke Australia,hal ini di sebabkan oleh pembukaan Terusan Suez yang bertujuan untuk menjalin hubungan komunikasi baik antara Australia dengan Inggris.

Selama perang dunia I terjadi pertambahan jumlah penduduk di Australia semakin lambat,karena pada saat itu banyak dari penduduk Australia yang dikirim ke tempat- tempat perang untuk membantu pasukan inggris. Namun tingkat migrasi ke Australia mengalami peningkatan,karena Amerika Serikat menutup semua jalur bagi para imigran, hal itu membuat sekitar 300.000 imigran masuk ke Australia. Pada tahun 1940 adanya slogan terkenal di Australia yaitu “ populate or perish” , yang didasarkan oleh penduduk yang begitu kecil di banding dengan luas wilayahnya. Untuk mengisi wilayah yang luas, dibentuknya suatu lembaga untuk mengatasi masalah sedikitnya penduduk secara nasional. Kemudian kementrian Imigrasi dibentuk yang di ketuai oleh Menteri A.A. Callwel , dengan tujuan mendorong dan menjalankan imigrasi sebagai sarana dalam meningkatkan jumlah penduduk Australia.

Kenaikan arus imigran yang sangat cepat ,bahkan dalam kurun waktu 35 tahun kenaikan penduduk Australia mencapai 100% yang didominasi oleh program Imigrasi tersebut. Peristiwa ini dikategorikan sebagai gelombang ketiga dari migrasi ke Australia, pada gelombang ini kebanyakan imigran berasa dari luar inggris.Kebanyakan imigran berasal dari wilayah Daratan Eropa dan Laut Tengah. Dengan menandatangani surat persetujuan International Refugee Organization, membuat catatan sejarah migrasi ke Australia sebagaian besar berasal dari wilayah di luar Inggris. Seperempat penduduk Australia berlatar belakang non-inggris, para imigran datang dari berbagai negara , yaitu: Italia, Yunani, Yugoslavia, belanda, Jerman, Polandia, Libanon, Austria, Hongaria dan Malta.Hal tersebut juga yang membuat beraneka ragamnya kebudayaan penduduk Australia.[4]

 

Kesimpulan

Gelombang migrasi ke Australia diklasifikasikan sebanyak tiga gelombang, yang pertama gelombang migrasi penduduk asli,kedua kedatangan bangsa eropa yang berasal dari wilayah inggris pada tahun 1788, dan gelombang ketiga ketika berakhirnya Perang Dunia II. Kedatangan penduduk asli Australia pada saat itu sekitar 300.000 orang, dengan keragaman bahasa,suku dan kebuyaannya.Pertemuan penduduk asli dengan orang eropa mengalami ketidak seimbangan, penduduk asli merasa kecewa dengan pemerintah karena mereka kehilangan lahan untuk berburu dan tempat mengumpukan makanan.Penduduk Australia mengalami perlakuan kejam, banyak dari penduduk asli Tasmania dibunuh oleh orang eropa. Pertambahan penduduk Australia pada tahun 1830 masih terbilang sedikit, pemerintah memberlakukan Boutny system , untuk mengklasifikasikan imigran yang datang dan bekerja ke Australia.

Peningkatan jumlah penduduk pada tahun 1861 , di dorong oleh penemuan emas di daerah New South Wales dan victoria yang membuat peningkatan penduduk mencapai satu juta orang yang dikenal dengan peristiwa gold rush. Orang Inggris mulai berdatangan ke Australia tahun 1870 karena di bukanya Terusan Suez yang bertujuan menjalin hubungan komunikasi baik dengan negara inggris. Penutupan pintu bagi imigran yang di lakukan oleh Amerika , membuat peningkatan imigran ke Australia bertambah sebanyak 300.000 orang.  Pada tahun 1940 sesudah Perang Dunia II , pemerintah Australia menjalankan program imigrasi dengan tujuan mendorong dan membuat imigrasi sebagai sarana dalam meningkatkan jumlah penduduk di Australia. Untuk pertama kali Australia melepas ketergantungan dari inggris ,dan mulai menerima banyak imigran yang berasal dari eropa . gelombang ketiga imigrasi ke Australia ini memiliki pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat dan struktur masyarakat Australia, serta menjadi negara yang memiliki keberagaman bahasa.



[1]  Academia.edu : Sejarah Migrasi ke Australia. https://www.academia.edu/11691595/SEJARAH_MIGRASI_AUSTRALIA. Diakses 26 November 2020.

[2]  Budiman A. Dampak Migrasi ke Australia Terhadap Sistem Pemerintahan dan Partai Politik. Jurnal Artefak, Vol. 3, No. 2,Agustus 2015. Hal. 187-188.

[3]  Drs.J. Siboro.Sejarah Australia. Tarsito bandung. Bandung.  1996. Hal. 148.

[4]  Academia.edu : Sejarah Migrasi ke Australia. https://www.academia.edu/11691595/SEJARAH_MIGRASI_AUSTRALIA. Diakses  26 November 2020.

 

DAFTAR PUSTAKA

Budiman A. Dampak Migrasi ke Australia terhadap  sistem pemerintahan dan partai politik. Jurnal Artefak. Vol. 3, No. 2,Agustus 2015.

Academia.edu. “SEJARAH MIGRASI AUSTRALIA” https://www.academia.edu/11691595/SEJARAH_MIGRASI_AUSTRALIA .Di akses 26 November 2020.

Siboro, J. 1996. Sejarah Australia. Tarsito. Bandung.

 

No comments:

Post a Comment