Desi Asmarianti
Benua Australia adalah benua terkecil di dunia, sebelum kedatangan bangsa kulit putih benua ini hanya di huni oleh bangsa kulit hitam yang biasa dikenal dengan suku (Aborigin) dalam bahasa latin kata aborigine mempunya arti “dari awal mula” sehingga orang percaya bahwa mereka telah tinggal di benua Australia setidaknya 60.000 tahun. Suku aborigin ini tergolong kedalam ras tersendiri yaitu Australoid juga memiliki kemiripan dengan ras negroid afrika maupun papua. Suku ini memiliki mata pencaharian yang sangat mengadalkan alam. Tidak hanya suku Aborigin terdapat beberapa masyarakat Kepulauan Selat Torres yang juga merupakan masyarakat pertama yang mendiami dan tinggal dikawasan Australia dan tersebar dibeberapa pulau sekitar Australia. Namun semenjak kedatangan bangsa kulit putih dan mengklaim bahwa kawasan Australia adalah kawasan kerajaan Inggris dan membuat kaum pribumi (suku Aborigin dan Masyarakat Kepulauan Selat Torres) menjadi tersingkir. Sebelum suku aborigin mengenal bangsa barat mereka juga suka lama saling berhubungan dengan orang-orang asia, diantaranya ialah orang Makasar, Jepang, dan Cina.
Hubungan ini terjalin secara tidak bersamaan dan pada waktu yang berbeda-beda. Namun orang Asia datang tidak untuk menjajah Australia melainkan hanya untuk memenuhi kepentingan ekonomi dan bertukar barang serta mencari barang dagangan. Hal ini justru berbeda dengan kedatangan bansa Eropa yang datang untuk menjajah dan ingin menguasai benua Australia,bangsa Eropa pertama kali datang pada abad ke 15 dan 16 sekaligus membuka jalan laut baru.[1]
Pelayaran pertama bangsa kulit putih dilakukan oleh bangsa portugis dan bangsa Spanyol dan dilanjutkan oleh bangsa Belanda. Kapal Belanda yang pertama kali menginjakan kaki atau mengunjungi pantai Australia adalah Duyfken yang pada saat itu dibawah kepemimpinan Williem Jansz dan dibisa dikatakan pelaut Belanda orang Eropa yang pertama kali menemukan benua Australia. [2]
Alasan bangsa Belanda melakukan pelayaran ini ialah karena adanya kejadian-kejadian penting di Eropa pada saat itu. Kejadian penting itu ialah perang 80 tahun (1568-1648) atau biasa dikenal dengan perang kemerdekaan Belanda. Faktor yang menyebabkan timbulnya perang ini ialah karena rakyat dibelanda yang mengikuti paham reformasi tidak mau lagi tunduk dibawah kekuasaan Raja Spanyol Philip II yang sangat tidak suka dengan gerakan reformasi sehingga Raja Philip II memerintahkan pasukannya untuk menindas orang-orang yang dianggap sebagai pemberontak.
Selama perang 80 tahun itu membuat Belanda mendapatkan banyak keuntungan dari kegiatan perdaganganya,sehingga hal itu dijadikan bangsa Belanda sebagai alat untuk menentang Spanyol dalam perang yang cukup lama itu. Dan akhirnya Spanyol dan Portugal disatuka dibawah kepemimpinan Raja Philip II guna untuk menghancurkan Belanda. Sehingga Raja Philip II berencana untuk menutup pelabuhan Lisabon agar para pedagang Belanda hancur. Namun, bukannya hancur bangsa Belanda justru menemukan jalan sendiri untuk ke Indonesia. [3]
Cornelis de Houtman adalah pemimpin pertama dalam pelayaran belanda ke Indonesia pada tahun 1596. Pelayaran ini mengikuti rute pelayaran yang diberikan oleh Van linschoten dalam bukunya yang berjudul Intinerario. Keserakahan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar menjadikan motivasi bagi bangsa Belanda untuk terus melanjutkan ekspedisi dan pelayarannya ke arah Selatan. Penemuan secara kebetulan dikait-kaitkan dengan penemuan sebagai hasil penyelidikan. Dalam penyelidikan yang dipimpin oleh Willien Jansz memotong selat Torres sehingga dengan begitu pada tahun 1606 mereka telah sampai di Semenanjung York bagian Barat. Namun karena adanya awak kapal yang meninggal dan perbekalan sudah semakin menipis merekapun memutuskan untuk kembali sehingga ada sebuah tempat yang disebut dengan Tanjung Keerwer (turn back) yang berarti kembali lagi. Bangsa Belanda memberikan nama Het land van deedracht untuk Australia. Sejak itulah daerah barat Australia sering menjadi daerah yang dilalui bangsa Belanda untuk ke Indonesia. Keberhasilan bangsa belanda ke Indonesia menjadi penanda bagi penemuan benua Australia.
Pada tahun 1611 Hendrik Brower menjadi gubernur jendral VOC dan secara kebutan juga menemukan jalan laut baru untuk sampai di pulau Jawa. Keberhasilannya itu terbilang singkat dibandingkan dengan rute pelayaran yang biasa dilalui. Dengan keberhasilannya itu Hendrik Brower menyarankan VOC agar semua pelayaran Belanda ke Indonesia mengikuti rute pelayaran yang dibuatnya. Usalannya pun di setujui pada tahun 1613.[4]
Dengan mengikuti rute pelayaran yang diberikan Hendrik Brower , kapten Dirk Hartog sampai di pantai barat Australia dan mendarat di pulau yang sampai sekarang bernama Hartog’s Island. Dipulau tersebut hartog meninggalkan sebuah piring yang dipakukan ke tiang serta diberi ukiran serangkaian kata yang jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia berarti “ pada tanggal 25 Oktober 1616, kapal Eendracht dibawah pimpinan Dirk Hartog dari Amsterdam telah sampai ditempat ini dan belayar lagi menuju Banten pada tanggal 27 Oktober” peristiwa ini dan pengalaman Hartog membuat Voc melakukan penyelidikan terhadap daerah itu demi keselamatan pelayaran meraka. Akhrinya dikirimlah dua buah kapal dan ekspedisi ini juga untuk melihat sebarapa akurat pendapat yang diberikan olah William Jansz.[5]
Setelah
itu pada tahun 1642, Abel Tasman melanjutkan ekspedisi dan menemukan daratan
Van Diemen’s Land yang biasa dikenal
sebagai Tasmania. Dan menalnjutkan kembali pelayarannya ke arah Timur setalah
sembilan hari perjalanan ia berhasil mencapai Pantai Barat Sount South Island
dan mendarat di Massacre Bay. Setelah itu Abel Tasman melanjutkan pelayarannya
ke samudera Pasifik dan kembali lagi pada tahun 1943 ke Batavia. Pelayaran Abel
Tasman ini menjadi pelayaran terakhir pelayaran penyelidikan orang-orang
Belanda ke Benua Australia.
Kesan
yang mereka dapat dari benua Australia adalah daratan yang gersang dan membuat
mereka tidak tertarik untuk tinggal disana. Tujuan awal mereka datang ke dunia
Timur sebenarnya hanyalah untuk memperoleh keuntungan material sebanyak
mungkin. Tapi bagi mereka benua Australia ini tidak memberikan keuntungan
apa-apa sehingga pimpinan VOC merasa
rugi atas pengeluaran yang begitu boros. Pemberangkatan Abel Tasman salah satu
pengeluaran yang dianggap pemborosan. Sehingga pimpinan VOC meminta penggantian
uang atas kerugian yang telah dikelurkan, ketika Abel Tasman melakukan
pelayaran tak ada satu hal pun yang berharga dan hal itu juga membuat mereka
memutuskan untuk memberhentikan pelayaran dan penyelidikan. Sebenarnya benua
ini memilki kekayaan yang begitu banyak seperti yang di harapkan oleh pimpinan
VOC namun hal tersebut tidak akan berupa hasil yang instan dan perlu dilakukan
pencarian,penggalian,dan pengolahan. Sehingga nampak jelas kebenaran pendapat
yang mengatakan “in matters of commerce the fault of the Dutch is giving too
little and asking to much”.
Ilmu
pengetahuan yang diberikan Tasman memberikan sumbangan yang sangat berarti dan
peta yang ditinggalkan Tasman juga menambahkan daratan Australia meliputi
seluruh pantai di seluruh wilayah. Sebagian Tasmania dan New Zealand kepada
dunia yang diketahui pada waktu itu.
Kesimpulan:
Benua
Australia adalah benua terkecil di dunia, sebelum kedatangan bangsa kulit putih benua ini hanya di huni
oleh bangsa kulit hitam yang biasa dikenal dengan suku Aborigin. Dalam bahasa
latin kata Aborigin mempunyai arti (dari awal mula) sehingga orang percaya
bahwa mereka telah tinggal dibenua Australia setidaknya 60.000 tahun yang lalu.
Suku Aborigin ini tergolong kedalam ras tersendiri yaitu Australoid yang juga
memiliki kemiripan dengan ras negroid Afrika maupun Papua. Tidak hanya suku
Aborigin masyarakat pertama yang mendiami dan tinggal di kawasan Australia
adalah masyarakat Kepulauan Selat Torres. Pelayaran pertama bangsa Belanda ke
Indonesia dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada tahun 1596. Pelayaran Cornelis
de Houtman mengikuti rute pelayaran yang diberikan oleh Van Linschoten dalam
bukunya yang berjdudul Intinerario. Pada tahun 1611 Henrik Brower juga
melakukan pelayaran,dan dilanjutkan oleh kapten Dirk Hartog dan dengan
mengikuti rute yang diberikan oleh Henrik Brower kapten Dirk Hartog akhirnya
sampai ke pantai barat Australia dan mendarat di sebuah pulau yang sampai
sekarang dikenal dengan Hartog’s Island. Belajar dari pengalaman dan peritiwa
yang terdahulu akhirnya ekspedisi dan penyelidikan dilakukan guna untuk
mengetahui daerah itu. Namun kesan yang mereka dapat dari penyelidikan itu
ialah Benua Australia sangat gersang dan penyelidikan serta ekspedisi pun
diberhentikan sehingga pimpinan VOC merasa rugi dan meminta untuk ganti rugi.
[1] Yulius. “Penemuan benua Australia”. 18 Juni 2011.http://historyfileon.blogspot.com/2011/06/penemuan-benua-australia.html?m=1. Diakses 27 November 2020
[2] Social Science Um 17. “Awal penemuan benua kangguru (Australia”). http://agusbudipendidikanips.blogspot.com/2014/07/awal-penemuan-benua-kangguru-australia.html?m=1. Diakses 27 November 2020
[3] Siboro,J.Sejarah Australia.Tarsito.Bandung.1996.Hal 18
[4] Asril.Buku Sejarah
Australia dan Oceania.Hal 21
[5] Ibid.
DAFTRAR
PUSTAKA
Yulius.
“Penemuan benua Australia”. http://historyfileon.blogspot.com/2011/06/penemuan-benua-australia.html?m=1 di
akses 27 November 2020
Social
Science Um 17. “Awal penemuan benua
kangguru (Australia)”.
http://agusbudipendidikanips.blogspot.com/2014/07/awal-penemuan-benua-kangguru-australia.html?m=1.
Diakses 27 November 2020
Siboro,Julius.1996.Sejarah Australia.Tarsito.Bandung
Asril.
Buku Sejarah Australia dan Oceania.
No comments:
Post a Comment