Victoria

Norliza Avera / S Aus
Setelah pelayaran-pelayaran dan penemuan George Bass dan Matthew Flinders dalam tahun 1798-1799, untuk beberapa saat lamanya tidak ada catatan yang memberitakan tentang kegiatan dan pelayaran di Selat Bass. Baru pada tahun 1800 kapal Lady Nelson dibawah komando Letnan Grant, tercatat melewati Selat ini. Dua tahun kemudian, kapal yang sama namun dibawah pimpinan Letnan Murrai, tercata sebagai kapal pertama yang memasukin teluk Port Phillip. Sejak itulah daerah ini disebut Port Phillip. Dalam
perkembangan selanjutnya, sebagai bagian dari New South Wales daerah ini dikenal dengan nama Distrik Port Phillip.
Dalam tahun 1803 Letnan Kolonel David Collins ditugaskan memimpin sekelompok narapidana dan militer  unutk membentuk pemukiman baru di Sorento, di Teluk Port Phillip. Namun beberapa bulan kemudian Collins meninggalkan pemukiman baru itu dnegan alasan daerah itu tidak memenuhi syareat sebagai tempat pemukiman. Mereka pindah ke Tasmania- lihat uraian Tasmania. Sejak itu selama kurang lebih 30 tahun Distrik Port Phillip dibiarkan kosong oleh pemerintah New South Wales, tidak diduduki.
Ketika Mayor Mitchell dalam perjalanan eksplorasinya memasuki Teluk Portland dalam tahun 1836, ia terkejut mengetahui bhawa di sana sudah ada orang kulit putih yang tinggal menetap. Mereka dengan Henty bersaudara, yang telah menetap di sana sejak tahun 1834, Henty bersaudara ini adalah anak-anak Thomas Henty, seorang petani yang berasal dari Succex, Inggris. Tetarik oleh propaganda pembentukan koloni Australia Barat, Thomas Henty beserta seluruh naggota keluarganya beremigrasi ke Swan River. Setelah gagal mendapatkan tanah yang cocok untuk diolah dan didiami di Australia Barat, Thomas Henty pindah ke Tasmania. Tujuan utama Thomas Henty pindah ke Australia adalah untuk membangun masa depan ketujuh anaknya di atas tanah miliknya sendiri. Tiga dari anaknya itu sempat ikut berusaha dalam suasana yang kurang menyenangkan di daerah Swan River. Ketika Thomas Henty sudah berada di Tasmania, ia menugaskan anaknya yang nomor empat, Edward menyebrangi Selat Bass untuk meneliti dan mencari tempat pemukiman di daerah pantai selatan benua Australia. Pada kesempatan itu ia memasuki Teluk Portland. Di sana ia melihat ladang penggembalaan yang sangat baik dan juga kemungkinan memulai usaha pertanian yang menguntungkan. Selain itu, Edward mengatakan bahwa tidak akan ada orang yang mneghalanginya memulai pemukiman di sana karena memang daerah itu masih kosong.
Mendengar laporan Edward itu, Thomas Henty pergi melihat keadaan Teluk Portland, dan ia menyetujui serta mendukung pilihan Edward tersebut. Dalam bulan Nopember 1834, dengan mencarter kapal dari Launceston, Edward Henty berangkat bersama ternak, alat-alat, tanaman-tanaman, serta para pekerja terikat ke Teluk Portland untuk memulai pemukiman baru. Kemudian saudara-saudaranya, Francis, Stephen, dan Jhon bergabung dengan edward. Mereka inilah penetap pertama orang kulit putih di daerah yang sekarang bernama Victoria setelah daerah itu ditinggalkan oleh rombongan Collins (1803) dan oleh kelompok dari Westernport (1826). Empat bersaudara ini secara bersama-sama berusahan dalam penangkapan ikan paus, peternakan biri-biri dan sapi, serta pertanian. Sementara itu Thomas Henty bersama tiga orang anaknya yang lain tetap tinggal di Tasmania[1]
Sebelum Henty bersaudara berusaha dan menetap di Teluk Porland, dua orang dari Launceston, J.T. Gellibrand dan John Batman, telah mengajukan permohonan kepada gubernur Darling untuk di beri Grant tanah di Westernport. Disana mereka ingin membuka perternakan biri-biri,sapi, dan kuda senilai £ 4.000. gubernur Darling menolak permohonan tersebut dengan alasan bahwa bahwa dia tidak akan mengijinkan usaha perorangan membuka pemukiman ditempat dimana usaha resmi pemerintahan mengalami kegagalan. Settlement di Westernport yang di dirikan untuk mencegah masuknya prancis tidak bisa berkembang lalu ditinggalkan pada akhir tahun 1826. Akan tetapi cerita tentang Henty bersaudara mendorong Batman untuk bertindak. Pada tahun 1834 Batman bergabung dengan teman-temanya ma membentuk suatu kongsi, lalu mengirimkan ekspedisi untuk menyelidiki daerah Porth Phillip. Dalam laporan penyelidikan itu, Batman mengatakan bahwa daerah itu baik tanpa tandingan,serta menakjubkan.
Satu hal kiranya perlu dicatat dalam ekspedisi Batman tersebut. Ia bertemu dengan sekelompok penduduk asli itu telah melakukan transaksi jual beli tanah dengan dia. Batman  menerima 600.000 acre tanah dan sebagai gantinya ia telah menyerahkan 40 selimut, 13 pisau, 42 kampak, 18 red shirt, 40 kaca cermin, 62 gunting, 250 sapu tangan, 4 jas, 4 stelan, dan 150 pon tepung. Perjanjian jual beli ini ditandatangani oleh kepala-kepala suku penduduk asli di atas kertas kulit yang telah disediakan oleh Batman atas bantuan ahli hukum Gellibrand sebelumnya. Barangkali pengakuan Batman tentang terjadinya jual beli "secara wajar" disini perlu di ragukan. Apakah benar penduduk asli yang pada waktu itu bertemu dengan Batman memandang dan menyadari peristiwa itu sama dengan pandangan dan  kesadaran Batman? Nama-nama kepala suku penduduk asli Seperti Jaga-Jaga, Cooloolook, Moolokap, yang diketahuai oleh Batman dari ucapan mereka, apakah betul nama atau hanya sekedar tiruan bunyi menurut pendengar Batman saja? Disamping nama-nama itu, tercantum tanda tangan mereka. Apakah mereka itu mengerti makna tanda tangan pada waktu itu. Masih banyak lagi yang dipertanyakan tentang peristiwa tersebut yang oleh Batman yang dijadikan alasan memperkuat permohonannya kepada gubernur New South Woles, Bouke, namun lepas dari keraguan itu, nampak dengan jelas bahwa Batman dan kawan-kawannya mempunyai hasrat yang kuat untuk membuka pemukiman di daerah tersebut. Sebelum ijin dari gubernur itu diperoleh, Batman bersama rombonganya telah membuka pemukiman didaerah Sungai Yarra dekat lokasi kota Melbourne sekarang. Bahkan menurut Pourtus (1957) dan Bereson  (1979) dengan peta yang dibuat oleh Batman, ia telah diberi tanda oleh suatu lokasi yang baik sebagai pusat kedudukan, dan lokasi itu adalah tempat berdirinya kota Melbourne sekarang.
Selain kelompok Batman, ada kelompok lain dari Launceston yang juga berniat membuka pemukiman pemukiman baru di Porth Phillip. Kelompok ini di pimpin oleh John Pascoe Fawkner, seorang anak emancipist yang telah menjadi menejer hotel dan memiliki surat kabar. Fawkner membeli kapal bernama Enterprise lalu melakukan penyelidikan ke Porth Phillip, ke daerah yang menurut kelompok Batman telah menjadi miliknya. Nampaknya kelompok Batman memnadang kelompok Fawkner sebagai sainganya, lalu memperingatkanya dengan mengatakan bahwa Fawkner telah melakukan pelanggaran atas tanah yang dimilki oleh Batman. Namun sepanjang yang dapat diketahui, di antara kedua kelompok itu tidak terjadi perkelahian. Kelompok Fawkner memutuskan untuk menetap di suatu tempat di mana sekarang ini berdiri kota Melbourne[2]
Kedua kelompok ini, Batman dan Fawkner, sesungguhnya sama-sama melanggar jika dilihat dari kacamata Gubernur New South Woles, Bouke. Sampai pada saat kedua kelompok itu sudah menetap di Porth Phillip, Gubernur Bourke belum memberi ijin kepada mereka untuk membuka pemukiman disana. Mereka tergolong penghuni liar di dalam sejarah Australia disebut "squatters". Penghuni-penghuni yang bersemangat ini nampaknya tidak menghiraukan larangan gubernur. Mereka terus bertahan karena melihat bahwa daerah mereka yang tempati itu akan sangat menguntungkan, baik untuk peternakan biri-biri dan sapi, maupun untuk pertanian. Mereka lebih bersemangat lagi bertahan ini daerah yang telah mereka duduki itu, karena mereka pun mengetahui bahwa ada kelompok lain yang membuka pemukiman baru di sisi timur Porth Phillip.
Dari uraian di atas jelas nampak bahwa pendudukan daerah Porth Phillip yang sekarang menjadi Victoria, dilakukan atas kesatuan para kolonis para kolonis tanpa persetujuan pemerintah. Baik teluk Ortland yang diduduki oleh Henty bersaudara, maupun daerah sungai Yarra dan Melbourne yang diduduki oleh kelomok Batman dan kelompk Fowkner, merupakan daerah daerah pemukiman masyarakat kulit putih yang paling mula-mula dari wilayah Victoria sekarang yang diduduki atas maupun kolonis-kolonis itu sendiri. Pemerintahan New South Woles. Melarang mereka, akan tetapi keinginan mereka untuk hidup dan berusaha disana tidak dapat di cegah. Karena barang kali Portus (1957) menyebutkan bahwa koloni yang kemudian menjadi negara bagian Victoria ini koloni yang jadi dengan sendirinya.
Sesungguhnya alasan pemerintah melarang pemukiman seperti terjadi di Distrik Porth Phillip ini hanya untuk membatasi daerah pemukiman. Kebijaksanaan ini mungkin didasarkan pada biyaya dan tanggung jawab dan pemeliharaan. Dipihak lain para imigran ingin meluaskan wilayah pemukiman karena kebutuhan ladang pengembalaan. Berkaitan dengan ini, gubernur Bourke dalam laporanya kepada mentri urusan jajahan menyatakan bahwa dia tidak dapat mencegah penduduk menggembalakan ternak mereka keluar batas daerah atau di wilayah yang sudah di tetapkan secara resmi. Satu hal yang harus dilakukan adalah mengatur pemukiman dan hak-hak para penghuninya.
Pada awal tahun 1835, gubernur bersama legislatif council New South Wales mengeluarkan suatu undang-undang yang menyatakan bahwa penduduk atas tanah pemerintah ( crown land ) dengan cara bertempat tinggal atau mendirikan rumah di atasnya tanmpa ijin resmi, dianggap pelanggaran hukum. Ketika undang-undang ini dikeluarkan, gelombang migrasi ke Porth Phillip nampaknya tidak dapat di bendung. Para penghuni di Porth mereka merasa bahwa mereka tidak terjangkau oleh undang-undang yang baru dikeluarkan itu, walaupun sesungguhnya daerah itu termasuk dalam jurisdiksi undang-undang tersebut. Bagaikan orang yang tidak pernah bersalah mereka tetap saja meneruskan kegiatan peternakan dan pertanian disana tanpa merasa diusik oleh undang-undang tersebut. Hal ini bisa terjadi karena memang saat tertentu kekuasaan pemerintah dari New South Wales belum efektif di distrik tersebut[3]
Dalam bulan mei 1836 Bourke mengirimkan George Stuart, seorang hakim polisi, ke distrik Porth Phillip. Sesampainya disana Stuart melaporkan bahwa saat itu sudah ada 177 penduduk yang bertempat tinggal di lokasi dan di sekitar kota Melboune sekarang, dan mereka memeiliki 26.500 biri-biri. Disekitar itu diperkirakan ada 800 orang penduduk asli. Antara penduduk asli dan penduduk baru sudah terjadi permusuhan. Apabila penduduk asli suatu saat menombak atau mengambil ternak imigran, maka pihak imigran menganggap perlu "meberi pelajaran" kepada penduduk asli dengan menghukum mereka. Dalam keadaan ini bukan penduduk asli yang menjadi korban yang bersalah. Dengan demikian terjadilah kekejaman-kekejaman yang tidak diinginkan yang memaksa pemerintah sydney bertindak. Pemerintah merasa perlu menempatkan hakim secara tetap agar dapat melaksanakan kekuasaan pemerintah secara efektif disana.
Dalam bulan Agustus  1836, Bourke mengirimkan kapten William Lounsdale ke Porth Phillip. Lorisdale tidak hanya melaksanakan fungsi kehakiman yang biasa, akan tatapi juga melakukan pengawasan umum di daerah tersebut Lonsdale melihat bahwa perlu segera diterapkan kekuasaan pemerintahan didaerah tersebut. Untuk sementara, ia meras mewakili pemerintah untuk daerah tersebut. Ia harus melindungi penduduk asli., memperlakukan mereka dengan cara yang baik dan berusah meningkatkan kondisi kehidupan mereka.
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kekuasaan pelaksanaa pemerintahan secara efektif, Loundale harus menetapkan dimana kedudukan pusat pemerintahan untuk daerah itu. Kelompok Batman dan Fawkner sama-sama membangun pemukiman mereka pada tanah landai di dekat Sungai Yarra. Setelah meneliti berbagai tempat, akhirnya Lounsdale sampai pada keputusan sesuai dengan yang disarankan oleh Batman, yaitu di lokasi di mana sekarang terletak di kota Melbourne. Sesuai dengan pilihanya itu, Robert Russel,seorang surveryor, mulai merencanakan pembangunan kota.
Dalam bulan maret tahun 1837 Sir Richard Bourke mengunjungi tempat pemukiman yang sedang bertumbuh di Porth Phillip itu. Persepsi Bourke tentang trend kemungkinan pengembangan nampaknya tidak sejelas ide Lounsdale dan Batman.Bourke mengatakan bahwa Gellibrand's point memiliki posisi yang lebih penting dari pada yang lain, lalu menyebutnya williamstown menurut nama raja inggris pada waktu itu tempat yang oleh Batman disebut "village" dan tempat yang di pilih oleh Lounsdale tempat mendirikan kota,diberi nama Melbourne menurut nama perdana mentri inggris, Lord Melbourne.
Lounsdale terus memimpin Distrik Porth Phillip sampai tahun 1839, ketika C.J. Latrobe di tunjuk sebagai pengawas (super interden) mewakili gubernur New South Woles. Sementara daerah itu bekembang pesat dan sejalan dengan perkembanganya itu masalah-masalahnya pun semangkin banyak,sehingga makin lama makin terasa bahwa tidak mungkin semuanya itu ditangani dari jauh, dari sydney. Untuk sementara penanganan-penanganan masalah Latrobe. Dalam melaksanakan tugasnya terbukti bahwa ia adalah seorang pejabat yang penuh semangat dan mampu. Namun sebagai pejabat yang mewakili pemerintah di sydney, Latrobe masih harus bertanggung jawab kepada gubernur New South Woles.
Tuntutan Batman bahwa tanah yang dimiliki oleh assosiasinya adalah sah atas dasar jual beli dengan kepala-kepala suku penduduk asli, tentu saja tidak di akui oleh pemerintah. Tanah di Porth Phillip telah ditempatkan dibawah peraturan yang sama sebagaimana halnya dengan tanah lain di wilayah New South Wales. Porth Phillip Association yang di pimpin oleh Batman berjuang dengan sekuat tenaga agar tuntutan mereka diakui. Akhirnya pemerintah New South Wales mengakuai hak kepelaporan assosiasi ini senilai £ 7.000 yang akan dibayar dengan tanah. Sejalan dengan itu dalam bulan febuari 1838, ketika assosiasi ini membeli tanah seluas 9.500 acre dekat Geelong seharga £ 7.919, pemerintah memotong £ 7.000 sehingga mereka membayar sisanya saja sebesar £915. Batman sendiri tidak lama hidup, ia meninggal pada tahun 1839. Sekalipun akhirnya tuntutanya diakui oleh pemerintah dalam wujud kepeloporanya, tidak dapat dikatakan bahwa ia amat di hargai, walaupun seungguhnya ia berhak dapat itu. Satu hal perlu diketahui, bahwa pada masa Batman, masa pemberian grant (hadiah) tanah sudah lewat. Oleh karena itu bukan hanya asosiasi Batman dan kelompok Fawkner saja, akan tetapi juga Henty bersaudara pun harus membayar tanah yang sudah mereka garap sejak tahun 1834 itu.
Sejarah Distrik Porth Phillip dari tahun 1839 hingga tahun 1851 memperlihatkan kemakmuran dan perluasan daerah yang mantap. Kemajuan besar nampak pada industri peternakan biri-biri dan golongan penduduk utama adalah squatters. Biasanya para peternak tidak membeli tanah dari pemerintah, mereka menyewanya. Tanah-tanah yang di beli sebagian besar terletak di Melbourne, dan pemerintah telah mendapatkan sejumlah uang besar hasil penjualan tanah tersebut mengalir ke sydney penduduk Distrik Porth Phillip menghendaki agar uang itu digunakan untuk kepentingan daerah Porth Phillip itu sendiri. Keinginan penduduk ini pada hakikatnya merupakan refleksi hasrat mereka lepas dari pemerintahan New South Wales yang berpusat di sydney. Penduduk Porth Phillip sebagai lambang yang hanya memberikan kewajiban kepada mereka. Bagi mereka dari sydney lah datangnya pengabaian transaksi jual beli tanah antara Batman dengan penduduk asli. Dari sydney jugalah keluar aturan bahwa untuk memiliki tanah membayarnya. Penduduk Porth Phillip tidak memiliki suara dalam pemerintahan sydney.  Betul di sydney ada legislative council, tetapi di dalamnya tidak ada orang yang berasal dari Porth Phillip. Seirama dengan peranan ini maka dengan tahun 1840 penduduk Porth Phillip meminta kepada pemerintah inggris agar Distrik Porth Phillip dipisahkan dari New South Wales. Pemerintah Inggris menjawab tuntutan ini dengan mengubah jumlah  Legislatif Council sebagaimana di tetapkan dalam undang-undang tahun 1842. Dalam undang-undang itu ditetapkan bahwa jumlah Legislativ Council di New South Wales diubah menjadi 36 orang, 24 orang, dipilih oleh rakyat dan 12 orang diangkat gubernur. Dari 24 orang itu, 5 orang dipilih oleh rakyat di Distrik Porth Phillip dan 1 orang dipilih orang rakyat di Melbourne saja.
Bagi rakyat di Porth Phillip perubahan jumlah anggota Legislativ Council serta hak memilih 6 dari 24 anggota itu, rupanya tidak memberikan kepuasan. Syidney jauh dari tempat tinggal mereka, dan tidak ada alat komunikasi yang teratur yang menghubungkan sydney dengan Porth Phillip. Untuk sementara mereka memilih orang yang tinggal di Syidney untuk mewakili mereka dalam Legislativ Council, sedangkan bagaimana keadaan mereka yang sebenarnya dan apa yang mereka kehendaki, tidak seluruhnya diketahui oleh orang-orang yang mewakili mereka itu. Dengan demikian rasa tidak puas  semakin berkembang.
Akhirnya dengan Australian Colonies Goverment Act tahun 1850, Distrik Porth Phillip dipisahkan dari New South Wales. Namanya diubah menjadi Victoria. Secara resmi Victoria menjadi koloni sendiri yang berdiri tanggal 1 juli 1851. Sama dengan New South Wales, Victoria pun memiliki Legislativ Council sendiri[4]
Victoria mengalami perkembangan yang lebih pesat lagi sejak ditemukan emas di Bendigo dan Ballarat. Penemuan emas ini merupakan peristiwa yang menentukan juga bagi perjalanan sejarah Victoria. Ratusan penduduk tertari memasuki Victoria, dan peristiwa seperti ini biasa disebut "gold rush". Emas mengantarkan Victoria ketingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dan meletakkan basis untuk pengembangan industri dikemudian hari. Hasil ekspor emas menghasilkan cukup dana untuk pengembangan industri di Victoria. Pemerintah Inggris berusaha membantu perkembangan industri di Victoria dengan melaksanakan politik proteksi.
Salah satu dampak gold rush di Victoria adalah naiknya harga makanan mengakibatkan akibat melonjaknya jumlah penduduk. Sebelum tahun 1851 sebagian besar tanah yang diduduki di Victoria digunakan untuk beternak biri-biri. Naiknya permintaan makanan pada tahun-tahun berikutnya merangsang pertumbuhan pertanian dekat Melbourne. Para petani mendapatkan keuntungan di ladang-ladang emas. Ketika penambangan mulai turun dan habis, penduduk yang tadinya bekerja sebagaia penggali emas harus mendapat pekerjaan yang lain. Banyak diantara mereka yang menghendaki ladang-ladang kecil, dan demikian ada tanah-tanah yang harus di alihkan dari padang pengembalaan menjadi tanah pertanian.
Pengalaman Victoria di bawah pemerintahan New South Woles menyebabkan untuk beberapa saat lamanya rakyat Victoria kurang menyenangi New South Wales. Sebaliknya di New South Wales juga kurang menyenangi Victoria juga berkembang. Perasaan saling membenci ini sesungguhnya menimbulkan kerugian di kedua belah pihak saling mengenakkan pajak terhadap orang yang datang dari koloni lain. Dengan demikian bukan kerjasama ekonomi yang timbul, melainkan perang ekonomi. Ortus (1957) mengatakan bahwa hubungan seperti ini biasa disebut "inter-colonial jealousy". Keadaan ini berlangsung kurang lebih selama 50 tahun. Semuanya ini bersumber pada pengalaman rakyat Victoria pada tahun 1840-an yang merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah sydney. Namun yang tidak menguntungkan kedua belah pihak itu berakhir ketika mereka bersama-sama dengan koloni-koloni lain bersepakat membentuk federasi. Dengan lahirnya koloni-koloni yang akhirnya berdiri sendiri-sendiri itu, sempurnalah penguasaan inggris atas seluruh daratan Australia.
Daftar pustaka
[1]Bereson, I. And Rosenblat, S., (1979). Inquiry Australia Reviewing Australian  History Throuugh Maps, Charts, And Commentary. Richmond, Victoria: Heinemann Educational Australia Pty. Ltd.
[2]Crowley, F.K., (1974). A New History Of Australia. Melbourne: William Heinemann Australia Pty Ltd.
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Victoria_(Australia)
[4]http://en.wikipedia.org/wiki/Victoria,_British_Columbia

No comments:

Post a Comment