PERKEMBANGAN KOLONI NEW SOUTH WALES DARI MASA ARTHUR PHILIP SAMPAI WILLIAM BLIGH

ENCIK AFRIDAYANTI

 

New south wales adalah koloni pertama yang didirikan oleh pemerintahan kerajaan inggris didaratan australia. Alasan  pendirian koloni Inggris di New South Wales adalah kebutuhan akan  tempat pembuangan narapidana dari Inggris, terutama sesudah Amerika Serikat memperoleh kemerdekaannya. Masalah narapidana ini berkaitan dengan kondisi masyarakat yang buruk pada waktu itu, terutama pengangguran, kemiskinan dan kejahatan.

Keputusan membuka koloni di New South Wales yang diambil oleh kabinet William Pitt pada tahun 1786, diwujudkan dengan memberangkatkan rombongan kolonis pertama pada tanggal 13 Mei 1787. Rombongan yang merupakan konvoi 11 buah kapal ini berangkat dari Portsmouth dipimpin oleh Arthur Philip, gubernur pertama koloni baru tersebut. Rombongan ini tiba di Botany Bay pada tanggal 18

Januari 1788, namun menurut beliau setelah melakukan pemeriksaan, tempat ini kurang memenuhi syarat untuk dihuni. Akhirnya, penyelidikan di arahkan ke utara Botany Bay, ke suatu  tempat yang oleh Cook diberi tanda dalam petanya dan diberi nama Port Jackson. [1]

Tempat pilihan ini kemudian diberi nama menurut nama menteri dalam negeri yang bertanggung jawab pada pengiriman narapidana, Lord Sydney dan dari tempat inilah berkembang kota Sydney sekarang. Di tempat inilah pada tanggal 26 Januari 1788 Phillip untuk pertama kalinya menegakkan bendera Inggris dan mendaratkan seluruh peserta rombongannya. Kemudian pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari nasional dalam sejarah Australia sebagai awal pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Australia sekarang yang pada waktu itu hanya dikenal dengan sebutan New South Wales. [2]

Dalam usaha membangun suatu koloni dan suatu masyarakat baru, bukanlah pekerjaan yang mudah. Phillip beserta masyarakat yang dipimpinnya berada dalam suatu lingkungan alam yang masih asing bagi mereka. Komposisi masyarakat yang sebagian besar terdiri dari narapidana, menambah kesulitan dalam usaha membangun koloni baru itu. Untuk membangun koloni itu, Phillip sebagai gubernur mengemban banyak tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan oleh pemerintah Inggris kepadanya, dia harus membangun koloni itu dengan menggunakan narapidana sebagai sumber tenaga kerja. Ketika mempertahankan kelangsungan hidup koloni itu, ia diminta mengusahakan agar koloni itu segara berproduksi.

Pengalamannya tentang tenaga kerja narapidana menyadarkan Phillip bahwa koloni itu tidak akan berkembang selama mengandalkan produksinya pada tenaga kerja narapidana. Dia menyimpulkan bahwa masa depan pemukiman itu tergantung pada peran para penduduk bebas yang kepadanya narapidana dapat ditugaskan sebagai pekerja. Selain itu dia juga berkesimpulan bahwa produksi koloni itu dapat ditingkatkan dengan menghadiahkan tanah kepada para perwira dan pegawai negeri, sedangkan pengerjaannya dapat dilakukan oleh narapidana. Narapidana yang berkelakuaan baik dan kerajinannya juga perlu dipertimbangkan untuk dibebaskan dan diberi hadiah tanah untuk di olah sendiri apabila dipandang ia pantas untuk mendapatkan itu.

Dalam susah payah penuh kesabaran Phillip berusahan agar koloni itu dapat berswasembada. Gubernur yang penuh pengabdian ini tidak cukup lama menikmati hasil usaha serta buah kebijaksaannya. Dilusuhkan oleh kesukaran dan kelelahan perjuangan untuk selamat dalam suatu lingkungan yang asing dan ditengah-tengah masyarakat yang 90% tidak berhak selamat, akhirnya ia minta berhenti sebagai gubernur agar bisa kembali ke Inggris dengan alasan penyakit perut yang khronis dan tidak bisa disembuhkan.

Lalu dalam bulan Desember 1792 ia berlayar pulang ke Inggris, dan meninggalkan New South Wales pada tahun yang sama. Penggatinya adalah Hunter, baru tiba disana pada bulan September 1795. Kelambatan ini menyebabkan setelah keberangkatan Phillip koloni dipimpin oleh seorang perwira senior New South Wales Corps yang bernama Mayor Francis Grose, dengan pangkat Letnan Gubernur pertama. New South Wales Corps adalah pasukan khusus yang dibentuk untuk bertugas di New South Wales.

Mayor Francis Grose adalah pemimpin yang tidak memiliki martabat dan keagungan seperti dimiliki oleh Arthur Phillip. Namun dalam, kekerdilan jiwanya itu, adalah ironi sejarah, apabila diketahui bahwa Grose mengeluarkan dua keputusan yang sangat mempengaruhi perkembangan koloni itu untuk beberapa dekade berikutnya. Untuk mendorong para narapidana bekerja diladang para perwira setelah jam kerja pada pekerjaan pemerintah, ia mengizinkan mereka dibayar dengan rum. Tindakan kedua dari Grose adalah mendorong para perwira melakukan perdagangan dengan membeli barang-barang dari kapal-kapal yang tiba dikoloni itu lalu menjualnya dengan harga yang mereka tentukan sendiri.

Dengan menjadi perwira pedagang, apabila dengan sistem monopoli, makin banyak kekayaaan koloni itu berada ditangan para perwira Corps. Beberapa diantara mereka telah menumpuk kekayaan dengan cepat melalui cara perluasan tanah yang menjadi miliknya dan melalui perdagangan. Di pihak lain, orang-orang yang membela kepentingan dagang para perwira itu mengatakan bahwa para perwira dengan sengaja menciptakan monopoli itu untuk melindungi kepentingan narapidana, mantan narapidana, para penangkap ikap paus, dan sesama perwira, terhadap keserakahan orang-orang yang tak dapat dibatasi oleh tata kesopanan berusaha yang disepakati bersama.

Sekitar tahun 1800, para perwira mulai mengembangkan ciri-ciri suatu golongan eksklusif. Mereka sombong terhadap semua orang diluar kelompok mereka, dan mereka menuntut penghormatan dari masyarakat diluar kelompoknya. Mereka tidak mengenal toleransi terhadap siapa saja yang mereka anggap menggangu sumber kekayaan mereka. Di antara salah satu perwira yang berhati lembut dan mempesona dalam keluarganya adalah John Macarthur. Namun, Karena bakat dan ambisinya yang luar biasa, ia selalu berusaha menghancurkan apa dan siapa saja yang dianggapnya menghalangi jalannya. Dalam masa pemerintahan Letnan Gubernur sepeninggal Phillip, nampaknya Macarthur merupakan tokoh yang sangat dihargai, terutama dikalangan New South Wales Corps. [3]

Pada masa itu ada tiga jenis tenaga kerja di koloni itu, antara lain :

1.      Narapidana yang dalam rangka pelaksanaan hukumannya harus bekerja di gedung-gedung pemerintah dan jalan-jalan umum tanpa mendapat upah atau gaji.

2.      Narapidana yang dipinjamkan kepada penduduk bebas atau orang-orang yang telah mendapat hadiah  tanah.

3.      Tenaga kerja bayaran.

Pada masa pemerintahan Letnan Gubernur para perwira New South Wales Corps mendapat hadiah tanah yang luar biasa banyaknya. Menurut Portus (1957), menyebutkan bahwa selama tiga tahun itu lebih dari 15.000 acres tanah dihadiahkan kepada mereka. Melihat luas tanah yang dihadiahkan kepada perwira selama tiga tahun itu, tentu narapidana yang ditugaskan tidak akan cukup untuk mengolahnya. Akibatnya perkejaan umum seperti pengerjaan gedung-gedung pemerintah, kebersihan umum, pembuatan jalan di abaikan demi kepentingan pengolahan tanah para perwira. Akhirnya Mereka terpaksa menggunakan tenaga kerja bebas, namun mereka memerlukan banyak uang, karena tenaga kerja bebas harus digaji.

Dalam tahun 1795 masa pemerintahan Letnan Gubernur berakhir dengan datangnya Kapten John Hunter, Gubernur yang mengantikan Arthur Phillip. Sesampainya di New South Wales, Hunter segera mengatur langkah-langkah menentang pertumbuhan kekuasaan para perwira pedagang itu. Hunter berusaha mengatur dan menertibkan lalu lintas dan perdagangan rum. Di pihak lain para perwira Corps menghantam Hunter dari belakang. Mereka mengirimkan surat kepada pemerintah Inggris di London berisi keluhan atas kepemimpinan Hunter. Dan juga para perwira sama sekali tidak mau membantu Hunter dalam mengatur kembali lalu lintas dan perdagangan rum. Pemerintah Inggris pun nampaknya belum memiliki pilihan yang tepat untuk mematahkan kekuatan mereka pada saat itu. Pemerintah malah menarik Hunter pada tahun 1800 dan menunjuk Phillip Gidley King sebagai penggantinya.

Masa pemerintahan King, sama halnya dengan masa Hunter, tercatat sebagai masa di mana Gubernur mendorong diadakannya eksplorasi pantai. Pada awal abad ke – 19 yang bertepatan pula dengan masa pemerintahan King, para pejabat pemerintahan di Inggris khawatir akan kegiatan pelayaran dan penyelidikan yang dilakukan oleh Prancis dilautan selatan, termasuk dipantai selatan benua Australia. Untuk mencegah kemungkinan itu, pemerintah Inggris mengirimkan satu ekspedisi kecil dalam tahun 1803 yang terdiri dari narapidana, tentara, dan penduduk bebas. Ekspedisi ini dipimpin oleh Kapten David Collins dan ditugaskan untuk menduduki Port Phillip. Beberapa bulan kemudian ia mengirimkan ekspedisi serupa dipimpin oleh Paterson untuk menduduki Port Dalrymple di pantai utara Van Diemen's Land. [4]

Hal lain yang sangat perlu mendapat perhatian dari masa pemerintahan King adalah munculnya kelompok narapidana baru di koloni itu. Sebenarnya sejak bulan september 1791 sudah mulai ada narapidana Irlandia yang di transportasikan ke koloni itu, namun karena jumlah sangat kecil, pengaruhnya belum sangat berarti bagi koloni itu. Hal yang lebih penting lagi adalah mereka tergolong penjahat politik yang senantiasa siap melakukan pergolakan dan memimpin pemberontakan melawan kekuasaan pemerintah Inggris, termasuk di New South Wales. Mereka menganut dan mengembangkan ideologi yang berbeda dengan yang dianut oleh pemerintah Inggris dan masyarakat Inggris lainya, sehingga mereka tidak jera oleh hukuman dan senantiasa berusaha mencari saat yang tepat untuk melakukan pemberontakan.

Dalam bulan maret 1804, William Johnston, seorang narapidana Irlandia, mengumpulkan sesamanya di Castle Hill. Dengan tekad membebaskan diri dari tekanan Anglo-Saxon mereka mempersenjatai diri dengan tongkat, helaian papan yang diikat dengan besi, dan beberapa bedil, lalu bergerak ke arah Hawkesbury dalam persiapan menaklukan Sydney. Akan tetapi, seorang informan memberitahu Gubernur King tepat pada waktunya, sehingga sebelum jumlah pengikut mereka menjadi besar mereka sudah dapat dipatahkan oleh detasemen kecil tentara.

Bagi King, terjadinya pemberontakan ini menimbulkan kegelisahan yang cukup parah. Dalam pikirannya selalu terbayang bahwa untuk keamanan dan ketertiban koloni itu ia tergantung pada New South Wales Corps. Sementara itu dia pun menyadari bahwa perwira-perwira Corps tersebut menentangnya habis-habisan. Hal ini sangat melelahkannya, sehingga ketika pada tahun 1806 penggantinya datang ia merasa lega dan gembira.

Pemerintah Inggris menyadari bahwa selama kekuasaan dan pegaruh perwira Corps masih menghalangi kekuasaan Gubernur, sukar sekali melaksanakan usaha-usaha peningkatan kehidupan masyarakat di koloni tersebut. Oleh karena itu, pemerintah berusaha memilih orang yang dianggap tepat untuk menggantikan King. Pilihan jatuh pada Kapten William Bligh karena reputasi gemilang yang pernah diperlihatkannya pada waktu lalu. Ketika pada tahun 1788 Bligh memimpin kapal Bounty anak buahnya memberontak. Bligh beserta beberapa orang yang dekat padanya diturunkan dari kapal ditengah-tengah Samudera Pasifik. Ternyata, Bligh berhasil selamat dan dapat kembali ke Inggris.

Pada tahun 1806 Bligh tiba di New South Wales untuk mengantikan King sebagai Gubernur. Harapan pemerintah untuk menyelesaikan masalah peredaran dan penggunaan rum yang selalu melibatkan Gubernur dengan para perwira Corps ke dalam konflik yang berkelanjutan, ini diuji diatas pundak Gubernur baru itu. Akibat dari watak Bligh yang kurang bijaksana dan bersifat memaksa serta kasar, menyebabkan dia bertengkar dengan para perwira pedagang, terutama dengan John Macarthur. Walaupun John Macarthur sudah tidak aktif dalam dinas militer, namun pengaruhnya di kalangan perwira dan koloni itu masih besar. Dia juga bertengkar dengan Gubernur King yang mengirimkannya ke Inggris untuk diadili. Dengan geramnya Bligh menangkap Macarthur dan dengan tuntutan yang sangat panjang hendak diadili dibawah pengadilan militer yang dipimpin oleh Atkins. Tetapi Macarthur menolak untuk diadili dan minta dibebaskan, dan hal ini membuat Bligh begitu marah. Kemudian Bligh mengumumkan akan menangkap perwira tersebut dan memasukan Macarthur ke penjara.

Tindakan Bligh ini menimbulkan kemarahan para perwira yang sangat menghomti Macarathur. Pada tanggal 26 Januari 1808, Mayor George Johnston memerintahkan anak buahnya berbaris menuju tempat kediaman Gubernur. William Bligh ditangkap dan dipecat, lalu Macarthur dibebaskan. Johnston mengangkat dirinya sebagai penguasa menggantikan Gubernur Bligh. Kemudian kolonel Paterson datang dari Van Diements Land mengambil alih kedudukan Johnston sebagai penguasa dikoloni itu.

Dengan peristiwa ini nampaknya para perwira memperoleh kemenangan. Mereka telah mengejek Hunter, menghina King, dan memecat serta memenjarakan Bligh. Akan tetapi tindakan mereka yang terakhir itu justru menandai akhir kekuasaan mereka. Pemerintah Inggris tidak dapat terus bersabar  dan mengalah. Tiba saatnya bagi pemerintah untuk melakukan pukulan mematikan terhadap pergolakan-pergolakan para perwira yang berusaha mengutungkan dirinya sendiri itu. Apabila sampai berusaha Gubernur berasal dari Angkatan Laut dan datang tanpa membawa pasukan khusus, maka penggatinya, Lachlan Macquarie, diambil dari Angkatan Darat yang datang lengkap dengan pasukan yang dipimpinya sendiri.

Setibanya di New South Wales, Macquarie segera mengumumkan agar semua anggota New South Wales Corps memdaftarkan diri untuk kemudian dipulangkan ke Inggris. Mereka yang tidak mau kembali karena terikat oleh kegiatan perdagangan dan pertanian, boleh tetap tinggal dengan syarat harus melepaskan dinas militernya. Dengan pengumuman ini berarti New South Wales Corps dibubarkan, sehingga Gubernur dapat dengan leluasa mejalannkan pemerintahannya. [5]

 

DAFTAR PUSTAKA

[1].http://chaerolriezal.blogspot.com/2012/12/perkembangan-koloni-sampai-dengan-       masa.html

[2].http://enangcuhendi.blogspot.com/2011/11/seri-sejarah-australia-new-south-wales.html

[3].http://wwwsejarah-agustinus.blogspot.com/2011/02/perkembangan-koloni-di-australia.html

[4].http://id.wikipedia.org/wiki/Sydney

[5] Siboro,Drs, J. 1989. Sejarah Australia. Bandung. Penerbit Tarsito.

No comments:

Post a Comment