"FUNAN" KERAJAAN PERTAMA DI ASIA TENGGARA

SISKA MAYA RENTI/PIS/B

Funan merupakan ucapan Cina modern yang berasal dari dua suku kata yang dimana dulu diucapkan "B'iu-nam"berarti"gunung", yaitu nama yang diberikan pada kerajaan Khamer. Yang tempat aslinya di sepanjang sungai Mekong antara Choudoc dan Phnom Penh. Ini bukanlah nama sebenarnya, tetapi ini adalah nama yang dipakai raja-raja pada saat itu. Secara lengkap, gelar yang dipakai raja-raja itu adalah "kurung bnam" yang berarti raja gunung, dalam bahasa sansekerta yaitu Sailaraja, gelar yang dipakai raja-raja Pallawa di Cunjeverem di India Selatan. Satu hal lagi yang perlu diketahui tentang kerajaan Funan adalah bahwa Funan merupakan kerajaan Hindu purba pertama di Asia Tenggara

Ibu kota Funan berada di Vyadhapura yang terletak dekat bukit Ba Phnom dan desa Banam di provinsi Prei Veng di Kamboja sekarang. Vyadhapura sendiri berarti "kota pemburu", yang dimana orang-orang Cina mengatakan jaraknya 120 mil dari pantai,atau dari dinasti ling didapatkan bahwa letaknya 200 km dari laut. Bandar pelabuhannya terletak di oc eo yang sekarang menjadi pusat penggalian para ahli arkeologi Prancis. Oc eo merupakan pusat kegiatan pedagang-pedagang asing yang terjadi pada abad I Masehi. Keadaan negeri ini terpotong-potong oleh Terusan-terusan yang jumlahnya tidaklah terhitung, yang memungkinkan orang-orang Cina berlayar menyeberangi Funan dalam perjalanannya menuju semenanjung Melayu. Funan menjadi jembatan penghubung antara Cina dan India pada waktu itu.
Data-data awal mengenai Funan berasal dari sebuah kisah yang dicatat oleh utusan-utusan Cina K'ang T'ai dan Chu Ying yang mengunjungi negeri itu pada pertengahan abad ke-3 Masehi, yang merupakan dasar dari dokumentasi mengenai dua abad pertama sejarah kerajaan itu. Menurut K'ang T'ai, raja Funan yang pertama bernama Hun-t'ien yang berarti keundinya(pendiri kerajaan) yang datang dari India atau dari Semenanjung  Tanah Melayu, atau dari Nusantara. Raja itu bermimpi bahwa jin yang akrab dengannya menyerahkan sebuah busur panah suci dan menyuruhnya untuk naik ke atas sebuah jung dagang yang besar. Maka pada esok harinya ia pun pergi ke kuil dan tepat sekali ia menemukan sebuah busur di kaki pohon jin itu. Lalu ia pergi melaut dengan sebuah kapal di bantu oleh jin itu, kemudian jin itu mendaratkannya di Funan. Ratu negeri itu bernama Liu-ye yang bermaknakan "daun kelapa", hendak merampok dan dan merebut kapal miliknya. Akan tetapi Hun-t'ien melepaskan dari busurnya sebuah anak panah yang menembus parahu liu yie dari sisi satu ke sisi lainnya. Liu-yi yang ketakutan pun akhirnya tunduk dan Hun-t'ien mempersuntingnya, tetapi ia tidak suka melihat ratu itu telanjang, maka ia melihat sepotong kain dan dimintanya Liu-yie untuk memakainya. Iapun mendirikan dinasti yang berkuasa selama 1,5 abad.
Demikianlah versi Cina tentang asala-usul dinasti raja-raja Funan. Asalnya boleh jadi seperti legenda India yang yang diubah bentuknya dan disampaikan dengan tepat oleh prasasti sansekerta dari Champa. Prasasti ini menceritakan keundinya telah menerima sebuah lembing dari Brahmana Assvatthaman, anak dari Drona. Yang dimana lembing itu di lemparkannya untuk menentukan tempat ibu kotanya kelak. Lalu ia menikahi putri raja bangsa naga yang bernama Soma dan melahirkan raja-raja. Perkawinan mistik ini masih diperingati di keraton Ankor pada akhir abad ke-13 melalui sebuah ritual yang oleh orang Cina disebut Chou Ta Kuan dan masih tersimpan kenangannya di dalam abad Kamboja yang modern, sama halnya dengan perkawinan oleh raja-raja Pallava dari Kanci, India Sealatan yang menurunkannya.
Menurut sejarah Liang seorang keturunan keundinya bernamahun pan huang, meninggal saat ia berusia sembilan puluh tahun kemudian digantikan oleh anak laki-lakinya yang kedua bernama pan pan. Yang menyerahkan pemerintahan negerinya kepada jenderal besar Fan Man yang memiliki nama lengkap Fan shin Man. Ia adalah seorang penakluk yang agung. Dia meluaskan kekuasaannya dan beliau diberi gelar Raja Besar. Dia juga membentuk angkatan laut yang menguasai laut di sekelilingnya. Liang History menyebutkan bahwa beliau menyerang 10 kerajaan, 4 diantaranya bisa ia kuasai. Daerah takhlukannya meliputi kawasan hilir lembah sungai Mekong dan tonlepsap, kawasan delta Mekong donnai hingga teluk kamranh dan tunsun.
Orang-orang Cina berpendapat bahwa Fan shin Man meninggal pada saat dia menyerang negara Chin Lin"perbatasan emas",atau  Survarnarkudya"tembok emas" yang terletak di dataran rendah Burma atau Semenanjung Melayu. Beliau juga adalah seorang penganut Buddhisme dan ia memakai bahasa sansekerta sebagai bahasa istananya. Coedes menyimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa dongeng megenai kaundinya hanya terjadi pada abad pertama Masehi.
Pengganti Fan Shin Man setelah ia meninggal adalah saudara sepupunya yang bernama Fan Chan. Ia telah membunuh pewaris resmi tahta kerajaan dan iapun memerintah selama dua puluh tahun(225-250) sebelum meninggal di tangan saudara dari orang yang sebelumnya telah ia singkirkan. Pada tahun ini ia mengirim misi ke Cina. Antar tahun 245 dan 250 Fan Chan digantikan oleh Fan Hsun yang menerima misi balasan dari Cina. Utusan Cina tersebut yaitu Kang tai menulis bahwa Funan memiliki bandar yang dipagari dengan tembok dan di dalamnya terdapat pemukiman. Masyarakatnya bodoh, berkulit hitam, berambut keriting dan berbogel saja, tingkah laku mereka masih sederhana tapi tidak memiliki kebiasaan mencuri. Mereka bercocok tanam dengan cara yang primitif, mereka gemar menggunakan pahat dan suka kepada barang perhiasan yang berukir. Banyak perkakas memasak mereka yang terbuat dari perak. Cukai dibayar dengan emas, perak, mutiara, dan minyak wangi. Mereka juga memiliki buku dan arip. Tulisan mereka seperti tulisan orang hi yang tinggal di bahagian Tengah Asia yang menggunakan tulisan India.
Sebelum kedatangan kaundinya(pendiri kerajaan) masyarakat Funam memang masih belum berpakaian atau telanjang, sebenarnya K'an T'ai telah meminta kepada Fan Sun agar mengeluarkan perintah agar orang-orang Funan memakai pakaian. Namun pakaian yang mereka pakai hanyalah sepotong kain yang dililitkan di pinggang yang oleh orang Kamboja sekarang disebut Sampot. Jadi, kaundinya telah memperkenalkan kepada mereka budaya berpakaian bagi wanita-wanita. Menurut dongeng itu Soma pada saat pertama kali datang di negeri itu dalam keadaan bugil, lalu ia memakai kain dan menyanggul rambutnya. Itulah cerita asala muasal pakaian dan sanggul di Kamboja.
Hubungan-hubungan dengan Cina diperkuat dengan missi ini. Selama pemerintahan Fan Hsun paling tidak sampai 287 hubungannya masih terbilang rapat. Tetapi hubungan itu mulai bermasalah karena Fan Hsun bersekutu degan Fan Hsiung yang naik tahta Lin Yi(campa) pada tahun 270, bersama-sama berperang melawan ciao ci(tongking) selama sepuluh tahun.
1.      Arkeologi Funan
Sumber Cina menguraikan secara panjang lebar tentang kehalusan budaya Funan, yaitu istana raja di bangun dari kayu-kayu berhargadan dilengkapi dengan mebel-mebel mewah, orang-orang Funan membuat patung-patung suci dari perunggu. Pada tahun 503 M, kaundinya Jayavarman mengirimkan sebuah arca Budha dari arca karang dan sebuah stupa dari gading kepala maharaja Cina. Seorang ratu Funan mendirikan patung-patung dari perunggu yang dilapisi emas. Tetapi tidak ada yang tersisa dari semua itu, selain oc eo dimana telah ditemukan beberapa penemuan yang dimana akan digabungkan dengan penemuan-penemuan terdahulu di wilayah lain Cochin- Cina yang akan memberikan cahaya akan awal peradaban Funan.
v  kesenian Funan
Dari penggalian yang telah dilakukan di Funan, maka didapatkan bahwa karya-karya India menduduki peringkat pertama. Sebuah kepala arca Budha gaya Gandhara yang ditemukan di Bathe mungkin merupakan yang terkuno dalam seri itu. Tetapi yang didapatkan terutama perhiasan dari emas, misalkan cincin yang dihiasi sapi berpunuk, atau juga cincin berstempelyang ditulis istilah-istilah dagang dalam bahasa sansekertaberabjad bahmi. Yang diman benda-benda ini diperkirakan hasil kesenian antara abad 2-5 M. Tulisan-tulisan itu dapat pula ditemukan pada batu yang keras, karena teknik cukilan tampaknya sangat populer pada saat itu. Dan juga ditemukan adegan-adegan keagamaan yang dihasilkan dengan teknik seperti itu: seorang wanita yang tengah mempersembahkan air suci di atas sebuah atlar untuk memuja pai atau ada juga yang memberikan sekuntum bunga.
Benda-benda India bukanlah satu-satunya yang ditemukan di pantai-pantai Funan, disitu juga ditemukan benda-benda Cina: fragmen-fragmen cermin dari perunggu, yang mungkin dari periode dinasti Han; patung-patung Budha yang kecil juga dari perunggu yang diperkirakan dari dinasti Wei. Selain itu juga ditemukan sekelompok benda Romawi . yang pertama medali emas dari kaisar Antonionus yang Saleh yang berasal dari tahun 152 M. Benda-benda itu merupakan penanda periode Funan dan juga menunjukkan betapa besarnya perdagangan masa itu. Hal itu juga di konfirmasikan oleh sebuah benda dari kaca biru dihiasi seorang tooh raja yang sedang mencium bunga, yang kemungkinan besar berasal dari dinasti sasan. Maka tidak mengherankan jika ditemukan pecahan gerabah kuno Yunani di Semenanjung Melayu, atau dari sebuah galian ditemukan sebuah lampu perunggu bagus dihiasi topeng selenos dari zaman ptolemeeusdi Pongtuk, Siam.
Mungkin sudah dapat dipastikan bahwa di Indialah kita bisa mencari model-model kesenian Funan, yang terbentuk pada periode tersebut. Gambar-gambar yang terpenting terdapat pada cukilan-cukilan batu keras yang bagus-bagus yang memperlihatkan seorang tokoh yang duduk di atas singgasana yang rendah, satu kaki dilipat pada tempat duduk itu sedangkan satu kaki lagi menggantung bebas didepannya, dengan sikap yang tergambar anggun seperti seorang raja yang tak asing lagi dalam ikonografi India. Gambar itu dikenali sebagai seorang raja gunung yang memerintah Funan. Pada lempengan-lempengan timah lainnya dapat dikenali penampilan penduduk Funan yang tidak berpakaian, sedang rambut panjang yang dikepang. Benar-benarorang liar setengah telanjang.
Hasil-hasil kesenian yang terdapat di Funan mungkin yang menjadi alasan mengapa perdagangan di Funan bisa berkembang dengan pesat. Karena barang-barang itu merupakan barang yang laku dipasaran.
v  Arsitektur
Sebagian besar rumah terbuat dari kayu yng berbentuk panggung, selain untuk jaring-jaringan air, juga untuk menghindari banjir. Bangunan-bangunan telah di ukir dan dilengkapi mebel-mebel mewah yang mungkin mirip dengan bangunan pra- Angkor. Yang dimana bangunan terbuat dari bahan yang tahan lama yang biasanya pembangunan akan sanagat dispesialkan pada bangunan agama. Karena bata dan batu tang langka hanya disediakan untuk para dewa. Mungkin bisa disimpulkan bahwa bangunan permanent itu merupakan bangunan yang dibangun pada masa terakhir peradaban Funan, terutama pada abad ke-5 Masehi.
v  Seni Patung Funan
Tidak banyak yang ditemukan patung-patung peninggalan Funan, tetapi pada kenyataannya patung itu jelas ada  karena biasanya mereka sering mengirimnya sampai ke negeri Cina. Meskipun tidak banyak tapi masih ada yang ditemukan, seperti halnya patung yang ditemukan di Plaine des Joncs, patung-patung Budha yang berdiri terbuat dari kayu, yang salah satunya sangat mirip dengan karya zaman Gupto, sehingga bisa ditafsirkan ini patung pada abad ke-4 Masehi. Juga sebuah kepala Budha yang ditemukan di Kamboja, di vat Romlok yang masih terlihat jelas gaya Amarawati.
v  Gaya Phnom Da
Kelompok arca pertama yang benar-benar dapat dikatakan sebagai hasil karya Funan dibuat pada seperempat pertama abad ke-6 Masehi. Yang dimaksud adalah arca-arca Wisnuyang sebagian besar berasal dari Phnom Da, tempat suci sebuah ibu kota terdekat:Angkor Borei. Arca-arca itu dengan cepat dapat dikatakan berasal dari pemerintahan Rudhavarman yang merupakan penganut agama Wisnu yang taat seperti yang dikemukakan prasasti-prasasti. Diantaranya adalah dua buah arca Krishna Govardhana yang mempesona, koleksi Stoklet di Brussels dan dari pnom da di musium pnom pen, dan masih banyak arca-arca yang lainnya.
2.      Runtuhnya Kerajaan Funan
Perubahan jalur perdagangan dari jalur sutra (jalur darat) ke jalur emas(jalur laut) secara khusus menyebabkan kemunduran bagi kerajaan Funan. Bagaimana tidak, jalur sutra yang dahulunya melewati Asia Tengah dengan Funan menjadi pelabuhan penghubung bagi para pedagang kini mulai kehilangan dan ditinggalkan. Ini terjadi sekitar abad ke-4 Masehi. Kekacauan di Asia Tengah telah menyebabkan jalan sutera yang biasanya digunakan untuk membawa masuk barang-barang mewah dari Barat tidak dapat lagi digunakan. Dan jalan yang terbuka pada saat itu hanyalah jalan laut. Ini semua membuat pemerintah Chin mengkonsentrasikan pada jalur laut, dan memperbaiki kualitas kapal. Penemuan jalan baru yang lebih sederhana yaitu melintasi Laut Ciina Selatan terus ke Borneo(Kalimantan), laut Jawa dan selat sunda. Dan tidak lagi menyusuri Vietnam dan Teluk Siam serta melintasi jalan darat segenting Kra yang jalurya memang lebih rumit, menjadi salah satu alasannya.
Hal ini menyebabkan peranan Funan menjadi tidak diperlukan, karena para pedagang Asia Tenggara yang biasanya melewati pelabuhan Funan memilih langsung berhubungan dengan pihak Cina, bukan hanya pedagang lokal tetapi Indiapun juga. Dengan tidak memakai jalan lintas segenting kra maka Funan telah ditinggalkan. Karena inilah maka penduduk Funan menjadi miskin dan melakukan pembajakan laut kepada kapal-kapal dagang, mereka melakukan itu untuk memaksa para pedagang agar singgah di pelabuhan mereka, atau mungkin juga karena alasan karena mereka tidak tahu lagi cara mempertahankan kehidupan.
Selain faktor di atas, sebab lain dari kehancuran Funan adalah karena adanya bencana alam berupa banjir yang menyerang ibu kota dan kota-kota utamanya pada abad ke-6 Masehi. Yang memaksa penduduk Funan pindah dan mencari daerah lain yang lebih tinggi di Tengah Kamboja.

DAFTAR PUSTAKA
v  Asril S.Pd, Sejarah Asia Tenggara,Cendekia Insani Pekanbaru,2008
v  D.G.E. Hall,Sejarah Asia Tenggara,Usaha Nasional:Surabaya,1988
v  Groslier,Bernard Philippe,Indocina(persilangan kebudayaan),KPG(kepustakaan populer gramedia):Jakarta,2002
v  Coedes,Georgo,Asia Tenggara Masa Hindu-Budha,KPG(Kepustakaan Populer Gramedia)forum Jakarta-Paris:Jakarta,2010


No comments:

Post a Comment