Perjalanan Karir Susilo Bambang Yudhoyono


Nomi Destari Sitorus/S/A
A.    Biografi SBY
Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Republik Indonesia ke-6. Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat dalam Pemilu Presiden putaran ke-2 pada tanggal 20 September 2004. Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur pada tanggal 9 September 1949. SBY merupakan anak dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Ayahnya merupakan Pensiunan Letnan Satu dan ibunya, Sitti Habibah merupakan putri salah
seorang pendiri Pondok pesantren Tremas. Pendidikan Sekolah Rakyat merupakan pijakan masa depan yang paling menentukan bagi SBY. Agus adalah lulusan dari SMA Taruna Nusantara tahun 1997, dan Akademi Militer Indonesia tahun 2000. Seperti ayahnya, ia juga mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa dan seorang prajurit dengan pangkat Letnan Satu TNI Angkatan Darat yang bertugas di sebuah batalion infantri di Bandung, Jawa Barat. Agus menikah dengan Anissa Larasati Pohan, seorang aktris yang juga anak dari mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aulia Pohan. Sejak pertengahan 2005, Agus menjalani pendidikan untuk gelar magister di Institute of Defense and Strategic Studies, Singapura. Anak yang bungsu, Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam Financial Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat.
Dalam riwayat pendidikannya, SBY pertama kalinya mengenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah saat duduk di bangku kelas lima SD. SBY melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Pacitan. SBY bercita-cita untuk menjadi tentara sejak ia masih kecil dan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA pada tahun 1968. Hanya saja, karena terlambat mendaftar, SBY pun tidak jadi masuk Akabri dan akhirnya menjadi mahasiswa dalam bidang Teknik Mesin di ITS.
SBY kemudian justru memilih masuk (PGSLP) Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama di Malang, Jawa Timur. Pada saat itulah, SBY mempersiapkan diri masuk kembali di Akabri. SBY masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung Tahun 1970. Ia satu angkatan bersama Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, serta Prabowo Subianto.[1]

Perjalanan karier militer SBY diawali dengan menjabat sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) pada tahun 1974-1976, membawahi langsung kurang lebih 30 prajurit. Karena SBY mahir dalam berbahasa Inggris, ia terpilih untuk ikut pendidikan lintas udara (airborne) serta pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia pada tahun 1975. Pada tahun 2000, SBY mengawali langkah politiknya dengan memutuskan pensiun dini dari dunia militer. SBY ditunjuk sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY menjabat Menkopolsoskam.
 Presiden Megawati Soekarno Putri mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam pada Kabinet Gotong-Royong tanggal 10Agustus 2001. Pada tanggal 11 Maret 2004, SBY memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam agar lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan membuatnya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Saat pemilu Presiden secara langsung untuk pertama kalinya, SBY bersama Jusuf Kalla mendapatkan kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia. Tanggal 20 Oktober 2004, Susilo Bambang Yudhoyono bersama Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6.[2]
A.    Pendidikan SBY
Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
American Language Course, Lackland, Texas Amerika Serikat, 1976
Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1976
Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1982-1983
On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat, 1983
Jungle Warfare School, Panama, 1983
Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984
Kursus Komando Batalyon, 1985
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, 1988-1989
Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat
Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat
Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 2004[3]

B.     Karir Militer SBY
Tahun 1973, ia lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual. Periode 1974-1976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat.  Kariernya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat. Tahun 1983, ia belajar di On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988). Periode 1988-1989, ia belajar di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat dan melanjutkan ke US Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat pada tahun 1991.[4]
 Periode (1989-1993), ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Lulusan Master of Art (M.A.) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.[5]

C.     Karir Politik SBY
Tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Pada tanggal 26 Oktober 1999, ia dilantik menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid. Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959.[6]
 Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya. Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai puncak karier politik. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004.
 Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 % suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla. Pada Kongres Luar Biasa Partai Demokrat yang diadakan di Bali tanggal 30 Maret 2013, Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai ketua umum Partai Demokrat, menggantikan Anas Urbaningrum.[7]
Notes :
[5]Garda Maeswara, (2009), Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono, Penerbit Narasi, ISBN 978-979-16817-5-9.
[7]sartono Kartodirjo. 1973. Sejarah kelas X SMA. Jakarta: Balai Pustaka

Daftar Pustaka:
Garda Maeswara, (2009), Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono, Penerbit Narasi, ISBN 978-979-16817-5-9.
sartono Kartodirjo. 1973. Sejarah kelas X SMA. Jakarta: Balai Pustaka

No comments:

Post a Comment