ADAT ISTIADAT PERKAWINAN ORANG MELAYU KHUSUSNYA DAERAH RANTAU PENJANG KABUPATEN SIAK

UMI KALSUM / PMB

 

ADAT PERKAWINAN DAERAH SETEMPAT

            Ungkapan adat Melayu sangat banyak mengenai adat, karena adat merupakan pandangan orang melayu, ungkapan yang mengatakan "Tak Beradat" atau "Tak Tahu Adat"  sangat memalukan karena itu segala aspek kehidupan orang melayu mempunyai adat istiadat.

            Dari sisi lain, ungkapan "Adat Bersendikan Syarak"(agama). Adat melayu yang berpunca serta syarak mengandung nilai-nilai luhur keislaman yang menjadi landasan dan sandaran orang melayu.

            Salah satu adat yang harus ditegakkan dalam masyarakat Riau adalah perkawinan. Di daerah Rantau Panjang adat perkawinan merupakan cerminan luhur agama dan budaya sehingga hal ini baik dan harus dilaksanakan dalam masyarakat. Dalam adat perkawinan di daerah Rantau Panjang Kec Koto Gasib Kab Siak pelaksanaan mempunyai tahap dan kegiatan yaitu :

1. MERINTIS

            Rahmad  ( 2014 ) menyatakan bahwa "Merintis adalah meninjau seorang gadis yang disukai oleh seorang laki-laki melalui utusan dengan cara menyamar pura-pura ada keperluan".

a. Risik kecil ; Pada risik kecil dikirim utusan dengan membawa sebuah tepak sirih dengan kelengkapannya untuk menanyakan hal/tentang keadaan si gadis.

b. Risik besar; suatu musyawarah tentang diterima atau ditolaknya maksud  tujuan pihak laki-laki

c. Meminang ; Keluarga laki-laki mendatangi pihak perempuan untuk meminang si gadis apakah si gadis pada laki-laki pihak perempuan.

d. Ikat janji; Bertunangan adalah suatu ikat janji antara keluarga laki-laki dengan perempuan.

2. Upacara Antar Belanja.

Antar belanja atau disebut juga seserahan boleh dilakukan beberapa waktu sebelum Akad Nikah dan boleh pula dilakukan beberapa saat.  Antar belanja hakikatnya mencerminkan rasa senasib sepenanggungan, rasa seaib dan semalu yang berat sama dipikul, yang sama dijinjing.

Didalam ungkapan adat dikatakan :

            Adat orang Berantar Belanja

            Tanda beban sama dipikul

            Tanda hutang sama dibayar

            Tanda adat sama diisi

            Tanda lembaga sama dituang

Upacara Antar belanja adalah upacara adat  perkawinan  di mana pihak laki-laki mengatur sejumlah uang keppada pihak wanita,uang yang diserahkan berupa :

- seperangkat perlengkapan kamar

- seperangkat pakaian calon pengantin wanita

- seperangkat pakaian adat.

3. Upacara Menggantung – gantung.

Riau Daily ( 2011 ) menyatakan bahwa "Menggantung- gantung ialah menghiasi rumah atau bangunan tempat upacara akan dilangsungkan ( luar dan dalam), memasang alat kelengkapan uapacara, seperti pelaminan, peterakna, tempat tidur, tabir, tenda, dan sebagainya sesuai dengan ketentuan adat yang dipakai ".

Didalam ungkapan adat dikatakan :

            Adat orang berhelat jamu

            Menggantung – menggantung lebih dahulu

            Menggantung mana yang patut

            Memasang mana yang layak

4. Upacara Akad Nikah.

Aqad nikah biasanya dilaksanakan dirumah pengantin perempuan dan ada juga dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA). Dalam pelaksanaan akad nikah dihadir :

a. Wali, ayah kandung pengantin perempuan atau boleh diwakili oleh abang, adik kandung laki – laki dari pihak perempuan atau paman.

b. Saksi dua orang. 

 c. ke dua calon pengantin.

Orang tua – tua mengatakan :

Seutama-utama upacara pernikahan

Ialah ijab kabulnya

Di situlah ijab disampaikan

Si situlah kabul dilahirkan

Di situlah syarak ditegakkan

Di situlah adat didirikan

Di situlah janji dibuhul

Di situlah simpai diikat

Di situlah simpul dimatikan

Tanda sah bersuami isteri

Tanda halal hidup serumah

Tanda bersatu tali darah

Tanda terwujud sunnah Nabi

Upacara aqad nikah ditutup dengan nasehat / khutbah nikah dan do'a.

5. Upacara Berinai

Berinai lazimnya dilakukan pada malam hari, karenanya selalu disebut Malam Berinai. Acara ini mengandung makna untuk menjauhkan balak bencana, memagar diri dari segala yang berniat tidak baik, membersihkan diri dari segala yang kotor dan menaikkan seri ( cahaya ) tuah dari marwahnya ( Amanriza Edirusman, 1999 ).

Orang tua – tua mengatakan :

Malam berinai disebut orang

Membuang sial muka belakang

Memagar diri dari jembalang

Supaya hajat tidak terhalang

Supaya niat tidak tergalang

Supaya sejuk mata memandang

Muka bagai bulan mengambang

Serinya naik tuah pun datang

6. Upacara Tepuk Tepung Tawar

Usai acara menyembah, dilanjutkan dengan acara tepuk tepung tawar. Tepuk tepung tawar hakikatnya mengandung makna menolak segala bala dan pemberian restu do'a bagi kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarga.

Didalam ungkapan adat dikatakan :

            Yang disebut Tepuk Tepung Tawar

            Menawar segala yang berbisa

            Menolak segala yang menganiaya

            Menjauhkan segala yang menggila.

            Mendiding segala yang menggoda

Menepis segala yang berbahaya.

7. Upacara Berandam.

a. Berandam ; berandam hakikatnya adalah membersihkan lahiriah untuk menuju kebersihan batiniah.

            Didalam ungkapan adar dikatakan :

                        Adat berandam disebut orang

                        Membuang segala yang kotor

                        Membuang segala yang buruk

                        Membuang segala yang sial.

b. Mandi Tolak Balak ; rangkaian acara dari berandam yang hakikatnya menyempurnakan kesucian, mengekalkan seri muka dan tuah badan pengantin perempuan, serta menjauhkannya dari segala balak bencana.

8. Upacara Khatam Qur'an

Upacara berkhatam  qur'an  hakikatnya  menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah ditunjukn ajar oleh orang tuanya dalam kehidupan beragam islam, sudah patut pula menjadi seorang istri, dan menjadi ibu dari anak- anaknya.

Dalam pantun adat dikatakan :

            Berbuah redan dalam jerami

            Merah menyala dipandang dekat

            Bertuah perempuan berkhatam mengaji

            Tuah berguna dunia akhirat.

9. Upacara Langsung

a. Upacara Mengarak Pengantin Lelaki

            Salah satu upacara adat dalam rangkaian upacara perkawinan adalah Mengarak pengantin laki-laki kerunah orang tua pengantin perempuan. Upacara ini beragam macamnya, sesuai dengan ketentuan adat tempatan. Kelompok pengantin laki- laki dengan penginang ( gading- gading) dan penjawatannya,

kelompok bebano ( bunyi- bunyian ), kelompok ninik mamak, alim ulama, orang tua- tua dan cerdik pandai, berikutnya kelompok anak kemenakan dan orang ramai.

b. Upacara menyambut arak- arakkan pengantin laki- laki.

            Orang tua – tua mengatakan :

                        Sudah menjadi adat melayu

                        Memuliakan sahabat menghormati tamu

                        Tua dan muda bahu membahu.

c. Permainan Pancak Silat

            Permainan pancake silat adalah  perlambang dari pertarungan pihak laki- laki yang tidak mudah untuk memetik atau menyunting pengantin perempuan. Selain itu pencak silat adalah perlambang sifat kepahlawanan tetapi penuh persahabatan dan kasih saying. Itulah sebabnya orang tua- tua pengatakan, bahwa kata silat bermakna silaturahmi, yakni persaudaraan.

d. Berbalas pantun pembuka pintu

Orang – orang tua mengatakan :

Sudah sah hidup sekelambu

Didalam pantun pembuka pintu

Adat dan kelakar sama menyatu

Gunanya tanda member tahu

Pengantin mohon melangkahi pintu

Menepati janji sudah di padu.

10. Malam Keluarga

            Kasimin Amran ( 2002 )  menyebutkan bahwa "Lazimnya usai acara bersanding pada siang harinya, kedua pengantin berkunjung kerumah orang tua pengantin laki- laki untuk menyembah sambil menemui seluruh kaum  keluarganya ".  Orang tua- tua mengatakan :

            Adat menyembah keorang tua

Tanda hidup beradat lembaga

Tanda menjunjung tuah dan marwah

Tanda memuliakan yang tua- tua.

Tanda menyatu dalam keluarga

Tanda berkekalan kasih sayangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amanriza, Ediruslan. 1999. Senarai Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau.  Pekanbaru : Universitas Riau

Amran, Kasimin. 2002. Perkawinan Melayu, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Dailyriauphoto. 2011. Prosesi adat perkawinan melayu riau. www.riaudailyphoto.com/2011/12/prosesi-adat-perkawinan-melayu-riau.html?m=1

Rahmad, M. 2014. Tata upacara adat perkawinan melayu riau. Smkbungaraya. Blogspot.com/2014/01/tata-upacara-adat-perkawinan-melayu-riau.html

 

No comments:

Post a Comment