SEJARAH KOTA PEKANBARU


SHALEHATUL MAWADDAH/PIS
Terbentuknya kota PekanBaru berawal dari perkembangan daerah yang bernama Senapelan.E.Netscher dalam bukunya''de Nederland in djohor en Siak(1602-1865)'',yang menyebut Senapelan dengan nama Chinapella.Sejarah Senapelan sendiri berhubungan erat dengan sejarah perkembangan Kerajaan Siak,denganpusat istananya berada di Kampung Bukit,yang letaknya berdekatan dengan Perkampungan Senapelan,dengan Raja yang terkenal Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah(1766-1780M) yang bergelar Marhum Bukit.Istana tersebut diperkirakan terletak di daerah sekitar Mesjid Raya sekarang.Nama Senapelan sendiri berasal dari nama sebuah pohon''Sena''
Perkampungan Senapelan kemudian berpindah ke sebuah pemukiman, yang selanjutnya disebut dengan dusun Payung Sekaki, letaknya berada tepian muara Sungai Siak.
Pengggantian Sultan Abdul Jalil Syah adalah Tengku  Muhammad Ali yang bergelar gelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah(1780-1782 M.)Meskipun memerintah dalam waktu singkat  Tengku Muhammad Ali berhasil membangun sebuah''Pekan''(tempat Pertemuan)yang sangat bermanfaat bagi para pedagang,serta membuat jalan lintas dari Senapelan ke daerah Teratak Buluh,yang menjadi pusat pelabuhan.selama masa pemerintahannya ia juga menjalin hubungan dengan negri Limo Puluh Koto dan Payakumbuh.sejak saat itulah disamping sebagai pusat pemerintahan,Senapelan juga berkembang menjadi pusat Perdagangan.Senapelan menjadi tempat Penumpukan Komoditi perdagangan,baik dari luar maupun pedalaman,barang-barang dari pedalaman diantaranya Timah,emas,kerajinan dari Kayu dan hasil Hutan.Sedangkn barang-barang dari luar berupa kain,ikan terubuk,pecah belah dan barang keperluan lainnya.kondisi ini berlangsung sampai tahun 1721.
Perjalanan Pemerintah Siak yang semula dari keturunan Mulayu berakhir dibawah pimpinan Sultan Yahya yang meninggal pada tahun 1784M di Dungun,Trengganu(Malaysia),selanjutnya kerajaan Siak dipimpin oleh Dinasti baru keturunan Arab,yaitu Sultan Assyaidis,dalam perkembangannya pada tanggal 21 Rajab 1204H Atau  23 Juni 1784 M.berdasarkan Musyawarah datuk-datuk empat suku(Pesisir,Lima Puluh,tanah Datar dan Kampar)Negeri Senapelan di ganti menjadi nama ''Pekan Baharu''.tanggal tersebut selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota Pekanbaru.sejak saat itu nama Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer sebutan''Pekan Baharu''.yang didalam bahasa sehari-hari disebut Pekanbaru.waktu itu diangkat seorang Datuk Syahbandar yang lebih dikenal dengan Datuk Kota yang mempunyai kewenangan sebagai kepala pemerintahan,kehakiman dan kepolisian.Dalam garis Vertikal kebawah terdapat penghulu,kepala suku yang mengepalai suku(clan),dan batin
Menurut Kitab Babul Qawaid wilayah Pekanbaru meliputi wilayah mulai dari Sungai Lukut mengikuti sebelah kanan Mudik Sungai Siak sampai kuala Tapung kiri dan naik kedarat laut ke Taratak Buluh dan ketiga kampung,yaitu Lubuk Siam,Buluh Cina dan Buluh Nipis sehingga sampai ke Tanjung Muara Sako watasan dengan Pelalawan dan sampai ke Pematang.
b. Perkembangan Kota Pekanbaru Sebelum Merdeka.
Perkembangan Kota Pekanbaru, pada awalnta tidak bisa terlepas dari fungsi Sungai Siak sebagai jalur transportasi dalam mendistribusikan hasil-hasil bumi dari kawasan pedalaman maupun dari dataran tinggi Minangkabau ke wilayah pesisir yakni Selat Malaka. Sehingga pada abad ke 18 negeri Senapelan ini menjadi kawasan pasar bagi para pedagang yang berasal dari Minangkabau.
Pada tanggal 19 oktober 1919 didasarkan pad
sebagai bagian dari Distrik Kesultanan Siak
a Besluit Van Het Inlandsch Zelfbestuur Van Siak No. 1, maka Pekanbaru ditetapkan. Akan tetapi pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukan ke bagian wilayah Kampar Kiri yang dikepalai seorang controleur yang berstatus landschap dan berkedudukan di Pekanbaru sampai tahun 1940. Selanjutnya menjadi Ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai 1942. Setelah Jepang mengusai, Pekanbaru dikepalai oleh gubernur militer yang diberi istilah gokung.
c. Perkembangan Kota Pekanbaru Setelah Merdeka.
Setelah Indinesia merdeka, berdasarkan pada ketetapan Gubernur Sumatra di Kota Medan tanggal 17 Mei 1946 No. 103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut dengan Haminte atau Kotapraja. Selanjtunya pada 19 Maret 1956, didasarkan pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1956 RI, Pekanbaru pun diubah menjadi sebuah daerah otonom kota kecil yang terkabung dalam lingkaran Provinsi Sumatra Tengah.
Sumber:Supritiana,nana.2006.Sejarah untuk SMA  kelas X.Yogyakarta:penerbit Amara

No comments:

Post a Comment