PERJANJIAN PANGKOR

Andi aminah riski/PIS

Perjanjian Pangkor merupakan perjanjian yang disepakati antara Sultan Perak dengan Inggris pada 20 Januari 1874. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh perwalikan dari pihak Inggris yaitu Gubernur Negeri-Negeri Selat (Sir Andrew Clarke) dan dari pihak kerajaan Perak Raja Muda Abdullah. Perjanjian ini telah ditandatangani di atas kapal HMS Pluto yang berlabuh di Selat Dinding, yaitu di kawasan perairan di antara Lumut dan Pulau Pangkor. Isinya:
1. Sultan Perak wajib meminta dan menjalankan nasihat residen Inggris, kecuali masalah adat-istiadat dan agama.
2. Semua urusan keuangan dan administratif harus diurus dan dijalankan menurut nasihat Residen Inggris.
3. Wilayah dinding diserahkan kepada Inggris.
Pada perkembangan selanjutnya, perjanjian Pangkor ini kemudian diterapkan juga kepada kesultanan Melayu lainnya. Beberapa kesultanan seperti Johor menolak isi perjanjian itu. Namun akhirnya mereka menerimanya termasuk Johor yg pada tahun 1914 menerima perjanjian ini. Alasan Johor menolak perjanjian ini karena Johor ingin tetap memelihara kemerdekaanya. Ia tidak mau tunduk pada seorang Residen maupun Residen Gubernur. Sedangkan Kedah, Perlis, Kelantan, dan Trengganu pada waktu itu masih merupakan vasal-vasal kerajaan Siam.
Latar Belakang Perjanjian Pangkor
Inggris pada dasarnya sudah lama mengincar kesultanan Perak, karena daerah ini ternyata menghasilkan barang tambang yang laris di pasaran dunia, seperti timah. Tetapi masalahnya, Sultan Perak telah mengkontrakkan eksploitasi tambang timah kepada kongsi Cina, yaitu Go Kuan dan Si Kuan. Pada tahun 1872 terjadi persaingan yang disertai kekerasan antara kedua kongsi dagang tersebut dalam masalah penguasaan tambang timah di Perak. Karena adanya konflik kedua kongsi ini menciptakan celah bagi Inggris untuk menguasai tambang Timah di Perak.Di sisi lain, pada tahun 1872 juga terjadi ketegangan akibat adanya pertentangan antara Sultan Abdullah yang baru naik tahta dengan saudaranya Ismail yang merasa berhak menjadi Sultan. Pihak Abdullah kemudian meminta bantuan Inggris agar kekuasaan dan tahtanya tidak direbut oleh Ismail.
Daftar pustaka

No comments:

Post a Comment