SISKA PUSPITA SARI / B/ SI3
sifat - sifat pokok dari politik colonial dapat dicari dengan jalan mempergunakan ukuran analisis lain dan dengan jalan memperbandingkan dengan imperialism Negara – Negara eropa lainnya. Belanda membutuhkan hasil hasil daerah tropis dan mendapatkannya harus secara pemungutan epeti,karena pada bagian pertama dari abad ke-19 mereka tidak mempunyai barang barang untuk di perjual belikan.
Ideology – ideology politk yang besar di eropa pada abad ke – 19 sangat berpengaruh pada imperialism dan politik colonial. Liberalism mulai berkembang di negeri beladanda pada periode sesudah napoleon dan berhasil mengubah struktur politick pada kira –kira pertengahan abad itu.
Sudah jelas,bahwah pada abad ke-19 di negeri belanda opini umum dianggap sebagai hal yang benar.
Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku. Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka. Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan kerajaan sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut prasasti perjanjian sunda – portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di sunda kelapa. Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate.
Kebijakan-kebijakan Kolonial Belanda :
· 1. Kebijakan Bidang Ekonomi
2. Kebijakan di Bidang Politik
3. Kebijakan di Bidang Sosial Budaya - Kesastraan
A. POLITIK KOLONIAL KONSERVATIF ( 1800-1848 )
PADA akhir abad ke – 18 VOC bangkrut dan pada tahun 1800 kekayaan diambil alih kerajaan. Pemerintah belanda melanjutkan politik tradisional kumpeni dnegan tujuan memperoleh penghasilan sebagai upeti dan laba perdagangan, semuanya demi keuntungan kerajaan.
Dengan sendirinya penyelewengan –penyelewengan yang terdapat pada sistem ini tidak dapat dihindari dengan permintaan pegawai – pegawai belanda yang melampaui batas atau pemerasan dari pembesaran – pembesaran pribumi , salah satu hal yang khas dari zaman pemerintahannnya adalah hal pajak tanah. Sebagian besar dari perubaha-perubahan di dalam sistem politik kolonial yang dibuat oleh Raffles itu dan akhirnya kandas atau dihapus oleh belanda sebelum waktu berlakunya habis.Periode tahun 1800 sampai tahun 1830 memang merupakan suatu periode yang ditandai oleh pertentangan yang tajam dalam melaksanakan politik kolonial baik pada sistem konservatif maupun dalam sistem liberal.
Pada titik yang kritis di dalam perkembangan politik belanda yang terjadi di Indonesia dan di negeri belanda, misalnya pada akhir perang Diponegoro ( 1825 – 1830 ) dan perang belgia ( 1831 ), belanda terdorong untuk kembali kepada politk kumpeni, dan mempertahankannya sampai satu generasi, tanpa menghadapi tantangan. Sampai tahun 1830 politik kolinial belanda berdasarkan pada prinsip dan praktek satu sama lain bertentangan, tetapi sejak tahun 1830 itu politik colonial memperoleh suatu system yang pasti dan konsekuen, yang kemudian dikenal dengan nama Cultuurstelsel.
B. PERMULAAN POLITIK KOLONIAL LIBERAL
Periode antara tahun – tahun 1850 dan 1870 ditandai oleh pesatnya kemajuan perdagangan eropa, dan negeri belanda mendapat keuntungan dari perkembangan ini. Masa dua puluh tahun itu bagi negeri belanda merupakan periode transisi dari keadaan praindustri ke industri.
Ekspansi perdagangan internasional belanda terutama disebabkan oleh berkembangnya impor dan hasih dari indonesia dan meningkatnya perdagangan transito.
pada tahun 1854 Regeerings Reglement (RR) meletakkan dasar bagi pemerintah colonial. Prinsip liberal tentang kebebasan individu, keamanan hak – hak dan usaha – usaha di dalam RR itu adalah esensial.
Pelaksanaan prinip – prinsip liberal tidak hanya berarti terbaginya kekuasaan pemerintah dengan perwakilan rakyat tetapi, juga berarti di lancarkannya kritik mengenai segala persoalan kolonial.
Tujuan – tujuan ini diperjuankannya dengan sungguh –sungguh dan tidak terbatas pada persoalan – persoalan kolonial . politik ekonomi kaum liberal adalah kenalikan dari politik yang dijalanakan oleh Willem I. prinsip yang dianut sekarang adalah prinsip tidak campur tangan.
Sistem ekonomi liberal mempermudah bank ekspor maupun impor modal. Penanaman modal di Indonesia terutama terjadi pada insdustri gula, timah, dan tembakau yang mulai berkembang sejak tahun 1885.Sebetulnya masa dua puluh tahun ini ( 1850 – 1870 ) dapat dianggap juga sebagai masa konsolidasi ke negara liberal.
C. TERBENTUKNYA KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA
a. Kekuasaan Bangsa Portugis dan Spanyol di Indonesia
Pada tahun 1511, bangsa Portugis berhasil merebut dan menduduki Malaka. Kemudian pada tahun 1512 Portugis datang di Maluku. Tanpa diduga pada tahun 1521 Spanyol muncul dari arah Filipina dengan kapal Trinidad dan Victoria yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano. Selanjutnya, Spanyol menjalin hubungan dengan Tidore, saingan berat Ternate. Portugis merasa tidak senang ada saingan dari Spanyol di Tidore. Persaingan antara Portugis dan Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529 berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa yaitu Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku.
b . Kekuasaan VOC di Indonesia
Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman tiba di Banten untuk tujuan perdagangan. Karena sikap Belanda yang sombong, maka mereka diusir dari Banten. Pada tahun 1598, penjelajahan Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck tiba di Banten. Mereka diterima dengan baik oleh penguasa Banten, juga pendaratan di sepanjang pantai Utara Jawa dan Maluku. Dalam perkembangannya, antarpedagang Belanda terjadi persaingan yang kian memanas. Untuk mengatasi persaingan yang rawan ini dibentuklah suatu kongsi dagang berupa persekutuan dagang India Timur atas prakarsa Johan van Oldenbarnevelt. Kongsi dagang ini dibentuk tanggal 20 Maret 1602 dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
DAFTAR PUSTAKA
Sartono kartodirdjo, PT Gramadia Pustaka Utama, Jakarta 10270
http: // masa kolonialisme.com
No comments:
Post a Comment