AWAL KEDATANGAN PENJAJAHAN DI NUSANTARA

Nama : zurika mitra / B / S I 3

Kedatangan pihak asing ke Nusantara pada awalnya bertujuan  mencari negeri penghasil rempah-rempah, untuk kemudian membeli rempah-rempah tersebut lalau di perdagangkan di pasaran Eropa. Selanjutnya, lambat laun mulai terjadi hubungan dagang yang baik antara kedua belah pihak.akan tetapi, melihat keelokan bumi Nusantara dengan kekayaan sumber  daya alam yang menjanjikan keuntungan berlipat ganda, pihak asing pun lantas berkeinginan untuk menguasai bumi Nusantara. Berdagang tidak lagi menjadi focus utama, tetapi mereka lebih memusatkan perhatian untuk melakukan penguasaan atas setiap daerah yang mereka asingi.
             Portugis berfikir bagaimana caranya menguasai perdagangan rempah-rempah yang sangat ramai di Nusantara. Jawaban mereka, Malaka harus di rebut. Di Malaka para pedagang dari sebelah Barat (Arab, Persia, India) menjual dagangan mereka, terutama tekstil dari India, lalu membeli rempah-rempah dan hasil bumi kerajinan dari China menawarkan hasil kerajinan mereka, dan pedagang Nusantara, Jawa khususnya, menjual hasil bumi, terutama lada, cengkeh, dan pala.
kapal pihak asing yang pertama kali berlabuh di Nusantara adalah kapal Portugis yang berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Pada tahun 1521, untuk pertama kalinya rempah-rempah diangkut secara langsung dari Nusantara, tepatnya dari Maluku menuju Eropa. Ekspedisi yang mempelopori pembukaan jalur pelayaran dan perdagangan rempah-rempah ke Eropa, atau tepatnya ke Portugis adalah Sebastian del Cano. Del Cano berlayar dari Tidore menuju selatan, kemudian ketimur lalu kearah barat daya menyebrangi Samudra Indonesia. Menuju selatan Afrika hingga kemudian sampai ke laut Antlatika dan muara subgai Guadalquivir di Iberia Selatan, sampai akhirnya tiba kembali di Selvilla. Rempah-rempah yang saat itu banyak digemari oleh orang Portugis antara lain cengkeh, pala, merica, dan lain-lain.
            Peristiwa tersebut menandakan bahwa Portugis telah membuka jalur pelayaran menuju Nusantara. Sebelumnya, rempah-rempah dari Maluku itu harus menempuh jalur berlikudan memakan waktu yang lama untuk sampai di pasaran Eropa. Dahulu rempah-rempah tersebut diangkut dari Maluku Utara ke Hitu dan Banda, untuk kemudian diangkut ke bagian barat Indonesia yaitu ke pelabuhan-pelabuhan di pesisir Jawa, pantai timur Sumatera, dan selat Malaka. Perjalanan laut di lanjutkan dengan melintasi laut Arab yang memiliki dua pilihan jalur. Jalur pertama disebelah utara, dengan rute menuju teluk Oman melalui selat Ormuz dan di lanjutkan dengan melalui daratan menuju Kairo dan Iskandariah. Melalui rute inilah sejumlah kapal asal Arab Persia, hingga India telah pu;lang-pergi melintasi barat ke timur dan terus hingga ke Negeri Tiongkok.ada indikasi yang menunjukkan bahwa sesudah abad ke 9, kapal-kapal  Tiongkok pun mengikuti jalur pelayaran tersebut. Menyadari akan pentingnya jalur dagang tersebut, Portugis bermaksud untuk mengusasai jalur perdagangan yang melalui rute tersebut. Hingga kemudian Alfonso d'Albuquerque berhasil menduduki Goa di tahun 1510, Malaka di tahun 1511 dan Ormuz ditahun 1515. Inilah asalah mula terjadinya penjajahan di Indonesia.
                Setelah berhasil menguasai Malaka, kemudian di tahun 1522 d'Albuquerque bermaksud memperluas wilayah kekuasaannya dengan mengirim Enrique leme ke Sunda Pajajaran untuk meminta izin kepada penguasa saat itu untuk membangun benteng di Sunda Kelapa. Permohonan leme di kabulkan dengan syarat mereka bersedia membantu Sunda Pajajaran jika diserang oleh pasukan Demak-Cirebon.
            Akan tetepi ketika Portugis kembali di tahun1527 untuk membangun benteng sesuai perjanjian sebelumnya, ternyata Sunda Kelapa telah dikuasai oleh pasukan Demak-Cirebon di bwah pimpinan Fatahillah. Kehadiran Portugis pun berhasil di hadang dan akhirnya mereka haru s kembali ke Malaka. Kemenangan ini dirayakan oleh fatahillah dengan mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada tanggal 22 juni 1527.
            Di akhir abad ke 16, yaitu 1596, kapal-kapal Belanda pun mulai mengikuti portugis,berdatangan untuk berdagang di Nusantara. Pada saat itu sudah banyak terdapat kota-kota pelabuhan besar di seluruh Nusantara, di antaranya Jayakarta, Tuban, Demak, dan Gresik. Persaingan antara sejumlah kota pelabuhan pun terjadi dan hal ini tanpa di sadari justru melemahkan penduduk setemnpat sehingga kalah bersaing dengan pihak asing.
            Kondisi tersebut membuat kemampuan dan kekuatan Belanda semakin besar dalam menguasai jalur perdagangan yang ada, terutama jalur perdagangan di Jayakarta. Hal ini membuat kapal-kapal dagang bumiputra semakin sulit untuk melakukan hubunngan satu sama lainnya, ataupun antar pulau. Pada di tahun 1609 kapal Inggris di bawah komando Captain William Keeling juga berlabuh di Jayakarta dalam perjalanan dsari Banten Ke Kepulauan Maluku. Kapal ini merupakan kapal Inggris pertama yang berlabuh di JAyakarta, meskipun beberapa waktu sebelumnya sudah pernah berlabuh di wilayan Nusantara lainnya, sperti tercatat di antaranya pada tahun 1602, 1604, 1606, 1607, 1609, dan 1615,-1617. Sepuluh tahun semnjak kedatangan kapal Inggris pertama kali di Jayakarta, inggris dan Belanda terlibat dalam pertikaian sengit karena bersaingan memperebutkan Nusantara, dan masa depan perdagamngan rempah-rempahnya. Peperangan tersebut dimenangkan oleh pihak Belanda. Akibatnya, Inggris pun harus angkat kaki dari Jayakarta.
            Setelah 100 tahun lebih berkuasa penuh di Batavia serta di wilayah Nusantara lainnya, Belanda tidak bisa menghindari perang yang berkecamuk di berbagai daerah di Nusantara, sebagai bentuk perlawan rakyat atas penindasan yang dilakukan VOC. Pada tahun 1799 VOC mengalami kerugian besar akibat perang local yang berkepanjangan. Nusantara kemudian menjadi rebutan anatar Negara Perancis dan Inggris. Antara tahun 1808-1816, Nusantara sempat menjadi koloni Perancis (1808-1811) dan koloni Inggris (1811-1816). Selanjutnya, pemerintah Belanda kembali berkuasa di Indonesia pada tahun 1816.
            Penguasaan Nusantara oleh Belanda baru mengendur ketika Perang Dunia II pecah. Saai itu Negri Belanda di serang oleh pasukan Jerman pada tahun 1940. Watak sesungguhnya dari pihak Belanda, Inggris dan Perancis tidaklah berbeda. Mereka sma-sama ingin menjadi Nusantara sebagai daerah koloninya. Dengan kata lain, siapa pun pihak asing yang menduduki Nusantara kala itu akan tetap membawa kesengsaraan dan penderitaan panjang bagi penduduk setempat.
 
DAFTAR PUSTAKA
Simbolon,Praktik T. 2007. Menjadi Indonesia. Jakarta : Buku Kompas
Wijayakusuma, Hembing H.M. 2005. Pembantaian missal 1740 tragedi berdarah angke. Jakarta : Pustaka Populer Obor

No comments:

Post a Comment