KEBUDAYAAN ROKAN HILIR


Lilis Swardani/PBM/BI 

Kebudayaan diartikan sebagai kompleks sistem nilai dan gagasan vital yang menguasai dan merupakan pedoman bagi terwujudnya pola-pola tingkah laku anggota masyarakat pendukungnya. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan seperangkat nilai dan gagasan vital yang ada pada setiap kepala anggota masyarakat pendukungnya sebagai pengetahuan kebudayaan.
Menurut PJ. Zoedmulder SJ, mengemukakan bahwa kata "budaya" adalah perkembangan majemuk budidaya, yang berarti daya dari budi. Jadi, kebudayaan adalah segala hasil cipta, karya, dan rasa.

            Margareth Mead memberikan batasan tentang kebudayaan: kebudayaan dapat dianggap sebagai suatu abstraksi dari keseluruhan kecakapan bertindak manusia yang telah diwarisi dari generasi kegenerasi oleh sekelompok manusia yang mempunyai tradisi atau kebiasaan yang sama. (Syafire Nafsyichia, geografi dan antropologi).
Kuncara Ningrat, mengemukakan kebudayaan sebagai keseluruhan dari  kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang diatur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu kabupaten yang memiliki kebudayaan adalah Rokan Hilir, kabupaten ini dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Kerajaan Siak. Distrik pertama didirikan Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1980. Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Cina berkembang pesat, maka Belanda memindahkan Pemerintahan Kontroleur-nya ke Kota Bagansiapiapi pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap dikota Bagansiapiapi guna mengimbangi pelabuhan lainya di Selat Malaka hingga Perang Dunia Pertama usai. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rokan Hilir digabungkan kedalam Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
             Kondisi wilayah Kabupaten Rokan Hilir terdiri beberapa sungai dan palau. Sungai Rokan merupakan sungai terbesar yang melintas sejauh 350 km dari muaranya di Rokan Hilir hingga ke Hulunya di Rokan Hulu. Sebagai sungai terbesar, Sungai Rokan memainkan peranan penting sebagai lalu lintas penduduk dan sumber ekonomi masyarakat. Sungai-sungai lainya adalah Sungai Kubu, Sungai Daun, Sungai Bangko, Sungai Sinaboi, Sungai Mesjid, Sungai Siakap, Sungai Ular dan lainnya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa, terutama di sepanjang Sungai Rokan hingga ke muaranya. Wilayah ini memiliki tanah yang sangat subur dan menjadi lahan persawahan padi terkemuka di Provinsi Riau.
Kabupaten Rokan Hilir dikenal kaya akan ragam budaya dan objek kepariwisataannya. Rokan Hilir sendiri memiliki luas wilayah mencapi 8.941 km² dengan jumlah penduduk mencapai 700 ribu jiwa lebih. Negeri berjuluk seribu kubah ini banyak menyimpan kekayaan budaya bernilai tinggi yang masih dianut secara turun temurun, seperti:
1. Ritual Bakar Tongkang
Ritual Bakar Tongkang yang dikenal juga sebagai Upacara Bakar Tongkang selalu menjadi pusat perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, bahkan setiap tahunnya kegiatan ini mampu menarik jumlah wisata yang datang seperti dari Jakarta, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok. Seiring dengan perkembanganya, pemerintah daerah menjadikan kegiatan tahunan ini sebagai event sumber pariwisata serta promosi daerah.
Kegiatan rutinitas tahunan Bakar Tongkang awalnya dilakukan dengan mengarak replika kapal tongkang menuju areal pembakaran di Jalan Perniagaan. Biasanya tradisi ini dilakukan sebagai penyampaian ucapan rasa syukur, pengharapan, keselamatan, dan kesejahteraan yang lebih
besar setiap tahunnya.
Dalam pelaksanaan ritual bakar tongkang, masyarakat etnis tionghua Bagansiapiapi selalu menyertakan patung Ki Hu Ong Ya (dewa laut) atau dewa penyelamat. Dalam kisahnya ratusan tahun lalu, ketika itu masyarakat tionghua yang tersesat dilaut sampai ditanah harapan(Bagansiapiapi) berlayar mengarungi lautan diselamatkan dari kesesatan
Kapal tongkang replika yang diarak ratusan masyarakat etnis tionghOa menuju lokasi pembakaran dipercaya akan membawa rezeki besar bagi masyarakat. Kapal yang dibakar diatas ratusan tumpukan kertas tersebut menyiratkan pesan dan kepercayaan pengaisan rezeki kedepan. Bahkan dipercaya jika tiang kapal jatuh kedarat berarti rezeki masyarakat banyak dimulai dari daratan, dan begitu sebaliknya jika tiang kapal jatuh kearah laut.

2. Pulau Jemur
Pulau Jemur terletak lebih kurang 45 mil dari Ibukota Kabupaten Rokan Hilir Bagansiapiapi, dan 45 mil dari Negara Tetangga yakni, Malaysia, dan Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terdekat dari Pulau Jemur. Pulau Jemur sebenarnya merupakan gugusan pulau-pulau yang terdiri dari beberapa buah pulau antara lain, Pulau Tekong Emas, Pulau Tekong Simbang, Pulau Labuhan Bilik serta pulau-pulau kecil Lainnya. Pulau Jemur memiliki Pemandangan dan Panorama alam yang indah, selain itu Pulau Jemur ini amat kaya dengan hasil lautnya, di samping iti Pulau Jemur dihuni oleh Spesies Penyu, dimana pada musim tertentu penyu-penyu itu naik ke pantai untuk bertelur satwa langka ini dapat bertelur sebanyak 100 sampai 150 butir setiap ekornya. Selain itu Pulau Jemur juga terdapat beberapa potensi wisata lain diantaranya adalah Goa Jepang, Menara Suar, bekas tapak kaki manusia, perigi tulang, sisa-sisa pertahanan Jepang, batu Panglima Layar, Taman Laut, dan pantai berpasir kuning emas. Bila dilihat dari potensi, letak dan posisi Pulau Jemur sangat cocok di kembangkan menjadi kawasan Resort, dimana berbagai kegiatan wisata sangat banyak untuk dapat dikembangkan di Pulau Jemur ini, diantaranya, berselancar, menyelam, dayung dan sebagainya.

3.Desa Rantau Bais
Kampung yang termasuk dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir ini memiliki rumah-rumah tua yang berasitekturkan melayu tradisional dengan mempunyai sekitar 400 KK, kampung Rantau Bais memiliki pepohonan yang rindang, daerahnya yang hijau tanpa disentuh berbagai macam bentuk polusi udara ditambah dengan anggukan pohon kelapa, membuat kita nyaman tinggal di kampung Rantau Bais. Kampung yang berhadapan dengan Pulau Tilan ini, dibatasi oleh Sungai Rokan, kampung Rantau Bais mempunyai adat istiadat yang masih alami tanpa disentuh oleh budaya asing yang membuat kita untuk sejenak melamun seakan-akan kita berada pada zaman dahulu kala. Dengan memiliki air sungai Rokan yang tenang, membuat berbagai bentuk kegiatan masyarakat kampung Rantau Bais di sungai Rokan seperti tidak ada putusnya, ada yang mandi, menjala ikan, menjaring ikan, berenang, mencuci dan lain-lainnya. Yang menjadi nilai tambah bagi kampung Rantau Bais, ketika sore datang, kita dapat menikmati pemandangan alam di tepi sungai Rokan dengan berbagai macam ternak di seberang, maka berbagai macam permasalahan yang dihadapi untuk sejenak sepertinya terlupakan. Bila dilihat dari potensi yang ada, kampung Rantau Bais sangat cocok dijadikan menjadi kampung wisata, dengan dijadikannya kampung rantau Bais menjadi kampung wisata, maka bila orang mau melihat adat istiadat dan budaya masyarakat Kabupaten Rokan Hilir, maka cukuplah datang di Kampung Rantau Bais.



4.Pulau Tilan
Dengan menempuh jarak + 20 km dari Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih, atau bila perjalanan melalui Dumai, dengan menempuh Jarak sekitar 40 km, kita akan sampai di Desa Rantau Bais. Pulau Tilan terletak di seberang Desa Rantau Bais yang dibelah oleh sungai Rokan. Bila ingin ke Pulau Tilan, kita harus memakai sampan sekitar memakan waktu 10 menit, maka kita akan sampai di bibir pantai Pulau Tilan. Bibir pantainya yang putih, panorama alamnya yang indah merupakan potensi pariwisatayang sangat besar, yang menjadi catatan, antara Desa Rantau Bais dengan Pulau Tilan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dalam pengembangan dan pembangunan Pariwisata. Pulau Tilan mempunyai pantai yang sangat indah disepanjang aliran sungai Rokan dan sangat berpotensi untuk pengembangan wisata air, argo wisata, wisata alam, seperti : taman pancingan, bumi perkemahan, perkebunan, pengembalaan ternak dan lain sebagainya.

5.Danau Napangga
Danau Napangga yang mempunyai luas sekitar 500 ha ini, memiliki pesona alam yang sangat indah, air danaunya yang tenang, membuat kita geram untuk menceburkan diri. Lokasi danau Napangga ini terletak 70 km dari Ujung Tanjung di Kecamatan Tanah Putih. Tepatnya di hulu sungai Batang Kumuh desa Tanjung Medan berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Propinsi Sumatera Utara. Danau Napangga memiliki keunikan tersendiri karena menurut legenda Danau ini merupakan tempat persinggahan Raja pada zaman dahulu dan danau ini terdapat sumber ikan arwana. Jalan menuju lokasi Danau Napangga hampir semua sudah diaspal, sehingga sangat memudahkan kita untuk datang ke Danau Napangga. Bila dilihat dari potensi yang ada, Danau Napangga ini sangat cocok dikembangkan menjadi kawasan wisata air, dengan dibangunnya kotek-kotek di bibir danau, bermacam-macam wisata air akan dapat dikembangkan di Danau Napangga ini, seperti mendayung, parasailing, sky air, memancing dan menyelam.

6.Bono Sungai Rokan
Bono merupakan gelombang yang sangat besar, dengan menyatunya gelombang laut, kemudian gelombang tersebut menghempaskan ke muara sungai Rokan serta melintas menyisir bibir sungai Rokan. Bila kita lihat, Bono mempunyai potensi yang amat besar, dengan menjadikan bono sebagai wisata adventure, maka permainan dengan Bono merupakan spesialisasi wisata, bagi sebagian orang yang suka tantangan pasti memilih berwisata dengan Bono, karena Bono merupakan jenis wisata minat khusus.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Ishaq,Isjoni.2002.Sejarah Kebudayaan Indonesia.Pekanbaru:Unri Press.
2.  Pulau Jemur Riau Diklaim dari Selangor. TempoInteraktif,edisi 1 September 2005.
3.      www.riau.go.id
4.      Rohilonline.com/berita/detail/2703/2013/09/03


No comments:

Post a Comment