PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA

RAHMAT ARIFAN/PIS

Walaupun dikenal sebagai kerajaan maritim dan sebagai pusat perkembangan agama budha dikawasan asia tenggara dan asia timur pada masanya,tidak banyak peninggalan kerajaan sriwijaya seperti candi-candi maupun arca-arca (patung budha) seperti kerajaan-kerajaan yang bercorak budha lainya yang ada di indonesia.
Berikut ini adalah beberapa prasasti-prasasti peninggalan kerajaan sriwijaya yang berhasil ditemukan dan di ketahui arti dari tulisan-tulisan yang ada pada prasasti tersebut oleh para arkeolog dan ahli sejarah.
1. Prasasti Ligor
 Prasasti Ligor dibuat oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 775 masehi,prasati ligor ditemukan di daerah ligor yang sekarang berganti nama menjadi Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand. Prasasti ligor memiliki pahatan tulisan pada bagian kedua sisinya, pahatan pertama disebut prasasti Ligor A atau dikenal juga dengan nama manuskrip Viang Sa sedangkan di bagian lainnya disebut dengan prasasti Ligor B.
Isi dari prasasti ligor adalah sebagai berikut.
prasasti Ligor pahatan bagian A tersebut berisikan berita tentang raja Sriwijaya, raja dari segala raja yang ada di dunia, yang mendirikan Trisamaya caitya untuk Kajara. Sedangkan pahatan prasasti Ligor bagian B, bertuliskan berita tentang nama Visnu yang bergelar Sri Maharaja, dari keluarga Śailendravamśa serta dijuluki dengan Śesavvārimadavimathana (pembunuh musuh-musuh yang sombong tidak bersisa).
2. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah,ditemukan di daerah kawasan Palas Pasemah, di tepi sungai Pisang Lampung. Yang ditulis dengan tulisan aksara Pallawa dan bahasa melayu kuno yang sebanyak 13 baris. Meskipiun tidak ditemukan tahun pembuatannya, namun diperkirakan dari bentuk tulisannya prasasti tersebut diperkirakan dibuat pada akhir abad ke 7 masehi.
Prasasti palas pasemah berisih sebagai berikut.
isi dari prasasti palas pasemah adalah berisih tentang penguasaan daerah lampung dan kutukan bagi yang berbuat jahat.
3. Prasasti Leiden
 Prasasti Leiden ini dibuat oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 1005 prasasti ini ditulis pada sebuah lempengan tembaga yang terdiri dari bahasa Sanskerta dan bahasa Tamil. Prasasti tersebut di berinama sesuai dengan tempat berada prasasti itu sekarang yaitu di KITLV Leiden, Belanda.
Prasasti leiden berisi tentang
 Prasasti leiden menceritakan hubungan antara dinasti Sailendra dari Sriwijaya dengan dinasti Chola dari Tamil, selatan India.
4. Prasasti Kota Kapur
 Prasasti kota kapur ditemukan di daearah pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti tersebut dibuat oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 686 masehi dan prasasti tersebut berinama sesuai tempat ditemukannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama "Kotakapur". Tulisan pada prasasti tersebut ditulis dalam tulisan aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuno, prasasti kota kapur merupakan salah satu dokumen tertulis tertua yang berbahasa Melayu. Prasasti tersebut ditemukan oleh seorang arkeolog berkebangsaan belanda yang bernama J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892.
Prasasti kota kapur berisi tentang
Prasasti kota kapur menyebutkan bahwa kerajaan sriwijaya berusaha menaklukkan pulau jawa yang tidak setia pada kerajaan sriwijaya.
5. Prasasti Kedukan Bukit
 Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh seorang arkeolog yang bernama M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang,Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti tesebut berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, dan ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno.
Prasasti kedukan bukit berisi tentang
Prasasti kedukan bukit menceritakan bahwa Dapunta Hyang melakukan sebuah perjalanan suci (sidhayarta) dengan perahu dan membawa 20.000 tentara. Dalam perjalanan tersebut dapunta hyang berhasil menundukkan wilayah minangtamwan (jambi)
6. Prasasti Hujung Langit
 Prasasti Hujung Langit dibuat oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 997 masehi,prasasti tersebut  juga dikenal dengan nama Prasasti Bawang, prasasti ini adalah prasasti batu yang ditemukan di desa Haur Kuning, Lampung,. tulisan yang digunakan pada prasasti ini adalah Pallawa dengan bahasa Melayu Kuno.
Prasasti hujung langit berisi tentang
Isi prasasti hujung langit bercerita tentang merupakan pemberian tanah sima.
7. Prasasti Talang Tuwo
Prasasti Talang Tuwo dibuat oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 684 masehi ditemukan oleh Louis Constant Westenenk pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang,
Prasasti talang tuwo berisi tentang
 Isi prasasti Talang Tuwo adalah berupa doa-doa dedikasi, dimana hingga kini, doa-doa demikian masih dijalankan dan diyakini. Prasasti ini memperkuat bahwa terdapat pengaruh yang kuat dari cara pandang Mahayana pada masa tersebut, dengan ditemukannya kata-kata seperti bodhicitta, mahasattva, vajrasarira, danannuttarabhisamyaksamvodhi, dimana istilah-istilah bahasa Sanskerta tersebut memang digunakan secara umum dalam ajaran Mahayana.
8. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu 1 ditemukan di sekitar kawasan kolam Telaga Biru Sumatera Selatan, pada tahun 1935dan di sekitar lokasi penemuan prasasti ini juga ditemukan prasasti Telaga Batu 2, yang berisi tentang keberadaan suatu vihara di sekitar prasasti. Pada tahun-tahun sebelumnya ditemukan lebih dari 30 buah prasasti Siddhayatra. Bersama-sama dengan Prasasti Telaga Batu.
Prasasti telaga biru berisi tentang
Prasasti telaga batu bercerita  tentang kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di kedatuan Sriwijaya dan tidak taat kepada perintah dātu.
9. Prasasti Karang Birahi
Prasasti Karang Brahi ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang Merangin. Prasasti ini terletak pada Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi
Prasasti karang birahi berisi tentang
 Prasasti karang birahi bercerita tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat. Kutukan pada isi prasasti karang birahi mirip dengan isi prasasti yang terdapat pada Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu.
CANDI MUARA TAKUS
Selain peninggalan berupa prasasti-prasasti kerajaan sriwijaya juga memiliki peninggalan yang berupa candi yaitu candi muara takus yang terdapat di provinsi riau,Candi tersebut terdapat di kawasan Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Jarak antara komplek candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir sungai Kampar Kanan.
Candi Muara Takus merupakan candi terbesar di Sumatera. Stupa candi muara takus tidak seperti stupa yang ada pada  candi aliran Budha lainnya. Umumnya Stupa candi-candi Budha berbentuk lonceng duduk. Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter. Sementara candi itu sendiri berukuran 7 x 7 meter.
DAFTAR PUSTAKA
Wayan,I Badrika.2006.sejarah untuk SMA jilid 2 kelas XI program ips.jakarta.penerbit erlangga

No comments:

Post a Comment