Kondisi Ekonomi di Amerika Serikat Pascaperang

Pima Putriana/PIS

            Saat perang dingin telah berjalan satu setengah decade usai perang dunia II. Amerika serikat mengalami pertumbuhan ekonomi yang fenomenal. Perang melahirkan kembali kemakmuran, dan pada periode pasca perang amerika serikat mengonsolidasi posisinya sebagai Negara terkaya di dunia. Produk kotor nasional (Gross National Produk, GNP), ukuran seluruh barang dan jasa yang d produksi amerika serikat menanjak dari $200 miliar di tahun 1940 menjadi $300 miliar di tahun 1959, dan menjadi lebih dari
$500 miliar di tahun 1960. Makin banyak orang Amerika kini menganggap dirinya bagian dari kelas menengah. Pertumbuhan ini berasal dari berbagai sumber. Industry mobil, mengingat jumlah produksi pertahunnya meningkat empat kali lipat antara tahun 1946 dan 1955. Perumahan juga melambung antara lain disebabkan kemudahan mendapatkan kredit pemilikan rumah bagi prajurit yang pulang perang. Peningkatan anggaran pertahanan akibat munculnya perang dingin juga ikut memainkan peranan.
            Setelah tahun 1945 perusahaan-perusahaan di Amerika berkembang menjadi makin besar lagi. Ada gelombang awal penggabungan perusahaan di tahun1890 dan 1920 di tahun 1950 gelombang lain terjadi konglemerat baru perusahaan-perusahaan yang memiliki sejumlah perusahaan lain di berbagai bidang industry berada di barisan paling depan. Perusahaan besar juga mengembangkan usahanya di luar negri, dimana gaji buruh lebih kecil. Para pekerja mendapati hidup mereka berubah seiring berubahnya industry di Amerika. Makin sedikit yang memproduksi barang, makin banyak yang bergerak di bidang jasa. Pada tahun 1956, mayoritas orang memiliki kerja kantoran, bekerja sebagai manajer perusahaan, guru, bagian penjualan, dan pegawai kantor. Beberapa perusahaan memberikan gaji tahunan, kontrak kerja jangka panjang, dan tunjangan- tunjangan lainnya dengan perusahaan tersebut, melintasi buruh berkurang dan perbedaan golongan perlahan hilang.
            Sebaliknya para petani mengalami masa suram, perolehan dalam produktivitas mendorong adanya  konsulidasi pertanian, mengingat pertanian kini menjadi bisnis besar. Tetapi, pertanian keluarga yang kecil menjadi sulit bersaing, dan makin lama makin banyak petani yang meninggalkan lahannya. Orang Amerika lainnya juga bergerak di masa pascaperang, bagian Barat, dan Barat Daya terus berkembang kecenderungan yang berlanjut hingga akhir abad. Bentuk pergerakan yang lebih penting membuat rakyat Amerika pindah dari pusat kota ke daerah pinggiran baru,dimana mereka berharap bias membeli rumah dengan harga murah untuk keluarga besar akibat baby boom pascaperang. Dengan bertumbuhnya daerah pinggiran, bisnis juga bergerak ke wilayah baru. Pusat – pusat perbelanjaan besar yang berisi beragam took mengubah pola belanja. Jumlah pusat perbelanjaan ini melejit dari hanya 8 di akhir perang dunia II menjadi 3.840 pada tahun 1960. Dengan sarana parker yang mudah dan jam buka sampai malam, para pembeli bias sepenuhnya menghindar dari keharusan berbelanja ke kota.
            Tahun-tahun sekitar 1870-an sampai 1880-an adalah masa penindasan politik yang reaksioner di seantero Eropa . Ini merupakan hasil kondisi-kondisi eksternal yang pada hakekatnya sama., dengan mendorong terciptanya konservatisme di tahun 1850-an. Yang disebabkan oleh perkembangan kapitalisme yang luar biasa atas negara-negara bangsa. Kesemuanya ini tidak hanya memberikan kepercayaan diri pada penguasa-penguasa kapitalis, namun juga membuat takjub kaum buruh. Membuat kaum buruh terkungkung dalam sistim kapitalis, di bawah negeri kapitalis dan idiologinya. Sikap yang menghamba atau patuh terjadi pada buruh-buruh aristokrat dan birokrat, yang juga mendapatkan jatah dari penghisapan kapitalis, yang dilakukan oleh negeri-negeri yang lebih maju . Nampaknya sudah menjadi hukum sejarah; bahwa dengan semakin mapannya kekuatan material kaum kapitalis, semakin keras pula reaksi-reaksi yang ditimpakkan kapada kaum buruh. Hal ini tercermin dalam pengalaman Amerika Serikat, dari tahun 1923 sampai dengan 1929, dan dari tahun 1923-1929, dan tahun 1947 sampai dengan saat ini.
            Sebelum terjadinya perang saudara mayoritas masyarakat Amerika berbasis ekonomi pertanian. Unit-unit bisnis berskala kecil dan proses industrinya pun saat itu terbilang kecil dan proses produksi industrinya pun saat itu terbilang kecil. Pada dekade pasca perang, industri Amerika kemudian tumbuh pesat dibandingkan negara-negara lain di dunia. Pada masa ini para pengusaha bersaing untuk mendapatkan keuntungan di pasar yang berdampak pada meningkatnya produktifitas pasar. Kecenderungan ke arah industrialisasi sudah terlihat pada tahun 1840-an, tetapi dengan adanya perang saudara, proses produksi industrialisasi berada pada tempo yang cepat. Pertumbuhan yang pesat pada bidang manufaktur terjadi anata 1850 hingga 1880. Kebutuhan saat perang telah merangsang pertumbuhan pabrik-pabrik, mempercepat proses ekonomi, bisnis, peleburan besi, energi uap dan listrik, perang juga merangsang perkembangan sains dan penemuan-penemuan lainnya. Tahun 1900-an produksi industri Amerika bahkan 7 kali lebih besar dibanding tahun sebelum 1865 dan peringkat pertama yang sebelumnya menempati posisi ke-4. Perkembangan industri yang pesat berpusat pada industri-industri berat seperti besi, baja serta perkeretaapian dan kemudian merangsang pertumbuhan industri-industri lainnya.
            Pembangunan kereta api yang terdiri dari jalur, lokomotif dan jembatan membutuhkan ketersediaan batu, besi, baja, dan kayu dalam jumlah yang besar sehingga produksi benda-benda tersebut dalam jumlah yang besar. Hasil produksi besi meningkat menajdi tiga kali lipat dari 1 juta ton 1865 menjadi 3 juta ton pada tahun 1873. Dampaknya jumlah area perusahaan yang memprodusi besi Cambria memiliki 40.000 hektar tanah, empat tungku pembakaran, dan memiliki 6.000 pekerja. Produksi batu bara melonjak dari dibawah 17 juta ton di tahun 1861 menjadi mendekati 72 ton tahun 1880. Pada masa ini pertanian Amerika juga berkembang pesat, keberadaan mesin-mesin idustri telah membantu mempermudah proses produksi sehingga membantu meningkatkan jumlah hasil produksi pertanian. Pertanian Amerika kemudian menjadi bagian dalam sistem industri yang modern dan berskala besar. Masa industri yang baru telah dimulai oleh Amerika dan membawa pengaruh besar pada perubahan pola hidup masyarakat Amerika.
            Banyak para ahli yang mengemukkan pendapat mengenai penyebab dari perkembangan ekonomi yang begitu pesat di Amerika, meskipun berbeda-beda tetapi mereka secara umum sependapat dengan beberapa faktor penyebab antara lain:
1.      Penemuan dan perkembangan teknologi: Gelombang penemuan sesungguhnya yang terjadi sebelum masa perang saudara yaitu sekitar tahun 1840-an saat wilayah utara mengalami pertumbuhan ekonomi. Masa perang saudara kemudian merangsang perkembangan ilmu pengetahuan dan mendorong berbagai penemuan-penemuan lain yang dapat menunjang kepentingan perang. Gelombang penemuan penting telah meningkatkan kemampuan produksi negara serta mempermudah dan mempercepat transportasi dan telekomunikasi. Tahun 1846 mesin jahit ditemukan oleh Elias Howe, mesin ini membantu mempersingkat waktu membuat pakaian dari 14 jam menajdi 1 jam. Tahun 1844 Samuel F.B Morse dengan menggunakan dana bantuan dari Kongres sebesar 30.000 dollar untuk membangun kawat antara Baltimore dan Wanshington. Ia kemudian menyempurnakan telegrafi listrik dan segera saja tempat-tempat yang berjauhan di benua ini terhubung oleh  jaringan tiang dan kawat. Tahun 1846-1947 New York telah terhubung dengan Boston, Albany, dan Buffalo, dan ditahun berikutnya dengan Cleveland, Toledo dan Chicago, dan pada tahun 1861 50.000 mil kawat telegraph telah dioperasikan. Pada tahun 1876, Alexander Graham Bell memamerkan pesawat telepon dan dalam waktu cepat 16 juta pesawat telepon telah mempermudah kehidupan ekonomi di Amerika. Penggunaan listrik pada berbagai hal telah menggantikan kereta dengan tenaga kuda, menggantikan generator dengan motor dan dengan segera lampu-lampu menerangi jalan dan jauh lebih terang daripada lampu minyak.
2.      Sumber daya alam. Kandungan alam Amerika dalam jumlah yang berlimpah seperti, batu bara, minyak, besi, kayu, tembaga, perak dan emas, telah mendorong perkembangan perindustrian Amerika. Perkembangan ekonomi yang menghasilkan mesin-mesin canggih membuat kandungan alam yang dahulu sulit dijangkau menjadi lebih mudah dijangkau.
3.      Pembangunan kereta api. Kehadiran kereta api membawa banyak perubahan dalam seluruh kehidupan Amerika terutama pada bidang perekonomian. Antara tahun 1831 dan 1861, sekitar 30.000 mil jalur kereta api telah dibangun. Selama rentan waktu lima tahun antara tahun 1868 sampai tahun 1873, jalur kereta api yang sudah ada sebelumnya ditambah lagi sepanjang 28.000 mil. Pada tahun 1880, terdapat 93.000 mil jalur di seluruh Amerika. Pembangunan besar-besaran sesudah Perang Saudara terlihat didaerah Ohio dan IIIinois dimana masing-masing negara memiliki jalur kereta api yang jumlahnya melebihi  jumlah keseluruhan jalur yang berada di New England. Pembangunan jalan kereta api terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Amerika. Rata-rata pembangunan jalur kereta api di Amerika jika dihitung sejak tahun 1880 mencapai 200 mil tiap tahunnya. Tahun 1900 terdapat 193.000 mil jalur kereta api di Amerika, ini lebih dari pada jumlah jalur kereta api yang ada di Eropa. Jalur kereta Amerika telah mewakili 40 % dari total jumlah jalur kereta api di dunia. Pembangunan kereta api sangat menunjang kemajuan perekonomian di Amerika. Pembangunan kereta api sendiri sangat membantu mempermudah pendistribusian barang-barang industri dengan cepat, karena sebelumnya pendistribusian dilakukan dengan menggunakan kereta kuda yang sangat memakan waktu. Barang-barang indusri yang didistribusikan dengan bantuan kereta api antara lain: bahan-bahan tekstile dari New England, besi dan baja dari Pittsburgh, domba dari lahan pertanian di Wyoming, dan batu bara dari IIIlionis dan Kansas. Pembangunan kereta api juga mendorong permintaan yang besar pada ketersediaan besi dan baja.
4.      Modal yang berlimpah. Keuntungan besar yang dihasilkan dalam industri manufaktur dan transportasi selama masa pertumbuhan perindustrian Amerika telah memikat para investor-investor baru untuk menanamkan modal mereka. Selain itu pemilik modal yang sebelumnya menanamkan modalnya pada bisnis perkapalan dan pelayaran, menarik modal mereka dan memindahkan pada pembangunan pabrik-pabrik dan pembangunan kereta api. Milyaran dollar modal datang dari  luar negeri terutama dari Inggris.
5.      Persediaan tenaga kerja. Perkembangan perindustrian yang umumnya dibangun dikota-kota besar telah membawa daya tarik bagi penduduk desa datang ke kota untuk mencari pekerjaan. Mereka berpindah daru satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dari satu kota ke kota lainnya dan membuka wilayah baru pemukiman. Gelombang kedatangan imigran ke Amerika untuk bekerja semakin menambah jumlah kelompok pekerja yang menjadi kebutuhan industri saat itu.
6.      Kebijakan pemerintah. Konstitusi Amerika memberikan keuntungan sendiri bagi para industrialis karena peraturan melarang untuk menetapkan pajak pada produk dalam negeri dan menetapkan pajak tinggi kepada produk yang berasal dari luar negeri. Pajak yang melindungi produk manufaktur dalam negeri dari produk luar negeri ini membuat perdagangan domestik menjadi sangat besar dan membawa keuntungan besar bagi para industrialis.
            Kemajuan teknologi pada transportasi dan industri serta peningkatan mekanisme dalam seluruh proses produksi pada bidang industri maupun bidang pertanian telah membuka jalan untuk produksi massal, meningkatkan produktifitas pekerja dan pencapaian ekonomi dalam skala besar.Selain kemajuan sebab-sebab tersebut diatas juga memegang andil pula para usahawan-usahawan besar pada masa itu, seperti Jay C Gould, E. H. Harriman dan James J. Hill pemilik proyek pembangunan jalur kereta api, Andrew Carnegie pemilik industri baja, John D. Rockfeller pengusaha industri minyak, dan lain-lain. Para pelaku bisnis tersebut memiliki tujuan yang jelas yait untuk meraih keuntungan dan untuk mencapai tujuannya tersebut, mereka mampu memainkan dan mengeksploitasi pasar sedemikian rupa sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Berbagai faktor inilah yang membuat perekonomian Amerika mencapai pertumbuhan yang luar biasa pasca perang saudara.
            Pasca Perang Saudara, saat Amerika tumbuh menjadi negara industri besar, kebutuhan akan ketersediaan tenaga kerja yang besar menjadi sangat penting. Kebutuhan akan tenaga kerja dalam jumlah besar mengakibatkan dalam waktu singkat kota-kota industri menjadi padat penduduk. Tenaga kerja yang datang ke kota industri adalah kaum urban yang mayoritas merupakan kaum petani. Kebanyakan dari mereka datang kekota karena tidak lagi mampu membeli mesin-mesin baru untuk pertaniannya atau tidak mampu membayar mahalnya ongkos angkut hasil pertanian mereka saat itu, sehingga mereka kalah saing dengan produk industri.
            Kebutuhan akan tenaga kerja juga terpenuhi oleh gelombang kedatangan para imigran ke Amerika baik yang datang dengan kemapuan sendiri atau juga dengan datang melalui agen pencari pekerja seperti American Emigrant Company. Mereka yang datang kebanyakan ingin mencari pekerjaan dan kehidupan yang layak di Amerika. Tahun 1880, sejumlah 5 juta lebih imigran datang ke Amerika. Kebanyakan dari mereka berasal dari Inggris, Irlandia, Jerman, Cina, Jepang, serta dari wilayah-wilayah di Eropa Selatan. Biasanya mereka tinggal berkelompok sesuai dengan daaerah asal mereka dan membangun kehidupan mereka sendiri yang kebanyakan hidup dalam kondisi seadanya.
            Selain dari kaum petani dan imigran, kebutuhan akan tenaga kerja juga tersedia dari kaum wanita dan anak-anak. Para pekerja wanita biasanya terkonsentrasi pada industri-industri yang sifatnya feminis seperti pada industri pengepakan makanan, industri garmen, dan industri percetakan. Para pekerja wanita dan anak-anak ini rela dibayar lebih murah daripada pekerja pria dewasa bahkan dengan jumlah jam kerja yang lebih panjang. Persediaan tenaga kerja yang begitu besar dari kaum petani, imigran, dan wanita telah menyebabkan ketersediaan jumlah tenaga kerja yang berlebih, yang kemudian berakibat pada semakin rendahnya upah bagi para pekerja.
            Kondisi yang dialami oleh kaum pekerja semakin sangat sulit. Mereka menjadi pihak yang lemah dan tertindas terutama menyangkut upah yang mereka peroleh jumlahnya tidak sebanding dengan jam kerja yang harus mereka lalui. Hari kerja biasanya dimulai dari matahari terbit hingga terbenam, pada industri besi jam kerja diberlakukan selama 12 jam sehari dan 6 jam pada hari Sabtu. Mayoritas pekerja mendapatkan bayaran dari 9 dollar sampai 20 dollar setiap minggunya tergantung dari keahlian mereka, sedangkan bagi para pekerja wanita yang tidak memiliki keahlian mereka digaji hanya 2 dollar tiap minggu untuk 60 jam waktu kerja. Selain itu, kondisi tempat kerja pada umumnya jauh dari standard kesehatan dan kurangnya sarana kebersihan dan air bersih menyebabkan munculnya wabah penyakit yang menghinggapi para pekerja.
            Ketidakpedulian pihak pengusaha kepada kaum pekerja didorong oleh kepentingan yang mereka emban. Pengusaha memiliki kepentingan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menakan biaya yang sekecil-kecilnya. Pengusaha dituntut untuk mampu bersaing di pasar bebas, konsekuensinya adalah perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang murah yang dibutuhkan oleh konsumen. Pengusaha juga dituntut oleh para pemegang saham (stockholder) untuk mengembangkan usahanya, menginvestasikan kembali keuntungan perusahaan dan mencari pasar baru sebagai wilayah pemasaran produk-produknya. Demi menghadapi persaingan, untuk mempertahankan serta memperluas pasar dan untuk melakuakn investasi baru maka pengusaha akan menekan biaya tenaga kerja dalam hal ini upah yang rendah.
            Kepentingan pekerja sendiri yaitu mendapatkan upah yang besar dengan jam kerja yang pendek dan dengan kondisi lingkungan kerja yang baik demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Pemerintah pada satu pihak berkepentingan untuk menjaga stabilitas politik dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk mempertahankan eksistensi dan pembangunan, dipihak lain juga harus melindungi rakyatnya dari ketidakadilan. Pemerintah sendiri cenderung lebih memilih untuk mengutamakan kepentingan stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi daripada kepentingan untuk melindungi pekerja. Dampakny adalah adanya Undang-undang yang dibuat untuk melindungi pekerja, dan mengatur hubungan pekerja dengan pengusaha. Melihat hal itu, untuk memperkuat posisi tawar menawar pekerja terhadap pengusaha , para pemerja Amerika mulai menghimpun kekuatan dengan membentuk serikat-serikat pekerja dengan tujuan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja.

DAFTAR PUSTAKA
 -   Howard Cincota, ed., Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, terj. Yusi A. Parancom (Jakarta, 2004)
- George Novack, (Terjemahan Indonesia: Abdul Syukri),1999. Sejarah Internasional dan Internasional Kedua.
- Francis Whitney, ed. Keith W. Olsen. 2004 .Garis Besar Sejarah Amerika. Deplu AS.

No comments:

Post a Comment