ZAMAN MEGALITIKUM

ILYA DWITA PUTRI

 

 1.PENGERTIAN MEGALITIKUM

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaanterhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat. Ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang sudah mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka selenggarakan mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah kering saja. Pohon-pohon dari beberapa

bagian hutan di kelupak kulitnya dan kemudian dibakar. Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam itu untuk beberapa kali berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan. Orang-orang Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat dengan pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas tiang-tiang kayu, dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah, Walaupun alat-alat mereka masih dibuat daripada batu, tetapi alat-alat itu dibuat dengan halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua belah mukanya.

2.KEBUDAYAAN MEGALITIKUM

Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan Megalithikum tersebut.Contohnya seperti suku Nias.

Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:

punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakkan sesaji

Dolmen : meja batu yang diletakkan sesaji

Waruga : kubur batu yang berbentuk kubus

Kubur batu : tempat menyimpan mayat

 

a)      Menhir

Bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.

b) Punden Berundak-undak

Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.

Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.

c)Dolmen

             Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.

d) Waruga

Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

e) peti kubur

Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.

Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya

f) Arca Batu

Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk manusia atau binatang. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan monyet. Sedangkan bentuk arca manusia ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti gajah. Arca tersebut ditemukan didaerah pasemahan (sumatra selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain lampung, jawa tengah dan jawa timur.

3. Corak Kehidupan

Pada zaman manusia melakukan banyak kegiatan yang menyangkut kehidupannya. Mereka sudah mempunyai aktivitas seperti mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.

Ciri-ciri nya adalah

·         Manusia sudah bisa membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar.

·         Berkembang dizaman neolitikum sampai zaman perunggu

·         Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animisme.

4. Budaya Megalitikum di Indonesia

a.       Pasemah

Merupakan wilayah dari provinsi sumatra selatan, berada dikaki gunung dempo. Peninggalan nya sebanyak 19 situs. Berdasarkan penelitian yang dilakukan budi wijana (1996), dari balai arkeologi palembang. Peninggalan megalitikum muncul dalam bentuk yang begitu unik, patung-patung yang dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang mencirikan kebebasan seniman dalam memahat.

b.      Nias

Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seseorang yang penting di Nias (awal abad ke-20). Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitikum di beberapa kehidupannya.

c.       Sumba

Etnik sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitikum dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan disejumlah perkampungan dan meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.

5. Manusia Pendukung

Disebut kebudayaan batu besar pada umumnya menghasilkan kebudayaan dalam bentuk menument yang terbuat dari batu berukuran besar. Kebudayaan ini muncul pada akhir zaman neolitikum, tapi perkembangan nya justru terjadi pada zaman perunggu. Suku dayak golongan proto melayu, bangsa deuteuro melayu (melayu muda) yang migrasi ke indonesia sambil membawa kebudayaan dongson. Keturunannya adalah jawa, bali, bugis, madura, dll. Bahkan ditemukan beberapa bukti bahwa terjadi pembaruan antara melayu monggoloide (proto melayu dengan duteure melayu) dan papua melaneside.

 

Daftar pustaka

http://widhaaja.blogspot.co.id/2013/10/zaman-megalitikum_9789.html, http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/ciri-zaman-megalitikum.html, http://www.kopi-ireng.com/2015/02/peninggalan-zaman-megalitikum.html, Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1.Edisi ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.

No comments:

Post a Comment