Sejarah Pendidikan di Korea Selatan


Abdul Gani/SP/A

Menurut teks-teks kuno, pendidikan di Korea telah ada semenjak jaman Tiga Kerajaan (57 SM – 668 M) dibawah pengaruh sistem pendidikan Cina yang memang sangat maju pada jaman itu. Pada tahun 372 institusi pendidikan tinggi dengan nama T'aehak (Akademi Konfusius Nasional) didirikan oleh Kerajaan Koguryo (37 SM – 668 SM). Institusi serupa dengan nama Kukh'ak (Universitas Konfusius Nasional) juga didirikan pada tahun 682 ketika masa pemerintahan Kerajaan Shilla (57 SM – 935 M). Kerajaan Shilla juga menciptakan sistem pelatihan unik yang dinamakan hwarangdo, untuk melatih pemuda-pemudia dari kalangan bangsawan. Pada masa kerajaan-kerajaan ini hingga abad ke-19, pendidikan di Korea memfokuskan pada mempelajari literatur-literatur Cina dan Konfusianisme. Hingga pada akhir abad ke-19, ketika Korea membuka diri terhadap barat dan mulai mengadopsi pendidikan gaya barat. Di Korea juga terdapat kuil yang dinamakan kuil Seoul Munmyo adalah sebuah kuil yang terletak di daerah Seoul Korea Selatan, kuil seol munyo ini didirikan pada masa dinasti joseon pada tahun 1398, dan merupakan kuil konfisius tertua di Korea, yang terletak didalam konflek Universitas Seonggyungwan, yang merupakan akademisi konfisius tertua dikorea, dan kuil itu sakarang dilestarikan oleh pemerintah Korea Selatan sebagai situs bersejarah di Korea. Di Korea juga banyak tokoh –tokoh yang memperlapori pendidikan diantaranya Yi sajudang, dimana dia menciptakan sebuah buku yang dinamakan buku "Taegyo Sangi" dimana isi buku ini
mengenai petunjuk pra kelahiran yang ditulis dengan huruf Cina yang dibuat pada tahun 1800, yisudang yang mementingkan pendidikan anak merasa kesal karena tidak ada buku yang berkaitan dengan pendididkan kelahiran. Dia menulis buku ini berdasarkan sumber-sumber dari buku kuno. Buku tulisannya ini sangatlah berpengaruh terhadap Korea saat itu dan pada saat modern saat ini buku itu masih digunakan karena buku ini dirasa sangat penting.
Namun sekarang pendidikan di Korea mirip dengan pendidikan di Indonesia yaitu enam tahun pendidikan awal dan 3 tahun pendidikan menengah atas dan setelah itu baru kemudian pendidikan tinggi.usia sekolah dasarpun sama dengan usia sekolah dasar diindonesia yaitu mulai sekitar usia 6 tahun ,untuk tingkat seterusnya pun tak jauh berbeda dari Indonesia. Namun beda halnya dengan pendidikan di Korea Utara dikendalikan oleh pemerintah dan wajib sampai jenjang menengah pertama. Pendidikan di Korea Utara gratis dan negara menyediakan bagi siswa yang tidak mampu fasilitas pengajaran dan pendidikan gratis, tetapi juga seragam dan buku panduan. Heurestika secara aktif diterapkan untuk membangun kemandirian dan keaktifan para siswa, pendididkan wajib berlangsung sebelas tahun dan melewati satu tahun pendidikan para sekolah 3 tahun pendidkan dasar dan 6 tahun pendidikan menengah dan kurikulum sekolah di korea utara terdiri dari pokok-pokok bahasan akademik dan politik. Sekolah dasar dianggap sebagai sekolah rakyat dan anak-anak belajar disekolah ini pada umur 6-9 tahun. Mereka kemudian melanjutkan kesekolah lanjutan umum atau sekolah lanjutan kejuruan bergantung pada kemampuan masing-masing, mereka masuk kesekolah kejuruan pada umur 10 tahun dan menyudahi sampai usia 16 tahun. Pendidikan tinggi di Korea Utara ini tidaklah wajib ,dean tahapan ini terdiri dari 2 sistem yaitu pendidikan tinggi akademik dan pendidkan tinggi untuk pendidikan berlanjut. Sistem pendidkan tinggi akademik meliputi 3 jenis lembaga yaitu:universitas,sekolah professional,dan sekolah teknik,dan tahap sarjana atau megister dan doctoral diserahkan kepada universitas bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan dan 2 universitas yang terkenal dikorea utara adalah Universitas Kim II-Sung dan universitas sains dan teknologi ryongyang dan kedua-dua nya itu terletak di Pyongyang.dan korea utara merupakan salah satu Negara yang melek huruf didunia dengan proporsi 99%. Dan ujian masuk perguruan tinggi di korea ini sangatlah sulit dan mungkin ini adalah salah satu penyebab kenapa pelajar disana belajar dengan keras kompetisi masuk peguruan tinggi disana sangatlah kuat,walaupun akhir-akhir ini tidaklah setinggi dulu karena semakin banyaknya pelajar-pelajar yang diterima oleh universitas-universitas itu akibat penambahan kapasitas. Penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama sma digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara nasionalagar berbeda dari Negara lain yang hanya menilai dari hasil SNPTN saja. Rapor ketika SMA menyumbang 40% dalm penentuan kelulusan akan tetapi ujian sekolah sama pentingnya dengan ujian masuk perguruan tinggi(yang disebut suneung ,tes kemampuan skolastik untuk masuk perguruan tinggi)maka pelajar disana tidak mempunyai waktu yang santai .meneurut statistic para pelajar di korea menghapal 60-100 halaman setiap kali tes untuk bias mendapatkan nilai bagus. Tes untuk masuk unversitas sangatlah penting karena menentukan masa depan siswa tersebut saking pentingnya ketiaka masa-masa mendekati ujian perkantoran buka jam 10 pagi untuk mengkomodasi para orang tua yang menemani anaknya belajar hingga malam ,dan pada sore harinya klub bermain juga tutup lebih awal.dan pada saat ujian polisi-polisi tidak segan untuk menemani mengantar anak-anak yang terlambat dalam m,engikuti ujian . Dan dikorea ada namanya program penilaian siswa internasional (program for Internasional Student Assigment)yang dijalankan oleh OECD .dan walau pun siswa-siswa dikorea selatan mendapatkan rangking tinggi pada tes komparatif internasional system pendidkan nya seringkali dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak menghafal.sistem pendidkan disini teratur karena menerapkan system konfisiusme yang tertanam sejak lama dari masyarakat korea.pendidikan dilihat sebagai aspek penting dalam keberhasilan dan persaingan di negri ginseng ini. Dinegara ini terdapat lima mata pelajarang yang paling diutamakan diantaranya sebagai berikut:metematika,sains,bahasa korea,studi social,dan bahasa inggris.biasanya pendidikan fisik atau olahraga dianggap tidak terlalu penting makanya banyak sekolah yang tidak memiliki gymnasium yang layak ,dan korea selatan merupakan Negara pertama yang memberikan akses internet yang berkecepatan tinggi di setiap sekolah.korea Institute For Curriculum and Evulation (KICE) mengeluarkan hasil laporan Trend in Internationals Mathematics and Science Study(TIMSS) tahun 2011 yang diikuti oleh 300.000 siswa kelas 4 dari 50 negara dan 300.000 siswa kelas 8 dari 42 negara.dan hasilnya siswa kelas 4 dikorea selatan meraih skor rata-rata 605 dalam matematik yaitu peringkat kedua dibelakang singapura dan dalam bidang sains siswa-siswa korea selatan mendapatkan peringkat pertama dengan skor 587 point.prestasi ini pun diikuti oleh siswa kelas 8dalam matematik dan memperoleh nilai 613,nilai tertinggi dari 42 negara lainnya ,sedangkan untuk sains mereka menempati posisi ketiga dengan nilai 560. System pendidikan di korea berbeda dengan Negara Indonesia karena dikorea itu ada nama nya pendidkan wajib militer maka pada usia 22-24 tahun para remaja sudah bisa menyelesaikan kuliahnya anka rata-rata pria korea menyandang gelar sarjana (S1) pada umur 27. Karena mereka harus cuti dulu atau setelah lulus SMA langsung mengikuti wajib militer dulu sebelum meneruskan kuliah. Namun dapat disimpulkan berbagai fakta system pendidkan di korea diantaranya sebagai berikut: 1.Siswa dikorea tidak ada yang merokok dan jika ketahuan merokok ia akan langsung dikeluarkan . 2.SMK di korea tidak ada ujian nasional karena lebih berfokus kepada kemampuan produktif tau keahlian. 3.Suneung atau ujian masuk perguruan tinggi di korea dilaksanankan pada setiap tanggal 13 November dan merupakan moment unik. 4.Suneung sangat ditunggu para pelajar kelas 3 SMA di korea karena pada hari itu mereka mati-matian untuk mengerjakan soal tes. 5.Keluarga biasanya membawakan siswa yang ikut ujian spanduk,yang bertujuan untuk memberikan penyemangat bagi anaknya. 6.Pelajar kelas 3 SMA dikorea sudah dibebaskan tugas rumah dan hanya disuruh konsen belajar untuk Suneung. 7.Saat seneung apabiloa lokasi ujian dekat dengan bandara ,stasiun, maka stasiun atau bandara tersebut ditutup selam ujian. 8.saudara atau keluarga juga banyak memberikan hadsiah kepelajar sebelum mengikuti ujian. 9.Adik kelas juga ikut menyemangati kakak kelasnya yang ikut ujian dengan cara chearsleaders atau dengan yel-yel. 10.Peserta ujian juga ada pantangan memakan ssup rumput karena Licin,dan licin sama artinya dengan jatuh atau gagal.
Semangat menjadi kata kunci yang membawa kebangkitan pendidikan Korea Selatan hingga siap bersaing dengan negara lain. Mereka mulai dengan membangun infrastruktur pendidikan yang luluh lantak akibat Perang Korea, lalu membenahi kualitasnya. Kini di seantero Korea Selatan terdapat 19.258 sekolah negeri maupun swasta, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dengan 11.951.298 pelajar. Di antaranya terdapat 218 perguruan tinggi, yang menampung 2.357.881 mahasiswa. Secara tradisional orang Korea Selatan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk memuaskan diri sendiri dan juga untuk menunjukkan kemajuan sosial, dan kemajuan negaranya. Bertolak dari situ, Pemerintah Korea Selatan merumuskan tujuan pendidikan, yang dalam kalimat singkat dapat dituliskan sebagai berikut: Membangun karakter masyarakat, kemampuan hidup mandiri, menuju kemakmuran bersama berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan. Apabila pendirian sekolah dijadikan titik awal pendidikan, maka sejarah pendidikan Korea Selatan bermula pada masa Kerajaan Goguryeo (37 SM-669), ketika sekolah formal pertama Taehak didirikan tahun 372. Jauh sebelumnya, tahun 286, Wang In dari Kerajaan Baekje (18 SM-660) telah menyebarluaskan buku-buku teks beraksara China sampai ke Jepang (Kerajaan Wae).
Sekolah modern diperkenalkan pada masa pemerintahan Raja Gojong, ditandai dengan pendirian Paichai Academy (1885) dan kemudian Ewha Girls School (1886). Kala itu di Indonesia tengah berkecamuk Perang Aceh (1874-1904). Dari pemerintahan Raja Gojong, kemajuan pendidikan di Semenanjung Korea itu semakin pesat, hingga akhirnya datang Jepang menganeksasi Korea tahun 1910. Jepang keluar pada tahun 1945 menyusul penyerahannya kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Akan tetapi, tidak lama berselang, tahun 1950, pasukan Korea Utara di bawah penguasaan Uni Soviet menyerbu ke Korea Selatan. Krisis demi krisis ternyata tidak menyurutkan semangat bangsa Korea Selatan untuk tetap menyelenggarakan pendidikan. Selama Perang Korea, mereka belajar tanpa kelas, duduk tanpa alas di atas tanah beratap langit. Papan tulis disangkutkan di pohon.
Orang Korea Selatan menggambarkan krisis dalam dua karakter China, bahaya di satu sisi dan kesempatan di sisi yang lain. Mereka mencoba mentransformasikan sisi bahaya dari krisis ke dalam kesempatan. Itulah yang sebetulnya dilakukan Korea Selatan dalam 40 tahun terakhir, menurut Lee Chong-jae, Presiden Korean Educational Development Institute (KEDI). Sistem pendidikan di Korea Selatan dibagi menjadi enam tahun sekolah dasar, tiga tahun sekolah menengah pertama, tiga tahun sekolah menengah atas, dan empat tahun perguruan tinggi. Selebihnya untuk jenjang pendidikan pascasarjana. Dengan demikian, orang Korea Selatan menghabiskan paling tidak 23 tahun dari usianya dalam pendidikan formal. Seiring dengan didirikannya Republik Korea tahun 1948, pemerintah mulai menyusun sistem pendidikan modern. Lima tahun kemudian, 1953, pemerintah mewajibkan menyelesaikan sekolah dasar selama enam tahun pada usia antara 6 dan 11 tahun. Jumlah anak yang terdaftar pada tingkat dasar ini mencapai 99,8 persen, dan tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Tahun 2001 mulai diterapkan pendidikan wajib pada jenjang sekolah menengah. Tidak berlebihan jika sekarang Korea Selatan dipuji sebagai salah satu negara yang angka melek hurufnya tertinggi di dunia. Dan ini menjadi fakta bahwa orang Korea Selatan yang berpendidikan menjadi modal utama utama percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai negara itu selama tiga dekade silam. Menteri Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Korea Selatan Ahn Byung-young menjelaskan, tahun 2004 ini Pemerintah Korea Selatan menjabarkan tujuan pendidikan dalam tiga sasaran utama, yakni pengembangan sumber daya manusia, penguatan pada kesejahteraan pendidikan, serta pembangunan sistem desentralisasi dan reformasi daerah. Pengembangan sumber daya manusia diyakini akan memperkuat negara itu memasuki persaingan di dunia internasional. Melalui penguatan kesejahteraan pendidikan bisa diatasi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan integrasi sosial. Sementara untuk memperluas pembangunan negara dan daya saing daerah yang merata, dipersiapkan desentralisasi sektor pendidikan dan reformasi sistem pendidikan daerah yang terarah.

DAFTAR PUSTAKA
2. upaupapuspa.blogspot.com/2011/04/pendidikan-di-korea-selatan.html

No comments:

Post a Comment