MENANTI SINAGA/SP/015/B
Sistem Pengelolaan Pendidikan
Sistem pengelolaan  pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan oleh pemerintah. Kekuasaan dan  kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan.Kebijakan menteri dilaksanakan  hingga di daerah otonom. Di daerah terdapat dewan pendidikan (board  ofeducation). Pada setiap propinsi dan daerah khusus (Seoul dn Busam),  masing-masing dewan pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota yang dipilih  oleh daerah otonom, dari lima orang dipilih dan dua orang lainnya merupakan  jabatan ex officio; yang dipegang oleh walikota daerah khusus atau gubernur  propinsi dan super intendent, Dewan pendidikan diketuai oleh walikota atau  gubernur.
Pemerintah  menganggarkan pengelolaan sistem pendidikan nasional yang berasal adri alokasi  dana APBN. Anggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari anggaran Negara,  dengan total anggaran 18,9% dari Anggaran Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan  wajib belajar 9 tahun, sehingga forsi anggaran terbesar diperuntukan untuk ini. Adapun  sumber biaya pendidikan, bersumber dari, GNP untuk pendidikan, pajak  pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan  kejuruan.
Sistem Pendidikan di  korea adalah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMU dan 4 tahun Universitas,  secara umum terdiri dari 6-3-3-4. Untuk jenjang SD dan SMP semua biaya sekolah  ditanggung oleh pemerintah selama 9 tahun.
Sistem pendidikan dari  pra sekolah sampai perguruan tinggi terbagi dalam 2 semester pertahunnya. Jika  selesai semester pertama sekolah akan libur sebulan penuh dimusim panas. Jika  selesai semester ke dua dan sebelum dimulainya semester baru akan libur dimusim  dingin dan dimusim semi selama 2 bulan. Untuk keluarga yang berpenghasilan  rendah, seperti petani dan nelayan biasanya anak yang usiannya 5 tahun  mendapatkan bantuan pendidikan. Saat anak ingin menempuh pendidikan pra  sekolah, para pengajar disekolah itu akan memberi konsultasi langsung setelah  itu baru siswa di terima sekolah. Anak yang telah berusia 6 tahun terhitung 1  januari diperbolehkan masuk ke sekolah dasar, Korea punya perhitungan tahun  untuk kelahiran yaitu sejak bayi lahir akan dihitung 1 tahun usianya jadi untuk  usia 6 tahun menurut kita orang Indonesia maka di korea adalah 7 tahun.
Jenjang dan Jalur Pendidikan
Seperti halnya pendidikan di negara-negara lain, termasuk  Indonesia. Pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan dalam beberapa jenjang,  yaitu jenjang pendidikan primer (primary education), pendidikan sekunder  (secondary education), dan pendidikan tinggi (high education). Pendidikan  primer di Korea Selatan diwajibkan untuk anak-anak berusia 6 sampai 14 tahun.  Pada jenjang pendidikan primer ini, prosesnya dilaksanakan di taman kanak-kanak  dan sekolah dasar. Pendidikan sekunder di Korea selatan idealnya dilaksanakan  selama 6 tahun, yaitu 3 tahun di sekolah menengah (setara dengan SMP di  Indonesia) dan sekolah atas (setara dengan SMA di Indonesia). Pada jenjang  pendidikan sekunder ini, prosesnya dilaksanakan sekolah-sekolah kejuruan  (setara dengan SMK di Indonesia). Selain itu, pada usia-usia sekolah menengah  dan sekolah tinggi ini, anak-anak Korea Selatan melaksanakan beberapa  pendidikan tambahan, yaitu melalui kegiatan kursus-kursus tertentu. Pendidikan  tinggi di Korea Selatan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan perkuliahan di  beberapa perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta yang  jumlahnya sekitar 330 perguruan tinggi. Adapun beberapa perguruan tinggi yang  terkemuka di Korea Selatan antara lain Universitas Korea (Korea University),  Universitas Nasional Seoul (Seoul National University), Universitas Ewha (Ewha  Women's University), dan Universitas Yonsei (Yonsei University).
Pendidikan SD dimulai  dari kelas satu sampai kelas enam jika tidak ada hal yang khusus setiap tahun  bisa naik kelas. Jenis sekolah dasar juga dibagi 2 yaitu pemerintah dan swasta.  Masa pendidikanya sama perbedaannya hanya pada program khusus dan pada sekolah  swasta harus membayar uang sekolah. Di Korea wajib belajar adalah sampai SMP  dan itu tidak dipungut biaya, hingga tingkat SMU biaya sekolah menjadi tangung  jawab individu. Korea sendiri yang memiliki peraturan 2 anak saja cukup dahulu.  Maka saat ini mereka akan kekurangan generasi muda dimasa yang akan datang.  Untuk itu mereka memberi aturan untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari 2,  maka setiap anaknya akan diberi tunjangan perbulan. Disetiap kelas untuk SMP  memiliki seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan  siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran memiliki tenaga pengajar yang  berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari bahasa korea, moral, sosial  moral, matematika, ilmu science, olah raga, musik, kesenian, keterampilan,  bahasa inggris . Dalam tiap semester ada 2 kali ujian evaluasi, yang hasilnya  akan dikirim ke rumah masing-masing. Menginjak di kelas 3, nilai dan kemampuan  siswa akan dipertimbangkan untuk melanjutkan ke SMU, pada saat ini wali kelas  akan memberi saran dan petunjuk untuk mereka melanjutkan ke SMU.
Untuk pendidikan di  SMU ini terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah Umum, Sekolah Menengah  Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus. Secara umum Sekolah Menengah Umum  mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan tinggi.  Sekolah Menengah Ekonomi mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran  yang dibutuhkan untuk masuk kerja. Sekolah Menengah Khusus adalah sekolah yang  memberikan keterampilan khusus seperti bidang scince atau bahasa asing, olah  raga dan lain-lain. Siswa jika lulus SMU bisa bekerja atau masuk perguruan  tinggi.
Perguruan Tinggi di  Korea terbagi 2 yaitu, masa pendidikan 4 tahun dan 2 tahun, sebagian besar  mempelajari dasar-dasar kejuruan tentang mata kuliah keahlian, berbeda dengan  masa pendidikan 4 tahun yang mempelajari ilmu secara keilmuan. Seseuai dengan  dasar tuhuan Universitas terbagi menjadi Universitas Umum, niversitas Kejuruan,  dan Universitas Khusus. Universitas Kejuruan contohnya pendidikan, komunikasi,  pembukuan, teknik. Universitas Khusus meliputi perpajakan, kepolisian dan  akademi militer. Saat akan masuk Universitas secara umum ditentukan nilai SMU  dan setiap tahun mengikuti ujian kemampuan dan bakat. Walaupun mereka dapat  masuk ke Universitas dengan ke 2 nilai tersebut cara pemilihan siswa sedikit  berbeda di setiap Universitas karena di setiap Universitas mempunyai  syarat-syarat tertentu. Jika orang tuannya asing bisa mengikuti ujian saringan  khusus pelajar asing.
 Kurikulum dan Pembelajaran
      Kurikulum
Reformasi kurikulum  pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan  pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang  dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran,  (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4)  test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan  saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan "equal  accessibility" ke sekolah menengah di daerahnya.
Kini Korea  mengimplementasikam kurikulum pendidikan dengan menekankan pada pemberian bekal  kompetensi untuk dunia kerja dan mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan  untuk melanjutkan kejenjang berikutnya. Kurikulum dikembangkan oleh dewan  pendidikan/sekolah sesuai dengan karakteristik lingkungan belajar, siswa, dan  daerah dengan memperhatikan perkembangan dimensi global. Baik negri dan  swasta sekolah memiliki kutikulumyang relatif sama, yaitu lebih  banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan  lingkungan. Mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari dan perkembangan  iptek.
Sekolah diberi  keleluasaan untuk menambah kurikulum lokal sesuai minat siswa dan kondisi  wilayah masing-masing, dengan pilihan kurikulum lokal yang diarahkan kepada  masalah : Pertanian, perikanan, dan Teknologi, yang mampu membawa siswa untuk  memiliki kreatifitas terutama untuk kehidupannya. Untuk kasus korea selatan  tentang kurikulum muatan lokal implementasinya sangat berbeda dengan Indonesia,  yang rata-rata memasukkan kurikulum lokal yang " tidak" langsung berhubungan  dengan pemenuhan harkat hidup siswa, seperti kurikulum lokal hanya terbatas  pada bahasa daerah/bahasa asing, seni dan lain-lain, yang tidak atas dasar  keinginan siswa dan kondisi daerah setempat.
 Pembeljaran
Korea Selatan sangat  terobsesi dengan pendidikan. Pendidikan benar-benar ditekankan kepada siswa  seperti orang gila. Seberapa keras siswa belajar? Selama tahun-tahun sekolah  mereka dan kadang-kadang bahkan selama bertahun-tahun, siswa pergi ke sekolah  dari jam 8 pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini dikarenakan setelah selesai  sekolah, mereka harus menghadiri pendidikan khusus untuk mencoba untuk  meningkatkan kinerja akademis mereka. Mereka diprioritaskan untuk mempersiapkan  diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat, yang banyak  mendukung masa depan mereka.
Pembelajaran di  Perguruan Tinggi menjamin kesempatan peluang kerja. Di Korea, jika masuk  sebuah universitas bergengsi, akan memperoleh kesempatan yang baik untuk  mendapatkan informasi pekerjaan yang baik. Seorang mahsiswamemasuki universitas  yang baik tidak hanya menjamin keadaan ekonomi individunya, tetapi juga  mencerminkan reputasi orang tua. Dalam budaya Korea, pertimbangan yang paling  penting bagi seorang pimpinan bukan kepribadian atau pengalaman kerja,  melainkan di Universitas apa orang tersebut belajar. Korea memiliki tingkat  kelulusan SMA 97%, ini adalah yang tertinggi tercatat di negara-negara maju.  Sangat menarik untuk dicatat bahwa 80% sekolah-sekolah di korea memperbolehkan  hukuman fisik.
Peserta Didik
Anak-anak Korea  Selatan paling tidak bahagia menurut studi di antara negara-negara maju,  karena stress akibat tekanan pendidikan yang sangat tinggi di negara itu. Korea  Selatan ada di posisi paling bawah di antara 30 negara dalam tingkat kepuasan  anak-anak dengan hidup mereka, menurut Kementerian Kesehatan Korea Selatan,  diikuti oleh Rumania dan Polandia. Faktor paling relevan dalam kepuasan  hidup anak-anak adalah stress akademik, diikuti dengan kekerasan di sekolah,  ketagihan Internet, kelalaian dan kekerasan dunia maya," menurut  kementerian tersebut mengenai survei yang dilakukan atas lebih dari 4.000 rumah  tangga dengan anak-anak berusia kurang dari 18 tahun.
Kepala Bank  Dunia Jim Yong Kim, yang lahir di Korea Selatan, mengatakan sistem  pendidikan telah memberikan beban berat di pundak anak, dengan fokus pada  kompetisi dan jam belajar panjang. Lebih dari setengah anak-anak usia antara 15  dan 19 tahun yang ingin bunuh diri menyebut kinerja akademik dan ujian masuk  universitas sebagai alasan, menurut Statistik Nasional Korea.
Orang-orangtua Korea  Selatan dikenal memasukkan anak-anak ke sekolah-sekolah untuk belajar sampai  malam hari, dan mulai pengajaran Bahasa Inggris di taman kanak-kanak. Korea  Selatan juga memiliki prestasi buruk dalam indeks pembatasan anak, yang  mencakup kemiskinan anak dan waktu untuk hobi dan sekolah atau aktivitas klub. Negara  itu ada di posisi paling bawah, setelah Hungaria dan Portugal.
Pendidik
Kondisi lain yang  dapat dipetik dalam hal pendidik/guru, dimana Negara ini untuk menjadi guru SD  saja  pada tahun 1990-an harus D-II dan untuk sekolah menengah harus  diploma 4. Kondisi ini jika dibandingkan dengan Indonesia, terutama sepuluh  tahunan ke belakang, guru SD kita hanya bertingkat SLTA/SPG dan baru sebagian  kecil yang setingkat D-II PGSD, yang kini setelah sebagian besar telah  berkualifikasi D-II PGSD baru mulai beranjak ke S1 PGSD, karena adanya tuntutan  UU Guru dan Dosen tahun 2005. Jadi dari segi latar pendidikan guru SD saja  kita sudah tertinggal kurang lebih 20-50 tahun dibandingkan dengan Korea  Selatan Belum lagi masalah karier, dimana Negara ini telah menerapkan sistem  sertifikasi terhadap guru agak lama, sedangkan guru sekolah menengah  (SLTP/SLTA) di Korea mensyaratkan harus berlatar belakang S2/S3 dengan kajian  khusus atau bidang study, beda halnya di Indonesia yang terkadang satu guru  bisa mengajar apa saja, bahkan tidak aneh bila guru agama mengajar matematika  dll, serta sebaliknya. Mengingat pendidikan merupakan "titik sentral" dalam  maju mundurnya kondisi bangsa, untuk itu sudah selayaknyalah anggaran  pendidikan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan paling penting juga  menjamin kesejahteraan para guru sebagai prajurid terdepannya, sehingga para  guru dapat merasa bangga dalam menjalankan tugasnya.
Daftar Pustaka 
Agustiar Syah Nur, (2001), Perbandingan  sistem pendidikan, Bandung : Lubuk Agung. Nanag Fattah.  (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:  PT
Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1996. Sistem Pendidikan di Masa  Khilafah Islam. Bangil-
            Jatim:  Al-Izzah
 
 
No comments:
Post a Comment