Romusha
Suku Aborigin
Rahmah Fuadi
Penelitian
menyebutkan Bumi sebagai satu-satunya planet yang layak dihuni dan didiami oleh
manusia. Bumi terdiri dari dataran yang jauh lebih sempit dari lautannya.
Dataran yang didiami manusia di bumi terbagi dalam 4 benua. Salah satu Benua
yang berhasil didiami oleh manusia ialah benua Australia. Sejarawan dalam
penelitiannya mengklaim bahwa Benua Australia sebagai benua yang berhasil
didiami penduduk aslinya yaitu Suku Aborigin. Sejarawan memperkirakan bahwa
suku aborigin datang ke benua ini sekitar 40.000 tahun yang lalu sebelum zaman
es.1
Diperkirakan suku aborigin berasal dari daratan Asia yang berhasil melakukan mobilisasi dari daratan India lalu semenanjung Malaya terus bergerak ke arah selatan melalui Indonesia dan akhirnya memasuki Australia. Suku aborigin masuk ke Australia dari arah Utara yaitu garis pantai utara yang dinyatakan oleh Elkin (1956), mulai dari semenanjung York di timur hingga pantai daerah Kimberley di
KEDATANGAN BANGSA KULIT PUTIH DAN KULIT HITAM DI AUSTRALIA
BIOGRAFI GANDULO DT. TABANO PEJUANG DARI KAMPAR
Siti Khairiyah
Datuk Tabano lahir tahun 1860 di
Bangkinang dengan nama Gandulo serta meninggal pada 13 November 1900 dalam umur
40 tahun. Dia memiliki 2 orang isteri, dari isteri awal mendapatkan 3 orang
anak, Abdullah, Khadijah, serta Saiba. Dari isteri kedua lahir 2 orang putera
ialah H. Muhammad. Nur serta H. Abd. Rauf.[1]
Dikenal dengan sebutan Gandulo, kemudian
diangkat menjadi Dubalang dari Datuk Tuo dan diberi gelar Datuk Tabano. Beliau
sebagai Dubalang dikenal sangat berani, berpendirian keras, dan paling benci
segala bentuk penindasan. Dubalang merupakan perangkat adat yang bertugas
menjaga kewibawaan datuk persekuannya agar tidak diremehkan orang lain.
Pada sesuatu kali ninik mamak Limo Koto memohon Pancuong Aleh( semacam pajak) kepada ppemilik tambang emas yang terletak di Pulau Gadang. Setelah itu pada hari yang sudah diresmikan
KONDISI EKONOMI INDONESIA PADA AWAL MASA ORDE BARU
ISLAMISASI DI BAGIAN-BAGIAN AMERIKA TENGAH
BUDAYA MELAYU MASYARAKAT BENGKALIS DALAM ADAB PENYELENGGARAAN JENAZAH
BLACK DEATH PADA ABAD PERTENGAHAN
KETEGANGAN MEMUNCAK (PERANG DUNIA I)
JELY NOVIANTI
A. Eropa Pada Perang Dunia I
Pada abad ke-19, penjajahan bangsa-bangsa Eropa telah tersebar luas. Bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama dari pada Negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20 hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua Kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak