tag:blogger.com,1999:blog-69901052594819772522024-03-17T01:52:44.718+07:00WARTA SEJARAHAsrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.comBlogger1364125tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-80642198645514716912021-01-01T10:33:00.000+07:002021-01-01T10:33:15.378+07:00PERTEMPURAN LIMA HARI DI SEMARANG<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Rika Rumiati</span></p><div class="WordSection1">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Semarang
merupakan kota terbesar di Jawa Tengah yang memiliki peristiwa-peristiwa
sejarah unik di dalamnya. Banyak sekali peristiwa-peristiwa sejarah yang pernah
terjadi di kota Semarang ini, yang mana salah satu dari peristiwa sejarah
tersebut yang paling di kenal oleh kalangan luas adalah Pertempuran Lima Hari
di Semarang. Pertempuran ini berlangsung selama 5 hari yang di lakukan antara
pemuda Semarang dengan Jepang. Peristiwa ini mempunyai makna yang besar bagi
rakyat Semarang dalam memperjuangkan dan mempertahankan kota Semarang dari <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tentara Jepang.</span></p></div>
<div class="WordSection2">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertempuran Lima
hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia melawan
tentara Jepang di Semarang pada masa transisi kekuasaan Belanda yang terjadi
pada tanggal 14-19 Oktober 1945. Dua penyebab utama dari pertempuran</span></p></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ini
adalah karena larinya tentara Jepang dan tewasnya dr.Kariadi.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Hal
ini memicu rakyat Semarang untuk melawan tentara Jepang secara heroik. Dengan
perjuangan yang menyala dan pantang menyerah, akhirnya rakyat Semarang dapat
mempertahankan kota Semarang dari tangan Jepang serta memukul mundur tentara
Jepang. <span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tanggal 7 Oktober 1945, ribuan pemuda Semarang mengerumuni tangsi tentara
Jepang yang berada di Kidobutai, Jatingaleh. Sedangkan pimpinan mereka sedang
berunding di dalam tangsi untuk membahas mengenai penyerahan senjata.
Perundingan ini berjalan tersendat-sendat, tetapi akhirnya di sepakati
penyerahan senjata secara bertahap. Ketegangan antara kedua belah pihak terus
berlanjut dan keadaan semakin memanas.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanggal
13 Oktober 1945 pada malam hari di Semarang di selenggarakan kongres pemuda
yang di hadiri oleh para utusan pemuda dari berbagai organisasi pemuda di Jawa
Tengah, seperti “Angkatan Muda,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Angkatan
Muda Republik Indonesia (AMRI), Ankatan Pemuda Indonesia (API)”, dan lain-lain.
Kongres itu di laksanakan dalam suasana kegelisahan pemuda dalam menghadapi
situasi politik saat itu. Hal pertama yang membuat mereka gelisah adalah berita
tentang rencana pendaratan Tentara Sekutu (Inggris) di Semarang. Berita yang
berasal dari Jakarta yang mereka terima menyatakan bahwa dalam pendaratan di
Jakarta, tentara sekutu telah di boncengi oleh serdadu-serdadu Belanda dengan
agen NICA nya. Di beritakan pula bahwa serdadu-serdadu Belanda tersebut telah
melakukan terror semena-mena terhadap pimpinan pemerintah RI di Jakarta.
Sedangkan hal kedua yang membuat mereka gelisah adalah kegagalan pimpinan
pemerintah RI di Semarang pada perundingannya dan belum berhasil melucuti
senjata pasukan jepang.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Para
pemuda Semarang merasa tidak puas dengan sikap lunak yang di tunjukkan oleh
golongan tua dalam menghadapi pasukan Jepang di Semarang. Para pemuda ini
berpendapat bahwa dengan adanya pasukan jepang yang bersenjata lengkap, maka
akan menimbulkan bahaya yang besar dan peluang bagi Belanda untuk menghancurkan
RI.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Maka, sebelum pasukan Jepang dan
Belanda mendarat di Semarang, pasukan jepang harus segera di hancurkan secepatnya.
Sedangkan,para golongan tua berasumsi bahwa musuh terbesar bagi bangsa
Indonesia adalah Belanda bukan Jepang. Kemudian, untuk menghadapi Jepang yang
patah semangatnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di gunakanlah taktik
membujuk dalam perundingan agar tidak terjadi pertumpahan darah yang tidak
berguna.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kongres
pemuda yang telah di lakukan pada malam hari itu, menghasilkan beberapa
keputusan yang mana keputusannya di antaranya ialah memerintahkan kepada para
pemuda untuk menangkap kembali orang-orang tawanan perang Belanda <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang baru saja di bebaskan serta menawan dan
melucuti senjata tentara Jepang. Para pemuda yang berada di luar kota segera di
perintahkan untuk pulang ke daerahnya masing-masing untuk menjalankan hasil
keputusan kongres tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tanggal 14 Oktober 1945, sekitar 400 orang tawanan Jepang dari pabrik gula
Cepiring di angkut oleh para pemuda Semarang ke penjara Bulu, Semarang. Ketika
dalam perjalanan, sebagian dari para tawanan berhasil melarikan diri dan
meminta bantuan serta perlindungan kepada batalion Kidobutai. Oleh karena itu,
tanpa aba-aba dan perintah, para pemuda segera menyerang dan melakukan
perebutan senjata kepada Jepang. Hingga akhirnya terjadilah pertempuran yang
sengit antara kedua belah pihak yang di kenal dengan nama “Pertempuran Lima
Hari di Semarang”. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Pertempuran ini di kenal sebagai pertempuran Lima Dina dalam bahasa Jawa. Pertempuran
ini mengakibatkan pertumpahan darah antara satu dengan yang lainnya.
Pertempuran ini merupakan salah satu bagian dari peristiwa penting yang paling
bersejarah bagi rakyat Semarang serta menjadi kenangan tersendiri bagi rakyat
Semarang dalam memperjuangkan Kota Semarang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tanggal 14 Oktober 1945 petang harinya, petugas kepolisian Indonesia yang
bertugas menjaga persediaan air minum di Wungkal di serang oleh pasukan Jepang.
Mereka di lucuti dan di siksa di tangsi Kedobutai yang terdapat di Jatingaleh.
Kemudian, di jalan Peterongan telah terdengar kabar bahwa air ledeng<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang ada di Candi telah di racuni oleh
Jepang. Hal ini membuat rakyat menjadi gelisah. Dr, Kariadi seorang kepala
laboratorium dinas PuruSara Semarang segera mengecek persediaan air tersebut,
Namun, ia di bunuh oleh tentara Jepang. Hal ini justru menambah sengitnya
pertempuran antara para pemuda Semarang dalam melawan tentara Jepang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan
sumber yang di dapat dari Jepang, Kidobutai segera di gerakkan untuk mencari
dan melepaskan pasukan-pasukan jepang dari tawanan para pemuda Semarang.
Kidobutai ini merupakan panglima perang pasukan Jepang yang paling gagah berani
dalam melawan rakyat Semarang. Kidobutai ini sebagai aksi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tindakan dalam membantu tentara-tentara
Jepang menghadapi para pemuda Semarang. Pasukan Jepang selalu melibatkan
Kidobutai untuk melindungi mereka dari aksi tawanan para pemuda Semarang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tengah malam menjelang Senin, 15 Oktober 1945 sekitar pukul 03.00, pasukan
Kidobutai secara diam-diam bergerak turun untuk memasuki Kota Semarang. Pasukan
Kidobutai yang berkekuatan sekitar 2.000 orang dan bersenjata lengkap siap
tempur dengan mengendarai truk. Tujuan dari gerakan mereka ini pertama-tama
adalah berusaha untuk menduduki berbagai tempat strategis di kota, yaitu markas
Polisi Istimewa dan Markas Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) di gedung NIS
(Lawang Sewu) serta keduanya berlokasi di sekitar simpang lima. Kemudian,
kantor listrik (PLN) dan Hotel Du Pavillion yang keduanya berada di ujung Jalan
Bojong (kini Jalan Pemuda) dan selanjutnya menduduki tempat penyimpanan minyak
BPM di Semarang Utara. Setelah itu, gerakan di lanjutkan dengan mencari orang-orang
Jepang di daerah yang dulunya banyak di huni oleh orang Jepang.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
17 Oktober 1945 tentara Jepang mengumumkan untuk melakukan gencatan senjata,
namun Jepang justru melakukan serangan ke berbagai kampung di Semarang.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn7" name="_ednref7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Pertempuran
ini menelan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak dan baru benar-benar
berhenti ketika Gubernur Jawa Tengah yaitu Wongsonegoro bersama BKR melakukan
perundingan dengan komandan tentara Jepang.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn8" name="_ednref8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Komandan pasukan Sekutu juga ikut dalam perundingan tersebut. Perundingan mengenai
gencatan senjata tersebut di lakukan di Candi Baru. Dari hasil perundingan ,
pihak Indonesia yang di pimpin oleh Wongsonegoro bersama BKR menyetujui hasil perundingan
tersebut. Ternyata Jepang masih melanjutkan pertempuran meskipun gencatan
senjata telah di sepakati.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanggal
18 Oktober 1945, Jepang berhasil mematahkan serangan yang beraneka ragam dari
para pemuda Semarang. Telah datang beberapa utusan dari pemerintah pusat
Jakarta untuk merundingkan keamanan dan perdamaian di Semarang. Tokoh yang
hadir dari Jakarta dalam perundingan itu ialah Kasman Singodimejo dan Sartono.
Sementara itu, pihak Jepang yang ikut hadir adalah Jenderal Nakamura. Nakamura
dalam perundingan itu mengancam untuk mengebom kota Semarang, apabila para
pemuda Semarang tidak menyerahkan senjatanya paling lambat tanggal 19 Agustus
1945 pada pukul 10.00 wib. Dengan terpaksa, Wongsonegoro harus menyetujui
permintaan Nakamura serta membubuhkan tanda tangannya pada perjanjian yang
telah di buat.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn9" name="_ednref9" style="mso-endnote-id: edn9;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
19 Oktober 1945, pertempuran terus terjadi dan berlanjut. Pukul 07.45 tersiar
berita bahwa tentara sekutu telah mendarat di Pelabuhan Semarang dengan
menumpang kapal HMS Glenry. Pasukan ini terdiri atas pasukan Inggris yaitu
tentara Gurkha, pasukan Belanda, Australia, dan Sikh. Tugas pasukan ini adalah
melucuti tentara Jepang. Pertempuran ini berlangsung secara sengit dan semakin
mencekam hingga menimbulkan korban jiwa hingga 2000 nyawa dari rakyat Indonesia.
Sedangkan dari Jepang yang meninggal dunia sebanyak 1000 tentara. TKR Semarang
sampai TKR Laut serta Laskar rakyat Semarang ikut serta dalam menghadapi
serangan tentara Jepang tersebut. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pertempuran
lima hari di Semarang ialah Wongsonegoro, dr.Kariadi, Dr.Sukaryo dan Sudanco
Mirza, MAYOR kido, drg.Sunarti, serta Jenderal Nakamura.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selama
pertempuran ini berlangsung, pasukan Jepang menembaki pintu gerbang rumah sakit
Purusara dengan mitraliur yang mengakibatkan pintu tersebut berlubang dan di
situlah pasukan Jepang menembaki mitraliurnya ke dalam kompleks rumah sakit.
Hal ini di lakukan karena ada sebagian pemuda yang ketahuan dan melarikan diri
dari kompleks rumah sakit tersebut. Namun demikian, tentara Jepang masih belum
berani untuk memasuki rumah sakit Purusara. Hari berikutnya, Purusara telah di
kepung oleh pasukan Jepang serta memeriksa setiap ruangan Purusara dan
memerintahkan anggota Purasara di kumpulkan untuk di bawa pulang ke Markas
Jepang di Jatingaleh. Pada sore harinya, mereka di bebaskan kembali dari
tawanan dan terdapat 8 orang pemuda yang hilang dan tidak pernah kembali. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn10" name="_ednref10" style="mso-endnote-id: edn10;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
hal ini, pasukan Jepang juga berhasil menemukan korban pembunuhan yang ada di
Penjara Bulu. Jenazah orang Jepang ini di temukan dalam keadaan yang
bertumpuk-tumpukkan serta bergelimpangan dengan darah yang telah membeku.
Akibat peristiwa tersebut, Jepang semakin ganas dan sewenang-wenang terhadap
pemuda Semarang. Jepang tidak segan-segan untuk menembak siapa saja yang di
temukan bergerak di sekitar jalan raya dan juga meskipun ia menemukan bambu
runcing di depan rumah pemuda Semarang, maka penghuni tersebut pun di bunuhnya
tanpa belas kasihan. Di sepanjang Jalan raya Poncol pertempuran ini di penuhi
oleh jenazah para pemuda yang di bunuh Jepang secara sadis tanpa
perikemanusiaan. Jenazah ini di temukan rata-rata tidak berkepala lagi. Jepang
juga menangkap Wongsonegoro dan dr. Sukarya di tempat kediamannya dan di tawan
di kamar yang gelap di Jatingaleh dengan posisi tangan keduanya di ikat
bersamaan. Di sisi lain, para pemuda juga telah membunuh secara massal
orang-orang jepang yang berada di tawanan Penjara Bulu yang terletak sekitar
600 m di sebelah barat Simpang Lima. Terdapat 100 orang pasukan Jepang yang di
bunuh secara massal. Pembunuhan ini di lakukan secara tergesa-gesa untuk
mencegah para tawanan tersebut jatuh ke tangan pasukan Jepang lainnya yang
sedang bergerak serta sebagai balasan dari pemuda atas kejadian yang telah
terjadi di Simpang Lima.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk memperingati perjuangan dari peristiwa
malang dan tragis ini, Presiden Soekarno meresmikan pendirian Tugu Muda di
Semarang pada tanggal 20 Mei 1953 bertepatan dengan hari kebangkitan Nasional.
Pada tahun 1998, Letnan Aoki beserta warga Jepang lainnya juga membangun
monument kecil untuk memperingati insiden malang antara pasukan Jepang dan
rakyat Semarang yang di dirikan di salah satu sudut taman Kali Banjir Kanal
barat di Semarang.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn11" name="_ednref11" style="mso-endnote-id: edn11;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Rakyat Semarang memperingati peristiwa ini setiap tanggal 14 Oktober dan
biasanya mereka memperingatinya dengan cara menggelar acara di sekitar tugu
muda dan menutup akses jalan sekitar arah tugu muda tersebut demi kelancaran
dari acara yang di gelar. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Rakyat
Semarang penuh antusias dalam acara memperingati peristiwa pertempuran lima
hari di Semarang ini. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan rasa patriotisme
rakyat Semarang terhadap para pejuang yang telah mempertahankan Semarang dari
pasukan Jepang dan sebagai bukti cinta tanah air. Terdapat beberapa nilai
kepahlawanan yang dapat di ambil serta di jadikan contoh dari para pejuang
Semarang yang telah gugur dalam pertempuran demi memperjuangkan dan
mempertahankan kota Semarang. Semarang sampai kapanpun tetap akan di kenal oleh
masyarakat luas khususnya, sebagai kota bersejarah yang memuat rentetan
peristiwa-peristiwa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang tak terlupakan.
Peristiwa pertempuran lima hari di Semarang merupakan salah satu dari sekian
banyak peristiwa bersejarah yang layak di kenang pada hari ke 292 hari ke 293
dalam tahun kabisat sesuai sistem kalender Gregorian, 19 Oktober.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn12" style="mso-endnote-id: edn12;" title="">[12]</a></span></span><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_edn12" title=""><!--[endif]--></a></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><br /></span></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertempuran
lima hari di Semarang merupakan peristiwa bersejarah yang terjadi di kota
Semarang pada tanggal 14-19 Oktober 1945. Pertempuran ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam bahasa Jawa di sebut sebagai pertempuran
Lima Dina. Pertempuran ini disebabkan oleh larinya tentara Jepang serta
tewasnya dr. Kariadi. Pertempuran ini di awali pada tanggal 14 Oktober 1945,
yang mana sekitar 400 orang tawanan Jepang dari pabrik gula Cepiring di angkut
oleh para pemuda Semarang ke penjara Bulu, Semarang. Ketika dalam perjalanan,
sebagian dari para tawanan berhasil melarikan diri dan meminta bantuan serta
perlindungan kepada batalion Kidobutai. Oleh karena itu, tanpa aba-aba dan
perintah, para pemuda segera menyerang dan melakukan perebutan senjata kepada
Jepang. Hingga akhirnya terjadilah pertempuran yang sengit antara kedua belah
pihak yang di kenal dengan nama “Pertempuran Lima Hari di Semarang”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertempuran
ini terjadi secara beruntun dalam 5 hari berturut-turut serta memakan banyak
korban jiwa di pihak Indonesia (rakyat Semarang) maupun pihak Jepang (tentara
Jepang beserta pasukannya). Pertempuran ini mengakibatkan pertumpahan darah di
antara kedua belah pihak. Yang mana akhir dari pertempuran ini adalah para
pemuda Semarang berhasil mempertahankan kota Semarang dari tangan Jepang serta
juga dapat memukul mundur pasukan Jepang untuk meninggalkan kota Semarang
tersebut. Atas perjuangan yang pantang menyerah dan tidak mengenal putus asa
dari pemuda Semarang, maka di bangunlah sebuah tugu yang di beri nama tugu
muda. Tugu Muda ini merupakan ikon simbolis kota Semarang dalam perjuangan
melawan pasukan Jepang yang ingin mengambil alih serta menghancurkan Semarang.
Setiap tanggal 14 Oktober 1945, rakyat Semarang menggelar acara di sekitar tugu
muda sekaligus memperingati hari bersejarah tersebut setiap tahunnya.<o:p></o:p></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia</i>. </span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Lima_Hari"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Lima_Hari</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses 29 November 2020</span></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah
Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester 2</i>. Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud. Jakarta. 2014. Hal. 135</span></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Moehkardi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bunga Rampai Sejarah Indonesia
dari Borobudur hingga Revolusi Nasional</i>. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 2019. Hal. 57-58</span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Ibid., hlm. 58</span></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit. hlm 135</span></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Moehkardi, op.cit. hlm 61</span></span></p>
</div>
<div id="edn7" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref7" name="_edn7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Sekar
Dwi Setyaningrum. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">17 Agustus-Seri
Sejarah Nasional: Pertempuran Lima Hari di Semarang</i>.”, 13 Agustus 2019, https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/13/17-agustus-seri-sejarah-nasional-pertempuran-lima-hari-di-semarang. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Diakses 29 November
2020.</span></span></p>
</div>
<div id="edn8" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref8" name="_edn8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Putu
Diah Anggaraeni. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Latar Belakang
terjadinya Pertempuran Lima Hari di Semarang, Hingga terbunuhnya Dr.Kariadi</i>.”,
24 Sept. 2020, </span><span lang="EN-US"><a href="https://ringtimesbali/"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://ringtimesbali</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Pikiran-rakyat.com/nasional/pr-28767527/latar-belakang-terjadinya-pertempuran-lima-hari-di-Semarang-hingga-terbunuhnya-dr.Kariadi.
Diakses 29 November 2020.</span></span></p>
</div>
<div id="edn9" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref9" name="_edn9" style="mso-endnote-id: edn9;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit. hlm 136</span></span></p>
</div>
<div id="edn10" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref10" name="_edn10" style="mso-endnote-id: edn10;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Moekardi, op.cit. hlm 65-66</span></span></p>
</div>
<div id="edn11" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref11" name="_edn11" style="mso-endnote-id: edn11;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Buyung
Okita. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertempuran Lima Hari Semarang:
Letnan Kenpeitai Jepang</i>.”, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">3 Sept. 2020, </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.kompasiana.com/buyungokita/5f5087e01e15d56d8423d832/testimoni-komandan-kenpeitai-pertempuran-lima-hari-semarang?page=2"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration-line: none;">https://www.kompasiana.com/buyungokita/5f5087e01e15d56d8423d832/testimoni-komandan-kenpeitai-pertempuran-lima-hari-semarang?page=2</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.
Diakses 29 November 2020.</span></span></p>
</div>
<div id="edn12" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN%20LIMA%20HARI%20DI%20SEMARANG.docx#_ednref12" name="_edn12" style="mso-endnote-id: edn12;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[12]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Ginanjar
Saputra. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hari ini dalam Sejarah: 19
Oktober 1945, Pertempuran Lima Hari di Semarang Berakhir</i>.”, 18 Okt. 2020, </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.solopos.com/hari-ini-dalam-sejarah-19-Oktober-1945-Pertempuran-lima-hari-di-Semarang-berakhir-1087119"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://www.solopos.com/hari-ini-dalam-sejarah-19-Oktober-1945-Pertempuran-lima-hari-di-Semarang-berakhir-1087119</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses 29 November 2020.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: center;"> </span></span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;">Daftar Pustaka</span></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Buyung Okita. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertempuran Lima Hari Semarang: Letnan
Kenpeitai Jepang</i>.” </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.kompasiana.com/buyungokita/5f5087e01e15d56d8423d832/testimoni-komandan-kenpeitai-pertempuran-lima-hari-semarang?page=2"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration-line: none;">https://www.kompasiana.com/buyungokita/5f5087e01e15d56d8423d832/testimoni-komandan-kenpeitai-pertempuran-lima-hari-semarang?page=2</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ginanjar
Saputra. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hari ini dalam Sejarah: 19
Oktober 1945, Pertempuran Lima Hari di Semarang Berakhir</i>.” </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.solopos.com/hari-ini-dalam-sejarah-19-Oktober-1945-Pertempuran-lima-hari-di-Semarang-berakhir-1087119"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://www.solopos.com/hari-ini-dalam-sejarah-19-Oktober-1945-Pertempuran-lima-hari-di-Semarang-berakhir-1087119</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;">Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah
Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester 2</i>. Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud. Jakarta.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;">Moehkardi. 2019. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bunga
Rampai Sejarah Indonesia dari Borobudur hingga Revolusi Nasional</i>. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Putu Diah Anggaraeni. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Latar Belakang terjadinya Pertempuran Lima Hari di Semarang, Hingga
terbunuhnya Dr.Kariadi</i>.” </span><span lang="EN-US"><a href="https://ringtimesbali/"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://ringtimesbali</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">. Pikiran-rakyat.com/nasional/pr-28767527/latar-belakang-terjadinya-pertempuran-lima-hari-di-Semarang-hingga-terbunuhnya-dr.Kariadi.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sekar Dwi
Setyaningrum. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">17 Agustus-Seri Sejarah
Nasional: Pertempuran Lima Hari di Semarang</i>.” </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/13/17-agustus-seri-sejarah-nasional-pertempuran-lima-hari-di-semarang"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/13/17-agustus-seri-sejarah-nasional-pertempuran-lima-hari-di-semarang</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wikipedia. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia</i>.” </span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Lima_Hari"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Lima_Hari</span></a></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;">.
Diakses 29 November 2020.</span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-15340158974983296762020-12-31T15:30:00.001+07:002020-12-31T15:30:20.743+07:00<p><b style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">NADYA WULAN DHARI</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="text-indent: 36pt;">Australia
adalah negara yang berada di bagian selatan dunia dan juga merupakan benua
terkecil di dunia. Australia merupakan salah satu negara maju di dunia.
Australia terletak di antara 9° LS, dan 44° LS, dan 112° BT, dan 154° BT.
Australia berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah Barat, Samudra Pasifik di
sebelah timur, Laut Timor dan Laut Arafuru Selatan di sebelah utara, serta
Samudra Hindia di sebelah selatan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; padding: 0cm;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Autralia
merupakan salah satu negara bekas jajahan Inggis yang memiliki delapan negara
bagian, terdiri dari enam negara bagian dan dua wilayah besar. Adapun enam
negara bagian tersebut yaitu: New South Wales, Queensland, Tasmania, Australia
Barat, Australia Selatan, dan Victoria. Sedangkan dua wilayah besarnya yaitu:
Northern Terrytory dan Australian Capital Territory.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Australia mulai dihuni oleh Suku Aborigin
sejak beratus abad yang lalu. Tidak hanya Suku Aborigin saja, tetapi masyarakat
Kepulauan Selat Torres juga mendiami kawasan pulau-pulau yang tersebar di
Austarlia. Akibat adanya kolonisasi Inggris di Australia, hal ini menjadi
sebuah ancaman atau bencana besar bagi Suku Aborigin dan masyarakat Kepulauan
Selat Torres, karena menurutnya kedatangan orang kulit putih akan membahayakan
kehidupan mereka. Akibat dari kesalahpahaman, penangkapan dan pembunuhan,
akhirnya penduduk asli mulai terdesak, sehingga mereka tidak mampu bertahan dan
akhirnya merekapun musnah.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="text-indent: 36pt;">Kemudian
Pasifik Selatan atau biasa dikenal dengan Oceania merupakan sebuah kawasan yang
mayoritasnya ditempati oleh pulau-pulau kecil seperti Fiji, Kiribati, Kepulauan
Solomon, Vanuatu, Palau, Nauru, Tuvalu, Tonga, Tahiti (Polinesia Prancis), dan
Papua Nugini. Secara singkat, kondisi fisik Pasifik Selatan sangat didominasi
oleh lautan. Wilayah yang dikelilingi laut ini sangat rawan terhadap
gejala-gejala alam seperti abrasi, arus angin dari berbagai arah, potensi gempa
yang tinggi karena dekat dengan lempeng Pasifik, serta pulau-pulau vulkanis
yang rawan dengan letusan gunung berapi. </span><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn2" name="_ednref2" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span class="MsoEndnoteReference"><span style="background: white; border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; padding: 0cm;">[2]</span></span></span></a></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Australia juga merupakan negara dengan julukan
“Negeri Kangguru”. Negara ini memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi
dan kualitas manusianya yang cukup bagus. Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk
hidup tentunya sangat bergantung pada alam. Sumber daya alam pada hakikatnya
adalah sesuatu yang diperoleh dari alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk kebutuhan sehari-hari. Benua Australia memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah sehingga membuat Benua ini memanfaatkan sumber daya alamnya
sebagai pemasukan bagi negaranya. Sumber daya alam di Benua Australia dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: Sumber daya alam di darat dan sumber
daya alam di laut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0cm;"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Sumber Daya Alam di Darat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0cm;"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Pertambangan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Di
beberapa Benua Australia terdapat sumber daya alam yang sangat potensial
seperti pertambangan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertambangan
berawal dari ditemukannya emas di Australia oleh seorang narapidana yang
bernama Daley pada tahun 1788. Beberapa bulan kemudian, Daley di eksekusi atas
penipuannya yang mana sebenarnya Daley hanyalah membuat tiruan dengan
mencampurkan beberapa keping emas kuno dengan tanah. Dengan adanya hal itu,
Daley berharap dirinya bisa bebas sebagai tahanan (narapidana) dan kembali ke
Inggris. Selain Daley, penemuan emas juga dilakukan oleh Paul Strezelecki pada
tahun 1839 dalam perjalanannya dari Sydney ke Victoria. Tambang-tambang emas
tersebut merupakan tambang pertama yang mengeksplor kekayaan alam di Australia.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Akibat dari ditemukannya tambang emas, membuat salah seorang Gubernur tidak
senang karena akan terjadinya peledakan penduduk yang kemudian akan berdampak
pada para kolonis yang nantinya mereka akan sulit diatur.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kemudian
pada tahun 1850-1852, emas juga ditemukan oleh Edward Hargreaves di New South
Wales. Edward Hargreaves adalah seorang Inggris yang telah tinggal dengan
peternak biri-biri di Australia selama beberapa tahun. Berawal dari pencarian
emas di California. Edward Hargreaves pergi ke California ingin mengadu untung
di daerah pertambangan. Setelah sampai di California, Edward Hargreaves beranggapan
bahwa tanah dan lembah yang ada di California sama dengan yang ada di
Australia, sehingga Edward menyimpulkan bahwa di Australia juga terdapat emas
dan setelah mengetahui hal itu ia kembali ke New South Wales untuk melakukan
pencarian selanjutnya. Edward terus melakukan pencarian ke berbagai daerah dan
setiap penumuan yang di dapat oleh Edward betul-betul menakjubkan (membuahkan
hasil) seperti penemuan di daerah Summer Hill Creek. Di daerah ini, Edward mendapatkan
emas sebanyak 4 ons emas (1 ons=28,3 gr).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
itu, pertambangan emas juga di temukan di Victoria. Emas yang dihasilkan di
Victoria merupakan sesuatu yang sangat menakjubkan karena emas di Victoria
ternyata melebihi dan jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah emas yang ada
di New South Wales. Hal ini membuat kedua koloni (New South Wales dan Victoria)
mampu menyaingi jumlah emas yang ada di California. Saat berita penemuan emas
ini sampai di Inggris, terjadilah perubahan pandangan terhadap Australia dimana
yang dulunya Australia merupakan sebagai tempat pembuangan narapida setelah
adanya penemuan emas maka berubah sebagai tanah anugerah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
emas, di Benua Australia juga terdapat pertambangan lainnya seperti: Bijih
besi, Bauksit, Uranium, Mineral titanium dan Batu bara. Batu bara dimanfaatkan
untuk membangkitkan tenaga listrik, produksi baja, dan batu bara juga dijadikan
sebagai komoditas ekspor dunia yang paling bernilai, ditambah lagi Australia
berdekatan dengan Asia. Selain itu juga terdapat migas di Papua Nugini. Migas
menjadi target utama bagi negara-negara yang ingin menguasainya. Proyek pipa
Liquified Natural Gas (LNG) senilai US$19 Miliar yang menjadi sumber utama
pasokan gas cair ke Jepang, Korean Selatan dan China yang bermula dari Papua
Nugini melibatkan pemerintah Australia yang memberikan bantuan sekitar lebih
dari US$500 Juta.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertanian dan Perkebunan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di
New South Wales terdapat tanaman kapas. Tanaman kapas dimanfaatkan dan dianggap
sebagai salah satu tanaman penting dan menjadi produksi yang bernilai tinggi di
New South Wales. Tanaman kapas pertama kali ditanam di Australia sekitar tahun
1780-an. Kontribusi tanaman kapas yang signifikan terhadap perekonomian negara
tersebut dimulai pada tahun 1958 ketika sebuah bendungan dibangun di Sungai
Namoi untuk mendukung perkebunan kapas. Sejak itu, kapas telah dilihat sebagai
komoditas yang bernilai tinggi sehingga intensifikasi pertanian terkait
komoditas tersebut ditingkatkan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Australia
merupakan pengekspor kapas terbesar ke tiga di dunia. Biasanya kapas di ekspor
ke negara Jepang, Korea Selatan dan Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
kapas, Australia juga memiliki tanaman tebu. Tanaman tebu dimanfaatkan untuk
produksi gula. Untuk meningkatkan kualitas tebu serta terbebas dari penyakit
dan hama, Australia memanfaatkan tenaga mesin untuk menanam dan memanen tebu
tersebut. Tebu yang ditanam adalah potongan batangnya. Tebu inilah yang
mengadung gula. Tebu diproses di pabrik gula untuk mengekstrak gula dari batang
tebu. Kemudian ampas tebu dicabik-cabik menjadi serat sebelum dihancurkan.
Ampas tebu juga digunakan untuk membangkit tenaga listrik dan gula mentah
diolah menjadi gula halus.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Kemudian
Australia juga memanfaatkan buah-buahan, kacang-kacangan, jagung, gandum, dan
sayur-mayur untuk memenuhi kehidupan sehari-hari masyarakat disana.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak
hanya itu, Australia juga memiliki sumber daya alam lainnya yaitu hutan yang
sangat berharga. Hasil hutannya dimanfaatkan untuk kayu potong, kayu panel,
kertas dan serpih kayu. Pada awalnya, orang-orang Maori maupun orang-orang
Eropa menebang dan membakar kayu-kayu untuk menghasilkan lahan bagi pertanian,
namun akhirnya lama-kelamaan terjadi perdagangan kayu sehingga menyebabkan
hutan menjadi rusak dan gundul.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di
beberapa bagian Australia memiliki iklim yang sedang, sehingga membuat tanah
yang ada di iklim sedang tersebut menjadi subur. Tanah yang subur dimanfaatkan
oleh Australia untuk budidaya jenis-jenis rumput untuk pakan ternak hasil
seleksi yang mempunyai manfaat secara spesifik untuk ternak.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn7" name="_ednref7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Dengan adanya lahan tersebut, hewan ternak seperti sapi biasa, sapi perah dan
domba, menjadikan Australia sebagai negara pengekspor mentega, keju, daging
beku, susu dan bulu domba (wol).</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sumber Daya Alam di Laut<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak
hanya di darat saja, Australia juga memiliki sumber daya alam di perairan yang
bisa dimanfaatkan seperti lobster. Lobster menjadi komoditi penting dengan
nilai jual tinggi di pasar Internasional. Lobster banyak tersebar di Tasmania,
Selandia Baru, Papua Nugini, dan Queensland. Di Australia terdapat 27 spesies
lobster, namun hanya 3 spesies lobster saja yang dibudidayakan. Lobster yang
paling terkenal adalah genus Cherax. Sebelum tahun 1975, hanya sedikit sekali
yang mengetahui mengenai reproduksi Cherax ini. Setelah produksi Cherax
mendapatkan status legal di Australia, banyak ahli akuakultur yang antusias
untuk meneliti potensi jenis udang liar ini untuk dibudidayakan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_edn8" name="_ednref8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Setelah dilakukan penelitian, ternyata lobster jenis ini memiliki daging yang
banyak dan padat, dagingnya juga lebih enak, ramah lingkungan, bahkan mudah
dijual apalagi dipasar terbuka (ekspor) ke berbagai negara seperti Hongkong,
Malaysia, Cina, Jepang, Taiwan, Korea dan Singapura. Selain itu juga lobster
dijadikan sebagai makanan favorit karena lebih menyehatkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
lobster, terdapat sumber daya alam lainnya seperti ikan salmon. Ikan salmon
banyak terdapat diperairan Tasmania karena perairan di Tasmania merupakan salah
satu lingkungan yang paling murni dan paling jernih di dunia, sehingga membuat
Tasmania memanfaatkan perairannya dan sangat cocok untuk dijadikan lokasi
budidaya ikan Salmon. Di Tasmania sumber daya alamnya tidak pernah di
eksploitasi sehingga bebas dari kontaminasi alias aman. Hal inilah yang membuat
kualitas ikan salmon Tasmania menjadi kualitas terbaik dan memposisikan
negaranya menjadi pemasok produk sea-food yang aman, ramah lingkungan, dan
berkelanjutan.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada hakikatnya, makhluk hidup sangat
bergantung pada alam dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Australia
dan Pasifik Selatan memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Hal ini
bisa terlihat dari sumber daya alam yang ada di darat dan di laut. Hasil alam
yang ada di darat seperti: Pertambangan (emas, batubara, biji besi, Bauksit,
Uranium, Mineral titanium dan migas). Sedangkan di pertanian dan perkebunan
(tanaman kapas dan tanaman tebu). Kemudian hasil alam yang ada di laut seperti:
Lobster dan Ikan Salmon. Dengan adanya sumber daya alam, Australia dapat
memanfaatkannya sebagai pemasukan bagi negara.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Dimas Wahyu Ardiyanto. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Negara Australia Sebagai negara maju</i>. 11
Oktober 2016, </span><a href="http://amazingblogsszshadow.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">http://amazingblogsszshadow.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">. Diakses 28 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <o:p></o:p></span><span style="text-align: left;">Hamid, Z. (1996). Sistem Politik Pasifik Selatan. Jakarta:
Pustaka Jaya. p12–13.</span></p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Verawati Lesmana. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertambangan di Australia</i>. </span><a href="https://adoc.pub/bab-ii-pertambangan-di-australia.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">https://adoc.pub/bab-ii-pertambangan-di-australia.html</span></a><span class="MsoHyperlink"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">. </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 25 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> El-Haq, N. M., & El-Islam,
S. M. 2020. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Australia Sebagai Kekuatan
Regional dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam di Pasifik Selatan</i>. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Indonesian Journal of International Relations, Vol. 4,
No. 1, pp. 49-68.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Prakoso, T. H., & Putranto,
A. R. 2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kesuksesan perkebunan kapas
di Australia sebagai contoh hasil penelitian hulu-hilir, bagaimana dengan
Indonesia?</i>. Peneliti PPBBI, Juni 2015 | 3(1), 20-22.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Dewi Rahayu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertanian di Australia</i>. 2008. </span><a href="https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/chapter05-www-dfat-gov-au_pertanian-di-aust.pdf"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/chapter05-www-dfat-gov-au_pertanian-di-aust.pdf</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Diakses 10 Desember 2020.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn7" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref7" name="_edn7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Djufri. 2016. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Potensi Padang Rumput (Grasland) sebagai
Peluang Usaha Prospektif Belum diManfaatkan secara Optimal</i>. Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016. <o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn8" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SDA%20di%20Australia%20dan%20Pasifik%20Selatan.docx#_ednref8" name="_edn8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Kurniasih, T. 2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">LOBSTER AIR TAWAR (Parastacidae: Cherax),
ASPEK BIOLOGI, HABITAT, PENYEBARAN, DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA</i>. Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun
2008.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dewi Rahayu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertanian di Australia</i>. 2008. </span><a href="https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/chapter05-www-dfat-gov-au_pertanian-di-aust.pdf"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/chapter05-www-dfat-gov-au_pertanian-di-aust.pdf</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 10 Desember 2020.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dimas Wahyu Ardiyanto. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Negara Australia Sebagai negara maju</i>. 11
Oktober 2016, </span><a href="http://amazingblogsszshadow.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">http://amazingblogsszshadow.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">. Diakses 28
November 2020</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Djufri. 2016. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Potensi Padang Rumput (Grasland) sebagai Peluang Usaha Prospektif Belum
diManfaatkan secara Optimal</i>. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Prosiding
Seminar Nasional Biotik 2016.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">El-Haq, N. M., & El-Islam, S. M.
2020. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Australia Sebagai Kekuatan Regional
dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam di Pasifik Selatan</i>. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Indonesian Journal of International Relations, Vol. 4,
No. 1, pp. 49-68.</span></p>
<p class="MsoNormal">Hamid, Z. (1996). Sistem Politik Pasifik Selatan. Jakarta:
Pustaka Jaya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kurniasih, T. 2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">LOBSTER AIR TAWAR (Parastacidae: Cherax), ASPEK BIOLOGI, HABITAT,
PENYEBARAN, DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA</i>. Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Tawar, Bogor. Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Prakoso, T. H., & Putranto, A. R.
2015. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kesuksesan perkebunan kapas di
Australia sebagai contoh hasil penelitian hulu-hilir, bagaimana dengan
Indonesia?</i>. Peneliti PPBBI, Juni 2015 | 3(1), 20-22.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Verawati Lesmana. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertambangan di Australia</i>. </span><a href="https://adoc.pub/bab-ii-pertambangan-di-australia.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://adoc.pub/bab-ii-pertambangan-di-australia.html</span></a><span class="MsoHyperlink"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 25 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-56505489209389905112020-12-31T14:13:00.001+07:002020-12-31T14:13:06.371+07:00Sejarah Alat Musik Pribumi Australia dan Budaya Musik dalam Aktifitas Masyarakat Aborigin Australia<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Sri
Oktavia</span></p>
<p align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -.05pt; text-align: left;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Benua Australia merupakan benua
terkecil yang ada di dunia ini. Benua Australia ditemukan oleh seorang penjajah
Inggris yang bernama James Cook. Benua
Australia memiliki penduduk asli yaitu Suku Aborigin. Sebagian peneliti percaya
bahwa penduduk Aborigin telah menempati benua Australia sejak 40.000 – 70.000
tahun yang lalu. Suku Aborigin memiliki ciri fisik kulit berwarna cokelat dan
cenderung hitam jika terbakar sinar matahari, rambut ikal atau bergelombang,
muka dan tubuh berbulu lebat, ukuran dahi sempit, rongga mata menjorok ke
dalam, alis mata menonjol, rahang menonjol, mulut lebar, tulang tengkorak
tebal, dan memiliki tinggi rata 152 cm.[1]<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Australia adalah salah satu
negara yang berisi penduduk dengan latarbelakang budaya yang beranekaragam.
Jauh sebelum hadirnya bangsa Inggris di Australia, suku Aborigin sudah tersebar
hampir di semua wilayah bagian Australia. Ketika itu jumlah Aborigin sudah
sekitar 300.000 penduduk. [2] <span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tentang kehidupan masyarakat
Australia zaman dahulu, mereka sudah
memiliki keanekaragaman pula, baik itu kebudayaan yang meliputi
bahasa, kehidupan sosial, seni, dan lain
sebagainya. Setiap wilayah yang sudah ditempati
Suku Aborigin memiliki ciri khas tersendiri. Mengenai seni, seni di
Australia sudah ada sejak zaman pra sejarah. Jauh sebelum seperti sekarang ini,
dahulu suku asli masyarakat Australia, Suku Aborigin telah mencetak sejarah
gemilang dalam ranah kesenian. Sebelum
kedatangan bangsa Barat, telah ditemui berbagai macam ritual, tarian tradisional, dan berbagai atribut
kebudayaan yang menghiasi kehidupan orang-orang Aborigin. Karya seni cadas
Aborigin adalah salah satu contoh bahwa Orang Aborigin telah memiliki jiwa seni
sejak dulu. Dalam bidang kesenian bukan hanya sekedar seni rupa saja yang telah
mereka kembangkan, namun seni musik juga turut berkembang di masyarakat
Australia sejak dahulu. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Musik Pribumi Australia mengacu
pada musik Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres . Musik merupakan
bagian integral dari ketaatan sosial , budaya dan seremonial masyarakat
Aborigin dan telah ada selama lebih dari 60.000 tahun.[3] Alat musik pribumi Australia yang sangat
terkenal adalah "Didgeridoo". Bentuk dari alat musik ini sederhana.
Bentuk asli dari Didgeridoo menyerupai pipa panjang terbuat dari kayu dengan
permukaan yang agak melengkung di mana bagian ujung tempat udara dihembuskan
biasanya cenderung lebih pipih daripada ujung lainnya. Bahan kayu yang
digunakan pada umumnya adalah kayu dari pohon Eucalyptus berlubang rayap yang
tersebar di daerah Australia. Panjang dari alat musik ini biasanya berkisar
antara 1-2 meter hingga bisa mencapai panjang 3 meter.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebelum proses pembuatan, batang
pohon dipanen. Orang Aborigin mencari pohon berayap tertentu yang berlubang.
Sebelum ditebang, pohon diamati terlebih dahulu, diketuk, lalu dikupas sedikit
ke belakang untuk mengetahui apakah lubang tersebut menghasilkan resonansi
bunyi yang baik. Barulah proses pembuatan dengan melepas kulit luar batang
pohon, lalu membentuknya menjadi Didgeridoo. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alat musik Didgeridoo dimainkan
dengan cara ditiup. Pada dasarnya, alat musik ini memang hanya memiliki 1 nada
dasar yang bisa dihasilkan ketika kita memainkannya. Semakin panjang alat musik
ini dibuat, maka nada yang dihasilkan pun semakin rendah. Meski tampilannya yang sederhana dengan bentuk
memanjang, orang Aborigin tetap memiliki teknik khusus yang berkaitan dengan
teknik pernapasan untuk memainkan alat musik ini secara benar. Mereka meniup
dengan bibir yang bergetar, Tekanan udara dipelihara, mereka meniup melalui
mulut dan pernapasan melalui hidung dengan menggunakan pipi sebagai tempat
menyimpan udara.[4] Variasi dalam suara
alat musik ini dibuat dengan menggunakan pita suara si pemain. Alhasil, alat
musik ini akan memberikan efek suara tinggi hingga rendah tergantung bagaimana
cara si pemain menggunakan. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam perkembangannya, banyak
nama dan sebutan lain untuk alat musik didgeridoo di antara suku Aborigin.
Yidaki adalah salah satu nama yang paling umum digunakan, meskipun sebenarnya
Yidaki mengacu pada jenis instrumen tertentu yang digunakan oleh masyarakat
Yolngu di timur laut Arnhem Land . Lalu, ada sebutan Mandapul dan di Arnhem
Land barat, dan ada istilah mako.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengenai perannya, musik adalah
bagian penting dari budaya asli masyarakat Aborigin. Masyarakat Aborigin
memanfaatkan alat musik dalam berbagai hal. Tetapi, tidak semua masyarakat
Aborigin yang menggunakan musik ini. Masa pendudukan Suku Aborigin, alat musik
Didgeridoo biasanya digunakan sebagai
pengiring nyanyian seremonial atau rekreasi, atau, lebih jarang, sebagai alat
musik tunggal.[5] Dalam memanfaatkan musik,
lagu yang diiringi alat musik liriknya sangat berbeda dari satu lagu ke lagu
lainnya, dan dapat bervariasi tergantung tujuan yang ingin dicapai.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Musik tradisional asli Australia memiliki banyak makna bagi
budaya mereka. Suku Aborigin turut menggunakan musik sebagai sarana komunikasi
mereka. Dalam setiap peristiwa yang terjadi, mereka memiliki catatan momen
tersendiri melalui musik. Orang – orang Aborigin berpetualang ke alam dan
mendengarkan berbagai macam suara yang ada di alam, tidak hanya suara tetapi
juga kepakan sayap atau hentakan kaki di tanah. Suku Aborigin juga mendengarkan
suara angin, guntur, pohon berderit, dan air mengalir. Hal ini sering mereka
lakukan karena memang pada dasarnya kehidupan Suku Aborigin banyak dihabiskan
di alam. Mereka (terutama yang laki-laki) saling bekerjasama dalam berburu
hewan, dan membuat rumah-rumah sederhana dari ranting dan kulit pohon atau yang
kerap disebut gunyah.[6]<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Inti dari semua suara yang mereka
dapatkan di alam mereka implementasikan dalam alat musik didgeridoo. Hasilnya,
ada lagu berburu, lagu pemakaman, lagu tentang mitos – mitos, lagu tentang
lingkungan sekitar, hingga lagu – lagu lainnya. Tidak jarang pula, kepala suku
yang memimpin kehidupan sosial dan pemerintahan, juga memimpin penggunaan musik
tradisional pada masyarakat Suku Aborigin. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam Jurnal Aboriginal Sound
Instrument oleh Alice M. Moyle yang diterbitkan oleh Australian Institute of
Aboriginal and Torres Strait Islander Studies dijelaskan bahwa anak-anak suku
Aborigin diajarkan tentang budaya mereka pada usia yang sangat muda melalui
musik disamping seni tari.[7] Kebanyakan
dari musik yang digunakan masyarakat Suku Aborigin memang selalu ditampilkan
sebagai pengiring tarian – tarian. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melalui musik, masyarakat Suku
Aborigin menciptakan lagu – lagu khusus yang memiliki makna sakral. Mereka percaya bahwa lagu itu memiliki informasi
penting tentang sejarah diri mereka. Dari musik, Suku Aborigin bisa belajar
tentang kehidupan mereka, bagaimana sejarah mereka ada, cara mereka bertahan
hidup terhadap segala situasi, hingga belajar tentang moral dan nilai-nilai
serta peran dan tanggung jawab melalui seni musik tradisional. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain itu, masyarakat Aborigin
memanfaatkan musik sebagai sarana dalam acara-acara khusus. Didgeridoo
dimainkan sebagai sarana rekreasi dan untuk tujuan hiburan di luar upacara di
Australia. Selain itu, salah satu sebab
lainnya yang membuat musik menjadi bagian dari aktivitas suku Aborigin
australia adalah banyaknya macam macam ritual adat yang menggunakan musik
sebagai perantarannya, seperti Upacara Pukulama, The Pukumani, dan ritual The
yam Kulama.[8] Dalam Upacara Kulama, musik
disenandungkan selama 3 hari 3 malam. The Pukumani, disediakan sebuah forum
untuk mengekspresikan jiwa seni melalui musik disamping tari, patung dan
lukisan tubuh. Dan dalam ritual The Yam Kulama, musik dimanfaatkan sebagai
media untuk mengungkapkan keinginan masa
depan yang sehat dan sejahtera. Maka dari itu, mereka sangat menghargai musik
dan lagu – lagu yang ada pada saat itu.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di zaman kontemporer sekarang,
Didgeridoo masih banyak di mainkan oleh Orang Aborigin asli. Didgeridoo juga
telah menyebar ke seluruh dunia, yang melahirkan ribuan musisi Didgeridoo di
berbagai penjuru wilayah. Alat musik ini
bahkan dinobatkan sebagai alat musik Aborigin nasional di Australia sekarang. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan kini budaya musik Australia
semakin banyak digunakan dalam acara – acara seremonial. Kebudayaan seperti
Tari Tiwi, Yabun festival, Tjungu festival, hingga Laura Aboriginal Dance juga
memanfaatkan musik sebagai pengiringnya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kesimpulan :<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -.05pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Australia adalah benua terkecil
yang ada di dunia. Negara Australia ditempati oleh penduduk asli yang dikenal
sebagai Suku Aborigin. Sebelum kedatangan bangsa Barat, telah ditemui berbagai
macam ritual, tarian tradisional, dan
berbagai atribut kebudayaan yang menghiasi kehidupan orang-orang Aborigin. Suku
Aborigin telah mencetak sejarah gemilang dalam ranah kesenian. Seni musik
memiliki banyak makna bagi kehidupan orang Suku Aborigin. Alat musik pertama
yang muncul saat itu bernama Didgeeridoo ( sebuah alat musik tiup yang
menyerupai pipa panjang terbuat dari kayu dengan permukaan yang agak
melengkung). Musik digunakan untuk berbagai keperluan kehidupan, seperti sarana
komunikasi, pengenalan budaya Aborigin, pengiring upacara sakral, sarana
belajar tentang moral dan nilai-nilai kehidupan, hingga pengiring tarian –
tarian tertentu. Itulah mengapa musik memegang peranan penting dalam sejarah
orang Aborigin Australia. Dan hingga
kini, musik masih terus menjadi bagian suku Aborigin Australia yang
dimanfaatkan dalam berbagai tujuan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -.05pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><br /></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-right: -.05pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Dadan Adi Kurniawan.<i>Kondisi Australia Prakolonial (
Sebelum Kedatangan Bangsa Inggris )</i>. Jurnal Candi. Vol. 20, No.1, Maret
2020. Hal. 48 – 49<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Fitriani, Amalia. <i>Penerapan Kebijakan Asimilasi
Terhadap Anak-Anak Aborigin “Half Caste” di<o:p></o:p></i></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-right: -.05pt;"><span style="color: #cccccc;"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Australia
(1937-1967).</span></i><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Skripsi di Program Studi Ilmu,
Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.2010. Hal.101<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-right: -.05pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> Wikipedia. </span><a href="https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://web.archive.org/web/20080101053525/http://www.australiacouncil.gov.au/the_arts/aboriginal_and_torres_strait_islander_arts&usg=ALkJrhjPGrwpvBQxfzKXsMnnthzA63sGnQ"><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Times New Roman", serif; padding: 0cm; text-decoration: none;">"Seni Aborigin dan
Penduduk Pribumi Selat Torres"</span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">. </span><a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Didgeridoo"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://id.m.wikipedia.org/wiki/Didgeridoo</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Diakses 27 Desember 2020</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -.05pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 11pt; line-height: 150%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt;">Barry McDonald. <i>A Survey of
Traditional South -<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Eastern
Australian<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Indigenous Music.</i> PDF.</span><a href="https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/132161/16/7_mcdonald.pdf&ved=2ahUKEwij86C4r_DtAhUlq1kKHVhYAmEQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0u6k__b0Bv9QefHpGbcLWh&cshid=1609148066853"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/132161/16/7_mcdonald.pdf&ved=2ahUKEwij86C4r_DtAhUlq1kKHVhYAmEQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0u6k__b0Bv9QefHpGbcLWh&cshid=1609148066853</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">27 Desember 2020</span><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Wikipedia. <i>Musik pribumi Australia</i>. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-right: -.05pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Indigenous_music_of_Australia&usg=ALkJrhihNtqpaDAv5q6Kc4Dr8WFAxcGl6A"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Indigenous_music_of_Australia&usg=ALkJrhihNtqpaDAv5q6Kc4Dr8WFAxcGl6A</span></a><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diakses 27 Desember 2020<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Shaw. <i>The
Story of Australia</i>. Faber and Faber Limited. London.1954.Hal. 50<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn7" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-right: -.05pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref7" name="_edn7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Ainal Syabri. <i>Budaya Musik dalam Aktifitas Masyarakat
Aborigin Australia</i>.27 Mei 2018 </span><a href="https://cttnmahasiswaetnomusikologi999.blogspot.com/2018/05/budaya-musik-dalam-aktivitas-masyarakat.html?m=1"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://cttnmahasiswaetnomusikologi999.blogspot.com/2018/05/budaya-musik-dalam-aktivitas-masyarakat.html?m=1</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diakses 27
Desember 2020</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn8" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20ALAT%20MUSIK%20PRIBUMI%20AUSTRALIA%20&amp;%20BUDAYA%20MUSIK%20DALAM%20MASYARAKAT%20ABORIGIN%20-%20Sri%20Oktavia.docx#_ednref8" name="_edn8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; line-height: 150%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> Ibid <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;"> </span></span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="margin-right: -.05pt; tab-stops: 163.05pt; text-align: center;"><span style="color: #cccccc;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Ainal Syabri. <i>Budaya Musik
dalam Aktifitas Masyarakat Aborigin Australia</i>.27 Mei 2018 </span><a href="https://cttnmahasiswaetnomusikologi999.blogspot.com/2018/05/budaya-musik-dalam-aktivitas-masyarakat.html?m=1"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://cttnmahasiswaetnomusikologi999.blogspot.com/2018/05/budaya-musik-dalam-aktivitas-masyarakat.html?m=1</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diakses
27 Desember 2020</span></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Barry McDonald. <i>A Survey of
Traditional South -<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Eastern
Australian<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Indigenous Music.</i>PDF.</span><span style="font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm;"><span style="color: #cccccc;"><a href="https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/132161/16/7_mcdonald.pdf&ved=2ahUKEwij86C4r_DtAhUlq1kKHVhYAmEQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0u6k__b0Bv9QefHpGbcLWh&cshid=1609148066853"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/132161/16/7_mcdonald.pdf&ved=2ahUKEwij86C4r_DtAhUlq1kKHVhYAmEQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0u6k__b0Bv9QefHpGbcLWh&cshid=1609148066853</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Diakses
27 Desember 2020<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm;"><span style="font-size: 12.0pt;"><o:p><span style="color: #cccccc;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Dadan Adi Kurniawan.<i>Kondisi Australia Prakolonial (
Sebelum Kedatangan Bangsa Inggris )</i>. Jurnal Candi. Vol. 20, No.1, Maret
2020.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Fitriani, Amalia. <i>Penerapan Kebijakan Asimilasi
Terhadap Anak-Anak Aborigin “Half Caste” di Australia (1937-1967).</i>Skripsi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Indonesia.2010. Diakses 27 Desember 2020</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Shaw. 1954.<i>The
Story of Australia</i>. Faber and Faber Limited. London</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Wikipedia. <i>Musik pribumi
Australia</i>. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm;"><span style="color: #cccccc;"><a href="https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Indigenous_music_of_Australia&usg=ALkJrhihNtqpaDAv5q6Kc4Dr8WFAxcGl6A"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Indigenous_music_of_Australia&usg=ALkJrhihNtqpaDAv5q6Kc4Dr8WFAxcGl6A</span></a><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diakses 27
Desember 2020</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: -.05pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -14.2pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Wikipedia. </span><a href="https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://web.archive.org/web/20080101053525/http://www.australiacouncil.gov.au/the_arts/aboriginal_and_torres_strait_islander_arts&usg=ALkJrhjPGrwpvBQxfzKXsMnnthzA63sGnQ"><span style="border: 1pt none windowtext; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; padding: 0cm; text-decoration: none;">"Seni
Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres"</span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. </span><a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Didgeridoo"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">https://id.m.wikipedia.org/wiki/Didgeridoo</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Diakses 27 Desember 2020</span></span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-themecolor: text1;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 14.2pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-21000231059256504562020-12-30T21:45:00.001+07:002020-12-30T21:45:17.286+07:00Eksistensi Bahasa Jawa di Kaledonia Baru<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Cindy Ratnasari</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 63.0pt 72.0pt;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kaledonia Baru
adalah negara kepulauan seluas 18.575 kilometer persegi di Samudra Pasifik. Ia
ditemukan oleh penjelajah James Cook pada tanggal 4 September 1774 selama
pelayaran keduanya di Pasifik. Karena kampung halamannya di Skotlandia, ia
menamai wilayah ini dengan Kaledonia Baru.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kaledonia Baru
terletak di dekat Australia, tepatnya di barat daya Samudera Pasifik. Artinya
Kaledonia Baru juga dekat dengan Indonesia. Tapi tolong jangan salah paham,
negara ini adalah bagian dari Prancis. Meski mengapa begitu jauh dari Prancis?
Dulu, orang-orang yang tinggal di Kaledonia Baru ini adalah orang Kanak. Suku
Kanak adalah suku primitif disana, kemudian ketika bangsa eropa mulai
menjelajah, daerah ini menjadi salah satu tempat yang mereka tempati, bangsa
eropa menjajah Kaledonia Baru karena banyak terdapat kayu cendana.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada tahun 1853,
Laksamana Prancis Verbview menduduki Kaledonia Baru atas nama Napoleon. Setahun
kemudian, Prancis mendirikan kota Port de France, yang sekarang disebut Noumea.
Orang-orang yang tinggal di daerah ini ditangkap oleh teman-teman Prancis. Pada
tahun 1864, nikel ditemukan di sana, dan pemerintah mulai memperkenalkan
pekerja dari negara lain untuk bekerja di pertambangan.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Para pekerja ini
berasal dari Asia Tenggara dan Jepang, dan ada orang Indonesia di sana. Bahkan,
selain bahasa Prancis sebagai bahasa utama, sebagian orang juga menggunakan
bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Namun, populasinya masih menggunakan 33
bahasa asli, termasuk Kannak. Pemerintah Prancis juga mendorong orang Prancis
pindah ke sana. Penduduk awal semakin terlantar oleh kegiatan ekonomi dan
pemberontakan terjadi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Seiring
berjalannya waktu, jumlah orang Jawa yang tinggal di Kaledonia Baru mengalami
peningkatan. Seiring berjalannya waktu pula, muncul tiga kelompok yang akhirnya
membuat orang Jawa yang tinggal di sana menjadi unik,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yaitu : <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"></p><ol><li>Suku Niaouli adalah keturunan
Indonesia pertama yang lahir di Kaledonia Baru, orang tuanya langsung dari
Indonesia. Asal mula istilah niaouli adalah ketika pekerja tidak mengambil cuti
melahirkan, termasuk cuti melahirkan, ketika ibu melahirkan anak, tiga hari
kemudian dia harus menjalankan tugas sebagai <span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -18pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -18pt;">pekerja kontrak.Oleh karena itu, ketika orang
tua bekerja, anak dibungkus dengan batik dan ditempatkan di bawah pohon muda.</span></li><li>Golongan wong baleh artinya
adalah orang-orang yang kembali (balik). <span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -18pt;">Setelah
Indonesia merdeka, sekitar tahun 1950-an, orang-orang yang memiliki kontrak
diminta untuk kembali ke Indonesia, namun ternyata mereka kesulitan untuk
tinggal di sana, sehingga mereka kembali ke Kaledonia Baru. Menurut catatan,
pada 1952 dan 1954-1955, banyak orang Jawa yang kembali, hanya menyisakan 2.000
orang di Carolina Utara, dan pada akhir tahun 1939-1940, ada 20.000 keturunan
Jawa.</span></li><li><span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR" style="text-indent: -18pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -18pt;">Golongan wong jukuan artinya
adalah seseorang yang lahir di Indonesia
tetapi dibawa ke Kaledonia Baru oleh orang Indonesia yang tinggal di Kaledonia
Baru.</span></li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selama Perang
Dunia II, negara ini menjadi basis penting bagi sekutu. Amerika Serikat juga
telah mendirikan pangkalan militer di sana. Pada tahun 1946, Kaledonia Baru
menjadi wilayah seberang laut Prancis. Karenanya, di Kaledonia Baru penduduknya
berkebangsaan Prancis. Selain Kaledonia Baru, ada beberapa kawasan lain yang
juga menjadi milik sahabat-sahabat pinggiran Eropa. Karena masih bagian dari
Prancis, suasana ibu kota Noumea juga seperti Eropa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Cara Orang Jawa
Tiba di Kaledonia Baru Ketika Prancis mengirim orang Eropa untuk menjelajahi
sumber daya alam Kaledonia Baru, mereka membawa tenaga kerja asing ke daerah
itu hampir pada waktu yang bersamaan. Salah satunya berasal dari Jawa.
Pengiriman tenaga kerja dilakukan dalam beberapa tahap. Pada 16 Februari 1896,
pengiriman pertama tercatat sebanyak 170 pekerja. Hari ini kemudian diperingati
sebagai hari pertama orang Jawa masuk Kaledonia Baru. Pemulangan pekerja
dilakukan sesuai dengan kesepakatan Perancis-Belanda. Antara 1933 dan 1939,
lebih dari 7.800 pekerja dari Hindia Belanda dikirim lagi ke sana. Para pekerja
ini memiliki kontrak selama lima tahun dan bekerja di bidang penanaman,
pertambangan, dan keluarga. Menurut laporan Konsulat Jenderal Republik
Indonesia di Kaledonia Baru, dari tahun 1896 hingga 1949, jumlah tenaga kerja
yang diberangkatkan dari Jawa mencapai sekitar 19.510 orang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sekitar 87 kapal
digunakan untuk mengangkut sejumlah besar itu. Tak lama kemudian, Indonesia
mendirikan Konsulat Indonesia di Nouméa pada 15 Mei 1951. Namun, dari tahun
1952 hingga 1955, sejumlah besar orang Jawa kembali dari Kaledonia Baru. Pada
tahun itu, hanya tersisa sekitar 2.000 orang Jawa, meskipun masih ada sekitar
20.000 orang Jawa pada akhir tahun 1940. Setelah kembali ke Indonesia secara
besar-besaran, tidak semua orang benar-benar menetap di Indonesia. Kemudian
beberapa orang memutuskan untuk kembali.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Orang Jawa tiba
di Kaledonia Baru dengan tujuan untuk bekerja di berbagai bidang seperti
pertanian, perkebunan dan pertambangan. Orang Jawa yang dibawa ke Kaledonia
Baru berasal dari berbagai daerah, seperti Semarang, Yogyakarta, Solo,
Magelang, Surabaya dan beberapa daerah lainnya. Sejauh ini, lebih dari 7.000
orang dari Kaledonia Baru adalah keturunan Jawa. Namun, hanya 3.851 orang yang
mengaku sebagai keturunan Indonesia. Sisanya mengaku sebagai orang Kaledonia.
Selain itu, terdapat sekitar 355 orang yang terdaftar sebagai WNI di wilayah
tersebut. Mereka menyumbang 2,5% dari total populasi daerah tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Bahasa Jawa
Ngoko telah menjadi bahasa sehari-hari hingga generasi keempat saat ini,
diikuti dengan penyebaran bahasa Indonesia sejak tahun 1970-an. Nenek moyang
orang Jawa di daerah tersebut dapat dilihat dari pengetahuan warisan bangsa
Indonesia, karena didirikan sebuah monumen untuk memperingati bangsa Indonesia
di Vallon du Gaz (Vallon du Gaz) di Baei de l'Orphelinat (Baei de l'Orphelinat du
Gaz)di Fano, La Foa dan kota-kota lain pada tahun 1996 Bourail dan KONE. Aula
peringatan dibangun oleh pemerintah daerah. Perantara bahasa dan budaya
Indonesia Kehadiran bahasa Jawa di Kaledonia Baru dinilai sebagai aset penting
Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ketika varian
bahasa Jawa ada di Kaledonia Baru, ada beberapa fenomena budaya dan bahasa yang
menarik. Salah satunya di Yogyakarta-Surakarta, hegemonisasi bahasa Jawa
menyebabkan dialek menjadi homogen. Selanjutnya adalah proses jawanisasi, yaitu
proses perubahan dari bahasa non-jawa sebelumnya menjadi bahasa jawa. Selain
itu, terdapat pula fenomena Frenchization, yaitu indoktrinasi nilai-nilai
Prancis yang dipaksakan oleh Prancis.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hal ini tidak terlepas
dari status mereka sebagai media penyebaran bahasa dan budaya Indonesia. Mereka
bisa menjadi perekat diplomatik antara Indonesia dan Kaledonia Baru. Sejak
kedatangan tenaga kerja pertama di Pulau Jawa, pemanfaatan tenaga kerja
Indonesia di daerah tersebut mulai berkembang. Konsulat Indonesia juga
menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia berbasis Prancis. Suku Kanak (penduduk
asli) dari Prancis hingga Vietnam memiliki permintaan yang tinggi untuk kursus
bahasa Indonesia. Selain kebutuhan komunikasi, orang Indonesia juga wajib
belajar bahasa Indonesia saat sedang berlibur di Indonesia. Nenek moyang orang
Jawa atau Indonesia di sana juga membentuk komunitas yang disebut Persatuan
Masyarakat dan Keturunan Indonesia (PMIK).<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tujuannya untuk
menjaga dan mempromosikan budaya Indonesia bersama konsulat setempat. Orang
yang sering mempromosikan budaya Indonesia di Kaledonia Baru adalah Roesmaeni
Sanmohammad, anggota dewan daerah. Ia aktif memelihara kreasi baru tari Jawa
dan belajar tari Jawa di Padepokan Bagong Kusudihardjo Yogyakarta. Peraturan
ini digunakan untuk mempromosikan Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Negara kepulauan
ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Daerah ini dihuni oleh
sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak
atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di
Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname.Orang Jawa di Kaledonia Baru
tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, meskipun kini
anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan
Prancis adalah menyatukan bahasa yang digunakan oleh orang-orang di koloninya.
Oleh karena itu, bahasa Prancis menjadi lingua franca di Kaledonia Baru. Bahasa
Prancis digunakan dalam pendidikan, sistem hukum, dan birokrasi. Persatuan ini
membuat jati diri Jawa sedikit pudar. L</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">inguistic hybridization mewarnai bahasa Jawa di Kaledonia Baru,
sedangkan adaptasi, integrasi, peningkatan kesejahteraan serta prestise
merupakan bentuk survival strategy yang diterapkan orang Jawa untuk memertahankan
bahasanya.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Sedangkan
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
proses pelaksanaan program pelestarian Bahasa Kanak di Kaledonia Baru, Vale
Foundation melewatkan aktor pentingnya di level nasional. Yang secara tidak
langsung, bagaimana kedepannya Bahasa Kanak bisa dapat digunakan secara
berdampingan dengan Bahasa Prancis apabila pihak di level nasional<span style="letter-spacing: -.55pt;"> </span>tidak<span style="letter-spacing: -.55pt;">
</span>dilibatkan<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>dalam<span style="letter-spacing: -.55pt;"> </span>progam<span style="letter-spacing: -.4pt;">
</span>ini.<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>Karena,<span style="letter-spacing: -.55pt;"> </span>balik<span style="letter-spacing: -.55pt;">
</span>lagi<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>yang<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>akan<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>menyusun
Undang - Undang adalah mereka<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.
Seharusnya, Vale Foundation menekankan kepada vitalnya dalam melakukan
kerjasama yang lebih dengan pemerintah untuk penghapusan undang – undang yang
berlaku di Kaledonia Baru yaitu </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">K</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">onstitusional<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>Kaledonia<span style="letter-spacing: -.5pt;">
</span>Baru<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>Pasal<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>92<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>ayat<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>554<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>pada<span style="letter-spacing: -.5pt;"> </span>1992<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>tertulis<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>Kaledonia<span style="letter-spacing: -.45pt;">
</span>Baru menjadi<span style="letter-spacing: .55pt;"> </span>bagian<span style="letter-spacing: .5pt;"> </span>dari<span style="letter-spacing: .55pt;"> </span>Republik<span style="letter-spacing: .65pt;"> </span>Prancis<span style="letter-spacing: .6pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: .55pt;"> </span>Bahasa<span style="letter-spacing: .45pt;"> </span>resminya<span style="letter-spacing: .5pt;"> </span>dalah<span style="letter-spacing: .5pt;"> </span>Bahasa<span style="letter-spacing: .8pt;"> </span>Prancis<span style="mso-font-width: 99%;"> </span>(diberlakukan<span style="letter-spacing: .95pt;"> </span>di<span style="letter-spacing: 1.0pt;"> </span>pengadilan,<span style="letter-spacing: .95pt;"> </span>peradilan,<span style="letter-spacing: 1.0pt;"> </span>sekolah,<span style="letter-spacing: .95pt;"> </span>administrasi).<span style="letter-spacing: 1.0pt;"> </span>Dimana<span style="letter-spacing: .9pt;"> </span>pasal
tersebut dapat ditambahkan dengan Bahasa Kanak sebagai bahasa<span style="letter-spacing: .85pt;"> </span>yang<span style="letter-spacing: 2.65pt;"> </span>dapat
berjalan berdampingan dengan Bahasa Prancis itu sendiri. Juga<span style="letter-spacing: 2.2pt;"> </span>masih<span style="letter-spacing: .25pt;"> </span>berjalannya
pelaksanaan<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>dari<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>Dekrit<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>1853<span style="letter-spacing: -.35pt;"> </span>yang<span style="letter-spacing: -.3pt;"> </span>berisi<span style="letter-spacing: -.4pt;"> </span>pemberlakuan<span style="letter-spacing: -.35pt;"> </span>pengajaran<span style="letter-spacing: -.35pt;"> </span>Bahasa<span style="letter-spacing: -.45pt;"> </span>Prancis<span style="mso-font-width: 99%;"> </span>di<span style="letter-spacing: 1.2pt;"> </span>setiap<span style="letter-spacing: 1.25pt;">
</span>sekolah<span style="letter-spacing: 1.2pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: 1.25pt;"> </span>institusi<span style="letter-spacing: 1.2pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: 1.25pt;"> </span>hal<span style="letter-spacing: 1.25pt;"> </span>tersebut<span style="letter-spacing: 1.25pt;">
</span>diimplementasikan<span style="letter-spacing: 1.25pt;"> </span>dengan<span style="letter-spacing: 1.3pt;"> </span>hanya boleh<span style="letter-spacing: .55pt;"> </span>melakukan<span style="letter-spacing: .65pt;"> </span>pengajaran<span style="letter-spacing: .65pt;"> </span>dan<span style="letter-spacing: .6pt;"> </span>penggunaan<span style="letter-spacing: .75pt;"> </span>bahasa<span style="letter-spacing: .6pt;"> </span>Prancis<span style="letter-spacing: .65pt;"> </span>yang<span style="letter-spacing: .6pt;"> </span>diizinkan
karena,<span style="letter-spacing: -.6pt;"> </span>Prancis<span style="letter-spacing: -.65pt;"> </span>tidak<span style="letter-spacing: -.65pt;">
</span>ingin<span style="letter-spacing: -.65pt;"> </span>adanya<span style="letter-spacing: -.6pt;"> </span>bahasa<span style="letter-spacing: -.7pt;"> </span>lain<span style="letter-spacing: -.65pt;"> </span>yang<span style="letter-spacing: -.65pt;"> </span>bersaing<span style="letter-spacing: -.7pt;"> </span>dengan<span style="letter-spacing: -.65pt;">
</span>bahasa<span style="letter-spacing: -.6pt;"> </span>Prancis.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title="">[6]</a></span></span><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_edn6" title=""><!--[endif]--></a></span></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><br /></span></span></span></span></p>
<p class="MsoBodyText" style="margin: 8pt 0cm 0.0001pt 5.9pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Kesimpulan</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Selain bahasa
Prancis sebagai bahasa utama, sebagian orang juga menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari. Cara orang Jawa Tiba di Kaledonia Baru Ketika
Prancis mengirim orang Eropa untuk menjelajahi sumber daya alam Kaledonia Baru,
mereka membawa tenaga kerja asing ke daerah itu hampir pada waktu yang
bersamaan. Kehadiran orang Jawa di Kaledonia Baru dimulai pada tahun 1896,
ketika pemerintah Prancis dan Belanda yang pernah menjajah Indonesia
mendatangkan 170 orang Jawa. Orang Jawa tiba di Kaledonia Baru dengan tujuan
untuk bekerja di berbagai bidang seperti pertanian, perkebunan dan
pertambangan.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Orang Jawa yang dibawa ke Kaledonia Baru berasal dari
berbagai daerah, seperti Semarang, Yogyakarta, Solo, Magelang, Surabaya dan
beberapa daerah lainnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Migrasi orang Jawa ke Kaledonia Baru adalah hasil transaksi permintaan tenaga
kerja pemerintah kolonial Prancis terhadap Belanda yang datang tahun 1896. K</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">onstitusional Kaledonia Baru Pasal 92 ayat 554 pada
1992 tertulis Kaledonia Baru menjadi bagian dari Republik Prancis dan Bahasa
resminya </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">dalah Bahasa Prancis (diberlakukan di pengadilan, peradilan,
sekolah, administrasi)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kaledonia Baru.</i> </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kaledonia_Baru#:~:text=Kaledonia%20Baru%20merupakan%20kepulauan%20seluas,karena%20teringat%20tanah%20kelahirannya%2C%20Skotlandia"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">https://id.wikipedia.org/wiki/Kaledonia_Baru#:~:text=Kaledonia%20Baru%20merupakan%20kepulauan%20seluas,karena%20teringat%20tanah%20kelahirannya%2C%20Skotlandia</span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. Diakses 27 November
2020.<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Ika. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">”Mengungkap
Hibriditas Bahasa Jawa-Perancis Kaledonia Baru”.</i> </span><a href="https://ugm.ac.id/id/berita/18928-mengungkap-hibriditas-bahasa-jawa-perancis-kaledonia-baru"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">https://ugm.ac.id/id/berita/18928-mengungkap-hibriditas-bahasa-jawa-perancis-kaledonia-baru</span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Diakses 27 November 2020<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Yantina, Debora. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Orang-orang
Jawa di Kaledonia</i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">, 23 Mei</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">2017,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><a href="https://tirto.id/orang-orang-jawa-di-kaledonia-cpef"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">https://tirto.id/orang-orang-jawa-di-kaledonia-cpef</span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. Diakses 27 November
2020<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Subiyantaro. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Survival
Strategises Of The Javanes Language In New<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Caledonia</i>.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Jurnal Humaniora. Vol.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">26,</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">No.
1</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">, Februari 2014.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Hal. 43-55.<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Fillol, dan J Vernaudon. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Les langues kanaks et le français, langues d’enseignement et de culture
en Nouvelle-Calédonie: d’un compromis à un bilinguisme équilibré Etudes de Linguistique
Appliquée</i>. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>vol. 133</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> No. 1,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> September 2004. Hal.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">
55-67.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Eksistensi%20Bahasa%20Jawa%20di%20Kaledonia%20Baru.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Roche, Francoise. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">La
communauté linguistique kanak en Nouvelle- Calédonie entre passé et avenir
Communauté linguistique<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>un concept.</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Vol 77, No. 8, Desember 2015. Hal 56-77.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><o:p><span style="color: #cccccc;"> </span></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Daftar Pustaka</span></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Fillol,<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Vernaudon<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>J. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Les langues kanaks et le français, langues d’enseignement et<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>de culture en Nouvelle-Calédonie: d’un
compromis à un bilinguisme équilibré. Etudes de Linguistique Appliquée.</i>
Vol. 133, No. 1,September 2004.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal
55-67.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Ika. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">”Mengungkap Hibriditas Bahasa Jawa-Perancis
Kaledonia Baru”.</i> </span><a href="https://ugm.ac.id/id/berita/18928-mengungkap-hibriditas-bahasa-jawa-perancis-kaledonia-baru"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">https://ugm.ac.id/id/berita/18928-mengungkap-hibriditas-bahasa-jawa-perancis-kaledonia-baru</span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 26<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>November 2020.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Roche,
Francoise<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. La communauté linguistique
kanak en Nouvelle- Calédonie entre passé et avenir Communauté linguistique<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>un concept.</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Vol 77, No. 8, Desember 2015. Hal 56-77.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Subiyantaro.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Survival
Strategises Of The Javanes Language In New Caledonia . </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jurnal<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Humaniora. Vol. 26 ,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>No.
1,Februari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>2014. Hal 43-55.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Wikipedia<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. Kaledonia Baru</i>. </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Kaledonia_Baru#:~:text=Kaledonia%20Baru%20merupakan%20kepulauan%20seluas,karena%20teringat%20tanah%20kelahirannya%2C%20Skotlandia"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">https://id.wikipedia.org/wiki/Kaledonia_Baru#:~:text=Kaledonia%20Baru%20merupakan%20kepulauan%20seluas,karena%20teringat%20tanah%20kelahirannya%2C%20Skotlandia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 27 November
2020.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Yantina,
Debora<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. “Orang-orang Jawa di Kaledonia”.</i>
23 Mei,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>2017. </span><a href="https://tirto.id/orang-orang-jawa-di-kaledonia-cpef"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">https://tirto.id/orang-orang-jawa-di-kaledonia-cpef</span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">. Diakses 27 November 2020</span><o:p></o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-83767751305991899852020-12-30T20:44:00.001+07:002020-12-30T20:44:12.072+07:00Perkembangan Awal Kehidupan di Australia<p><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Winda Febiola</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia
merupakan negara yang berada di bagian selatan dunia, juga<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>merupakan benua terkecil di dunia. Walaupun
letaknya di dekat Asia, namun masyarakat Internasional lebih sering menyebut
Australia sebagai dunia barat karena kehidupannya yang mirip dengan gaya
kehidupan negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Negara yang
merupakan bekas jajahan Inggris ini mempunyai delapan negara bagian, yaitu enam
Negara bagian dan dua wilayah besar. Enam negara bagian tersebut adalah New
South Wales, Queensland, Victoria, Tasmania, Australia Barat (Western
Australia), Australia Selatan (Southern Australia), dan dua wilayah besar yaitu
Notrhern Territory dan Australian Capital Territory. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Australische</i> dalam bahasa Belanda
digunakan untuk menyebut daerah yang baru di temukan di Selatan. Australia yang
merupakan sebuah benua terkecil di dunia dan mulai dihuni oleh manusia sejak
abad es atau sekitar 30.00 tahun yang lalu ini adalah sebuah negara kolonial
Inggris.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kolonialisasi Inggris di
Australia menjadi sebuah bencana besar bagi penduduk Aborigin di Australia.
Pada saat menetapkan Australia sebagai koloninya, Inggris sedang mengalami
krisis ekonomi. Pemerintah Inggris mengambil kebijakan dengan mengirimkan para
narapidana kejahatan dari Inggris dan Irlandia ke Australia. Kebijakan ini
adalah salah satu cara untuk mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia adalah
sebuah benua yang terletak dekat dengan benua Asia. Australia lebih sering
disebut sebagai bagian dari dunia Barat karena kehidupannya mirip Eropa Barat
dan Amerika Serikat. Penduduknya sebagian besar berkulit putih, sedangkan
penduduk asli Australia yakni orang Aborigin adalah orang-orang Australia
pertama yang benar-benar menghuni benua itu. Australia-Indonesia memang sudah
ditakdirkan untuk menjadi dua negara yang bertetangga. Secara geografis kedua
negara berdekatan, tetapi secara kultural kedua bangsa ini sangat berbeda. Dari
aspek kepentingan nasional, Australia akan tetap mempertimbangkan beberapa hal
penting. Indonesia dianggap sebagai negara tetangga yang secara geografis
sangat strategis bagi kepentingan Australia. Indonesia yang telah memasuki
tahapan demokrasi yang cukup matang adalah modal utama bagi Australia untuk
mengadakan kontak kelembagaan yang dapat menyebabkan meluasnya pengaruh
Australia di Indonesia, khususnya di tataran elit kekuasaan. Sebagai negara
mayoritas Muslim terbesar, Indonesia adalah mitra yang tidak mungkin
dikesampingkan terutama apabila kelembagaan militer Indonesia lebih dapat
diandalkan dalam perjuangan Australia melawan terorisme internasional. Walaupun
belum sepenuhnya pulih, Australia memandang ekonomi yang stabil dan kokoh akan
menjadi jalan bagi terus berlangsungnya hubungan transaksi perdagangan
internasional.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kehidupan
Australia merupakan kehidupan yang didominasi oleh budaya Eropa. Terdapat dua
macam kebudayaan di Australia,yaitu kebudayaan penduduk asli dan kebudayaan
yanag berasal daari Eropa. Namun, budaya penduduk asli terbenam dibawah
hamparan budaya masyarakat Eropa sehingga unsur penduduk asli itu tidak tampak.
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Elkin (1956)
mengelompokkan manusia pada empat ras utama. Kelompok yang pertama adalah
Europian yang meliputi Nordic, Alpine, dan Mediterranean.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Penduduk asli Australia berbeda dengan ras ini karena perbedaan warnna kulit,
bentuk hidung, bentuk kepala, muka dan mulut, ketebalan tulanag tengkorak dan
rata-rata volume otak. Kelompok kedua adalah Mongoloid, penduduk asli Australia
tidak termasuk kelompok ini karena perbedaan pada warna kulit, bentuk kepala,
bentuk muka, mata, dan bulu pada muka dan badan. Kelompok ketiga adalah
Negroid. Penduduk asli Australia tidak dapat digolongkan pada kelompopk ini
karena perbedaan-perbedaan pada wrna kulit, bentuk rambut, bentuk bibir, dan
bulu-bulu pada muka dan badan. Karena tidak termasuk pada salah satu dari tiga
kelompok itu, maka penduduk asli Australia adalah kelompok khusus yang oleh
Elkin (1956) disebut Australoid. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Secara fisik
penduduk asli Australia dapat dikenali dari ciri-cirinya yaitu kulit berwarna
coklat bahkan hitam jika sering terpapar sinar matahari, rambutnya ikal
bergelombang, muka dan tubuh ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat, dahi sempit
atau mundur, rongga mata dalam, alis mata menonjol, rahang menonjol, mulut
lebar, tulang tengkorak tebal, tinggi badan rata-rata adalah 5 kaki dan 5/6
inci. Berdasarkan ciri tersebut, Eklin dan Needham (1935) menganggap bahwa
manusia yang satu kelompok dengan penduduk asli Australia adalah suku bangsa
Toala di Sulawesi., penduduk asli Sumatera, sebagian penduduk Irian, orang
Sakai di Malaysia, orang Veddas di Srilanka, dan suku Pegunungan asli India
Selatan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sampai pada masa
kini, suku asli (native) Australia sering kerap disebut Aborigin. Sebutan ini
khusus nya berasal dari orang-orang Barat terutama orang Inggris. Sebelum
kedatangan bangsa barat, dalam hal ini orang Inggris ke Australia, suku
Aborigin telah menyebar dan menduduki hamper seluruh wilayah di Australia.
Kedudukannya bukan hanya dalam satu karakter dan budaya yang sama.
Masing-masing wilayah yang diduduki yang ditinggali suku Aborigin memiliki
karakteristik yang lumayan berbeda, misalnya mengenai tradisi, dialek, dan
bahasa yang digunakan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Salah satu jenis Aborigin yang cukup terkenal yaitu Aborigin Yolgnu di wilayah
pesisir utara Australia (Arnhem Land), Koorie di wilayah Sydney, dan Larrakeyah
di wilayah Darwin. Dari segi bahasa, ada ratusan bahasa yang digunakan oleh
suku Aborigin di seluruh wilayah Australia. Di antaranya yang cukup terkenal
yaitu bahasa Arrernte, Dhuwal, Walpiri, Kriol, dan Pitjantjatjara.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa Australia tidak hanya dihuni oleh satu jenis Aborigin
saja, tetapi terdapat beberapa jenis suku Aborigin didalamnya. Meskipun
demikian, orang-orang Barat tetap berpendapat bahwa hanya ada satu suku saja di
Australia yaitu Aborigin. Maka dari itu, bangsa Barat mengatakan bahwa penduduk
Australia pada saat itu praktis homogeny yakni hanya dihuni oleh suku Aborigin
semata, padahal suku tersebut sebenarnya terbagi dalam kedalam beberapa jenis
yang berbeda-beda. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tiga puluh ribu
atau bahkan empat puluh ribu tahun lamanya penduduk asli Australia telah
memasuki dan menetap di Australia. Kedatangan penduduk asli ke Australia tidak
diketahui secara pasti. Namun yang pasti mereka telah tiba terlebih dahulu
sebelum orang-orang kulit putih. Merekalah yang pantas disebut sebagai penemu
dan pemilik dari benua ini. Pada saat orang-orang kulit putih dating ke
Australia, penduduk asli menjalani kehidupan dengan cara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Food Gathering. </i>Dengan demikian, kedatangan orang-orang kulit putih
yang maju tidak dapat di hadapi oleh penduduk asli. Banyak terjadi
kesalahpahaman dan juga bentrok antara penduduk asli dan juga orang-orang kulit
putih. Berawal dari kesalahpahaman, kemudian terjadi penangkapan, hingga
terjadi pembunuhan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelum
kedatangan Inggris ke Australia, suku Aborigin telah memiliki kepercayaan,
yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dreamtime atau dreamming</i>, yakni
suatu sistem kepercayaan yang menempatkan leluhur (nenek moyang) mereka sebagai
Tuhan sang pencipta, yang telah menciptakan mereka, bumi, langit, hewan,
tumbuhan dan seluruh isi jagat dunia. Konsep inti dari kepercayaan orang
Aborigin ini salah satunya yaitu mewujudkan dalam menjaga keseimbangan alam.
Bagi mereka, merusak alam sama saja menentang Tuhan (leluhur) yang telah
menciptakannya. Bahkan, tidak sedikit juga dari mereka yang meyakini beberapa
hewan sseperti Ular dan tumbuhan tertentu sebagai Tuhan dan Leluhur mereka.
Oleh sebab itu, suku ini terkenal sebagai suku yang sangat menjaga dan
menghormati alam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kondisi sosial
masyarakat Aborigin sebelum kedatangan bangsa Barat mayoritas berkelompok,
dimana tiap-tiap kelompok memiliki pemimpin kelompoknya sendiri. Mereka saling
membantu melakukan kegiatan untuk berburu misalnya dan membuat rumah sederhana
untuk hunian dari ranting dan kulit pohon. Sebelum kedatangan bangsa Barat,
telah didapati berbagai macam ritual, tarian tradisional, dan berbagai atribut
kebudayaan yang menghiasi kehidupan orang-orang Aborigin. Atribut dan berbagai
produk kebudayaan Aborigin tidak bisa lepas dari sistem kepercayaan mereka
yakni dreamtime. Sebagian dari ritual, atribut dan tarian itu, sampai sekarang
masih ada tetapi sebagian lagi sudah mulai luntur dan hilang akibat tergerus
modernisme, globalisme dan politik asimilasi yang masif di tahun 1930-1960-an.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mata pencaharian
suku Aborigin sebelum datangnya bangsa Barat yaitu berburu dan meramu. Mereka
berburu binatang untuk dimakan menggunakan tombak. Namun, sebagian dari suku
Aborigin telah hidup semi nomaden, hal ini terbukti dari kemampuan sebagian
suku Aborigin dalam membangun bendungan sederhana untuk mengairi pertanian.
Meski di wilayah pedalaman mayoritas masih berburu meramu, tetapi di sebagian
pesisir utara telah sedikit lebih maju. Hal ini ditandai dengan adanya kontak
dagang dengan orang-orang dari luar pulau. Namun bagaimanapun, sistem ekonomi
orang-orang Aborigin sebelum kedatangan bangsa Barat (khususnya Inggris) secara
umum masih tergolong primitif (bila dibandingkan dengan kacamata orang Inggris
waktu itu maupun dibandingkan ukuran keumuman saat ini).<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan
<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Australia merupakan negara yang
berada di bagian selatan dunia, juga merupakan benua terkecil di dunia. Kata
Australische dalam bahasa Belanda digunakan untuk menyebut daerah yang baru di
temukan di Selatan. Australia adalah sebuah benua yang terletak dekat dengan
benua Asia. Kehidupan Australia merupakan kehidupan yang didominasi oleh budaya
Eropa. Secara fisik penduduk asli Australia dapat dikenali dari ciri-cirinya
yaitu kulit berwarna coklat bahkan hitam jika sering terpapar sinar matahari,
rambutnya ikal bergelombang, muka dan tubuh ditumbuhi oleh bulu-bulu yang
lebat, dahi sempit atau mundur, rongga mata dalam, alis mata menonjol, rahang
menonjol, mulut lebar, tulang tengkorak tebal, tinggi badan rata-rata adalah 5
kaki dan 5/6 inci. Sebelum kedatangan bangsa barat, dalam hal ini orang Inggris
ke Australia, suku Aborigin telah menyebar dan menduduki hampir seluruh wilayah
di Australia. Kedudukannya bukan hanya dalam satu karakter dan budaya yang sama.
Meskipun demikian, orang-orang Barat tetap berpendapat bahwa hanya ada satu
suku saja di Australia yaitu Aborigin. Maka dari itu, bangsa Barat mengatakan
bahwa penduduk Australia pada saat itu praktis homogeni, yakni hanya dihuni
oleh suku Aborigin semata, padahal suku tersebut sebenarnya terbagi dalam
kedalam beberapa jenis yang berbeda-beda. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagi mereka, merusak alam sama
saja menentang Tuhan (leluhur) yang telah menciptakannya. Oleh sebab itu, suku
ini terkenal sebagai suku yang sangat menjaga dan menghormati alam. Mereka
saling membantu melakukan kegiatan untuk berburu misalnya dan membuat rumah
sederhana untuk hunian dari ranting dan kulit pohon. Sebelum kedatangan bangsa
Barat, telah didapati berbagai macam ritual, tarian tradisional, dan berbagai
atribut kebudayaan yang menghiasi kehidupan orang-orang Aborigin. Mata
pencaharian suku Aborigin sebelum datangnya bangsa Barat yaitu berburu dan
meramu. Namun, sebagian dari suku Aborigin telah hidup semi nomaden, hal ini
terbukti dari kemampuan sebagian suku Aborigin dalam membangun bendungan
sederhana untuk mengairi pertanian.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Siboro,J. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah
Australia</i>. Tarsito. Bandung. 1996 . Hal 5<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Siboro,J. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Australia</i>. Tarsito. Bandung. 1996. Hal 6<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Dadan Adi Kurniawan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kondisi Australia Prakolonial</i>. Vol 20, No 1, Maret 2020. Hal 49<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Australia Government Departement Of Foreign
and Trade. About Australia: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indigenous
Language</i>. </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.dfat.gov.au/about-australia/land-its-people/Pages/indigenous-australia"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.dfat.gov.au/about-australia/land-its-people/Pages/indigenous-australia</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. Diakses Pada 27 November 2020.<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Kehidupan%20di%20Australia%20(3).docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Fitriani, Amalia. 2010. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Penerapan Kebijakan Asimilasi Terhadap Anak-Anak Aborigin “Half-Caste”
di Australia (1937-1967)</i>. Skripsi di Program Studi Ilmu, Sejarah Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Indonesia</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">H</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">al 74-78</span></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: text1;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-themecolor: text1;"><br /></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">DAFTAR PUSTAKA</span><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Australia Government Department of Foreign
and Trade. About Australia: <i>Indigenous Language.</i>
</span><span lang="EN-US"><a href="https://www.dfat.gov.au/about-australia/land-its-people/Pages/indigenous-australia"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.dfat.gov.au/about-australia/land-its-people/Pages/indigenous-australia</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Dadan Adi Kurniawan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kondisi Australia Prakolonial</i>. Vol 20, No 1, Maret 2020.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Fitriani, Amalia.
2010. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Penerapan Kebijakan Asimilasi
Terhadap Anak-Anak Aborigin “Half-Caste” di Australia (1937-1967).</i> Skripsi
di Program Studi Ilmu, Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.</span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Siboro, J. 1996. <i>Sejarah Australia</i>. Tarsito. Bandung.</span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-themecolor: text1;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-12435731927388837602020-12-30T14:05:00.003+07:002020-12-30T14:05:31.875+07:00PERTEMPURAN AMBARAWA<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: center;">Merri
Padrita</span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: center;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pertempuran
Ambarawa atau palanagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat
terhadap sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah
atau dikenal juga sebagai pertempuran Ambarawa yang berlangsung sejak tanggal
20 oktober <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hingga 15 Desember 1945. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><sup>
</sup>latar belakang peristiwa ini dimulai dengan insiden yang terjadi di
Magelang setelah mndaratnya Brigade Altileri dari devisi India ke-23 di
Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Oleh pihak Ri mereka diperkenankan untuk
mengurus tawanan perang yang berada di penjara Ambarawa dan mengelang, ternyata
mereka di boncengi oleh tentara NICAyang kemudian mensenjatai bekas tawanan
tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Awal mula konflik terjadinya perang
di Ambarawa adalah Tentara sekutu yang mendarat diboncengi NICA yang mearasa
berhak atas Indonesia berdasarkan perjanjiab yang dilakukan Inggris dengan
Belanda yang di sebut civil Affairs Agreement pada 24 Agustus 1945 yang
mengatur pemindahan kekuasaan di Indonesia dari British Military Administration
kepana NICA, Pelanggaran pihak sekutu terhadap persetujuan yang telah di
setujui oleh kedua belah pihak, yaitu pertama, sekutu menerima pennyerahan
kekuasaan dari tangan Jepang, kedua membebaskan para tawanan perang dan
interniran sekutu. Ketiga , melucuti dan menggumpylakan orang jeapang untuk
kemudian di pulanhkan, keempat menengakkan dan mempertahankan keadaan damai
untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil, kelima yaitu menghimpun
keterangan teentang san menuntut penjabat perang, tetapi malah memeprsenjatai para
tawanan perang Belanda dan menimbulkan insiden bersenjata di Magelang, serta
pengorbonan yang dilkukan sekutu terhadap kampong-kampung yang berada di
sekitar Ambarawa.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title="">[2]</a> <span></span></span></span></span></span></span></p><a name='more'></a><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn2" title=""><!--[endif]--></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada tanggal 26 Oktober 1945 pecah
insiden magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara
sekutu. Insiden itu berhenti setelah kedatangan soekarno dan Brigadir Jendral
Bathell di Magelang pada tanggal 2 November 1945.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
mereka mengadakan perundingan guncetan senjata dan tercapai kata sepakat yang
diruangkan kedalam 12 pasal, ternyata pihak sekutu ingkar janji. <o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB">Pada 20
November 1945 pertempuran kembali terjadi antara TKR pimpinan Walikota Sumarto,
rakyat dan tentara Inggris karena perjanjian yang tidak
disepakati. Perjanjian memberikan manfaat untuk memberikan bantuan sekutu
dan mendatangkan bala bantuan. Berita akan peristiwa militer di Surabaya pada
10 November, juga tembak menembak yang menewaskan tiga perwira Inggris di Jawa
Tengah membuat Brigadir Bethell menyalahkan RI. Pada 18 Oktober 1945 ia
kemudian memerintahkan penangkapan Gubernur Wongsonegoro.<o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB">Pasukan
sekutu di Magelang ditarik untuk melindungi pertahanan ke Ambarawa pada tanggal
21 November dengan dilindungi pesawat tempur. Pertempuran kemudian pecah
di dalam kota dan kampung – kampung di sekitar Ambarawa yang dibom sekutu.
Pasukan TKR bertahan di kuburan Belanda bersama pasukan pemuda dari Boyolali,
Salatiga, dan Kartasura. Mereka membentuk garis pertempuran di sepanjang
rel kereta Ambarawa. Dari arah Magelang datang pasukan TKR Divisi V / Purwokerto
pimpinan Imam Androngi pada melakukan serangan fajar 21 November 1945. Tujuan
serangan tersebut adalah untuk memukul mundur pasukan Inggris di desa Pingit.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB">Mereka
berhasil desa Pingit dan merebut desa lainnya, kemudian merebut pengejaran
terhadap sekutu. Pasukan mendapatkan tambahan tiga batalion dari
Yogyakarta, yaitu Batalion Sugeng 10 dipimpin Mayor Soeharto dan Batalion 8
dipimpin Mayor Sardjono. Sekutu yang terkepung mencoba menerobos dengan
menggunakan tangki dari arah belakang. Pasukan TKR kemudian mundur ke
Bedono agar tidak ada korban jiwa.<o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB"><span style="color: #cccccc;">Tanggal 21
November 1945 sekutu diam – diam mundur ke Ambarawa dan dikejar oleh resimen
Kedu Tengah pimpinan Kolonel M. Sarbini setelah <span style="text-decoration: none;">sejarah museum
Jenderal Sudirman Magelang</span> dan <span style="text-decoration: none;">sejarah museum
Jenderal Sudirman</span> Yogyakarta. Sekutu
karena kembali dihadang oleh pasukan Angkatan Muda pimpinan Oni Sastrofihardjo
dan tertahan di Desa Jambu. Pasukan Oni keluar oleh gabungan pasukan dari
Ambarawa, Suruh dan Surakarta. Batalyon I Sorjosoempeno kembali menghadang
sekutu di Ngipik. Para komandan pasukan
kemudian melakukan rapat koordinasi dengan pimpinan Kolonel Holland Iskandar
dan membentuk komando bernama Markas Pimpinan Pertempuran di
Magelang. Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu utara, selatan, timur
dan barat.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB">Kekuatan
pasukan tempur akan disiagakan bergantian. Sekutu mencoba pengadilan dua
desa di sekitar Ambarawa. Pasukan pimpinan Letkol Isdiman berusaha
membebaskan desa tersebut tetapi sang Letkol bunuh diri. Setelah gugurnya
Letkol Isdiman pada 26 November 1945, Kolonel Soedirman langsung turun ke
lapangan dan memimpin strategi pertempuran sejarah perang Ambarawa. kehadiran
Kolonel Soedirman di lapangan memberikan semangat baru bagi pejuang
RI. Bala bantuan kemudian terus berdatangan dari Yogyakarta, Solo,
Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang dan lainnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5
Desember 1945 Pasukan TKR<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berhasil
memukul mundur pasukan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sekutu yang
semakin terjepit di<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Banyubiru, begitu
juga lapangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Terbang Kalibenteng
berhasil<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Direbut, Jalan Raya Ungaran-
Ambarawa berhasil dikuasai TKR,<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Selanjutnya Jalan Semarang- Yogyakarta sepenuhnya dikuasai<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Untuk mempermudah pengangkutan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Barang dan personel.11 Desember 1945, Kolonel
Sudirman memanggil semua komandan sektor dan komandan laskar untuk mengatur
strategi pertempuran. Susunan rencana tersebut sebagai berikut:Serangan dimulai
pukul 04.30.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><sup>
</sup>menjelang fajar pada 12<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Desember
1945, Serangan umum dilakukan secara serentak dan mendadak di semua lini sektor
di Ambarawa pada jam dan detik yang sama, Komando penyerangan dipimpin oleh
para komandan TKR, Pasukan laskar perjuangan sebagai barisan lapis kedua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Strategi
yang direncanakan 11<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Desember 1945 ini
adalah serangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di seluruh penjuru
Ambarawa secara<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>serentak di segala
sektor pada jam dan detik yang sama, dimulai pada pukul 04.30 WIB, 12 Desember
1945 dengan strategi yang dinamakan ‘Supit Urang’ yang dirancang oleh Kolonel
Sudirman.Pada 12 Desember 1945 jam 04.30 Pagi, serangan mulai dilancarkan.
Pembukaan serangan dimulai dari Tembakan mitraliur terlebih dahulu, Kemudian
disusul oleh penembak-Penembak karaben. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
waktu setengah jam Pasukan TKR berhasil mengepung Pasukan musuh yang ada di
Dalam kota. Pertahanan musuh Yang terkuat diperkirakan di Benteng Willem yang
terletak di Tengah-tengah kota Ambarawa. Pejuang yang telah bersiap-siap di
Seluruh penjuru Ambarawa mulai Merayap mendekati sasaran yang Telah ditentukan,
dengan siasat Penyerangan mendadak secara Serentak di segala sektor. Serangan
Dadakan tersebut diikuti serangan Balasan musuh yang kalang kabut. Satu
setengah jam kemudian, Jalan raya Semarang-Ambarawa Dikuasai oleh
kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa Berlangsung sengit. Kolonel
Sudirman langsung memimpin Pasukan dengan menggunakan Taktik ‘supit urang’,
sehingga musuh Benar-benar terkurung.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sekitar
pukul 16.00 WIB, TKR Berhasil menguasai jalan raya Ambarawa Semarang, dan
Pengepungan musuh dalam Kota Ambarawa berjalan dengan Sempurna. Terjadilah
pertempuranJarak dekat. Musuh mulai mundur<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Pada 14 Desember 1945. Setelah bertempur selama 4 hari, Pada 15 Desember
1945 pukul 17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan Kemenangan pihak TKR, yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berhasil memukul mundur pasukan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sekutu sehingga meninggalkan kota Ambarawa
menuju Semarang Kemenangan palagan Ambarawa ini Memberi efek besar bagi TKR.
Karena Dunia menyaksikan pagelaran militer Yang dipimpin Kolonel Sudirman
Tersebut terbukti memiliki strategi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Yang
cakap dan mampu mengalahkan Kekuatan militer sekutu dan Belanda. Karena
keberhasilan dalam perang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ambarawa ini,
pada 18 Desember<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>1945, Kolonel Sudirman
diangkat Oleh Presiden Sukarno sebagai<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Panglima Besar TKR dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pangkat
Jenderal di gedung Negara.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">Dampak
Positif Pertempuran Ambarawa: Dampak pertempuran Ambarawa yang positif adalah
ketika nyali pihak Belanda menjadi ciut karena kekalahan pihak sekutu dan
melemahkan kekuatan mereka sehingga posisinya semakin terdesak di wilayah
Indonesia, Pasukan militer dan pejuang rakyat Indonesia berhasil dalam upayanya
memukul mundur pihak sekutu dan NICA ke Semarang, juga berhasil merebut kembali
wilayah kedaulatan Indonesia. Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang dan
melepaskan kedudukan mereka di Ambarawa, Dampak pertempuran Ambarawa yang
berhasil tersebut membuat semangat juang di daerah – daerah lain di Indonesia
juga semakin berkobar tinggi, Pertempuran Ambarawa berhasil menambah semangat
rakyat untuk bergotong royong dan menumbuhkan semangat nasionalisme untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Mengenalkan strategi “Supit
Urang” yaitu siasat dalam mengepung musuh yang dilakukan secara serentak dari
dua sisi sekaligus, secara bersamaan dan langsung, TNI menjadikan tanggal 15
Desember sebagai Hari Infanteri atau Hari Juang Kartika sebagai dampak
pertempuran Ambarawa, </span><span lang="EN-GB"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">Sejarah Monumen Palagan Ambarawa</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> dibuat untuk mengenang pertempuran tersebut. Ketahui juga
mengenai </span><span lang="EN-GB"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">sejarah museum Ambarawa</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> yang tadinya berupa
stasiun kereta api militer.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_edn7" name="_ednref7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;">Dampak
Negatif Pertempuran Ambarawa:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Banyaknya
pejuang dari pihak Indonesia yang kehilangan nyawa sebagaimana yang terjadi
dalam setiap pertempuran adalah dampak pertempuran Ambarawa yang negative,
Peristiwa gugurnya Letkol Isdiman Suryokusumo karena serangan dari pesawat
Mustang, yang mengakibatkannya terluka di bagian paha dan wafat dalam
perjalanan menuju ke rumah sakit. Ia adalah salah satu orang kepercayaan
Kolonel Sudirman pada saat pertempuran itu terjadi, Dampak dari pertempuran
Ambarawa yang negatif adalah bahwa pada saat itu keamanan rakyat setempat
terancam, begitu juga dengan rakyat di Magelang dan juga memakan korban
penduduk sipil, Terhentinya aktivitas perekonomian dan kehidupan sosial di
wilayah pertempuran sebagai dampak pertempuran Ambarawa, yang bisa dilakukan
oleh penduduk hanya mencari perlindungan dari pertempuran tersebut.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0cm; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;"><br /></span></p>
<p style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-GB" style="mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB">Pertempuran
Ambarawa atau palanagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat
terhadap sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah
atau dikenal juga sebagai pertempuran Ambarawa yang berlangsung sejak tanggal
20 oktober <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hingga 15 Desember 1945.
Pertempuran itu terjadi karena datangnya pasukan sekutu yang diboncengi oleh
pasukan NICA. <o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Tanggal<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell
mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang
yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA.
Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr
Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi
kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu
kedaulatan Republik Indonesia. Pada tanggal 23 November 1945 ketika matahari
mulai muncul, mulai baku tembak dengan pasukan Sekutu yang selamat di gereja
Belanda dan kompleks kerkhop di Jl. Margo Agoeng. Pasukan Indonesia terdiri
dari Yon. Imam Adrongi, Yon. Suharto dan Yon. Soegeng. Pasukan Sekutu
mengerahkan tahanan Jepang dengan tank yang diperkuat, menyusup ke kursi
Indonesia dari belakang, oleh karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.<o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Pada 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman
mengadakan pertemuan dengan Komandan dan Tentara Sektor TKR. Pada 12 Desember
1945 pukul 4.30 pagi, serangan dimulai. Pembukaan serangan dimulai dengan
menembak pertama kali, kemudian diikuti oleh penembak karabin. Pertempuran
pecah di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa
dikendalikan oleh unit TKR. Pertempuran Ambarawa sangat sengit. Kol. Sudirman
segera memimpin pasukannya untuk menggunakan taktik gelar supit urang, atau
pengepungan ganda di kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung. Pasokan
dan komunikasi dengan kekuatan utama sepenuhnya terputus. Setelah berjuang
selama 4 hari, pada 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia
berhasil membawa Ambarawa dan Sekutu kembali ke Semarang.</span><span lang="EN-GB"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-indent: -49.65pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Indah
Tjahjawulan<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. Peperangan dan Serangan</i>.
Kementerian dan Pendidikan Republik Indonesia. Jakarta. 2017. Hal. 74</span></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Ibid., hlm 75</span></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kementerian pendidikan
dan kebudayaan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK Kelas IX Semester 2</i>. Kementerian pendidkan dan kebudayaan.
Jakarta. 2014. Hal. 142</span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Reporter satu. “
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertempuran Ambarawa, perjuangan
Indonesia Belanda di tanah Ambarawa.</i>”, </span><span lang="EN-GB"><a href="https://www.google.com/search?q=PERTEMPURAN+AMBARAWA&safe=strict&sxsrf=ALeKk00Z0_f6wrVk0yfaozUgzz8A4MwSug:1606742972200&ei=vPPEX8jYC9QPemZSwba&start=10&sa=N&VED=2AHuKEwjlpumAsKrtAhVYWHOKHd4MBUYQ8tMDegQIBRAI&iw=1366&bih=659"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://www.google.com/search?q=PERTEMPURAN+AMBARAWA&safe=strict&sxsrf=ALeKk00Z0_f6wrVk0yfaozUgzz8A4MwSug:1606742972200&ei=vPPEX8jYC9QPemZSwba&start=10&sa=N&VED=2AHuKEwjlpumAsKrtAhVYWHOKHd4MBUYQ8tMDegQIBRAI&iw=1366&bih=659</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Diakses 30 November 2020.</span></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Indah
Tjahjawulan, op.cit. hlm 79</span></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Devita Retno. “
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">12 Dampak Pertempuran Ambarawa bagi
Indonesia</i>.” , </span><span lang="EN-GB"><a href="https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-pertempuran-ambarawa"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-decoration: none;">https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-pertempuran-ambarawa</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Diakses 30 November 2020.</span></span></p>
</div>
<div id="edn7" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERTEMPURAN_AMBARAWA.docx#_ednref7" name="_edn7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-GB" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="color: #cccccc;">Ibid., hlm 1</span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Daftar Pustaka</span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Devita Retno. “ <i>12 Dampak
Pertempuran Ambarawa Bagi Indonesia. “</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">(</span><span lang="EN-GB"><a href="https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-pertempuran-ambarawa"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-pertempuran-ambarawa</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">) . </span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Indah Tjahjawulan. 2017. <i>Peperangan
dan serangan.</i> Kementrian dan pendidikan kebudayaan Republik Indonesia.
Jakarta.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kementerian pendidikan dan
kebudayaan. 2014. Sejarah Indonsesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas IX semester 2.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Jakarta.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Reporter satu. “ <i>Pertempuran
Ambarwa, perjuangan Indonesia Belanda di tanah Ambarawa.” </i></span><span lang="EN-GB"><a href="https://www.google.com/search?q=PERTEMPURAN+AMBARAWA&safe=strict&sxsrf=ALeKk00ZO_f6wrVk0yfaozUgzz8A4mWsUg:1606742972200&ei=vPPEX8jYC9iw9QPemZSwBA&start=10&sa=N&ved=2ahUKEwjIpumAsKrtAhVYWH0KHd4MBUYQ8tMDegQIBRA1&biw=1366&bih=659"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">https://www.google.com/search?q=PERTEMPURAN+AMBARAWA&safe=strict&sxsrf=ALeKk00ZO_f6wrVk0yfaozUgzz8A4mWsUg:1606742972200&ei=vPPEX8jYC9iw9QPemZSwBA&start=10&sa=N&ved=2ahUKEwjIpumAsKrtAhVYWH0KHd4MBUYQ8tMDegQIBRA1&biw=1366&bih=659</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-85905726556978804022020-12-30T10:18:00.000+07:002020-12-30T10:18:00.836+07:00PERAN NEW ZEALAND DALAM PAKTA ANZUS<p><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Susan Fakhirah</span></p><div class="WordSection1">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br /></p></div>
<div class="WordSection2">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Anzus merupakan organisasi persekutuan antara tiga negara
yaitu Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat guna menghambat persebaran
komunis di kawasan Australia dan Oceania dengan mengembangkan forward defense
strategy. Organisasi pertahanan internasional ini dibuat pada saat masa perang
dingin, yaitu saat dimana kekuatan komunis China meningkat dan menimbulkan
ketidakstabilan dimana-mana. Saat ini, Anzus beroperasi dengan tujuan untuk
menjaga relevansi lingkungan yang terhindar dari ancaman para teroris. Awal
mula dari berdirinya organisasi ini selain karena ancaman komunis juga
hilangnya kepercayaan Australia terhadap Inggris yang bisa menjaga keamanan dan
pertahanan negaranya.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<div class="WordSection3">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">New Zealand dan Australia merupakan negara dibawah
perlindungan pemerintahan Inggris pada saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Selama berlangsungnya PD I dan PD II, New Zealand dan Australia mendapat
perhatian dan perlindungan yang baik dari pemerintah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Inggris. Namun seiring berjalannya peperangan
yang terjadi di wilayah Asia dan Eropa, kedua negara ini pun lama kelamaan
tidak lagi mendapatkan perhatian dan perlindungan yang memuaskan dari Inggris.
Hal inilah yang membuat New Zealand dan Australia menjalin hubungan kerjasama
sebagai negara tetangga yang senasib, dan mulai memikirkan keamanan negaranya dan
mencari perlindungan dari negara lain. <span></span></span></p><a name='more'></a><p></p></div>
<div class="WordSection4">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah berakhirnya PD I dan PD II, muncul sebuah
konflik yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dikenal dengan
nama Perang Dingin. Perang ini membawa perubahan dalam bidang pertahanan dan
keamaanan bagi Australia dan New Zealand. Selama Perang Dingin berlangsung
Australia dan New Zealand terus aktif dalam mencari aliansi untuk keamanan
negaranya. Melihat potensi Amerika Serikat yang merupakan negara dengan potensi
yang sangat baik untuk pertahanan dan keamanan New Zealand dan Australia. Maka
dari itu, segala upaya yang dilakukan oleh Australia dan New Zealand dalam mencari
aliansi pertahanan dan keamanan negaranya membuahkan sebuah perjanjian antara
Australia, New Zealand dan Amerika Serikat yang dikenal dengan nama United
States Security Treaty (ANZUS atau Pakta ANZUS) yang dibentuk pada tanggal 1 September
1951 di San Fransisco.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<div class="WordSection5">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Tujuan pembentukan Anzus ini merupakan untuk melakukan
pembendungan komunis pada bidang militer. Selain itu, tujuan dibentuknya Anzus
juga untuk menjaga wilayah territorial masing-masing negara anggota dari
berbagai ancaman luar yang bisa muncul. Dalam pembentukan Anzus yang memegang
peran paling penting ialah Australia. Yang mana Australia merupakan negara yang
mempunyai ide awal untuk membentuk pakta ini. Alasan Australia mempelopori
pembentukan Anzus karena </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">merasa
negaranya membutuhkan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dukungan militer yang kuat dan Amerika Serikat
dianggap sebagai pelindungnya</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Alasan
tersebut sama seperti New Zealand, sebagai negara yang mempunyai nasib seperti
Australia. Australia mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">New Zealand
yaitu Frederick W Doidge</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> <span lang="EN-US">dalam pembentukan Pakta Anzus. Keterlibatan
New Zealand dalam Anzus dapat di lihat dari keterlibatannya dalam beberapa
permasalahan di kawasan Asia. Yang didasarkan oleh keterlibatan sekutunya yaitu
Amerika Serikat. Sehingga New Zealand turut terlibat dalam beberapa perang,
seperti Perang Vietnam dan Perang Korea. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Amerika Serikat terlibat dalam Perang Korea. Amerika
Serikat berada pada pihak Korea Selatan yang berperang melawan Korea Utara. New
Zealand sebagai negara sekutunya ikut serta dalam perang tersebut. New Zealand
terlibat secara langsung dalam bidang militer pada perang tesebut. New Zealand
mengirimkan 2000 prajurit ke Korea sebagai bentuk ekspresi dari anti komunis.
Hal ini menjadi kesempatan bagi New Zealand dalam menunjukkan kesetiannya
terhadap ANZUS.</span></p></div>
<div class="WordSection6">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Keterlibatan New Zealand dalam Perang Vietnam sangat
kontroversial. New Zealand memutuskan untuk mengirim pasukan ke Vietnam pada
tahun 1964 karena pertimbangan Perang Dingin dan aliansi. Potensi efek
merugikan pada aliansi ANZUS karena tidak mendukung Amerika Serikat (dan Australia)
di Vietnam adalah kuncinya. Itu juga menjunjung tinggi kepentingan nasional New
Zealand untuk melawan komunisme di Asia Tenggara. Keterlibatan awal New Zealand
dalam perang Vietnam sangat dipertimbangkan dengan cermat oleh Perdana Menteri
Keith Holyoake.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<div class="WordSection7">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Keterlibatan
New Zealand dalam Perang Vietnam sangat berbeda dengan Australia. Ketika
Australia dengan antusias memberi bantuan-bantuan selama Perang Vietnam
berlangsung, New Zealand sebagai negara yang berada satu aliansi dengan Amerika
Serika, memberikan bantuan ketika mereka mendapat tekanan dari Amerika Serikat.
Namun keterlibatan New Zealand dalam Perang Vietnam mendapat protes dari dalam
negeri, karena masyarakat New Zealand berpandangan bahwa masuknya New Zealand
dalam ANZUS untuk menjaga pertahanan dan keamanan negaranya bukan untuk
terlibat dalam peperangan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Banyaknya protes dan demo ini membuat New Zealand
berhenti terlibat dalam perang tersebut</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menarik pasukannya kembali</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> pada tahun 197</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">1</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.</span></p></div>
<div class="WordSection8">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak
hanya </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">soal </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">peperangan saja, demi menjaga hubungan baik</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> antar </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">negara anggota Pakta ANZUS </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">maka </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">diadakanlah pertemuan dewan ANZUS setiap tahun.
Pertemuan ini ber</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">tujuan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> untuk saling
bertukar pendapat dan pandangan mengenai gejolak politik yang sedang terjadi.
Dalam menjaga stabilitas keamanan negara-negara anggotanya khususnya dikawasan
Pasifik, maka Amerika Serikat mendirikan fasilitas-fasilitas yang berguna untuk
memantau perkembangan di Pasifik.</span><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<div class="WordSection9">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Keterlibatan New Zealand dalam Pakta ANZUS menimbulkan
dampak yaitu ketidaksetujuan Inggris terhadap hal tersebut. Hal ini terjadi
karena Inggris merasa bahwa perjanjian ini dapat membuat hubungan antara
Inggris dan New Zealand menjadi renggang. Sehingga New Zealand berinisiatif
untuk mengajak Inggris bergabung ke dalam Pakta ANZUS, namun ide New Zealand
ini tidak disetujui oleh Amerika Serikat. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Penolakan Amerika Serikat terhadap ide yang diajukan
oleh New Zealand tidak memudarkan hubungan antara Inggris dan New Zealand.
Penolakan ini menjadi salah satu latar belakang terbentuknya SEATO. Dibentuknya
SEATO ialah untuk menangkal gerakan anti komunis, yang beranggotakan Inggris,
New Zealand, Australia, Malaysia dan Singapura. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p></div>
<div class="WordSection10">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Hubungan New Zealand dalam Pakta ANZUS berlangsung
sangat baik. Namun, pada pertengahan 80-an hubungan New Zealand dalam Pakta
ANZUS mulai memburuk. Pada tahun 1984 David Lange dari partai buruh New Zealand
memenangkan pemilu dan membuat suatu kebijakan yaitu kebijakan untuk keamanan
New Zealand bebas nuklir dan mencegah adanya senjata pemusnah yang masuk
melalui kapal ke New Zealand.</span></p></div>
<div class="WordSection11">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Sementara Amerika Serikat sebagai negara yang
melindungi pertahanan dan keamanan New Zealand tidak setuju dengan adanya kebijakan
tersebut. Namun partai buruh tetap kekeh untuk menerapkan kebijakan anti nuklir
di New Zealand. Hal ini dapat dilihat ketika kapal perang Amerika Serikat ingin
memasuki pelabuhan New Zealand, dengan teguh New Zealand menolak untuk memberi
izin kapal perang tersebut untuk berlabuh. Kejadian ini membuat hubungan antara
Amerika Serikat dengan New Zealand menjadi buruk.</span></p></div>
<div class="WordSection12">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Menteri pertahanan New Zealand yakni Cespar Weinberger
mengatakan bahwa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kejadian ini merupakan
sebuah serangan terhadap aliansi. Namun bagi mereka (New<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Zealand) ini bukanlah menjadi hal yang
terlalu penting, bahkan New Zealand tetap untuk membuat sebuah peraturan
perundang undangan yang akan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>memperkuat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>status<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bebas nuklirnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>secara<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>hukum<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>membutuhkan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>agar perdana<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menterinya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dapat<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>menjamin secara public status bebas nuklir dari setiap kapal perang atau
kapal pengangkut nuklir dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>senjata pemusnah
massal lainnya yang masuk ke dalam wilayah New Zealand.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Atas keteguhan sikap New Zealand yang tetap
mempertahankan kebijakan anti nuklir, secara resmi pada tahun 1985 New Zealand
mengundurkan diri dari Pakta ANZUS dan mengeluarkan undang-undang anti nuklir
pada tahun 1987. Keluarnya New Zealand dari Pakta ANZUS tidak membuat pakta ini
runtuh begitu saja. Amerika Serikat tetap menjalin hubungan kerjasama yang baik
dengan Australia. Setelah keluarnya New Zealand dari Pakta ANZUS, Amerika
Serikat dan Australia membentuk hubungan kerjasama yang baru dengan nama AUS.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II,
Inggris sebagai negara yang melindungi New Zealand dan Australia tidak lagi
memberikan perhatian lebih kepada kedua negara tersebut. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya konflik yang terjadi di wilayah Asia dan Eropa. Karena New
Zealand dan Australia adalah negara yang memiliki nasib yang sama, akhirnya
kedua negara ini berupaya mencari negara aliansi yang mampu melindungi
pertahanan dan keamanan negaranya dari berbagi serangan dari luar. Saat
terjadinya Perang Dingin yang melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Australia
melihat potensi yang baik pada Amerika Serikat untuk pertahanan dan keamanan
untuk Australia dan New Zealand. Akhirnya dibentuklah sebuah perjanjian pada
tanggal 1 September 1951 di San Fransisco yang melibatkan Australia, New
Zealand dan Amerika Serikat yang bernama Pakta ANZUS.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">New Zealand banyak memberikan kontribusi yang baik
dalam Pakta ANZUS. Kontribusi yang diberikan oleh New Zealand dapat dilihat
dari beberapa keikutsertaan New Zealand ke dalam perang yang melibatkan Amerika
Serikat. Perang yang diikuti oleh New Zealand ialah Perang Korea dan Perang
Vietnam dengan mengirimkan pasukannya ke dalam perang tersebut. Menjadi bagian
dari ANZUS menimbulkan berbagai dampak bagi New Zealand. Salah satu dampak
tersebut ialah tidak setujunya Inggris dengan masuknya New Zealand ke dalam
ANZUS. Hal ini membuat kekhawatiran Inggris akan hubungannya dengan New
Zealand. Keterlibatan New Zealand dalam Pakta ANZUS berlangsung selama 34
tahun. Sebelum akhirnya New Zealand mengundurkan diri dari Pakta ANZUS karena
kebijakan anti nuklir yang dibuat oleh David Lange dari partai buruh New
Zealand dan membuat hubungan antara Amerika Serikat dengan New Zealand menjadi
tidak baik. Dan resmi pada tahun 1985 New Zealand keluar dari Pakta ANZUS.<o:p></o:p></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kelas Pintar. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Apa
yang kamu ketahui tentang ANZUS</i>. </span><a href="https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-yang-kamu-ketahui-tentang-anzus-6470/#:~:text=ANZUS%20merupakan%20organisasi%20persekutuan%20antara,dengan%20mengembangkan%20forward%20defense%20strategy"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-yang-kamu-ketahui-tentang-anzus-6470/#:~:text=ANZUS%20merupakan%20organisasi%20persekutuan%20antara,dengan%20mengembangkan%20forward%20defense%20strategy</span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Diakses 23 November 2020.</span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Fathurrahman. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Alasan
Selandia Baru Mendukung Kebijakan AMIS.</i> Jurnal Ilmu Hubungan Internasional.
Vol. 6, No. 4,2018. Hal. 1463.</span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Selandia
Baru dalam Perang Vietnam.</i> </span><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/New_Zealand_in_the_Vietnam_War"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">https://en.wikipedia.org/wiki/New_Zealand_in_the_Vietnam_War</span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Diakses pada 24 November 2020.</span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dewi Sinta</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Peran New
Zealand dalam Pakta Anzus (Australia, New Zealand, United States) Tahun
1954-1985.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Other thesis. Universitas Pendidikan Indonesia. 2015</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">.</span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PERAN%20NEW%20ZEALAND%20DALAM%20PAKTA%20ANZUS.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 106%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Selly Dwi Suryanti. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keluarnya New Zealand Sebagai Keanggotaan ANZUS 1985. </i>Ejurnal
Hubungan Internasional Universitas Udayana. Vol. 1, No. 1. Hal. 11.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: center;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Dewi Sinta. Peran New
Zealand dalam Pakta Anzus (Australia, New Zealand, United States) Tahun
1954-1985. Other thesis. Universitas Pendidikan Indonesia. 2015.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Fathurrahman. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Alasan Selandia Baru Mendukung Kebijakan
AMIS.</i> Jurnal Ilmu Hubungan Internasional. Vol. 6, No. 4, September 2018.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kelas Pintar. Apa yang kamu
ketahui tentang ANZUS. </span><a href="https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-yang-kamu-ketahui-tentang-anzus-6470/#:~:text=ANZUS%20merupakan%20organisasi%20persekutuan%20antara,dengan%20mengembangkan%20forward%20defense%20strategy"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-yang-kamu-ketahui-tentang-anzus-6470/#:~:text=ANZUS%20merupakan%20organisasi%20persekutuan%20antara,dengan%20mengembangkan%20forward%20defense%20strategy</span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Diakses 23 November<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>2020.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Selly Dwi Suryanti. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keluarnya New Zealand Sebagai Keanggotaan
ANZUS 1985. </i>Ejurnal Hubungan Internasional Universitas Udayana. Vol. 1, No.
1, 2012.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Selandia Baru dalam Perang Vietnam.</i> </span><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/New_Zealand_in_the_Vietnam_War"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://en.wikipedia.org/wiki/New_Zealand_in_the_Vietnam_War</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Diakses pada 24 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-54343152350228247882020-12-27T20:05:00.001+07:002020-12-27T20:05:13.182+07:00JALUR PERDAGANGAN NEGARA AUSTRALIA<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Rifka Anjelina Ginting</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia adalah sebuah negara yang
terletak di benua Australia dan juga merupakan satu-satunya negara yang berada
di benua terkecil di Indonesia. Dimana Australia ini juga berbatasan laut
dengan kepulauan Solomon dan vanuatu yang berada di sebelah timur laut. Pada
tahun 1606, di mana benua Australia ini ditemukan oleh seorang penjelajah
Belanda yang bernama William Jansz, sehingga ini ini telah dihuni oleh para
penduduk Etnis dan Asli (Aborigi) sejak<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>40.000 tahun yang lalu. Dimana Elkin mengatakan bahwa Australia belum
mengalami perubahan dalam kehidupan mereka, dimana para penduduk Australia
masih hidup dalam Zaman Batu yang di sebut Food Gethering. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Maka dari itu para penjelajah Belanda
datang kembali ke Australia memiliki tujuan untuk bisa mengubah perkembangan
kehidupan para penduduk Etnis dan Aborigin di Australia dan juga perkembang
penduduk Australia. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sebelum kedatangan para penjajahan Belanda tiba di
Australia, dimana suku Aborgin ini sudah terlebih dahulu menjalin kerja sama
dengan bangsa Asia sebelum datang nya bangsa </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Bar</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">at untuk mela</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">kuk</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">n</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> pelayaran di Australia. Tiba nya para penjajahan Belanda di Australia,
Belanda akhirnya mengundang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>para</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Pelayaran Bangsa Portugis & Spanyol, Pelayaran Orang Belanda, dan Pelayaran
inggris</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> datang ke Australia untuk dapat melalukan jalur
perdagangan di berbagai bangsa yang bera</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">d</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">a di Australia, serta juga mengajak mereka melakukan kerja sama agar bisa menguasai
jalur perdagangan dan untuk bisa memenuhi kebutuhan barang dagang serta juga
untuk kepentingan ekonomi </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">serta juga bisa mengembangkan kehidupan
para penduduk Etnis dan Aborigin. Hubungan kerja sama ini lakukan dengan waktu
yang berbeda dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tujuan yang berbeda dan
juga para pemimpin yang berbeda.<span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Berikut ini
penjelasan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dan
tujuan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> kedatangan para pelayaran-pelayaran dari berbagai negara
ke Australia, yaitu:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">1.
Pelayaran Bangsa Portugis & Spanyol<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sampai akhir
abad ke 15, dimana orang Eropa masih memiliki pendapat berbeda tentang bentuk
muka dan bumi. Tokoh yang terkenal menyatakan bumi ini bulat adalah Ptolemy.
Ptolemy mengatakan bahwa di sebelah selatan khatulistiwa ada terdapat daratan
yang luas untuk mengimbangi daratan-daratan yang berbeda di sebelah utaranya.
Letaknya tidak diketahui secara pasti. Ptolemy menyebutkan Terra Australis
Incognita (daratan Selatan yang belum dikenal. Adapun para tokoh agama
menyatakan bahwa bumi berbentuk rata).<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Jadi dapat di simpulkan bahwa : Pada akhir abad ke 16, orang Eropa belom
mengetahui sedikitpun tentang benua Australia, serta para pihak ilmuan dan
agama sama-sama belum mengetahui Australia yang sebenarnya. Selama pada abad ke
15 dan 16 suatu rangkaian peristiwa penting membuka jalan laut baru dari Eropa
ke dunia timur dan daerah-daerah baru. Keberhasilan Bartholomeus Diaz mencapai
Tanjung pengharapan, disusul Vasco Da Gama yang mencapai India (1948) membuka
jalan baru ke dunia timur.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Garis
pelayaran eropa meliputi Eropa, Tanjung pengharapan, pantai Afrika sampai ke
Ormuz, India, Malaka dan Maluku.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a>
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">2.
Pelayaran Orang Belanda </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ketika Spanyol dapat menguasai Portugis
dan sengaja menutup pelabuhan Lisbon bagi para pedagang belanda, timbulah
semangat dan tekad untuk menemukan pusat rempah-rempah yang mereka butuhkan.
Pada tahun 1595 beberapa kapal belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman
berlayar menuju pusat penghasil rempah-rempah dan pada tahun 1596 tiba di
pelabuhan Banten Jawa dan telah menduduki Maluku. Keberhasilan Cornelis de
Houtman yang telah melewati Selat Sunda, merupakan langkah maju untuk
mendapatkan daratan Australia. Setelah Belanda berkedudukan di Indonesia
khususnya di Pulau Jawa dan Maluku maka mulailah usaha-usaha dilakukan dengan
mengadakan eksplorasi untuk dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Mereka segera berusaha untuk mencari daratan selatan dalam rangka mencari
keuntungan yang lebih besar lagi. Mereka melakukan penyeledikan, pemetaan,
mempublikasikan, lalu diantara beberapa penemuan dihubungkan sehingga hasilnya
merupakan garis besar pantai utara dan barat benua Australia. Pada abad ke XVII
dibawah pimpinan Willem Jansz dengan kapal Duyfaken berangkat dari Belanda
untuk menyelidiki benua yang ada di kutub selatan. Dalam rangka pelayarannya
Willem Jansz tersebut memotong selat Torres menuju ke Semenanjung York.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Dimana pada saat ini Willem Jansz ini memiliki tujuan, yang mana tujuan nya
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">adalah
ingin menemukan daerah yang disebut Nova Guinea atau New Guinea sebuah daerah
yang banyak emasnya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> yang berada di Semenanjung York</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> Pada </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tahun
1616</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Dirk Hartog </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">datang ke Semanjung York </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">dengan kapal Eendracht </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">yanga </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">menemukan
kepulauan dengan menulusuri jalan yang pernah dilalui oleh Kapten Brouwer.</span><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Atas dasar
pengalaman yang dialami oleh Dirk Hartog tersebut, sehingga orang belanda dan
orang lainnya tertarik untuk berambisi ingin menemukan Terra Australia
Incognito. Adapun kepulauan yang pernah disinggahi Dirk Hartog tersebut
sekarang disebut Hartogs Island. Dimana </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hendrik Brouwer
kebetulan menemukan jalan laut baru untuk mencapai pulau Jawa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> yang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
telah diikuti oelh Dirk Hartog.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> Dimana</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> rute pelayaran
Brouwer, dimana Dirk Hartog bisa mencapai pantai barat Australia dan mendarat
di pulau Hartogs Island, sehingga kapal Belanda yang berlayar ke Indonesia.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">3.
Pelayaran Inggris<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada tahun 1688, dimana benua Australia
mendapat kunjungan bajak laut Inggris yang bernama William Campier. Rombongan
ini mendarat di Melville Island. Setelah William Dampier kembali ke Inggris,
iya menerbitkan tulisan tentang pelayaran ke Australia. gimana tulisan ini
dipakai oleh pemerintah Inggris untuk mencari suatu pulau yang bisa membendung
kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1699, pemerintah Inggris menugaskan
Dampier untuk menyelidiki New Holland (Australia). Pada tanggal 6 Agustus 1699,
dimana Dampier berhasil mendarat di Shark's Bay. Pada tahun 1769, ahli
Astronomi Inggris memperkirakan akan terjadi Transit Of Venus. Royal Society Of
London menghendaki agar dilakukan pengamatan secara teliti. Oleh karena
peristiwa itu hanya bisa diamati dari lautan Selatan, maka Royal Society
meminta kesediaan angkatan laut Inggris untuk memberangkatkan peneliti ke
Australia. Untuk pimpinan ekspedisi Royal Society ini dipilih James Cook. Pada
pada hakekatnya Cook tidak menemukan Australia, bangsa bulan dalam yang pantas
mendapat kehormatan untuk itu. akan tetapi penemuan Cook yang membuka jalan
untuk dapat menyelesaikan teka-teki yang dibuat oleh Belanda namun mereka tidak
berhasil memecahkannya.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penemuan Cook sangat berarti,
laporan-laporan mereka tentang daerah New South Wales menimbulkan kesan yang
sangat berbeda dengan kesan pemimpin VOC setelah menerima laporan ekspedisi
Tasman. Laporan Cook beserta rombongan yang akhirnnya mendorong pemerintah
Inggris untuk melakukan kolonisasi di Australia. Setelah James Cook berhasil
menemukan benua Australia maka ia mendapatkan julukan Columbus Australia. Memang
pada hakekatnya orang Belanda adalah orang Eropa pertama yang menemukan
Australia, tetapi dunia mengakui bahwa yang berhasil menemukan Australia adalah
James Cook. Mengapa bisa demikian?. Setelah diselidiki ternyata James Cook
adalah orang pertama Eropa yang menancapkan Bendera Inggris sekaligus mengklaim
daerah tersebut termasuk kekuasaan bangsanya dan menemukan daerah-daerah
penting. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Atas kehadiran para pelayaran
tersebut, dimana penduduk Australia telah berhasil mengalami perkembangan
kehidupan dan perubahan politik yang lebih maju lagi. Sehingga Australia kini
menjadi bahan rebutan para pelaut yang di jadi kan sebagai jalur perdagangan,
yang mana Australia ini merupakan negara maju dalam perdagangan mau pun
pertukaran perdagangan. Bahkan Australia juga memiliki nilai perekenomian
perdagangan yang sangat tinggi sekali, dan juga memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sejak dari itu lah daerah barat
Australia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sering menjadi daerah yang
dilalui bangsa Belanda untuk ke Indonesia. Keberhasilan bangsa belanda ke
Indonesia menjadi penanda bagi penemuan benua Australia. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Pada pertengahan abad ke-18, para pelaut-pelaut dari Makassar menyeberangi
Lautan Arafura yang setiap tahun untuk berdagang dengan orang asli Australia,
khususnya untuk teripang mutiara dan cangkang kura-kura yang akan dijual ke
pasaran besar di Tiongkok dan Jepang sebelum terjadinya Perang Dunia Kedua.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Kesimpulan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Jadi
kesimpulannya adalah Australia merupakan sebuah negara yang terletak di benua
Australia dan juga merupakan satu-satunya negara yang berada di benua terkecil
di Indonesia. Dimana Australia ini juga berbatasan laut dengan kepulauan
Solomon dan vanuatu yang berada di sebelah timur laut, di mana Australia ini
sangat bagus untuk dijadikan sebagai jalur perdangangan ke berbagai bangsa
Eropa mau pun Asia. Karena Australia ini merupakan negara maju dalam
perdagangan mau pun <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam perekonomian
yang sangat tinggi dan juga sangat elastis. Sehingga para Pelayaran Bangsa
Spanyol & Portugis, Pelayaran Belanda, dan Pelayaran Inggris akhirnya
tertarik untuk menjelajah Benua Australia yang dijadikan sebagai Jalur
Perdagangan Negara Australia ke berbagai negara mau pun bangsa. Sehingga Pelayaran
Inggris melakukan pengiriman rempa-rempa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Maka
dari itu, India sem</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">kin yakin dan tertarik untuk menjalinkan
hubungan kerja sama dengan Australia yang merupakan negara maju dalam
perdagangan mau pun perekenomian. Dengan seiringnya waktu, Australia kini telah
berhasil menduduki urutan yang ke-19 dan juga memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak. <o:p></o:p></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Dickson. "Profil
Negara Australia.", 2020. https://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-australia/.
Diakses 2 Desember 2020. </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Asril. <i>Sejarah
Australia dan Oceania</i>. FKIP . Universitas Riau Pekanbaru. 2019. Hal. 17-20</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Anggar Kaswati. Peran Orang
Portugis Dan Pengaruh Terhadap Penemuan Benua Australia 1770. Jurnal Ilmiah Kependidikan,
Vol. 18, No 2, Oktober 2019. Hal.21.</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/JALUR%20PERDAGANGAN%20AUSTRALIA-2.doc#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-language: ZH-CN;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Asril. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Australia dan Oceania</i>. FKIP . Universitas
Riau Pekanbaru. 2019. Hal. 27-32</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span> </p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;">Daftar
Pustaka </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span lang="EN-US">Anggar Kaswati. Peran Orang Portugis Dan Pengaruh Terhadap Penemuan
Benua Australia 1770. Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 18, No 2, Oktober 2019.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;">Asril. 2019.Sejarah Australia dan Oceania. FKIP
Universitas Riau. Pekanbaru.</span></i></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dickson.
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">"Profil Negara Australia." https</i>://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-australia/.
</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-43599141572117617122020-12-27T19:05:00.001+07:002020-12-27T19:05:26.274+07:00Pembantaian Myall Creek<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Dwi Rahmadhany Tan Agma</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pembantaian
Myall Creek ialah yang melibatkan pembunuhan dua puluh delapan
orang Pribumi Australia yang tidak bersenjata oleh dua belas kolonis
pada tanggal 10 Juni 1838 di Myall Creek dekat Sungai Gwydir ,
di utara New South Wales. Ketika setelah dua persidangan, tujuh dari
dua belas penjajah dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan
digantung. Satu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pemukim John
Fleming menghindari penangkapan dan tidak pernah diadili dan empat tidak pernah
diadili ulang menyusul putusan tidak bersalah dari persidangan yang
pertama. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pembantaian
Myall Creek bukanlah pembantaian pertama dan terakhir orang Aborigin di
Australia, tetapi persidangan Mahkamah Agung NSW yang menyusul menjadi preseden
yudisial. Namun, sikap terhadap pembantaian tersebut membutuhkan waktu
lebih lama untuk berubah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Myaal
creek adalah seorang sinekdoche kekerasan pearbatasan dan titik balik dalam
perjuangan antara lobi kemanusiaan Inggris yang kuat kepentingan pemukim.
Gurbernur Gipps berusaha untuk menjalankan kebijakan yang mengakui kepemilikan
pribumi atas tanah,selama dekade kekerasan aborgin diskriminasi dan yurisdiksi
Inggris digunakan sebagai teknologi kedaulatan atas colonial wilayah. Dalam
moment sejarah colonial ini konflik yang meningkat antara pemungkiman dan orang
aborgin telah mencapai puncaknya pembantaian Myall Creek yang mengerikan pada bulan
Juni 1838,peristiwa ini dimana orang pekerja ternak membunuh sekitar 33 orang
Weraerai,sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Mengumpulkan
mereka,mengikat mereka dengan tali kemudia membawa mereka ke dasar sungai
dimana mereka dibacok atau dipukuli sampai mati dan kemudian dipenggal termasuk
anak-anak.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]<span></span></span></span></span></span></a></span></p><a name='more'></a><!--[endif]--><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tahun
1836 merupakan tahun yang sangat berdarah di New SouthWales,orang orang di
Aborgin di dataran utara dikepung secara intens dari perambah dan narapidana
yang pindah ke wilayah mereka. Ketakutan dan kemarahan diperburuk pada bulan
oktober dengan datangnya berita yang mengungkap pembunuhan dari perlakuan burk
terhadap para penyintas dari Kastil Strling di Pulau Freser di Queensland dan
di Charles Eaton di Selat Torres dan bergabung dengan Oldham,hancur pada tahun
1832 dipasifik kecuali tujuh orang selamat dibantai dan sisinya
diperbudak,orang pribumi sebagai Kanibal biadab,dalam hal ini memicu balas
dendam dari penjajah dan banyak yang mendesak pemusnahan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
pembantaian ini ada sekitar 11 pekerja terdiri dari narapidana dan mantan
narapidana,sepuluh dari mereka orang eropa kulit putih yang ke 11 ada Jhon
Henry Fleming yang berasal dari Mungie Bundie Run . pada tanggal 9 Juni 1838
Myall Creek di New England tiba di Stasiun Henry Dangar.Mereka naik di gubuk
stasiun dan berkemah sekitar tiga puluh lima orang Aborgini mereka adalah
bagian dari kelompok Wirrayaraay milik orang Kamilaroi. Mereka berkemah selama
beberapa minggu setelah diundang oleh salah satu narapidana (Charles
Kilmeister),untuk datang ke stasiun mereka demi keselamatan dan perlindungan
mereka dari geng geng penjaga ternak perampok yang berkeliaran di pembantaian
distrik. Pada saat iu rombongan tersebut terdiri dari pria,wanita,dan anak-anak
lanjut usia yang sedang mempersiapkan kemah untuk bermalam. Orang orang
Aborigin ini sebelumnya pernah berkemah dengan damai di stasiun Mclntyre selama
berbulan bulan, karena itu, mereka terkenal dikalangan orang putih. Kebanyakan
dari mereka telah diberi nama Eropa seperti Daddy,King Sandy,Joey,Martha dan
Charley. Anak anak berbicar dengan sedikit memakai bahasa Inggris. Ketika para
penjaga masuk ke kamp mereka,mereka melarikan diri ke gubuk narapidana memohon
perlindungan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dan
ketika mereka ditanya oleh penjaga <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ditangkap oleh sekelompok bersenjata orang
kulit putih,diikat dengan tali dan berbaris ketempat terbuka dihutan dan
dibantai. Mereka ditembak dan dibacok sampai mati,tubuh mereka dipotong potong
dan dibakar. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Anak
anak berbicar dengan sedikit memakai bahasa Inggris. Ketika para penjaga masuk
ke kamp mereka,mereka melarikan diri ke gubuk narapidana memohon perlindungan.John
Russell mengatakan yang dilakukan oleh orang-orang Aborigin adalah membawa
mereka melewati barisan belakang dan menakuti nakuti mereka. Saat petugas
ternak memasuki gubuk mengikat mereka ke talitambatan panjangg dan membawa
mereka pergi dan membawa mereka kesebuah selokan di sisi punggung bukit sekitar
800 meter disebelah barat pondok stasiun. Disan mereka membantai semua kecuali
satu wanita yang mereka simpan bersama meeka salama bebrapa hari. Sekitar 28
orang yang mereka bunuh sebagian besar adalah wanita,anak,anak dan pria tua.
Sebagian besar orang dibantai dengan pedang karena Geogre Anderson yang menolak
untuk bergabung dalam pembantaian tersebut dan mendengar hanya ada dua tembaka.
Tidak seperti Anderson,Charles Kilmeister bergabung dengan pembantaian.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesaksian
kemudian diberikan dalam persidangan bahwa anak anak telah dipenggal sementara
laki laki dan perempuan dipaksa untuk lari sejauh mungkin diantara gudang dan
barisan pertenakan bersenjatakan pedang yang membacok mereka saat mereka lewat.
Setelah pembantaian tersebut,Flemming dang gengnya pergi mencari membunuh sisa
dari kelompok itu,yang telah pergi ke stasiun tetangga. Mereka gagal menemukan
orang abirgini lainya karena mereka telah kembali ke Myall malam itu dan pergi
setelah diperingatkan bahwa para pembunuh akan kembali. Saat pesta kembali ke
Myall dua hari kemudian,mereka memotong motong dan membakar mayatt sebelum
melanjutkan pencarian orang yang tersisa. Sepuluh orang pergi ke stasiun
Maclntyre dekat Inverell,40 KM ke timur, antara 30 dan 40 orang Aborigin
dilaporkan dibunuh dan tubuhnya dilempar kedalam api besar. Banyak yang menudka
bahwa pembantaian itu dilakukan oleh stockman yang sama.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ketika
manajer stasiun William Hoobbs kembali dan menemukan mayat-mayat itu,menghitung
hingga 28 dari mereka dibantai dia memutuskan untuk melaporkan kejadian itu
tetapi Kilmeister awalnya membujuk untuk tidak melakukannya. Hobbs membahasnya
dengan pengawas stasiun tetangga, Thomas Foster mengatakan kepada penghuni liar
Freserick Foot yang pergi ke Sydney untuk melaporkan kejadian ini kepad
gurbernur baru (George Gipps). Gipps memerintahkan hakim polisi Edward Denny
Day di Muswellbrook untuk menyelidiki pembantaian tersebut.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mereka
melakukan penyelidikan meskipun mayat telah dipindah dari lokasi pembantaian
dimana hany tersisa bebrapa potong tulang. Dia menangkap 11 dari dua belas
pelaku,satunya melarikan diri dia adalah satu satunya orang bebas yang
terlibat. Anderson berperan penting dalam mengidentifikasikan orang-orang yang
terlibat tetapi setelah mengetahui bahwa pembantaian itu telah direncanakan
lebih dari 1 minggu dan itu bertepatan dengan tidak adanya Hobbs,dia setuju
untuk mengidentifikasikan para pembunuh ke hakim.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Percobaan pertama<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tanggal 15 November 1838, sidang pertama diadakan di Mahkamah Agung NSW di
hadapan Ketua Mahkamah Agung Sir James Dowling dan juri dari 12
pemukim. Sidang pertama ditetapkan untuk menetapkan bahwa pembunuhan telah
dilakukan di Myall Creek dan bahwa terdakwa bersalah atas kejahatan ini.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penuntutan
berpusat di sekitar sisa-sisa kerangka pria dewasa Wirrayaraay yang sangat
tinggi yang dibakar, yang diidentifikasi sebagai ‘Ayah’. Yang disebut ‘Asosiasi
Hitam’, sekelompok pemilik tanah termasuk Dangar, mendanai tim pembela yang
tangguh untuk mewakili tersangka yang diadili. ‘Black Association’ diduga
melakukan program intimidasi dan menyarankan para juri untuk mangkir dari
pengadilan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
akhir persidangan, tidak ada saksi, seperti penjaga gubuk Myall Creek, George
Anderson, yang dapat bersumpah bahwa sisa-sisa tubuh besar itu adalah milik
Penatua Wirrayaraay, Ayah. Oleh karena itu, meskipun ada bukti yang
memberatkan, juri menyatakan kesebelas terdakwa tidak bersalah setelah kurang dari
20 menit pembahasan. Namun, Jaksa Agung Plunkett menyatakan tidak puas dengan
putusan tersebut dan menahan para narapidana di penjara menunggu persidangan
atas dakwaan baru dan menggunakan bukti yang berbeda, kali ini mendakwa
narapidana atas pembunuhan seorang anak Wirrayaraay.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pengacara
terdakwa telah menasihati kliennya untuk tetap diam selama persidangan, tetapi
Plunkett berharap bahwa mereka akan memberikan bukti yang menentang satu sama
lain ketika dibagi dan dengan demikian memisahkan mereka menjadi satu kelompok
yang terdiri dari tujuh dan empat lainnya.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Percobaan kedua<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mengingat
tingginya tingkat perhatian negatif yang diterima persidangan pertama di media,
semakin sulit mengumpulkan juri yang akan datang ke pengadilan apalagi tetap
tidak memihak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Memang,
perdebatan sengit terjadi di seluruh koloni, apakah pengadilan yang adil dapat
diadakan atau tidak. Pada tanggal 26 November persidangan ditunda untuk
memungkinkan pengacara terdakwa membaca dakwaan baru, dan keesokan harinya
terjadi perdebatan hukum tentang apakah para terdakwa dapat diadili kembali.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sidang
kedua secara resmi dimulai pada 29 November, namun sejumlah besar pria yang
dipanggil untuk menjadi juri tidak hadir. Plunkett meminta hakim untuk
mendenda mereka dengan kasar. Hukuman hingga £ 10 dikeluarkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kurangnya
anggota juri yang memadai membuat Sheriff Pengadilan ‘berdoa dongeng’, yang
berarti menyeret orang yang lewat di sekitar pengadilan. Setelah juri
penuh hadir, persidangan dimulai. Tujuh dari terdakwa diadili oleh hakim baru, William
Burton. Pada akhir sidang kedua, ketujuh orang itu dinyatakan bersalah dan
dijatuhi hukuman eksekusi di depan umum.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Meskipun
empat terdakwa yang tersisa (John Blake, James Lamb, George Palliser dan
Charles Toulouse) akan dituntut di pengadilan di mana Yintayintin akan
memberikan kesaksian sebagai saksi mata, hal ini tidak pernah terjadi -
Yintayintin menghilang secara misterius dan empat pelaku yang masih hidup
bebas. pada bulan Februari 1839.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanggapan social,politik dan hukum<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kasus
Myall Creek menyebabkan keributan yang signifikan di antara bagian-bagian
populasi dan pers,kadang-kadang bersuara mendukung para pelakunya. The Sydney
Herald sangat keras,menyatakan pada oktober 1838 bahwa seluruh kelompok hewan
kulit hitam tidak sebanding dengan uang yang harus dibayar oleh penjajah untuk
mencetak dokumen konyol yang telah kejam pada bulan November 1838 bahwa jika
orang Aborigin Australia yang disebut kanibal kotor dan brutal di New Holland
dan orang biadab yang ganas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pembantaian
Myall Creek sering disebut sebagai satu-satunya pembantaian di Australia
colonial di mana orang kulit putih dieksekusi. Namun,setidaknya ada satu kasus
sebelum Myaal Creek. Pada tahun 1820,dua narapidana,Jhon Kirby dan Jhon
Thompson berusaha melarikan diri dari koloni tetapi ditangkap oleh suku Aborgin
setempat dan kembali ke Newcastel.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">pembantaianMyall
Creek hanyalah yang terbaru dari banyak pembantaian yang terjadi di distrik itu
sekitar waktu itu. Seperti di tempat mereka dengan menusuk domba dan ternak
untuk makanan dan kadang-kadang menyerang gubuk para pertenak dan membunuh
orang kulit putih. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Didalam
bukunya,Blood on the Wattle,jurnalis perjalanan Bruce Elder mengatakan bahwa
penuntutan yang berhasil menghasilkan pakta diam menjadi praktik umum untuk
menghindari bukti yang cukup tersedia untuk penuntutan di masa mendatang. Efek
lain,seperti yang dilaporkan dua surat kabar Sydney adalah bahwa keracunan
Aborigin menjadi lebih umum karena jauh lebih aman. Banyak pembantaian tidak
dihukum karena praktik-praktik ini da nada menyebutkan ini adalah konspirasi
kebungkaman terjadi karena pembunuuhan orang Aborigin.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selama
bertahun-tahun telah terjadi beberapa perdebatan tentang lokasi pasti
pembantaian tersebut. Sebuah tradisi lisan yang berkembang di antara para
peternak yang bekerja di stasiun Myall Creek, bertahun-tahun setelah
pembantaian benar-benar terjadi, bahwa hal itu terjadi di sebuah tempat
penyimpanan di mana para Wirrayaraay dipimpin oleh para pengurus
ternak. Meskipun tradisi lisan ini sangat kuat dianut oleh beberapa keturunan
pedagang ternak lokal dan lainnya, tidak ada bukti sumber utama dari waktu yang
mendukung gagasan tersebut. Semua bukti yang dikumpulkan oleh Hakim Polisi
Edward Denny Day dan yang diberikan sebagai bukti pada kedua persidangan
tersebut bertentangan dengan dugaan bahwa hal itu terjadi di sebuah
gudang. Saksi William Hobbs, Thomas Foster, Andrew Burrowes, dan Edward
Denny Day sendiri menggambarkan situs pembantaian itu tanpa menyebutkan tempat
penyimpanan. Hobbs menyatakan sebagai bukti kepada Mahkamah Agung bahwa
tempat penyimpanan itu dekat dengan gubuk sedangkan tempat pembantaian itu
"sekitar setengah mil dari rumah saya ke arah barat".<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tugu
peringatan bagi para korban pembantaian dibuka pada 10 Juni 2000, terdiri dari
batu granit dan plakat yang menghadap ke lokasi pembantaian. Upacara
diadakan setiap tahun pada 10 Juni untuk memperingati para korban. Tugu
peringatan itu dirusak pada Januari 2005, dengan kata-kata
"pembunuhan", "wanita" dan "anak-anak" dipahat,
dalam upaya untuk membuatnya tidak terbaca. Lokasinya digambarkan sebagai 23 km
timur laut Bingara di
persimpangan Bingara - Delungra dan Jalan Whitlow.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Situs Pembantaian
dan Peringatan Myall Creek dimasukkan dalam Daftar Warisan Nasional
Australia pada tanggal 7 Juni 2008 dan Daftar Warisan Negara
Bagian New South Wales pada 12 November 2010. Peringatan tersebut
dipelihara dan didanai oleh Friends of Myall Creek , sebuah organisasi nirlaba
Australia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pembantaian
Myall Creek melibatkan pembunuhan sedikitnya dua puluh delapan orang Pribumi
Australia yang tidak bersenjata oleh dua belas kolonis pada 10 Juni 1838 di
Myall Creek dekat Sungai Gwydir , di utara New South Wales. Pembantaian Myall
Creek bukanlah pembantaian pertama dan terakhir orang Aborigin di Australia,
tetapi persidangan Mahkamah Agung NSW yang menyusul menjadi preseden yudisial.
Myaal creek adalah seorang sinekdoche kekerasan pearbatasan dan titik balik
dalam perjuangan antara lobi kemanusiaan Inggris yang kuat kepentingan pemukim.
Tahun 1836 merupakan tahun yang sangat berdarah di New SouthWales,orang orang
di Aborgin di dataran utara dikepung secara intens dari perambah dan narapidana
yang pindah ke wilayah mereka. Mereka berkemah selama beberapa minggu setelah
diundang oleh salah satu narapidana (Charles Kilmeister),untuk datang ke
stasiun mereka demi keselamatan dan perlindungan mereka dari geng geng penjaga
ternak perampok yang berkeliaran di pembantaian distrik. Pada saat iu rombongan
tersebut terdiri dari pria,wanita,dan anak-anak lanjut usia yang sedang
mempersiapkan kemah untuk bermalam. Dan ketika mereka ditanya oleh penjaga
ditangkap oleh sekelompok bersenjata orang kulit putih,diikat dengan tali dan
berbaris ketempat terbuka dihutan dan dibantai. Disana mereka membantai semua
kecuali satu wanita yang mereka simpan bersama meeka salama bebrapa hari.
Sekitar 28 orang yang mereka bunuh sebagian besar adalah wanita,anak,anak dan
pria tua. Banyak yang menudka bahwa pembantaian itu dilakukan oleh stockman
yang sama.PembantaianMyall Creek hanyalah yang terbaru dari banyak pembantaian
yang terjadi di distrik itu sekitar waktu itu. Meskipun tradisi lisan ini
sangat kuat dianut oleh beberapa keturunan pedagang ternak lokal dan lainnya,
tidak ada bukti sumber utama dari waktu yang mendukung gagasan tersebut. Tugu
peringatan bagi para korban pembantaian dibuka pada 10 Juni 2000, terdiri dari
batu granit dan plakat yang menghadap ke lokasi pembantaian. Situs Pembantaian
dan Peringatan Myall Creek dimasukkan dalam Daftar Warisan Nasional Australia
pada tanggal 7 Juni 2008 dan Daftar Warisan Negara Bagian New South Wales pada
12 November 2010.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Wikipedia.
Indonesia. </span><span lang="EN-US"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Myall_Creek_massacre"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://en.wikipedia.org/wiki/Myall_Creek_massacre</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses 24 November 2020<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Lydon Jane. <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-no-proof: yes;">Picturing the 1838 Myall Creek Massacre. </span></i><span style="mso-no-proof: yes;">Jurnal Anti Slavery in Australia.Vol 15, No. 5,May
2017. Hal 12</span><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Wikipedia. Indonesia. </span><span lang="EN-US"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Myall_Creek_massacre"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://en.wikipedia.org/wiki/Myall_Creek_massacre</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses 24 November 2020<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> The
World Backgrounder. <span style="mso-no-proof: yes;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">The
Myall Creek Massacre.</i>Di Akses 24 November 2020</span><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Christine
Wright.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-no-proof: yes;">
The life and times of Australia's greatest lawman, the forgotten hero of the
Myall Creek Massacre. </span></i><span style="mso-no-proof: yes;">Australia.
2017. Hal 213</span></span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pembantaian%20Myall%20Creek.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Wikipedia.
Indonesia. .” </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.nma.gov.au/defining-moments/resources/myall-creek-massacre"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.nma.gov.au/defining-moments/resources/myall-creek-massacre</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses 24 November 2020<o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Daftra Pustaka<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Christine Wright. 2017. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The life and
times of Australia's greatest lawman, the forgotten hero of the Myall Creek
Massacre.</i>Australia.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Lydon Jane. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Picturing the 1838 Myall
Creek Massacre.</i> Jurnal Anti slavery in Australia. Vol 15, No. 5,May 2017.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">The WorldBackgrounder. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Myall
Creek Massacre</i>. Jurnal Canada& the World. Vol 82, No. 2,Desember 2016.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wikipedia. “ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Myall Creek massacre</i>.” </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.nma.gov.au/defining-moments/resources/myall-creek-massacre"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.nma.gov.au/defining-moments/resources/myall-creek-massacre</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakases 24 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Wikipedia. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Myall Creek massacre</i>.”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Myall_Creek_massacre"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://en.wikipedia.org/wiki/Myall_Creek_massacre</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses 24 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-88351272951855790292020-12-27T15:01:00.004+07:002020-12-27T15:01:55.006+07:00SEJARAH PENJARA FREMANTLE DI AUSTRALIA<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Nadia Anugrah</span></p>
<p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penjara
Fremantle adalah salah satu penjara yang ada di kota kecil di Australia Barat.
Penjara ini terletak di muara Sungai Swan,di pinggiran Perth. Kota kecil ini
dibangun oleh Kapten Charles Howe Fremantle pada tahun 1829. Kapten Charles
Howe<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Fremantle diperkirakan adalah orang
yang membuat kota kecil ini menjadi kota yang cukup bersejarah dalam fikiran
manusia sekarang atau di zaman dahulunya.Kapten Charles ini juga ingin membuat
kota kecil yang masih belum maju ini untuk menjadi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kota yang di kenal oleh banyak orang.
Sehingga,Kapten Charles Howe Fremantle ini membawa orang-orang Inggris sebanyak
2.000 orang untuk membangun kota impiannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tetapi
perkiraan Kapten Charles Howe Fremantle<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>bahwa kota impiannya dapat terwujud hanya dengan 2.000 orang Inggris
yang di bawanya dari Inggris ke kota kecil ini kurang tepat. Karena,ternyata
dia membutuhkan orang yang lebih banyak untuk membangun kota impiannya ini.
Sehingga Kapten Charles ini memutuskan untuk membawa tahanan yang ada di
Inggris dan Irlandia sebanyak mungkin untuk mempekerjakan mereka dalam pembangunan
kota impiannya yang maju itu.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tahanan
yang di bawanya dari Inggris dan Irlandia di janjikan akan bebas jika kota
impiannya sudah terwujud,tapi nyatanya tidak. Tahanan yang dibawa oleh Kapten
Charles Howe ternyata terlalu banyak dan para tahanan itu membeludak di kota
kecil tersebut. Sehingga,Kapten Charles ini bekerja sama dengan pemerintah
Inggris untuk membangun<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penjara bagi
para tahanan yang ada. Maka berdirilah Penjara Fremantle pada tahun 1850 an.
Rancangan Penjara Fremantle didasarkan pada Penjara Pentonville di Inggris<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penjara
Fremantle ini juga diperkirakan menjadi blok sel penjara terpanjang. Selain
itu,tanah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tempat berdirinya Penjara
Fremantle ini adalah tanah hasil hibah dari narapidana asli,ukuran tanah
tersebut diperkirakan seluas 36 hektar. Penjara Fremantle<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ini<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>terbuat dari batu kapur. Penjara Fremantle juga memiliki dinding yang
setinggi 15 kaki menutupi main Cell Blok,dapur, bakehouse,komleks,washouse,pemandian,bengkel
Rumah Sakit dan sel tahan api<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Nah,mari
kita bahas bagian dalam Penjara Fremantle yang dibuat oleh orang inggris.
Bagian Blok Sel Utama menyediakan akomodasi untuk 1000 pria yang kebanyakkan
berada dalam sel tunggal atau asrama besar. Akomodasi juga dibangun untuk
pengawas Keuangan Umum,Pantera Pekerjaan,Insinyur Kerajaan,sipir dan penjaga
tahanan. Di dalam Penjara Fremantle juga terdapat tiang gantung tempat para
tahanan yang bersalah dibunuh. Di bagian atas tembok-tembok terdapat kawat
tajam yang menjulang tinggi. Di sana juga terdapat padang tembak dan menara senjata.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di
dalam Penjara Fremantle juga terdapat terowongan bawah tanah.Terowongan bawah
tanah ini dibuat oleh para tahanan. Torowongan ini sangatlah penting bagi
orang-orang yang ada di dalam penjara.Karena,terowongan ini digunakan untuk
pemasok air bagi tahanan dan penjaga yang ada di penjara tersebut. Di dalam
Penjara Fremantle juga terdapat tiang pencabukkan bagi para tahanan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang bersalah. Di dalam Penjara Fremantle
juga ada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kamar mayat untuk menyimpan
mayat para tahanan yang mati,baik tahanan yang mati karna dicambuk atau di
gantung.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penjara
Fremantle walau sudah dibangun begitu menakkutkan dan ketat,tetap saja ada
tahanan yang berani melarikan diri dari Penjara Fremantle. Tahanan yang lari
atau kabur tersebut ada yang berhasil dan ada yang gagal.Tahanan yang gagal
akan dikenakan hukuman yang sangat menyeramkan. Hukuman yang diberikan kepada
tahanan antara lain : hukuman gantung,hukuman cambuk dan hukuman kerja paksa
yang menyeramkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kisah
para tahanan yang di hukum karena mencoba melarikan diri dari Penjara Fremantle
ini ada yang menjadi cukup terkenal kisahnya di telinga masyarakat di
Australia. Kisah hukuman<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang cukup
terkenal ada kisah pembunuh berantai Eric Edgar Cooke<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang dihukum mati di Australia dan kisah ini
adalah kisah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hukuman mati terakhir di
Australia. Hukuman mati Eric Edgar Cooke ini terjadi pada sekitar tahun 1964.
Di balik kisah tahanan yang gagal melarikan diri juga ada kisah tahanan yang
dapat melarikan diri dan bebas dari Penjara Fremantle ini. Kisah yang cukup
terkenal adalah kisah dari seniman yang kabur dari Penjara Fremantle ini dengan
cara yang cerdik. Cara yang dilakukan oleh seniman ini belum diketahui sampai
sekarang. Selain kisah dari seniman yang cerdik<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>itu juga ada kisah dari Moodyne Joe yang berhasil melarikan diri karena
dia berhasil membobol tembok batu kapur Penjara Fremantle.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kisah
pelarian para tahanan dari Penjara Fremantle yang di atas ini adalah kisah yang
cukup terkenal di kehidupan masyarakat sekarang maupun di sejarah.Kisah Penjara
Fremantle ini memang cukup menyeramkan karena banyak kisah-kisah yang
berhubungan dengan kematian dan rasa sakit yang di rasakan oleh para tahan yang
tinggal di Penjara Fremantle.Alasan dari pemberian<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hukuman yang sangat menyakitkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kepada para tahanan ini agar mereka jera dan
tidak berani untuk kabur atau melarikan diri dari Penjara Fremantle ini.Selain
itu,alasannya adalah bahwa para penjaga dan Kapten Carles Howe Fremantle ini
tidak pernah main- main dengan hukuman-hukuman yang sudah di tetapkan<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Namun,Penjara
Fremantle ini akhirnya diserahkan kepada otoritas koloni. Penjara Fremantle ini
diserahkan kepada otoritas koloni pada tahun 1886. Penjara Fremantle ini
digunakan oleh otoritas koloni untuk menampung narapidana lokal. Setelah
Penjara Fremantle ini diserahkan kepada otoritas koloni ada perubahan pada
Penjara Fremantle. Perubahan Penjara Fremantle antara lain:membangun dinding
bagian dalam di biok utama membuat divisi terpisah,merobohkan dinding bagian
dalam di antara dua sel,memperkenalkan sistem klasifikasi tahanan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
perubahan yang di atas Penjara Fremantle juga mengalami perubahan kegunaan tapi
tidak seluruh kegunaan Penjara Fremantle ini berubah. Kegunaan Penjara
Fremantle hanya berubah sebagian yaitu Penjara Fremantle digunakan sebagian
penjara militer saat perang dunia meletus. Penjara Fremantle juga mengalami
perubaha divisi baru,divisi baru ini selesai pada tahun 1907 dan ditempati pada
tahun berikutnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Perubahan-perubahan
Penjara Fremantle ini tidak berjalan terlalu mulus,seperti yang dibayangkan
oleh otoritas koloni. Sebab,saat setelah terjadinya perubahan pada Penjara
Fremantle ini banyak kritikan-kritikan yang hadir. Kritikan-kritikan ini hadir
karena disebabkan perubahan Penjara Fremantle ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memiliki dokumen yang lemah. Selain
itu,Sheriff diizinkan untuk memegang kantor pengawas keuangan umum penjara yang
secara efektif membuatnya tidak lebih dari perubahan nama.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
memdapat kritikan dari berbagai pihak yang ada dikarenakan perubahan yang
kurang senang untuk diterapkan di Penjara Fremantle ini. Terdapat juga
perubahan-perubahan yang baik,baik untuk narapidana yang ada. Contoh perubahan
yang baik di penjara Fremantle ini adalah adanya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perobohan bagian sel dalam untuk mmperluas
sel para tahanan dan agar membuat penjara tidak terlalu sesak lagi. Sehingga
para tahanan dapat betah di dalam penjara.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah
beberapa saat,departemen pemerintah yang bertanggung jawab atas Penjara
Fremantle ini melakukan beberapa reorganisasi. Reorganisasi ini dilakukan pada
tahun 1970an. Tetapi,budaya Penjara Fremantle menolak untuk berubah.
Sehingga,terjadi ketidak puasan para tahanan Penjara Fremantle ini memuncak.
Para tahanan ini marah dan membuat kerusuhan. Kerusuhan terjadi pada tahuun
1988. Para tahanan menyandera para penjaga sebagi aksi protes dan terjadinya
kebakaran di Penjara Fremantle dan dalam peristiwa itu memakan biaya ganti rugi
yang sanggat mahal.Sehingga,Penjara Fremantle di tutup pada tahun 1991dan
ditinggal begitu saja.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kemudian
pada tahun berikutnya,kota kecil Fremantle ini dibuka kembali dan Pennjara Frementle
tidak berpenghuni lagi. Kota kecil dan Penjara Fremantle dijadikan tempat
wisata bagi masyarakat maupun turis. Di sana<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>kita bisa melihat artefak bersejarah dan lukisan-lukisan para tahanan di
dinding bekas Penjara Fremantle. Penjara Fremantle berjarak sekitar 13 mil(22
kilometer) di selatan Perth dan mudah dicapai dengan angkutan umum. Tempat ini
buka setiap hari sepanjang tahun kecuali selama jumat agung dan natal<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Penjara Fremantle adalah penjara yang dibuat
oleh para tahanan Inggris yang di bawa oleh Kapten Charles Howe Fremantle
dengan bantuan pemerintah Inggris. Penjara Fremantle ini di bangun dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>batu kapur. Di Penjara Fremantle ini juga ada
kisah- kisah yang menyeramkan terjadi. Contoh dari kisah yang menyeramkan salah
satunya adalah kisah Eric Edgar Cooke yang dihukum mati di Penjara
Fremantle.Ada banyak kerusuhan yang terjadi.Akibatnya,Penjara Fremantle pada
tahun 1991 di tutup. Kemudian,beberapa tahun kemudian Penjara Fremantle di buka
lagi sebagai tempat wisata bagi masyarakat sekitar maupun turis. <o:p></o:p></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: SimSun; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tempo.
Indonesia.
https://travel.tempo.co/read/650813/menelusuri-penjara-fremantle-yang-legendaris.
Diakses 26 Desember 2020.<span style="mso-tab-count: 3;"> </span><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Fremantle
Prison.Indonesia.
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://web.archive.org/web/20140513080020/http://www.fremantleprison.com.au/Cultural_Heritage/prisonbuildings/Pages/default.aspx&usg=ALkJrhjopc8VNhag7ZNleXcjpQSb6DjqSw.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 26 Desember 2020.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Tari
Danawidjaja. Coincidentia. Jakarta. 2005.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Hal 44<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20PENJARA%20FREMANTLE%20DI%20AUSTRALIA%20baru.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
Agung Basuki. Wisata<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hemat: Australia
Perth & Fremantle. Jakarta. 2012 . Hal 117.</span> <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">DAFTAR
PUSTAKA</span></b></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Agung Basuki. 2012. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wisata<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hemat: Australia Perth
& Fremantle.</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jakarta . <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Fremantle Prison. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">”Indonesia”.</i>https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://web.archive.org/web/20140513080020/http://www.fremantleprison.com.au/Cultural_Heritage/prisonbuildings/Pages/default.aspx&usg=ALkJrhjopc8VNhag7ZNleXcjpQSb6DjqSw
Diakses 26 Desember 2020<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tari Danawidjaja. 2005. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Coincidentia. </i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jakarta . <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tempo.” Indonesia”.
https://travel.tempo.co/read/650813/menelusuri-penjara-fremantle-yang-legendaris<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diakses 2</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">6 Desemb</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">er 2020<o:p></o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-62219186538341991572020-12-27T14:05:00.005+07:002020-12-27T14:05:58.779+07:00KEMERDEKAAN AUSTRALIA<p><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Mabrika
Azzahra MZ</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia
merupakan negara perbatasan Indonesia bagian selatan.benua Australia merupakan
benua yang terkecil di dunia meskipun demikian benua Australia menjadi negara
yang kaya akan flora dan fauna yang jarang untuk ditemukan di negara lain.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Inggris
adalah bangsa pertama yang mendirikan dan membangun koloni koloni di Australia
dan struktur masyarakat di koloni tersebut terdiri dari narapidana, orang-orang
bebas ,pemerintah Australia yang mewakili Inggris.Tahun 1770, Inggris yang
diwakili Kapten James Cook mengklaim Australia bagian timur sebagai daerah
koloni Inggris dan riwayat Australia sebagai daerah bawahan Inggris.pemerintah
Inggris juga membantu imigrasi ke Australia dengan maksud membangun
koloni-koloni nya di benua itu sambil mengurangi kepadatan penduduk serta
masalah-masalah sosial di Inggris akibat pertambahan penduduk yang amat besar
serta akses revolusi industri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">ada tahun 1786 inggris membuat koloni
yang disebut New South Walse.alasan pembentukan koloni inggris di Australia
adalah sebagai tempat pembuangan narapidana. Yang kedua meningkatnya
perdagangan Inggris dengan dunia timur atau Cina sehingga Inggris membutuhkan
tempat pemasokan untuk kapal-kapal dagangnya.ketika Inggris sampai di Australia
Inggris sudah mengklaim Australia menjadi daerah kekuasaannya.hingga tahun 1829
seluruh wilayah Australia sudah di kuasai oleh Inggris. <span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">lasan
lainnya dari pembentukan koloni di Australia adalah sebagai tempat mengasingkan
para tahanan ke Australia untuk mengatasi problem tidak cukupnya kapasitas
penjara yang ada di Inggris. Tahun 1788, rombongan pertama tahanan yang berasal
dari Inggris tiba di pantai Australia.Seiring berjalannya waktu, semakin banyak
orang Inggris yang mendiami daerah Australia di mana mereka yang menetap di
sana bukan hanya tahanan & aparat, tapi juga orang-orang bebas yang ingin
memulai kehidupan baru & menambang emas di Australia. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan
dikeluarkannya undang-undang tahun 1842,untuk pertama kalinya koloni New South
Wales mendapatkan pemerintahan dengan sistem perwakilan rakyat.sistem
pemerintahan ini berlangsung sampai tahun 1850.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tahun 1850,pemerintahan Inggris mengeluarkan undang-undang Australian Colonies
Government Act.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Undang-undang
ini berisi:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"></p><ol><li><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Victoria
dipisahkan dari New South Wales.</span></li><li><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Semua koloni di
Australia kecuali Australia Barat berhak membentuk Lesgislative Council seperti
di New South Wales</span></li><li><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tiap koloni
berhak menyusun system pemerintahan sesuai dengan kemauan masing-masing,
kemudian menyampaikannya kepada parlemen inggris dan diundangkan.</span></li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Nilai positif undang undang Australian Government
Act bagi masyarakat Australia:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"></p><ol><li><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pemerintahan
Inggris sudah siap menyerahkan kepada setiap koloni hak untuk menyusun
pemerintahan yang disukainya dan pemerintahan Inggris tinggal menyetujuinya.</span></li><li><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pemerintahan
inggris memberi hak menyusun pemerintahan sendiri kepada setiap koloni secara
terpisah sehingga masing masing koloni dapat mengatur dirinya sendiri.[2]</span></li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Terdapat nilai negatif juga dari
undang-undang Australian Government Act ini,yakni adalah terdapat banyak
peluang untuk timbulnya perpecahan diantara koloni-koloni karena diberikannya
hak untuk membuat pemerintahan sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pembentukan
negara Federal<o:p></o:p></span></i></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah
terbentuknya koloni-koloni muncullah ide untuk membentuk negara
federal.munculnya ide ini bertujuan agar koloni-koloni ini memiliki badan
pemerintahan yang dapat membuat kebijakan yang bisa mengikat seluruh koloni
supaya terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan.contohnya seperti jalur
transportasi antar koloni dan pencegahan masuknya imigran asing.dan alasan
lainnya Semakin banyaknya imigran inggris yang datang dan menetap di Australia
sehingga tergesernya penduduk asli Australia,sehingga imigran yang semakin
banyak ini juga semakin melonjak dan menuntut banyak hal yang seharusnya tidak
ada haknya. Dan hal ini menyebabkan terjadinya konflik akhirnya pimpinan
Inggris menginginkan dibentuknya negara federal.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ada
seorang negarawan bernama Henry Parkes,pada tahun 1880 disaat
diselenggarakannya Intercolonial Conference ia menyarankan sebuah pembentukan
Federal Concil yang mana bertujuan untuk menangani semua masalah yang terjadi
untuk semua koloni dalam kehidupannya sehari hari dan juga untuk memikirkan
penyatuan semua koloni.ide Parkes ini menimbulkan pengaruh yang cukup
besar.pada saat adanya ide dibentuknya negara federal ini terdapat penduduk
yang menerima dan adapula yang tidak setuju penduduk ini berfikir bahwa
pembentukan negara federal hanya menguntungkan untuk koloni yang memiliki
jumlah kependudukan rendah,juga adanya kekhawatiran pemerintahan federal ini
tidak akan bisa berjalan sebagaimana seharusnya karena adanya benturan kepentingan
antar koloni.walaupun terdapat penolakan pembuatan negara federal
pembentukannya tetap terlaksanakan juga.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Pada </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">tahun 1885 pemerintah Inggris
mengeluarkan satu undang-undang yang mengizinkan keenam koloni di Australia
berserta New Zealand dan Fiji membentuk Federal Council Of Australia.tiap
koloni diharapkan mengirimkan dua orang wakil dari masing masing koloni.saat
diadakannya konfensi Federal pertama banyak pertentangan dan perselisihan antar
kelompok sehingga masalah Federasi di abaikan.karena kegagal pembentukan
Federasi adanya ikut campur parlemen rakyat menyebabkan terbentuknya liga
federal. Yangmana liga federal ini konferensi besar tanpa meminta perhatian
para politis.gerakan rakyat ini didukung oleh Australian nativies assosiatoin
yaitu organisasi orang asli dilahirkan di Australia.lalu politis tertarik
dengan menampilkan gerakan Federal dan diselenggarakannya konvensi kedua pada
tahun 1797-1798.kovensi memutuskan system pemerintahan yangmana di pemerintahan
itu Federal memegang kekuasaan untuk hal-hal tertentu,seperti pertahanan,bea dan
cukai,hubungan luar negeri,perdagangan luar negeri,pos dan telegraf,imigrasi
dan pelayaran. Di konfensi ini juga menetapkan nama federasi yang akan dibentuk
itu adalah Commonwealth Of Australia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Langkah
selanjutnya diadakannya referendum untuk meminta persetujuan pendapat
rakyat.hasil memorandum ini tidak di dukung oleh pihak New South Wales karena
menuntut ibukota koloni harus di Sydney.sehingga untuk memecahkan masalah ini
diadakannya lagi refarandum kedua.pada tahun 1900 pemerintahan Inggris
menyetujui pembentukan federasi dengan mengeluarkan undang undang Australian
Commenwealth Act.akhirnya pada tanggal 1 Januari 1901,secara resmi The
Commonweatlh Of Australian(Negara persemakmuran) di resmikan.[3]<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Akhirnya
gerakan persatuan di Australia berhasil setelah 50 tahun lamanya
terpecah-pecah.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">walaupun
Australia berstatus sebagai persemakmuran yang berarti Australia mengakui Ratu
Inggris sebagai kepala negaranya, adalah hal yang tidak tepat untuk mengatakan
Australia masih dijajah oleh Inggris karena sekarang Australia memiliki
kebebasan & kemandirian mutlak untuk menentukan kebijakan negaranya
sendiri. Australia memang masih mengakui Ratu Inggris yang diwakili oleh
gubernur jenderal sebagai kepala negaranya.Namun dalam pemeritahannya, peran
gubernur jenderal dalam aktivitas pemerintahan Australia lebih bersifat
simbolik & tidak signifikan.Karena mayoritas rakyat Australia merupakan
keturunan dari imigran Inggris, mereka menganggap Inggris sebagai negara
leluhurnya sehingga mereka tidak keberatan untuk tetap mengakui Ratu Inggris
sebagai kepala negaranya. Untuk alasan yang kurang lebih serupa, Australia
mempertahankan motif Union Jack pada bendera nasionalnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">ada tahun 1931 Inggris memberikan
kejelasan kepada status-status internasional yang dimiliki negara persemakmuran
berdasarkan dokumen resmi yang diberikan Inggris daerah-daerah bawahan Inggris
yang berstatus sebagai negara persemakmuran dianggap statusnya setara dengan
negara merdeka dan berdaulat yang berarti negara persemakmuran memiliki
kebebasan penuh dalam mengelola kebijakan dalam dan luar negerinya.Yang
peresmian ini dikenal dengan "statuta Westminster”.khusus untuk Australia
yang mana baru pada tahun 1942 Australia baru menjalankan statuta tersebut.tidak
semua rakyat Australia menginginkan sistem negara federasi persemakmuran mereka
menginginkan Australia menjadi republik yang mana Australia tidak lagi mengakui
ratu Inggris sebagai kepala negaranya harapan ini untuk Australia menjadi
republik sehingga diselenggarakannya referendum pada tanggal 6 November 1999
namun referendum tersebut gagal dan dimenangkan oleh golongan yang lebih
mendukung negara federasi persemakmuran daripada negara republik sehingga
sampai sekarang status Australia sebagai persemakmuran yang mandiri tidak
berubah hingga sekarang.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">hingga sekarang
Australia masih mengakui ratu Inggris yang diwakilkan dengan gubernur jenderal
sebagai kepala negaranya,namun dalam praktiknya peran gubernur jenderal dalam
aktivitas pemerintahan Australia hanya bersifat simbolik dan tidak signifikan
karena mayoritas rakyat Australia merupakan keturunan dari imigran Inggris
mereka menganggap Inggris sebagai negara leluhurnya sehingga mereka tidak
keberatan untuk mengakui ratu Inggris sebagai kepala negaranya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="mso-element: footnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20KEMERDEKAAN%20AUSTRALIA.docx#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><sup><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> </span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sumatie,
S. Pd, M. Pd. <i>Sejarah Australia</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> and Oceania</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Jurnal Sejarah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Hal 24-39, Maret 2015.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
<h3 style="text-align: justify;"><sup><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">2</span></sup><sup><span style="font-size: 12.0pt;"> </span></sup><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">Sejarah Berdirinya Negara Persemakmuran Australia.
www.re-tawon.com</span><span style="font-size: 12.0pt;">. </span><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">Diakses
pada 26 November 2020 13.45</span></h3><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">3 </span></sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Asril, M. Pd. <i>Sejarah
Australia dan Oceania.</i> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">FKIP Universitas Riau.
Pekanbaru. H</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">al
35-43</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></span></h3><div><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></span></div><h3 style="text-align: center;"><span style="font-weight: normal;">DAFTAR PUSTAKA</span></h3><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;">Asril, M. Pd. Sejarah Australia dan Oceania<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: left; text-indent: -77.95pt;">. FKIP Universitas Riau. Pekanbaru</span></span></h3>
<h3 style="text-align: justify;"><a href="https://www.re-tawon.com/"><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">Republik
Eusosialis Tawon</span></a><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">.</span><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-size: 13.5pt; mso-bidi-font-weight: bold;">2015.Sejarah Berdirinya
Negara Persemakmuran Australia. </span><a href="https://www.re-tawon.com/2015/02/sejarah-berdirinya-negara-persemakmuran.html"><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-size: 13.5pt; mso-bidi-font-weight: bold;">https://www.re-tawon.com/2015/02/sejarah-berdirinya-negara-persemakmuran.html</span></a><span style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-bidi-font-size: 13.5pt; mso-bidi-font-weight: bold;"> diakses pada 26 November 2020 13.45</span></h3><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;">Sumatie, S. Pd,
M. Pd. <i>Sejarah Australia</i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> and Oceania</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Jurnal Sejarah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Hal
24-39. Palangka Raya, Maret 2015.</span></span></h3>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 3pt 0cm 3pt 3cm;"><br /></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-64746346279558232472020-12-27T11:09:00.001+07:002020-12-27T11:09:08.523+07:00MISRAN RAIS DALAM SEJARAH<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Sri Widyaningsih</span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-weight: bold;">Sebagaimana yang diketahui secara umum bahwa
perjuangan bangsa Indonesia ketika merebut kemerdekaan tidak lepas dari
perjuangan rakyat yang hidup dan diam di daerah-daerah. Termasuk daerah yang
berada di wilayah kepulauan misalnya Kepulauan Meranti yang masuk ke dalam
wilayah Propinsi Riau sekarang ini. Perjuangan rakyatnya tidak bisa dinafikan.
Selan itu, perjuangan rakyat tentunya tidak terjadi begitu saja dan akan selalu
ada seseorang yang menjadi pelopornya. Dengan kata lain akan ada orang seorang
yang ditokohkan sebagai pejuang kemerdekaan di setiap daerah.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-weight: bold;">Artinya disetiap perjuangan tentu memiliki pelopor
penggerak yang turut andil didalamnya , “ setiap orang ada masanya ,setiap masa
ada orangnya” , adalah isilah yang mungkin akan membantu dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengartikan tulisan diatas, dimana akan ada
satu diantara lainnya yang menjadi tokoh penggerak di setiap peristiwa
pergerakan atau perlawanan sehingga ditokohkan sebagai pejuang kemerdekaan.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saat
kedatangan Jepang ke Riau awalnya sangat memikat hati rakyat. Jepangdianggap
sebagai penyelamat masyarakat dari penjajahan Belanda yang mana awalnya sangat
ramah tama dan baik terhadap rakyat indonesia seperti sambutan rakyat Kampar
dan Indragiri Hulu. Tokoh-tokoh masyarakat yang mengkoordinir sambutan di
Indragiri Hulu adalah Abu Bakar Abduh, Toha Hanafi, dan Jusih. Keadaan itu
berubah setelah jepang menduduki semua wilayah Riau. Sikap ramah tama berubah
menjadi kasar, selanjutnya muncul watak fasisme Jepang. Tindakan
sewenang-wenang merupakan pandangan sehari-hari. Bendera merah putih sebelumnya
berkibar bersama Hinomoru tidak boleh lagi dikibarkan. Sepak terjang, tampar,
maki-maki kasar seperti"bagero" sudah merupakan tindakan biasa.
Organisasi politik dan sosial dilarang, bahkan dibubarkan Jepang. Pemerintahan
para sultan dan raja-raja dibekukan dan seluruh wilayah Riau diperintah lansung
oleh pemerintah militer Jepang. Sedangkan kekuasaan sultan dan raja-raja
diperlakukan sebagai pengemuka masyarakat biasa.(Depdikbud, 1986: 189)<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-weight: bold;">Menurut saya, kedatangan-kedatangan para asing yang
awalnnya di sambut sangat baik ini menjadi boomerang tersendiri bagi nasib
bangsa , seperti yang kita ketahui bersama perjuangan rakyat Indonesia dalam
memperjuangkan hak Bangsa sangat amat menguras tenaga , dan darah. Ingat
bagaimana penderitaan rakyat Indonesia dalam melawan sejuta taktik belanda yang
kemudian digantikan oleh penjajahan jepang yang walaupun singkat , akan tetapi
lebih menyakitkan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penderitaan tidak hanya dirasakan oleh
tenaga kerja paksa saja, juga terjadi pada rakyat riau lainnya yang tidak ikut
bekerja pembangunan Jepang. Laki-laki, wanita, anak-anak merasakan penderitaan
selama pendudukan Jepang akibat kekurangan makanan, pakaian dan kebutuhan hidup
sehari-hari lain. Di Tembilahan rakyat diperintahkan Jepang untuk menyediakan
serabut kelapa yang akan dipergunakan Jepang untuk membuatalas kaki(keset).
Untuk mendapatkan serabut kelapa ini sangat sukar, apalagi Jepang memaksa
rakyat menyediakan sejumlah lebih kurang 2 kg setiap hari. Waktu tersita untuk
memenuhi perintah Jepang itu. Menentang perintah akan mendapat hukuman yang ditakuti
rakyat. Hasil petanian sangat penting di daerah Kampar. Semenjak pemerintahan
Jepang hasil pertanian itu khususnya padi sangat berkurang bahkan tidak
mencukupi lagi. Pada zaman pendudukan Jepang kehidupan masyarakat sulit.
Penduduk diperlakukan sebagai tenaga kerja paksa bagi mememenuhi keinginan
militer Jepang untuk membangun sarana keperluan perang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kehidupan
sosial ekonomi penduduk mejadi terganggu karena karet tidak laku di pasaran,
maka Jepang memerintahkan pohon-pohon karet rakyat supaya ditebang dan diganti
dengan tanamanpadi dan tanaman muda. Rakyat Riau yang tidak ikut mengerjakan
proyek jepang harus mengintensifkan penanaman padi dan palawija serta
memperluas lahan pertanian untuk menyiapkan cadangan makanan keperlauan perang
Jepang . selesai panen, sebagian besar dari hasil nya harus diserahkan kepada
pemerintah Jepang, demikian juga hasil ternak. Selain itu disetiap pekarangan
rumah penduduk diperintahkan pula supaya menanam pohon jarak. Kehidupan rakyat
semakain lama semakin parah. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut
Tri Wahyono, perjuangan rakyat adalah perjuangan yang dilakukan oleh seluruh
rakyat dengan frontal dan secara bergerilya tidak terbatas. Perjuangan ini
adalah perjuangan rakyat, yaitu lebih mendalam dan meluas menyertakan seluruh
komponen rakyat, karena menunggalnya rakyat dan tentara (ditambah keyakinan
tinggi) adalah kekuatan yang dahsyat. Persenjataan lengkap dan modern (milik
Belanda) tidak dapat mengalahkan (Tri Wahyono Dkk, 2011:150).“Bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu dikalangan militer
beserta semua rakyat memakai strategi- diplomasi (Non Fisik) dan menggunakan
strategi kekerasan-bersenjata (fisik)”.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dan
seperti yang kita telah pelajari bersama , akibat tindakan Jepang yang
sewenang-wenang itu rasa simpati berubah membenci Jepang, bahkan ada yang
melakukan perlawanan, baik melalui dakwa maupun alat senjata. Untuk menghadapi
kekejaman Jepang rakyat Kampar mulai bersatu menentang pendudukan Jepang.
Pemuda-pemuda mengadakan gerakan dibawah tanah yang dipimpin Mahmud Marzuki dan
HM Amin. Gerakan itu dilakukan secara beranting dengan menyampaikan semangat
nasional, memelihara persatuan dan membangkitkan rasa kebencian terhadap
Jepang. Alasannya Jepang orang kafir dan semua perbuatan yang zalim harus
ditantang karena tidak sesuai dengan ajaran. Di Kampar, masyarakat mengingkari
perintah Jepang untuk tidak membayar pajak dan melanggar peraturan Jepang </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mengingat saluran politik tidak dapat lagi
digunakan, maka dipakai jalur dakwa dan pendidikan agama sebagai basis perjuangan.
Sampai kepada Indonesia telah merdeka , perjuangan tidak berhenti begitu saja ,
karna Indonesia masih menghadapi gejolak-gejolak membara seperti Agresi Militer
Belanda. Semua pergejolakan ini memunculkan tokoh-tokoh yang bergerak untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia salah satuya adalah Misran Rais.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Misran Rais</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">merupakan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">keturunan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Jawa yang lahir</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">dari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">pasangan H. Khalifah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Rais</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Hj. Salamah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Jiwaseni yang dia</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">miliki</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">tak</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">lepas</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">dari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">pengaruh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">ayahnya yang merupakan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">seorang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">seniman</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">lagu</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Melayu.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Masa</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">kecil Misran lebih</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">banyak di Bagansiapiapi,
Rokan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Hilir.Sebelum</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">tahun 1940, saat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">berumur 10 tahun, Misran
dibawa orang tuany</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">apindah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">ke</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Bagansiapiapi.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Dia</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">menempuh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">pendidikan SD di
Bagansiapiapi.Setelah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">tamat SD pada</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">tahun 1943, Misran masuk</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Peiguhun</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">tentara</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Jepang di Kota Tebing</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Tinggi, Sumatra Utara. Di
sana Misran disekolahkan di bagian</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">kesehatan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">atau</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">juru</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">rawat</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">. Setelah Jepang kalah dalam Perang
Dunia II, Misran menjadi tentara di Bagansiapiapi. Pada saat terjadi Agresi
Militer Belanda II pada tahun 1946, Misran pindah ke daerah Rokan Hulu,
kemudian ke Pasir Pengaraian, baru pada tahun 1948 ke Pekanbaru.Pada tahun 1950
Misran berhenti menjadi tentara dan masuk ke Dinas Pekerjaan Umum bagian Tata
Usaha di beberapa tempat di antaranya Bengkalis, Dumai, dan Selatpanjang dari
tahun 1950 sampai 1984.Sejak tahun 1984 Misran mulai menetap di Dumai dan di
kota industri minyak inilah Misran mendapatkan inspirasi lagu Hymne dan Mars
Rokan Hilir. Lagu itu dibuatnya pada tahun 1999 sebelum Musyawarah Besar (Mubes)
pembentukan Kabupaten Rokan Hilir.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tahun
1945-1946 menjadi Pasukan BKR Batalyon II Resimen IV di Bagansiapiapi, Pangkat
Sersan, 1946-1947, Kesehatan TRI/TNI Kompi II Resimen IV Tanah Putih,
1947-1948, Kesehatan TNI Batalyon I Resimen IV Pekanbaru, Pangkat
Sersan.1948-1949, tanggal 30 Desember 1948 s/d 31 Desember 1949, bergabung
dengan P3 (Pusat Pembekalan Perjuangan) K.P.G KDMRU di Rantau Kopar (Sungai
Rokan), tahun 1950, tanggal 3 Januari 1950 Berhenti Tugas dari TNI.Tahun 1959,
aktif pada Komando Resort Militer Ridar, SK No.KPTS/PEKUPER/104/6-Ia/59 tanggal
05 Juli 1959, Bengkalis, tahun 1959-1984, pegawai Dinas PU Kabupaten Bengkalis,
tahun 2001-sekarang, Pimpinan Cabang. LVRI Kabupaten Rokan Hilir.Bintang dan
tanda jasa yang diraih Misran Rais, Tanda Jasa Pahlawan Perjuangan Gerilya
Membela Kemerdekaan Negara No.68072 tanggal 17 Agustus 1959, Satya Lencana
Peristiwa Aksi Militer Pertama, No.36149 tanggal 17 Agustus 1959, Satya Lencana
Perisitiwa Aksi Militer kedua, No.110644 tanggal 17 Agustus 1958, Satya
Saptamarga tanggal 18 Januari 1960, Anugrah Seni 2001 Seniman Pemangku Negeri<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Misran Rais merupakan keturunan
Jawa yang lahir dari pasangan H. Khalifah Rais dan Hj. Salamah. Jiwa seni yang
dia miliki tak lepas dari pengaruh ayahnya yang merupakan seorang seniman lagu
Melayu. Masa kecil Misran lebih banyak di Bagansiapiapi, Rokan Hilir. Sebelum
tahun 1940, saat berumur 10 tahun, Misran dibawa orang tuanya pindah ke
Bagansiapiapi. Dia menempuh pendidikan SD di Bagansiapiapi.Karyanya yang paling
dikenang oleh masyarakat Kabupaten Rokan Hilir adalah lagu Hymne dan Mars Rokan
Hilir yang diciptakannya pada tahun 1999 sebelum Musyawarah Besar (Mubes)
pembentukan Kabupaten Rokan Hilir. Di akhir hayatnya, Misran Rais menjabat
sebagai Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia tingkat Kabupaten Rokan Hilir. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_edn4" name="_ednref4" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jadi
, hadirnya misran rais sebagai tokoh yang tentu saja sangat berjasa bagi rakyat
riau dan tentu saja bagi bangsa Indonesia , dengan kehadirannya , banyak sekali
jasa yang tak luput dari pengaruh beliau selama memperjuangkan bahkan
mempertahankan kemerdekaan Indoneisa di daerah , banyak sekali aksi militer dan
aksi beliau dalam memperjuangkan hak bangsa yang sesugguhnya . Oleh karna itu
banyak pula tanda jasa yang telah di sematkan kepada beliau terbukti dengan
lencana dan gelar yang mengharumkan nama pejuang bangsa tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Elly
Roza,dkk, Sejarah Perjuangan kemerdekaan Meranti, Yayasan pustaka,
Pekanbaru,2013. Hal. iv<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Asmuni,
Marleyli Rahim. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah, Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Depdikbud, Pekanbaru, 1982. Hal. 4<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Wahyono,
Tri. 2011.Rute Perjuangan Gerilya A.H Nasution Pada Masa Agresi Militer Belanda
II.Badan Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta. Hal. 10<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/revisi%20misran%20rais.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wikipedia
Indonesia </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Misran_Rais"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">https://id.wikipedia.org/wiki/Misran_Rais</span></i></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
di akses pada tanggal 29<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><br />
November 2020.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">DAFTAR
PUSTAKA <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Asmuni,
Marleyli Rahim. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Kebangkitan
Nasional Daerah</i>, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah,
Depdikbud, Pekanbaru, 1982.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Elly
Roza,dkk, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Perjuangan kemerdekaan
Meranti</i>, Yayasan pustaka, Pekanbaru,2013.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Wahyono,
Tri.R<i style="mso-bidi-font-style: normal;">ute Perjuangan Gerilya A.H Nasution
Pada Masa Agresi Militer Belanda II</i>.Badan Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional Yogyakarta.2011.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Wikipedia
Indonesia </span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Misran_Rais"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">https://id.wikipedia.org/wiki/Misran_Rais</span></i></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">
di akses pada tanggal 29<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>November 2020.<o:p></o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-17922304312870319622020-12-26T13:39:00.003+07:002020-12-26T13:39:57.353+07:00Sultan Syarif Jaafar Pahlawan dari Pelalawan<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Kinanti Fitriani</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-weight: bold;">Kesultanan Pelalawan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> atau <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Kerajaan Pelalawan</span> yang sekarang
terletak di Kabupaten Pelalawan adalah satu dari beberapa kerajaan yang pernah
berkuasa di Bumi Melayu yang turut serta berpengaruh dalam mewarisi budaya
Melayu dan Islam di Riau, sedangkan gelar atau sebutan bagi Raja Pelalawan
adalah Tengku Besar.</span><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wilayah
kerajaan pelalawan berawal dari kerajaan pekantua yang didirikan oleh maharaja
indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas orang besar kerajaan temasik
(singapura) setelah kerajaan temasik dikalahkan oleh majapahit. Sedangkan raja Temasik
terakhir yang bernama permaisura, (prameswara) mengundurkan dirinya ketanah
semenanjung, dan mendirikan kerajaan malaka. Maharaja indera kemudian <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>membangun kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua
(anak sungai Kampar,sekarang termasuk desa Tolam,Kecamatan Pelalawan,kabupaten
Pelalawan ) pada tempat bernama “Pematang Tuo”dan kerajaan nya di namakan
“Pekantua”. setelah maharaja Indera, kerajaan pekantua di pimpin oleh Maharaja
Pura dan Maharaja Jaya<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada masa Sultan Syarif ali berkuasa
di Siak, beliau menuntut agar Pelalawan mengakui Siak sebagai yang “dipertuan”
karena beliau adalah pewaris Raja Kecil, Putera Sultan Mahmud Syah II Johor.
Pelalawan yang pada waktu itu diperintah oleh Maharaja Lela menolaknya, serta
terjadilah peperangan antara kerajaan Siak dan kerajaan Pelalawan, pada perang
pertama Siak mengalami kekalahan akan tetapi pada perang yang selanjutnya
Pelalawan mengalami kekalahan dan Siak langsung mengambil alih kekuasaan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kemudian
Sultan Said Abdurrahman melakukan ikatan persaudraan yang diberi nama “Begito”
(pengakuan bersaudara dunia akhirat) Said Abdurrahman kemudian dinobatkan
menjadi Raja Pelalawan dengan gelar Sultan Syarif Abdurrahman Fakhruddin. Sejak
itu kerajaan Pelalawan diperintah oleh raja-raja keturunan Said Abdurrahman,
dan salah satunya adalah anaknya yang bernama Tengku Said Jaafar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-ID;">Keturunan
Said Abdurrahman yang bernama </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-style: italic;">Tengku Said
Jaafar</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">,
yang ditabalkan menjadi Sultan Pelalawan ke-5. <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Terlahir dari keluarga kerajaan Pelalawan,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>beliau menduduki tahta kesultanan Pelalawan
pada tahun 1866 yang mana pada saat itu beliau menggantikan kakaknya yang
bernama Sultan Syarif Hamid yang pada saat itu mangkat (wafat).</span><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sultan
Syarif Jafar diketahui memiliki 2 (dua) orang istri, tetapi hanya satu orang
yang diketahui atau yang namanya tercatat, yaitu Encik Timah. Dan dari kedua
pernikahannya tersebut Sultan Syarif Jafar kemudian dikaruniai 5 orang anak,
yaitu :<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dengan
Istri pertama (<i>Encik Timah</i>): <o:p></o:p></span></p>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Sembuk<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Kelana Said Hasyim<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Syarifah Yuk<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Empuh (<i>Empuk</i>)
atau Tengku Entih<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dengan
Istrinya kedua (<i>belum diketahui</i>): <o:p></o:p></span></p>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l4 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Syarifah Yah<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT;">Periode pemerintahan di Pelalawan dibagi menjadi dua periode pra Islam dan
pasca Islam. Pada era pra Islam, kerajaan ini masih bernama Pekantua. Sementara
pada era Islam, ada tiga kali pergantian nama, dari Pekantua Kampar,
kemudianTanjung Negeri, dan terakhir Pelalawan. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan Syarif Jaafar memerintah dikerajaan Pelalawan sejak
tahun 1866, dan selama Sultan Syarif Jaafar memerintah tidak terjadi adanya
konflik atau perang besar diwilayah tersebut. Sultan Syarif Jaafar dikenal
sebagai pemimpin yang adil, bijaksana dan pandai menata struktur dalam menata
struktur dan administrasi kerajaan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kebijakannya
yang berhasil beliau terapkan pada masa pemerintahannya adalah dalam
menyempurnakan penataan adat di Istana. Dia mengatur tata cara berpakaian para
Pembesar Istana, Orang Besar Kerajaan, Batin-Batin, Penghulu dan sebagainya.
Ketentuan yang Dia susun pada prinsipnya berdasarkan pada adat dan tradisi
Melayu Johor, dan sebagian lainnya bersumber dari adat tempatan yang ada dalam
masyarakat.<o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pada masa pemerintahannya Sultan
Syarif Jaafar, Beliau menetapkan 4 (empat) orang Wazir Istana (dalam bahasa
persia yang berarti Penasehat, Menteri Politik atau petinggi Kerajaan),
diantaranya adalah : <o:p></o:p></span></p>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Datuk
Engku Raja Lela Putera, yang berasal dari Orang Besar Pelalawan, diberi
jabatan sebagai Pucuk segala Batin dan Penghulu <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">yang
jumlahnya 29 orang, dengan sebutan "Batin Kurang Oso Tigo
Puluh". (Jabatan yang semula sudah dipegang oleh Datuk Engku Raja
Lela sejak masa pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Datuk
Bandar Setia Diraja, diberi tanggung jawab dalam memimpin para pendatang
(perantau) yang disebut "Orang Dagang".<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Datuk
Laksemana Mangku Diraja, diberi tanggung jawab dalam memimpin serta
mengepalai penduduk asli tempatan (di luar pesukuan Batin Kurang Oso Tigo
Puluh).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Datuk
Kampar Samar Diraja, diberi jabatan dalam mengepalai urusan Adat istiadat
dan bertindak pula sebagai Syahbandar yang mengatur "pancung
alas" (pajak penghasilan hutan) yang dibawa ke luar dari wilayah
kerajaan Pelalawan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<p style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="EN-US">Selanjutnya,
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Sultan Syarif Jaafar</span> juga
mengatur panji (Bendera) pesukuan dari setiap persukuan, sesuai menurut
lambang-lambang, adat dan tradisi masing-masing pesukuan. Dengan demikian,
setiap Batin atau Penghulu yang menghadiri upacara kerajaan di Pelalawan
diwajibkan untuk membawa panji-panjinya yang dipasang ditempat tertentu sesuai
menurut ketentuan adat tempatan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Batas
wilayah pada masa kerajaan Pelalawan dengan kerajaan Siak pada masa itu aliran
sungai Kampar kanan,seberas-beras dekat teratak buluh dan dengan kerajaan
Kampar kiri di aliran sungai Kampar kiri di hulu rantau Tayas. Sedangkan
wilayah kekuasaan kerajaan Pelalawan sama dengan wilayah kabupaten Pelalawan
sekarang ini.<o:p></o:p></span></p>
<p style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Kemudian,
Sultan Syarif Jaafar meneruskan kebijakannya dalam menertibkan perbatasan tanah
dan wilayah yang menjadi milik pesukuan, hal ini dilakukan untuk meneruskan
kebijaksanaan kakaknya Sultan Syarif Ismail (1828 – 1844) sultan ke III pada
kerajaan Pelalawan, yaitu memberi surat pengesahan kepemilikan hutan dan tanah
bagi pesukuan, yang dasarnya ditentukan menurut "tombo" atau
"terombo" (Silsilah atau Asal Usul) pesukuan itu. Sedangkan
sumber<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pendapatan kerajaan pelalawan
pada masa itu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memilki usaha sendiri (
kebun karet, ladang dan hasil hutan), disamping itu juga dari pajak hasil bumi,
perdagangan dan sumbangan masyarakat yang tidak mengikat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan</span><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT;"> dalam menjalankan tugasnya,
Sultan Syarif Jaafar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dibantu oleh
Mangkubumi, dan beberapa Orang Besar yang mengepalai daerah tertentu dalam
wilayah Kerajaan Pelalawan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT;">Kemudian pada tahun 1872 Sultan Syarif Jaafar mangkat dengan gelar : MARHUM
TENGAH dan sesuai dengan yang telah digariskan secara turun temurun,
meninggalnya Sultan Syarif Jaafar ini kemudian akan digantikan oleh adik
laki-lakinya yaitu Tengku Said Abu Bakar (Sultan Syarif Abu Bakar) yang mana beliau
adalah adik tertua pada saat itu yang berhak menggantikan kakaknya Sultan
Syarif Jaafar. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Berikut ini adalah urutan Penguasa Negri
Pelalawan dibawah kekuasaan Johor :<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><i><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a. Kerajaan Pekantua (1380-1505)</span></i></b><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja Indera (1380-1420)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja Pura (1420-1445)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja Laka (1445-1460)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja Sysya (1460-1480)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja Jaya (1480-1505).<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><i><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Kerajaan Pelalawan (1725-1946)</span></i></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja
Dinda II/Maharaja Dinda Perkasa/Maharaja Lela Dipati (1725-1750)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja
Lela Bungsu (1750-1775)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maharaja
Lela II (1775-1798)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sayid
Abdurrahman/Syarif Abdurrahman Fakhruddin (1798-1822)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Hasyim (1822-1828)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Ismail (1828-1844)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Hamid (1844-1866)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Jafar (1866-1872)<o:p></o:p></span></b></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Abubakar (1872-1886)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Sontol Said Ali
(1886-1892 )<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Hasyim II (1892-1930)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tengku Sayid Osman/Pemangku
Sultan (1930-1940)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarif Harun/Tengku Sayid Harun
(1940-1946).<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wilayah
kerajaan pelalawan berawal dari kerajaan pekantua yang didirikan oleh maharaja
indera (sekitar tahun 1380 M), kerajaan ini dibawah kekuasaan Johor. Pada masa
Sultan Syarif ali berkuasa di Siak, beliau menuntut agar Pelalawan mengakui
Siak sebagai yang dipertuan, kemudian terjadilah peperangan antara kerajaan
siak dan kerajaan pelalawan yang menjadikan Said Abdurrahman sebagai Sultan dikerajaan
pelalawan dan sejak itu kerajaan Pelalawan diperintah oleh raja-raja keturunan
Said Abdurrahman, dan salah satunya adalah anaknya yang bernama Tengku Said
Jaafar, yang mana pada masa pemerintahan Sultan Syarif Jaafar tidak ada terjadi
konflik atau perang besar dan dia dikenal dengan pemimpin yang adil, bijaksana
serta pandai mengatur struktur kerajaan hingga kebijakannya menertibkan
perbatasan tanah dan wilayah yang menjadi milik pesukuan sampai akhirnya dia
wafat dan mendapat gelar Marhum Tengah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Wade
Saputra. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gambaran Umum Kabupaten
Pelalawan. </i>Uin Suska. Pekanbaru. 2017</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hal. 18<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Wikipedia
Indonesia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan</span></i></a></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diakses pada 22 desember 2020 <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Wikipedia Indonesia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan</span></i></a></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diakses pada 22 Desember 2020<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-ID" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Wikipedia Indonesia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan</span></i></a></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diakses pada 22 Desember 2020</span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Sultan%20Syarif%20Jaafar%20Pahlawan%20Dari%20Pelalawan.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Desi
Purnama Indah , Isjoni, Kamaruddin. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. October 2017<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Desi
Purnama Indah , Isjoni, Kamaruddin. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. October 2017<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wade
Saputra. 2017. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Gambaran Umum Kabupaten
Pelalawan</i>. Uin Suska. Pekanbaru</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wikipedia
Indonesia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">https://id.wikipedia.org/wiki/Syarif_Jaafar_dari_Pelalawan</span></i></a></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></u></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diakses pada 22 Desember 2020<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-71459387582670650742020-12-26T11:12:00.001+07:002020-12-26T11:12:33.344+07:00PERJUANGAN KAPTEN MANSYURDIN DALAM MENEGAKKAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KOTA PEKANBARU<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Riska Riani</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kabar Indonesia sudah merdeka ditandai
dengan Proklamasi oleh Soekarno dan Muhammad Hatta, pada 17 Agustus 1945, baru
sampai ke telinga pemuda di Pekanbaru, Riau, lima hari kemudian, 22 Agustus
1945. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu diterima melalui telegrafis
Pemuda PTT Pekanbaru, Basrul Jamal.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Namun,
ia belum berani mengungkapkannya kepada pemuda lain karena situasi Pekanbaru
ketika itu masih dikuasai Jepang, negara
yang kalah perang. Dalam situasi yang tidak menentu tersebut dan tidak adanya kepastian tentang keberlangsungan
pemerintahana pasca Jepang kalah perang ini, terjadi selama lebih kurang
setengah bulan. Beberapa utusan sudah dikirim ke Bukittinggi, tetapi kepastian
yang diharapkan belum juga diperoleh.<sup>[<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_edn1" name="_ednref1" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>]</sup></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dari pernyataan diatas kemerdekaan
Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 memberikan dampak dan berkah
yang luar biasa bagi perkembangan negeri Melayu ini. Indonesia telah merdeka
namun, situasi yang memaksakan mereka untuk tetap menunggu kabar dari beberapa
utusan yang telah dikirim ke Bukittinggi. Hal ini dikarenakan Riau belum
terlepas dari kekuasaan Jepang. Demikian juga sarana dan prasarana dalam penunjang
yang menyampaikan kemerdekaan ke daera- daerah lain, seperti radio daerah
maupun surat kabar.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Berita yang diterima oleh Kantor PTT Pekanbaru,
juga bukan dalam bentuk Teks Proklamasi lengkap, tetapi hanya kabar bahwa
Indonesia sudah merdeka.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Tentara ke-16 juga melakukan kontrol yang keras
terhadap media massa. Pada awalnya, Bukittinggi hanya mengizinkan satu radio untuk
seluruh Sumatera yang dinamakan Sumatera Hosokyoku (Radio Sumatera). Barulah tanggal 29 Agustus 1945, Mansyurdin
Sang Kapten yang merupakan bekas anggota Gyu Gun, datang ke Pekanbaru dengan
membawa Salinan Pamflet Teks Proklamasi yang telah ditanda-tangani
Soekarno-Hatta. Berselang delapan hari kemudian, 30 Agustus 1945, barulah
Basrul Jamal dan para pemuda tergabung dalam Angkatan Muda PTT Pekanbaru,
kemudian menyebarluaskan teks Proklamasi tersebut, usai mendapat kabar
kepastian utusan yang datang dari Sumatare Barat. <sup>[<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_edn2" name="_ednref2" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a>]<o:p></o:p></sup></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Dari pernyataan diatas jelas Kapten
Mansyurdin adalah termasuk tokoh yang sangat dihormati dan disegani. Sepanjang
hidupnya, Beliau abdikan untuk kemajuan dan perjuangan di Riau. Beliau
merupakan bekas nggota Gyu-Gun yang diperbentuk di Pekanbaru oleh Markas Besar
BO-EI-SIREI-BU Sumatera di Bukittinggi. Daerah pengawasan beliau adalah antara
Padang dan Singapore termasuk Pekanbaru. Kemudian, sesampainya di Pekanbaru dini
hari tanggal 30 Agustus 1945 salinan Pamflet Teks Proklamasi tersebut langsung
ditempelkan ke berbagai tempat. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Ada warga daerah yang langsung mempercayai
berita tersebut dan ada pula yang meragukan, bahkan ada yang tidak menyukai
Indonesia merdeka. Ada lima latar belakang utama yang menyebabkan terjadinya berbagai
perbedaan di atas. Pertama, kontrol yang ketat oleh bala tentara Jepang
terhadap semua aktivitas (politik) daerah/warga daerah; kedua, perbedaan
kesempatan dari masing-masing daerah/warga daerah untuk mendapatkan akses
informasi; ketiga, perbedaan psikologis daerah/warga daerah dalam
menyikapi/mengambil keputusan yang berskala besar dan berdampak masif, tegasnya
perbedaan darah dan semangat dari kaum muda serta kematangan dan kedewasaan dari
kaum tua. Keempat, perbedaaan keterlibatan daerah/warga daerah dalam berbagai
peristiwa yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan pada masa Jepang; kelima,
sikap kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki hubungan istimewa dengan
penjajah (Belanda). Kemudian beliau berinisiatif memakai bendera merah putih
untuk memberi tahu kepada masyarakat luas jika kemerdekaan sudah dikumdangkan
namun beliau tidak menemukannya. Agar tidak terjadi kebingungan di masyarakat,
maka Mansyurdi berinisiatif memperbanyak rekan untuk membantu menyebarluaskan
dan membantu mencari kain merah putih. Namun
kain merah putih gagal dinaikkan karna sulit didapat. Pihak kepolisian
(dipimpin KEISI KARIM) yang mnegetahui aksi Mansyurdin, menangkap Mansyurdin
dan rekannya. Tak berlangsung lama, pada hari itu mereka dibebaskan, namun
diperintahkan segera kembali ke Bukittinggi. Kapten Mansyurdin tidak pantang
menyerah dalam menggerakkan berita kemerdekaan di Pekanbaru, bersama
rekan-rekan lainnya yaitu, bermawi, Ali Rasyid, Bang Ali, Bongsu dan lain-lain
membentuk gerakan pemuda pada tanggal 1 September 1945 yang diperintahkan untuk mengumpulkam
persenjataan sebanyak mugkin dan berupaya mengimbangi tindakan-tindakan Belanda
dan kaki tangannya.<sup>[<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_edn3" name="_ednref3" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a>]<o:p></o:p></sup></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pada pernyataan diatas Beliau sangat
gigih agar kota Pekanbaru Merdeka dari jajahan Jepang, Mansyurdin melakukan
berbagai mulai dari mengumpulkan rekan-rekan perjuangan membela tanah air dan
mencari kain putih dan merah sebagai bendera merah putih Indonesia. Namun hal
itu digagalkan pihak kepolisian yang dibawah pimpinan jepang di Pekanbaru pada
masa tersebut. Beliau diebabskan kembali
dan diberi perintah untuk kembali ke Bukittinggi namun, beliau tidak pantang
menyerah dan segera mengumpulkan persenjataan dengan rekan-rekan perjuangannya
yang lain.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Gerakan Serikat Hantu Kubur. Gerakan ini
merupakan gerakan tersembunyi para pemuda dengan maksud memberikan ancaman bagi
mereka yang membantu Belanda dan bangsa lainnya yang ingin berkuasa di
Indonesia. Pada tanggal 12 September 1945, pemimpin-pemimpin rakyat beserta
para pemuda, antara lain: Mansyurdin, Umar Usman, Dt.Mangku, Wan Abdurrachman,
Hasan Basri, Basrul Jamal, Toha Hanafi, Bermawi, Amat Suka, Rd.Yusuf, Rd. Selamat,
Agus Ramadan, Abu Bakar Abduh, menaikkan bendera merah putih secara resmi di
Kantor Riau Syu Tjo Kan (Residen Riau). Tindakan tersebut diambil alih oleh
para pemuda, karena Instruksi Penaikan Bendera Merah Putih dari Gubernur
Sumatera di Medan kepada Residen Riau pada waktu itu, Aminuddin, tidak
ditanggapi, akibat sudah dipengaruhi Belanda. Sebelumnya Sang Merah Putih
pernah dinaikkan para pemuda di Kantor Riau, Syu Tjo Kan, tetapi tidak lama
dapat berkibar karena kedatangan tentara Sekutu dari Singapore yang dipimpin
Majoor Langly, yang memerintahkan Jepang untuk menurunkan Sang Merah Putih.
Para pemuda pada awalnya akan menghantam tentara Jepang tersebut, namun
dibatalkan dengan pertimbangan untuk menjadikan Jepang sebagai kawan dalam
melawan Belanda/sekutu.<sup>[<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_edn4" name="_ednref4" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a>]<o:p></o:p></sup></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pada pernyataan diatas, Beliau membangun
organisasi gelap dan tersembunyi yang telah diikuti para pemuda Pekanbaru. Pada
tanggal tersebut, pemimpin-pemimpin rakyat serta Residen Riau pada saat itu
telah menaikkan bendera merah putih secara resmi, namun diambil alih para
pemuda karena pemimpin daerah medan sudah bersekutu dengan Belanda yang ingin
mengambil wilayah Riau dibawah kepemimpinan Belanda. Sebelumnya telah dibaikkan
bendera merah putih namun kedatangan tentara sekutu memerintahkan Jepang
menurunkan Bendera Merah Putih, yang mengakibatkan para pemuda geram dan kesal
ingin menghantam tentara Jepang, namun dibatalkan karena mereka ingin Jepang
berperan melawan Belanda.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pengibaran
bendera merah putih adalah salah satu ekspresi dukungan anak bangsa terhadap
proklamasi kemerdekaan. Pengibaran merah putih sekaligus menandai pengambilalihan
kekuasaan oleh para pendukung republik dari tangan Jepang khususnya dan
penjajah pada umumnya. Penaikan merah putih bisa dikatakan sebagai aksi heroik
dan perlawanan pertama pejuang bangsa terhadap larangan Jepang yang diperintahkan
menjaga status quo. Menariknya lagi, penaikan bendera tersebut dilakukan di
tempat-tempat strategis yang menarik perhatian, serta di lokasi-lokasi yang
menjadi simbol kekuasaan penguasa Jepang.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Di
Pakanbaru bendera merah putih pertama kali juga dikibarkan di Kantor PTT (15
September) dan kemudian di halaman Kantor Shu Chokan (16 September).<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Mansyurdin dan Bermawi, serta beberapa
orang pemuda mendatangi rumah Residen Aminuddin dan Keisi Karim (Komisaris)
dengan maksud menanyakan pendiriannya terkait Kemerdekaan Indonesia. Akibat
desakan dari Mansyurdin, Bermawi, dan para pemuda, akhirnya Aminuddin melarikan
diri masuk kamp Sekutu, sedangkan Keisi Karim diperintahkan meninggalkan Riau
sesegera mungkin. Setelah pengibaran bendera merah putih di Pekanbaru, Aparat
Pemerintahan, Barisan Keamanan Rakyat (BKR), Organisasi Pemuda, dan lain-lain
mulai disusun, dan disebarkan ke seluruh Riau. Serikat Hantu Kubur yang
dikomandoi Mansyurdin, kembali menaikkan bendera sang Saka Merah Putih yang
sudah diturunkan Tentara Jepang di Kantor Riau Syu Tjo Kan. Saat itu, 'Sang
Merah Putih' yang sudah berkibar di Kantor Syu Tjo Kan sejak tanggal 1 September 1945, tiba-tiba
diturunkan kembali oleh Tentara Jepang.</span><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">[</span></sup><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_edn5" name="_ednref5" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">]</span></sup><sup><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></sup></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Nah, pada pernyataan diatas,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">sebenarnya pernah juga beberapa
pemimpin rakyat mendatangi mereka, akan tetapi tidak ditanggapi akibat pengaruh
dari pihak Belanda yang sering mendatangi rumah mereka. Mansyurdin bersama 4 orang rekan-rekannya,
yakni Bermawi, Miswan, Abdullah Rukun
dan Adjo Udin lalu bertindak. Pada malam harinya dengan sembunyi-sembunyi dan
merangkak, mereka menaikkan kembali Sang Merah Putih di Kantor Riau Syu Tju Kan
yang sedang dikawal tentara Jepang. Karena sudah diturunkan Tentara Jepang di
Kantor Riau Syu Tjo Kan saat itu. Kemudian, pada tiang bendera itupun ditulis
kalimat yang berbunyi "AWAS SIAPA YANG MENURUNKAN MAUT", di bawah
kalimat itu juga ditulis "SERIKAT HANTU KUBUR". Pada posisi paling
atas dibuat gambar tengkorak dan kalimat-kalimat yang ditulis Albanik. Dan
ternyata upaya Beliau tidak sia-sia. Para tentara Jepang tidak mau lagi
menurunkn bendera itu. Maka, berkibarlah terus Sang Merah Putih di Kantor Syu
Tjo Kan yang akhirnya dinamakan Kantor Residen RI Riau. Sang Merah Putih yang
dinaikkan oleh Mansyurdin dan rekan-rekannya pada tengah malam buta itu,
merupakan pemberian Toha Hanafi kepada "Serikat Hantu Kubur".<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pada tanggal 25 September1945 atas
permintaan Sekutu pada Residen Riau maka Mansyurdin, Bermawi, dan Bongsu dibawa
ke markas Sekutu dengan alasan untuk melakukan perundingan. Ternyata, kedatangan
mereka ditunggu oleh seorang kolonel Jepang, yaitu Kepala Staf tentara Jepang
seluruh Riau, serta tentara Jepang dari wilayah lainnya dan memutuskan untuk
menahan Mansyurdin beserta Bermawi dan Bonsgu. Akan tetapi, Residen Malik
beserta delegasi yidak menerima keputusan ini. Akhirnya, Kolonel Jepang
tersebut mengambil jalan tengah, dimana Mansyurdin dan dua rekannya diserahkan
kepada Kompetei (Polisi Militer Jepang) saat itu. Pada tanggal 26 September
1945, Sekutu memerintahkan Pengadilan Jepang untuk mengadili Mansyurdin dan 2
rekannya. Situasi didalam dan luar Pengadilan sangat tegang. Pengadilan Jepang
memutuskan untuk menahan Mansyurdin dan 2 rekannya selama 8 tahun penjara.
Namun, pada akhirnya setelah memperoleh pembelaan dari rekan sejawat mereka,
hukuman menjadi 4 tahun penjara dan dikirim ke Bukittinggi dengan pengawalan
ketat.<sup>[<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_edn6" name="_ednref6" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a>]<o:p></o:p></sup></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pada pernyataan diatas, sekutu
memerintahkan Residen Riau dibawa runding, namun hal ini ternyata untuk menahan
Mansyurdin dan dua rekan lainnya. Hal ini tentu menjadi pengkhianatan dari
pihak Residen Riau terhadap masyarakatanya. Namun, kepada Delegasi, Kolonel
Jepang memberitahukan secara diam-diam bahwa Mansyurdin dan rekan-rekannya akan
dihukum tembak oleh sekutu dengan tuduhan mengacau keamanan dan lubang kuburan
sudah disiapkan. Dan Jepang berjanji lagi kepada delegasi, bahwa Mansyurdin
beserta rekan-rekannya akan diselamatkan sebisa mungkin. Kemudian Beliau ditahan
selama 4 tahun penjara dan dikirim ke Bukittinggi. Setelah Beliau ditahan,
pemimpin-pemimpin rakyat yang ada di Bukittinggi mebebaskan beliau, dengan
syarat Mansyurdin tidak diperbolehkan kembali ke Riau lagi.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Provinsi Riau menyimpan banyak kisah
heroik masyarakatnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa
lampau. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu diterima melalui telegrafis
Pemuda PTT Pekanbaru, Basrul Jamal.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Kapten
mansyurdin merupakan tokoh perjuangan yang memerjuangkan hak-hak di Riau untuk
menyuarakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Meskipun Beliau berasal dari daerah
lain yaitu Sumatra Barat, namun bukan berarti Beliau mengabaikan perannya yaitu
tetap memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Melalui berbagai tindakan yang dimulai
secara terang-terangan mengumumkan kemerdekan dengan menggunakan pamflet dan
radio sampai bersembunyi dalam mengembalikan bendera merah putih ketempat
asalnya. Kapten Manyurdin bersama rekannya membangun Serikat Hantu Kubur yang
diberi amanah guna membentuk ‘polisi tentara’ sampai akhirnya membawa mereka ke penahanan
oleh tentara Jepang dan berusaha untuk membebaskan diri dari jeratan hukum.
Hingga Kapten Mansyurdin dibebaskan dengan syarat tidak boleh kembali ke Riau.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"> </span></p><div>
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_ednref1" name="_edn1" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Muchtar,
Lutfi. Dkk. Buku Sejarah Riau Pekanbaru. 1977 <o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_ednref2" name="_edn2" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Gunawan, Restu. Dkk. <i>Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. </i>Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Hal. 69<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_ednref3" name="_edn3" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Ibid. Hal. 72<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_ednref4" name="_edn4" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">GoRiau.
Indonesia. </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.goriau.com/berita/baca/sandang-gelar-pejuang-kemerdekaan-ini-kisah-perjuangan-kapten-mansyurdin.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.goriau.com/berita/baca/sandang-gelar-pejuang-kemerdekaan-ini-kisah-perjuangan-kapten-mansyurdin.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
2019. Diakses 6 Desember 2020</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn5">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_ednref5" name="_edn5" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">GoRiau.
Indonesia. </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.goriau.com/berita/baca/sandang-gelar-pejuang-kemerdekaan-ini-kisah-perjuangan-kapten-mansyurdin.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.goriau.com/berita/baca/sandang-gelar-pejuang-kemerdekaan-ini-kisah-perjuangan-kapten-mansyurdin.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
2019. Diakses 6 Desember 2020</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn6">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perjuangan%20Kapten%20Mansyurdin%20dalam%20Menegakkan%20Berita%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20di%20kota%20Pekanbaru.docx#_ednref6" name="_edn6" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">RealitaOnline.
Indonesia.</span><span lang="EN-US"> <a href="http://www.realitaonline.com/read-15435-2019-08-10-sempena-hut-ke-62-provinsi-riau-12-tokoh-mendapat-gelar-pejuang-kemerdekaan.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">http://www.realitaonline.com/read-15435-2019-08-10-sempena-hut-ke-62-provinsi-riau-12-tokoh-mendapat-gelar-pejuang-kemerdekaan.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
2019 Diakses 6 Desember 2020. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 108.0pt; text-indent: 62.1pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Gunawan,
Restu. Dkk. <i>Sejarah Berita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. </i></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Direktorat
Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2015.</span></p>
<p class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 136.4pt; text-indent: -35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Lutfi,
Muchtar. Dkk. Buku Sejarah Riau Pekanbaru. 1977 <span style="background: white; color: #000a3a;"> </span></span></p>
<p class="MsoNoSpacing"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">GoRiau. Indonesia. </span><span lang="EN-US"><a href="https://www.goriau.com/berita/baca/sandang-gelar-pejuang-kemerdekaan-ini-kisah-perjuangan-kapten-mansyurdin.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">https://www.goriau.com/berita/baca/sandang-gelar-pejuang-kemerdekaan-ini-kisah-perjuangan-kapten-mansyurdin.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">. Diakses
pada tanggal 6 Desember, pukul 09.42.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">RealitaOnline. Indonesia.</span><span lang="EN-US"> <a href="http://www.realitaonline.com/read-15435-2019-08-10-sempena-hut-ke-62-provinsi-riau-12-tokoh-mendapat-gelar-pejuang-kemerdekaan.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">http://www.realitaonline.com/read-15435-2019-08-10-sempena-hut-ke-62-provinsi-riau-12-tokoh-mendapat-gelar-pejuang-kemerdekaan.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">.
Diakses pada tanggal 6 Desember, pukul 15.23.<o:p></o:p></span></p>
</div>
</div><div style="mso-element: endnote-list;"><div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-4505900507210218132020-12-24T20:19:00.003+07:002020-12-24T20:19:56.801+07:00Kecamatan Rengat Barat, Indragiri Hulu<p><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Anggi Afrilianti</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan
Rengat Barat merupakan salah satu 'Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu dengan
luas wilayah ± 65.561 Ha, yang terdiri dari 18 Desa/Kelurahan/UPr, terletak
pada posisi 102 00 sampai 102 derajat 30 00 Timur. Berdasarkan topografinya,
Kecamatan Rengat Barat terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, rawa-rawa dengan
ketinggian 5 - 400 m dari permukaan laut dan berada pada jalur lintas Timur
Sumatera. Kecamatan Rengat Barat beriklim tropis basah dengan suhu yang relatif
tinggi, minimum 21,4 OC dan maksimum 32,8 OC. Kondisi udara lembab dengan curah
hujan sekitar 2.448,94 rom per tahun.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Secara umum keadaan topografi
Kecamatan rengat Barat adalah berupa Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dataran
dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut sekitar 27 meter. Desa Tanah
Datar merupakan desa dengan wilayah tertinggi dari permukaan laut yang mencapai
52 meter, diikuti oleh Desa Tani Makmur dan Sungai Baung yang memiliki
ketinggian mencapai 48 meter. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Seluruh desa/kelurahan di wilayah
Rengat Barat dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan
jarak desa/kelurahan terjauh 16,4 km dari pusat kabupaten dan 17,1 km dari
pusat kecamatan, yaitu Desa Alang Kepayang.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Batas-batas
Kecamatan Rengat Barat:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">1) Sebelah Utara dengan Kabupaten Pelalawan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">2)
Sebelah Selatan dengan Kecamatan Seberida. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">3)
Sebelah Timur dengan Kecamatan Rengat<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">4)
Sebelah Barat dengan Kecamatan Lirik<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tabel. II.1.<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Orbitasi Jarak Antara Masing-Masing Desa
Dengan<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kantor Camat Dan Kantor Bupati (Km)<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></b></p>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody><tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">No<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Desa/Kelurahan<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kantor
Camat<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kantor
Bupati<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">1.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Barangan
<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">16,5<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">15,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">2.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Alang
Kepayang <o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">17,1<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">16,4<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">3.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Danau
Baru<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">13,4<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">13,2<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">4.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Redang<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">7,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">7,7<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kota
Lama<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">9,2<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">8,5<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">6.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sungai
Dawu<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,9<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,2<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 7;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">7.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pematang
Jaya<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">12,4<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">11,7<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 8;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">8.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Bukit
Petaling<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">9,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">9,1<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 9;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">9.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah
Datar<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">13,7<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">13,9<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 10;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">10.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Talang
Jerinjing<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,2<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,4<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 11;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">11.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pematang
Reba<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">0,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">0,6<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 12;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">12.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pekan
Heran<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,7<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,5<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 13;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">13.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Rantau
Bakung<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">7,2<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">7,0<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 14;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">14.
<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sialang
Dua Dahan<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">11,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">11,6<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 15;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">15.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tani
Makmur<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">12,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">12,1<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 16;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">16.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sungai
Baung<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,8<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">5,1<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 17; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 19.6pt;" valign="top" width="26">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">17.<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 198.4pt;" valign="top" width="265">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Air
Jernih<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.0pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">9,7<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 109.05pt;" valign="top" width="145">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">9,0<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan
Rengat Barat sebagai daerah pusat pemerintahan kabupaten Indragiri Hulu,
dibentuk berdasarkan peraturan pemerinta No.33 Tahun 1995 tanggal 4 September
1995 dan di resmikan pada tanggal 13 Januari 1996. Sebelumnya wilayah ini
merupakan perwakilan Kecamatan Rengat yang membawahi 14 Desa di sebelah Barat
Kecamatan Rengat dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Pematang Reba. Di
wilayah kecamatan Rengat Barat ini terdapat suku asli pedalaman yaitu suku
“Talang Mamak” yang mendiami sebagian wilayah Desa Talang Jerinjing<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di
bidang pemerintahan, Kecamatan Rengat Barat terdiri dari 1 kelurahan dan 17
desa dengan status hukum desa dan kelurahan definitif. Kecamatan Rengat Barat
memiliki 61 dusun/lingkungan, 107 RW, dan 273 RT. Kelurahan Pematang Reba
sebagai Ibu kota Kecamatan memiliki jumlah RT terbanyak mencapai 45 RT. Hal ini
tidaklah mengherankan mengingat jumlah penduduk dikelurahan ini dari tahun ke
tahun terus meningkat. Sebaliknya, Desa Barangan memiliki jumlah unit
administratif paling sedikit, yakni hanya terdiri dari 2 dusun, 2 RW, 4 RT.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Maju
tidaknya perekonomian suatu daerah dapat di lihat dari ramai atau tidaknya
perdagangan di daerah tersebut. Indikator ramainya aktivitas perdagangan
terlihat dari jumlah pasar, pertokoan dan lain sebagainya. Sarana perdagangan
ini merupakan unsur penting dalam menunjang pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat. Di Kecamatan Rengat Barat terdapat 12 pasar yang di jadikan tempat
berniaga. Pasar-pasar tersebut merupakan tempat utama bagi masyarkat untuk
mendapatkan beragam kebutuhan pokok.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pusat
Pemerintahan Kecamatan Rengat Barat yaitu Pematang Reba, yang juga merupakan
lokasi perkantoran pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu. Posisi yang strategis
karena tepat di jalur lintas timur, berdampak pada berkembangnya usaha
akomodasi di wilayah ini. Tercatat pada tahun 2016 telah beroperasi 12 buah
usaha jasa akomodasi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Penduduk kecamatan rengat barat pada
umumnya di huni oleh suku Melayu, Jawa, Sunda dan suku pendatang dari daerah
lain. Jumlah penduduk Kecamatan Rengat Barat pada tahun 2016 adalah 45.526 jiwa
terdiri dari 23.417 laki-laki dan 22.109 perempuan, dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 10.650 rumah tangga, sehingga rata- rata jumlah jiwa dalam rumah
tangga adalah 4 jiwa. Di lihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio) terlihat
bahwa secara keseluruhan rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan Rengat Barat
adalah 106. Artinya, dari 100 penduduk perempuan terdapat 106 penduduk
laki-laki. Ada 3 desa dengan rasio jenis kelamin di bawah 100, atau dengan kata
lain jumlah penduduk laki-laki nya lebih sedikit dari jumlah penduduk
perempuan, yaitu Desa Danau Baru, Rantau Bakung, dan Danau Tiga.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di sektor pendidikan, Kecamatan
Rengat Barat memiliki 18 unit TK sederajat, 35 unit SD sederajat, 9 unit SMP
sederajat, 4 unit SMA sederajat, dan 2 unit SMK. Salah satu faktor penting yang
menunjang kualitas dan efisiensi pendidikan adalah rasio siswa guru dan murid.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan data yang diperoleh dari
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Rengat Barat, diketahui bahwa rasio guru dan
murid antara lain:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"></p><ol><li>Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) adalah 1:12 dan 1:11</li><li>Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah 1:12 dan 1:15</li><li>Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) adalah 1:11, 1:10, dan 1:9.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_edn6" name="_ednref6" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></a></li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di Kecamatan Rengat Barat toleransi
hidup beragama berjalan dengan sangat baik indikator tersebut dapat dilihat
dari banyaknya pembangunan sarana peribadatan di Kecamatan Rengat Barat,
tercatat terdapat 57 masjid, 82 surau/langgar dan 7 gereja. Ini merupakan bukti
bahwa kepedulian masyarakat terhadap kehidupan beragama sangat kuat, selain
dari itu pembangunan sarana ibadah terutama masjid dan surau/langgar merupakan
hasil swadaya masyarakat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Meskipun adanya keberagaman agama
dengan mayoritas beragama Islam namun tidak mengurangi nilai-nilai toleransi
antar umat beragama. Demikian juga dengan pemeluk agama lain yang secara jumlah
merupakan minoritas tapi tidak ada perlakukan diskriminatif terhadap pemeluk
agama minoritas.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rengat Barat adalah sebuah
kecamatan dalam Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Rengat Barat sedianya akan
dikembangkan sebagai pusat pemerintahan kabupaten yang baru menggantikan Kota
Rengat. Rengat Barat ber-ibu kota-kan Pematang Reba,dan sebagai ciri khasnya
yaitu adanya tugu "2 ekor ikan patin yang berada di bawah sekuntum bunga
seroja". Rengat Barat adalah salah satu kecamatan yang dilalui oleh sungai
besar yaitu sungai batang kuantan,yang juga dikenal dengan sungai indragiri.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di
Rengat Barat ini lah sektor Pemerintahan Indragiri Hulu bertempat. Pada tugu
Bundaran Tugu Patin, Kita lihat dari arah Pekan Baru maka jika kita lurus itu
arah Rengat, jika kita belok kanan itu arah Pekan Heran, dan Jika kita belok
kea rah Kanan maka itu arah ke jalan Lintas Timur atau arah ke Jambi. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">kini
kota pematang reba menjadi kota yang indah dan asri. pembangunan pun semakin
gencar dilaksanakan, yaitu di antaranya pembangunan taman kota, stadion sepak
bola, gor basket dan berbagai penunjang olahraga lainnya. pembangunan sekolah,
rumah sakit, hotel dan yang lainya pun semakin pesat dan tentunya didukung
pembangunan insfrastuktur yang memadai.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penduduk
Rengat Barat sebagian besar menggantungkan kehidupannya di bidang pertanian dan
sebagian besar adalah dengan pertanian karet,sawit.</p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Febrani, Dewi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pemanfaatan Limbah
Pertanian Sebagai Pakan Ruminansia Paoa Peternak Rakyat 01 Kecamatan Rengat
Barat Kabupaten Inoragiri Hulu. </i>Jom Faperta-Uin Suska Riau Volume 5 Edisi
Februari 2008. Hal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>28-37.</span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia</i>.
</span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Pematang_Reba"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">https://id.wikipedia.org/wiki/Pematang_Reba</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">. Diakses<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>10 Agustus
2019.</span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
<span style="mso-no-proof: yes;">Sapni, A.<i>Gambaran Umum Kecamatan Rengat
Barat, Indragiri Hulu</i>. Jom Fisip-Uin Suska Volume 7 Edisi 24 Oktober
2018.Hal 1-18.<i><o:p></o:p></i></span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> <span style="mso-no-proof: yes;">Hadi, J.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i>"Rengat
Kota Bersejarah"</i>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>14 September
2016, </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://www.goriau.com/berita/baca/rengat-kota-bersejarah.html.%20Diakses%208%20Desember%202020"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">https://www.goriau.com/berita/baca/rengat-kota-bersejarah.html. Diakses 8
Desember 2020</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">.</span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Dewi, Kurnia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Analisis Kualitas Pelayanan
Publik Di Kantor Desa Redang Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu. </i>Jom
FEB Volume 7 Edisi Desember 2018. Hal 192-199.</span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Kecamatan%20Rengat%20Barat,%20Indragiri%20Hulu-1-1.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Silaban, ellis. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Penerapan Pembelajaran
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Xii
Ipa1 Sma Negeri 1 Rengat Barat Pada Semester Genap. </i>Jurnal Pendidikan. Vol.
3, No 1, Oktober 2019. Hal. 66-76. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoBibliography" style="line-height: normal; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Daftar Pustaka</span></b></p>
<p class="MsoBibliography" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dewi,
Kurnia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Analisis Kualitas Pelayanan
Publik Di Kantor Desa Redang Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu. </i>Jom
FEB-StieIndragiri<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Volume 7 Edisi
Desember 2018.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoBibliography" style="line-height: normal; text-align: justify;"><!--[if supportFields]><span
lang=EN-US style='font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"'><span
style='mso-element:field-begin'></span><span
style='mso-spacerun:yes'> </span>BIBLIOGRAPHY<span style='mso-spacerun:yes'>
</span>\l 1033 <span style='mso-element:field-separator'></span></span><![endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Febrani, Dewi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">PEMAnfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ruminansia Paoa Peternak
Rakyat 01 Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Inoragiri Hulu. </i>Jom Faperta-Uin
Suska Riau Volume 5 Edisi Februari 2008. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoBibliography" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Hadi, J. <i>"Rengat Kota Bersejarah"</i>.https://www.goriau.com/berita/baca/rengat-kota-bersejarah
html.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoBibliography" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Sapni, A. <i>Gambaran Umum Kecamatan Rengat Barat, Indragiri
Hulu</i>. Jom Fisip-Uin Suska Volume 7 Edisi 24 Oktober 2018.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Silaban, E. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Penerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Xii Ipa1 Sma Negeri 1 Rengat Barat Pada Semester Genap. </i>Jurnal
Pendidikan. Vol. 3, No 1, Oktober 2019.</span></p>
<p class="MsoBibliography" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Wikipedia. ”<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia".
</i>https://id.wikipedia.org/wiki/Pematang_Reba. Diakses 10 Agustus 2019.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-75673033797025406532020-12-24T19:15:00.002+07:002020-12-24T19:15:50.164+07:00Sejarah Kecamatan Tualang<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Rasyid Nur Ramadhan</span></span></p><p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;">Tualang adalah sebuah Kecamatan
di Kabupaten Siak, Riau, Indonesia. Kecamatan Tualang terletak antara
0°32'-0°51' Lintang Utara dan 101°28'-101°52' Bujur Timur. Dengan wilayah lain
yang berbatasan sebagai berikut:</span></p>
<div align="center"><div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: -12.8pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 399px;">
<tbody><tr style="height: 17.35pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border: solid windowtext 1.0pt; height: 17.35pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.95pt;" valign="top" width="79">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Utara</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 17.35pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 240.1pt;" valign="top" width="320">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Kecamatan Minas</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 17.35pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 17.35pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.95pt;" valign="top" width="79">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Timur</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 17.35pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 240.1pt;" valign="top" width="320">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Kecamatan Koto Gasip</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan Lubuk Dalam<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 17.35pt; mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 17.35pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.95pt;" valign="top" width="79">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Selatan</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 17.35pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 240.1pt;" valign="top" width="320">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Kecamatan Kerinci
Kanan</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan </span><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Lubuk Dalam</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 3.5pt; mso-yfti-irow: 3; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 3.5pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.95pt;" valign="top" width="79">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Barat</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 3.5pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 240.1pt;" valign="top" width="320">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kecamatan Minas dan </span><span lang="EN-US"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration-line: none;">Kota Pekanbaru</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span></span></span></p><a name='more'></a><span style="color: #cccccc;"><br /></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Sebelum
Tualang menjadi suatu kecamatan, daerah ini masih tergabung dengan kecamatan
siak dan kabupaten bengkalis, Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan
industri membuat daerah ini menjadi tujuan bagi perantau dari berbagai daerah
yang tentunya menjadi pesat pula pertumbuhan penduduknya sehingga menurut
pemerintah pusat, daerah ini layak untuk dimekarkan menjadi beberapa desa.
Diantara delapan desa dan satu kelurahan ini, desa Tualanglah yang paling padat
penduduknya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, penduduk desa tualang
berjumlah sekitar enam belas ribu empat ratus jiwa dengan tiga ribu lima ratus
kepala keluarga, yang didominasi oleh perantau dari berbagai daerah, persentase
penduduk tempatan dengan penduduk perantau berkisar antara 30% berbanding 70%.(
BPS Kab Siak, profil kecamatan Tualang Tahun 2013 ).<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perawang secara umum berada pada daerah dataran
dimana sektor industri pengolahan merupakan motor penggerak perekonomian yang
sangat dominan tidak saja bagi Perawang sendiri tetapi juga menjadi sektor
andalan Kabupaten Siak. Sehingga tidak berlebihan apabila daerah ini disebut
daerah industri.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Selanjutnya </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">penduduk
masyarakat Tualang sendiri berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak
akan digambarkan melalui tabel berikut : </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: 23.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Jumlah Warga Menurut Jenis Kelamin dan
Jumlah Keluarga di<o:p></o:p></span></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: 23.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Kecamatan Tualang, 31 Desember 2018<o:p></o:p></span></span></b></p>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 19.6pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-table-layout-alt: fixed; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 508px;">
<tbody><tr style="height: 9.0pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td rowspan="2" style="border: solid windowtext 1.0pt; height: 9.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">No<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td rowspan="2" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 9.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Desa/Kelurahan<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td colspan="3" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 9.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Jenis Kelamin<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td rowspan="2" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 9.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Jumlah Keluarga<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 5.25pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 5.25pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Laki-laki<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 5.25pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Perempuan<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 5.25pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Jumlah<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Maredan<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1752<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1674<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">3426<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">847<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Tualang<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">7676<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">8048<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">15.724<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">3.171<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">3.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Pinang Sebatang<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.934<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1.722<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">4.656<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.330<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">4.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Maredan Barat<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1.487<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1.327<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.814<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">803<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">5.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Pinang Sebatang
Barat<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.709<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.528<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">5.237<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1.516<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 7;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">6.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Pinang Sebatang
Timur<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">5.174<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">4.239<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">9.413<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.984<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 8;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">7.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Perawang Barat<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">12.627<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">10.629<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">23.256<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">4.259<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 9;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">8.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Perawang<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">22.671<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">21.172<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">43.843<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">11.957<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 10;">
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 31.95pt;" valign="top" width="43">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">9.<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 4.0cm;" valign="top" width="151">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Tualang Timur<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.761<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">2.762<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">5.825<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">1.669<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 11; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td colspan="2" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 145.35pt;" valign="top" width="194">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Jumlah<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">60.093<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" valign="top" width="85">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">54.101<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">114.194<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 58.45pt;" valign="top" width="78">
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">30.036<o:p></o:p></span></span></p>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Sumber : Kantor
Camat Tualang<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Pusat
pemerintahan di Kelurahan Perawang berjarak ± 70 KM dari Siak Sri Indrapura,
dapat ditempuh melalui jalur sungai selama ± 1,5 jam dan melalui jalur darat ±
1,5 - 2 jam perjalanan dan pada tgl 21 Feb 2011 telah diresmikan Jembatan
Maredan yang menghubungkan Perawang dengan Siak. Wilayah Kecamatan Tualang
seperti pada umumnya wilayah Kabupaten Siak lainnya terdiri dari dataran rendah
dengan struktur tanah pada umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning
dari batuan dan aluvial serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk tanah
rawa-rawa atau tanah basah. Kecamatan Tualang secara umum berada pada daerah
dataran dimana sektor industri pengolahan merupakan motor penggerak
perekonomian yang sangat dominan tidak saja bagi Kecamatan Tualang sendiri
tetapi juga menjadi sektor andalan Kabupaten Siak. Sehingga tidak berlebihan
apabila daerah ini disebut daerah industri.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Dengan
memiliki daerah yang mendukung untuk membangun sebuah indsutri pabrik kertas,
sangat efisien sekali pemanfaatan lahan di Kecamatan Tualang ini sehingga
ketika kita berkunjung ke daerah ini akan tampak pabrik-pabrik yang menghiasi
dan menjadi ikonik dari Kecamatan yang satu ini. Selain itu juga dengan
memiliki kandungan tanah gambut yang mumpuni tidak jarang pula sawit juga turut
menjadi satu sektor perekonomian masyarakat Kecamatan Tualang ini.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Masyarat
Perawang sebagian besar adalah pendatang dari bermacam suku & agama . Perawang
dulunya hanya sebuah desa kecil yang terisolir dari segi ekonomi maupun akses
jalan . setelah masuk perusahaan besar seperti CALTEX,IKPP sangat membantu
pertumbuhan makro desa Perawang. hingga saat ini pertumbuhan Perawang dikatakan
stabil. ditandai dengan benyaknya pembangunan yang semakin merata.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Dikota
ini terdapat pabrik kertas PT. Indah Kiat yang merupakan anak grup Sinarmas.
Indah Kiat merupakan pabrik kertas dan bubur kertas utama di Indonesia. Pabrik
ini telah memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat Perawang dan sekitarnya,
baik langsung maupun tidak.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Disisi lain PT.
Indah Kiat juga turut serta dalam memajukan pendidikan di kecamatan Tualang
dengan mendirikan beberapa sekolah seperti SDS YPPI Perawang, SMPS YPPI
Perawang, dan SMK YPPI Perawang. Ini menjadi bukti bahwa adanya kepedulian perusahaan
ini terhadap pendidikan masyarakat setempat.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Namun
kerusakan lingkungan penebangan kayu hutan yg menjadi bahan baku pabrik menjadi
sisi lain dari dampak keberadaannya. di samping itu, pabrik ini kerap dituding
sebagai salah satu penyebab tercemarnya aliran sungai Siak.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Sesuai
dengan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 70/Kpts-II/95 tentang pengaturan
tata ruang hutan tanaman industri, Masyarakat seputar hutan di Kabupaten Siak
umumnya dan Kecamatan Tualang khususnya berhak mendapatkan 5 % luas HTI yang
ada di Kecamatan Tualang. Dengan diberikannya hak tersebut akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seputar hutan yang selama ini terpinggirkan.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Pemerintah Kecamatan
Tualang yang sedang berkembang dan giat-giatnya melakukan pembangunan di semua
bidang, mempunyai program dalam penataan wilayahnya, termasuk didalamnya
penataan Desa/ Kelurahan. Kecamatan Tualang yang terus meningkat menyebabkan
peningkatan kebutuhan akan lahan permukiman dan lahan untuk melakukan aktifitas
usaha seperti perdagangan, jasa dan industri serta peningkatan fasilitas
pelayanan Kecamatan Tualang lainnya. Kondisi inilah yang menyebabkan
perkembangan Kecamatan Tualang makin berkembang tapi tidak merata dan hampir
menggeser sektor lahan pertanian maupun non pertanian yang ada di wilayah
Kecamatan Tualang.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Keadaan yang
menggambarkan Kecamatan Tualang berkembang inilah yang menjadikan pemerintah
setempat memfokuskan untuk kemajuan Kecamatan Tualang ini dengan mendirikan
beberapa fasilitas umum seperti : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Puskesmas,
Sekolah, dan lain sebagainya demi terciptanya masyarakat yang sejahtera dan
harmonis.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p><span style="color: #cccccc;"> </span></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 1.0pt; text-indent: 13.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 13.0pt; margin-right: 1.0pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 23.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Kecamatan Tualang
adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Siak Provinsi Riau yang
merupakan kecamatan dalam tahap berkembang namun memiliki perusahaan besar
seperti CALTEX dan IKPP. Dengan begitu masyarakat yang heterogen di Kecamatan
Tualang bertumpu pada perusahaan tersebut sebagai penopang ekonomi mereka,
sangat tidak berlebihan jika Kecamatan Tualang khususnya Perawang disebut
sebagai kota industri. Meskipun begitu dengan berdirinya perusahaan besar
tersebut memberikan problematika tersendiri bagi Kecamatan Tualang ini yaitu
pencemaran sungai siak yang diduga penyebabnya dari perusahaan tersebut, tetapi
dengan adanya Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 70/Kpts-II/95 tentang
pengaturan tata ruang hutan tanaman industri, Masyarakat seputar hutan di
Kabupaten Siak umumnya dan Kecamatan Tualang khususnya berhak mendapatkan 5 %
luas HTI yang ada di Kecamatan Tualang. Maka masyarakat diharapkan bisa menjadi
masyarakat yang sejahtera dan bisa menggerakkan perekonomiannya. <o:p></o:p></span></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><span style="color: #cccccc;"><br clear="all" />
</span><hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 1.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meridian.
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Kampung KB Tualang”. </i><u>https://kampungkb.bkkbn.go.id/2016/9/kampung-kb-tualang.html.</u> Diakses 7 Desember 2020<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 104%; margin-right: 1.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 104%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Perawang,_Tualang,_Siak">https://id.wikipedia.org/wiki/Perawang,_Tualang,_Siak</a></span></span></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Badan
Pusat Statistik Kabupaten Siak, 2019, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kecamatan
Tualang Dalam Angka 2019</i>, Siak: M&N Grafika.</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wikipedia.
“Indonesia”. <u>https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia</u>.
Diakses 7 Desember 2020.</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 1.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/SEJARAH%20KECAMATAN%20TUALANG.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Delfi.
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Studi Perkembangan Kecamatan Tualang
Kabupaten Siak Ditinjau Dari Penggunaan Lahan Dan Kegiatan Ekonomi.</i> Jurnal
Planologi. Vol. 1, No. 1,Juli 2018. Hal. 40<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 1.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;"><br /></span></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 1.0pt; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.15pt; margin-top: 0cm; text-indent: -1.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak,
2019, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kecamatan Tualang Dalam Angka 2019</i>,
Siak: M&N Grafika.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.15pt; margin-top: 0cm; text-indent: -1.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Delfi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Studi Perkembangan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Ditinjau Dari Penggunaan
Lahan Dan Kegiatan Ekonomi.</i> Jurnal Planologi. Vol. 1, No. 1,Juli 2018.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 31.2pt; margin-right: 1.15pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 35.45pt; text-indent: -31.2pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: #cccccc;">Meridian. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Kampung KB Tualang”. </i><u>https://kampungkb.bkkbn.go.id/2016/9/kampung-kb-tualang.html.
</u><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p></o:p></i></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.15pt; margin-top: 0cm; text-indent: -1.0cm;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="color: #cccccc;">Wikipedia.
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Indonesia”.</i> <u>https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia</u>.
Diakses 7 Desember 2020.</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-56304662171225894492020-12-24T10:27:00.002+07:002020-12-24T10:27:13.271+07:00KECAMATAN GUNUNG TOAR<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">IRMA SETRIANTI</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kecamatan Gunung Toar merupakan
salah satu kecamatan dari pemekaran kecamatan Kuantan Mudik.Kecamatan ini
memiliki Ibu Kota yaitu Desa Kampung Baru.Kecamatan Gunung Toar memiliki luas
187,23 km<sup>2</sup> dan terdiri dari 14 desa. Kecamatan Gunung Toar itu
sendiri mempunyai iklim tropis dengan curah hujan pada 2017 berkisar antara
1-601,6 mm/tahun.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Kemudian Kecamatan ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada 2019
memiliki curah hujan berkisar antara 81,00-570,00 mm per tahun.<sup>1</sup></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Batas-batas wilayah Kecamatan
Gunung Toar :</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hulu
Kuantan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuantan
Tengah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuantan
Mudik<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kuantan
Tengah</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kecamatan Gunung Toar mempunyai
14 desa yang defenitive sampai akhir tahun 2019,terdapat 36 dusun di Kecamatan
Gunung Toar.Dengan rata-rata 2-3 tiap dusun desa.Desa – desa di Kecamatan
Gunung Toar adalah :<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Kampung Baru<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Lubuk Terentang<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Pisang Berebus<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Petapahan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Toar<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Teluk Beringin<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Gunung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Seberang Gunung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Koto Gunung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Pulau Mungkur<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">11.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Pulau Rumput<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">12.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Seberang Sungai<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">13.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Siberobah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">14.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Teberau Panjang</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kondisi kependudukan Kecamatan
Gunung Toar pada tahun 2019 yaitu :</span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jumlah penduduk Kecamatan Gunung
Toar pada tahun 2019 berjumlah 14.221 jiwa,yang terdiri dari 7.162 jiwa
laki-laki dan 7.059 jiwa perempuan.dengan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>rasio sebesar 101,46 menunjukkan tidak ada perbedaan yang besar untuk
komposisi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan,karena dalam 100 orang
perempuan terdapat 101 orang laki-laki.Kecamatan Gunung Toar mempunyai 3.569
jumlah rumah tangga dengan rata-rata jumlah penduduk dalam rumah tangga adalah 4
orang.</span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada tahun 2019,Kecamatan Gunung Toar memiliki 13
TK,13 SD, 4 SMP,1 SMA.Dibandingkan dengan tahun<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>lalu jumlah sekolah yang ada di Kecamatan Gunung Toar masih
sama.Kecamatan Gunung Toar juga memiliki 1 MI dan 1 MA yang tersebar di 14
desa/kelurahan.selain itu juga memiliki 13 MDA.Untuk Ponpes dan SLB belum ada
di Kecamatan Gunung Toar.Untuk sarana kesehatan,Kecamatan Gunung Toar memiliki
1 puskesmas,1 puskesmas keliling dan 5 puskesmas pembantu (pustu).Tenaga
kesehatannya sebanyak 1 orang Dokter dan 14 Bidan.Untuk sarana ibadah,Kecamatan
Gunung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Toar memiliki 16 masjid,48
musholla,yang tersebar di seluruh desa yang ada di kecamatan tersebut.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 54pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kemudian pada tahun
2019,Kecamatan Gunung Toar memliki luas areal perkebunan sebesar 12.215 Ha
karet dan 566,42 Ha kelapa sawit dengan produksi sebesar 8.096,40 ton karet dan
708,98 ton kelapa sawit.dalam bidang peternakan,di Kecamatan Gunung Toar pada
tahun 2019 terdapat sapi sebanyak 925 ekor,kambing sebanyak 435 ekor dan kerbau
sebanyak 786 ekor.Kemudian di Kecamatan Gunung Toar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terdapat koperasi sebanyak 1 buah yaitu
Koperasi Simpan Pinjam di Desa Pulau Mungkur.<sup>2</sup></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada umumnya pencaharian
masyarakat daerah Kecamatan Gunung Toar adalah petani karet.Kehidupan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mayarakat di kecamatan Gunung Toar
bergantung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kepada karet karena itu
merupakan pekerjaan yang dominan di kecamatan tersebut. Selain karet,ada sektor
pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional,karena
ternyata sektor pertanian dapat menghadapi krisis ekonomi dibandingkan dengan sektor
lainnya.Kabupaten kuantan singingi memiliki luas lahan dan produktivitas tinggi
khususnya di Kecamatan Gunung Toar yang sebagian besar penduduk nya
membudidayakan padi di sawah.Produktivitas padi di sawah untuk tiap-tiap desa
tergolong tinggi walaupun luas lahan dan jumlah produksi berbeda-beda.umumnya
karakteristik sosial petani yang ada di Kecamatan Gunung Toar meliputi
umur,tingkat pendidikan,pengalaman berusaha tani,dan jumlah tanggungan keluarga
belum optimal ditambah lagi karakteristik ekonomi meliputi luas lahan,tenaga
kerja,modal yang masih belum efisien disebabkan karena kurang nya partisipasi
petani dalam keikutsertaan dalam kelompok tani.Kecamatan Gunung Toar
menyelenggarakan penyuluhan pertanian yang difokuskan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada pertanian komoditi tanaman karet,karena
mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani karet.<sup>3</sup></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kemudian pada tingkat pendidikan
di ,Kecamatan Gunung Toar pada umumnya tergolong rendah karena kebanyakan
masyarakat nya lebih memilih untuk bekerja mencari uang daripada harus sekolah
menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan pemahaman mereka terhadap betapa
pentingnya pendidikan itu kurang.Kecamatan Gunung Toar ini mempunyai
tradisi-tradisi yang berbeda setiap daerah nya,salah satunya di Desa Teluk
Beringin yang mempunyai tradisi pengobatan Gumantan yang masih diwarisi dari
generasi ke generasi.Sedangkan di Desa Pisang Berebus memiliki sebuah tarian
Rentak Gumantan.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tradisi lainya yaitu kayat pantun
merupakan slah satu bentuk tradisi lisan yang masih hidup di tengah masyarakat
rantau kuantan.Kayat disampaikan oleh seseorang yang disebut tukang kayat. Salah
satunya Bakrison adalah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">salah
seorang generasi penerus tradisi berkayat yang ada di Kecamatan Gunung Toar .Biasanya
kayat ini ditampilkan dalam majelis-majelis pengajian,pesta
perkawinan,syukuran,sunat rasul dan aqiqah.Kayat itu sendiri tidak hanya
berfungsi sebagai sebuah hiburan belaka,akan tetapi juga berisi pandangan dan
tuntunan perilaku hidup sehari-hari.Penuturan kayat ini dilakukan oleh
laki-laki karena pada umumnya pertunjukan kayat dilakukan pada malam hari
dengan durasi yang sangat lama ( dimulai dari selesai shalat isya sampai waktu
sebelum subuh)Tukang kayat itu sendiri hendaknya harus memiliki suara yang
bagus sehingga terdengar merdu di telinga masyarakat penikmatnya.Kemudian agar
suara tukang kayat tetap bagus maka tukang kayat terbiasa makan pisang
rebus,serta sirih pinang sebagai pelengkap.Oleh sebab itu pada masa dahulu
tidak diperbolehkan perempuan untuk berkayat karena tidak dirasa pantas disebabkan
waktu berkayat itu sendiri lama.Di rantau kuantan,keberadaan kayat tersebar di
sejumlah kecamatan seperti : Benai,Kuantan Hilir,dan di Kecamatan Gunung
Toar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>itu sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di Kecamatan Gunung Toar juga
terdapat beberapa Rumah Gadang yang terletak di beberapa desa yang tersebar di
kecamatan tersebut<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan jumlah 23
buah,seperti di Desa Koto Gunung terdapat 5 Rumah Gadang,di Desa Gunung
terdapat 5 Rumah Gadang,di Desa Toar ada 7 Rumah Gadang dan di Desa Lubuk
Terentang terdapat 6 buah Rumah Gadang.Sejarah Rumah Gadang di Kenegrian Adat
Gunung Toar ini bermula dari hijrahnya khilafah Datuak Bandaro dari Kerajaan
Pagaruyuang ke daerah Gunung Toar melalui hiliran sungai Batang Kuantan.Para
khilafah Datuak Bandaro tersebut membuka lahan tempat bercocok tanam dan tempat
tingal.<sup>4<o:p></o:p></sup></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">KESIMPULAN</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kecamatan Gunung Toar merupakan
salah satu pemekaran dari Kecamatan Kuantan Mudik. Kecamatan ini memiliki Ibu
Kota yaitu Desa Kampung Baru.Kecamatan Gunung Toar memiliki luas 187,23 km<sup>2</sup>
dan terdiri dari 14 desa. Kecamatan Gunung Toar itu sendiri mempunyai iklim
tropis dengan curah hujan pada 2017 berkisar antara 1-601,6 mm/tahun.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Kemudian
Kecamatan ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada 2019 memiliki curah
hujan berkisar antara 81,00-570,00 mm per tahun.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan Gunung
Toar memiliki 14 desa diantaranya :<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Kampung Baru<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Lubuk Terentang<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Pisang Berebus<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Petapahan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Toar<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Teluk Beringin<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Gunung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Seberang Gunung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa Koto Gunung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Pulau Mungkur<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">11.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Pulau Rumput<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">12.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Seberang Sungai<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">13.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Siberobah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">14.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Desa
Teberau Panjang</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">Masyarakat
Kecamatan Gunung Toar pada umumnya mata pencaharian nya adalah sebagai petani
karet dan berladang atau menanam padi.Karena kedua sektor ini sangat memegang
peranan penting bagi masyarakat Kecamatan Gunung Toar.<u><o:p></o:p></u></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p><div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]-->
<hr size="1" style="text-align: left;" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20GUNUNG%20TOAR%20.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""></a><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">1</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kuantan Singingi,<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kecamatan
Gunung Toar Dalam Angka 2018</i>,(Kuantan Singingi : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kuantan Singingi),Hal.18<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">2 </span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kuantan Singingi,<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kecamatan
Gunung Toar Dalam Angka 2019</i>,(Kuantan Singingi : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kuantan Singingi),Hal.36<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">3</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">Sri,Ayu Kurniati<i style="mso-bidi-font-style: normal;">,”pengaruh karakterisitik petani dan kompetensi terhadap kinerja petani
padi di sawah kecamatan gunung toar kabupaten kuantan singingi”</i>Jurnal Online Mahasiswa Universitas
Islam Riau,Vol.22 No.1 (2020).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><sup><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 11pt;">4</span></sup><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 11pt;">Amanda,Sam,Putra.<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Peran
Tokoh Adat dan Anggota Persukuan Gunung Toar Dalam Melestarikan Bangunan
Warisan Rumah Gadang.</i>Jurnal Ilmu Lingkungan.2020.Hal.3<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-size: 11pt;"> </span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 36pt; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 11pt;"><span style="color: #cccccc;">DAFTAR PUSTAKA</span></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">Badan Pusat
Statistik Kabupaten<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kuantan
Singingi.2019<i style="mso-bidi-font-style: normal;">.Kecamatan Gunung Toar dalam
angka 2018.</i>Kuantan Singingi: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan
Singingi.Hlm 18.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;">Badan Pusat
Statistik Kabupaten<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kuantan
Singingi.2019<i style="mso-bidi-font-style: normal;">.Kecamatan Gunung Toar dalam
angka 2019</i>.Kuantan Singingi: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan
Singingi.Hlm 36.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11.0pt;"><span style="color: #cccccc;">Sri Ayu
Kurniati.<i style="mso-bidi-font-style: normal;">pengaruh karakterisitik petani
dan kompetensi terhadap kinerja petani padi di sawah kecamatan gunung toar
kabupaten kuantan singingi</i>.Jurnal Online Mahasiswa Universitas Islam
Riau,Vol.22 No.1 (2020).<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 11pt;"><span style="color: #cccccc;">Amanda,Sam,Putra.<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Peran
Tokoh Adat dan Anggota Persukuan Gunung Toar Dalam Melestarikan Bangunan
Warisan Rumah Gadang.</i>Jurnal Ilmu Lingkungan.2020.</span></span><span style="font-size: 11pt;"><span style="color: #cccccc;">Hal.3</span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-60148449347702422432020-12-24T10:07:00.000+07:002020-12-24T10:07:01.445+07:00Perkembangan Politik Luar Negeri Australia Masa Perang Dunia I – Perang Dunia II<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: left;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sakkot Mariani</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perang
dunia I terjadi pada tahun 1914 yang melibatkan negara-negara besar yang
terdiri dari blok sentral seperti negara Jerman, Austria, Turki dan
Bulgaria,dan terdapat blok sekutu Prancis, Inggris, Amerika, Rusia, Italia,
Jepang, Serbia, Belgia, Rumania, dan Portugal. Perang yang terjadi ini tentunya
secara tidak langsung melibatkan dan memanfaatkan wilayah-wilayah koloni
negara-negara besar tersebut untuk memenuhi kebutuhan militernya,bahan pangan,
dan lain sebagainya. Yang mana dapat kita lihat sebagai contohnya adalah negara
Inggris dengan wilayah koloninya yakni Australia. Selanjutnya dampak yang bisa
kita lihat dari perang dunia tersebut adalah perkembangan politik luar negeri
Australia. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selama
berlangsungnya perang dunia I, Australlia berada dibelakang Inggris. Angkatan
perang Australia diperbantukan kepada angkatan perang Australia. Angkatan laut
Australia yang didukung oleh 2000 pasukan menghantam Jerman di New Guinea
hingga menyerah dalam bulan September 1914.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_edn1" name="_ednref1" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a> Sehubungan
dengan dikeluarkannya Defense Act pada tahun 1909, Australia mulai memikirkan
hubungan luar negerinya yang tidak lagi
ditangani oleh Inggris dan mulai membina pertahanannya. Akan tetapi, pada
perang dunia I Australia masih bertumpu pada kekuatan militer bersenjata milik
Inggris karena pada masa itu pertahanan Australia masih relative lemah. Selama
perang, Australia menyerang kapal perang Jerman yang sedang berada di kawasan
Pasifik kemudian berhasil menenggelamkan kapal Emden ( Jerman ), peristiwa ini
terjadi pada tahun 1914. Selanjutnya pada tahun1915, Inggris mulai menguasai
Selat darnadella dengan tujuan untuk memberi bantuan kepada Rusia yang sedang
menghadapi penyerangan dari pihak Jerman dan Turki. Untuk melancarkan bantuan
tersebut dibentuklah ANZAC yang
merupakan gabungan dari negara Australia dan New Zealand Army Corps bersama
dengan Inggris dan Perancis</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selama
perang dunia I itu, Australia kehilangan pasukan kurang lebih dari 60.000 orang
(Portus. 1957 ; Bereson dan Rosenblat. 1979).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah
perang dunia I selesai,barulah masyarakat Australia sadar bahwa sebenarnya
mereka setimbang dengan negara-negara lain yang sudah lama berdiri sebelumnya,
melalui kesadaran itu Pemerintah dan masyarakat Australia mendesak agar Inggris
memberikan pengakuan penuh sebagai negara yang berdaulat. Desakan ini diajukan
William Hughes dalam perundingan Versailes dengan tujuan agar Australia
memiliki hak terhadap pengakuan seperti negara yang telah merdeka lainnya.
Desakan William Hughes pun disetujui oleh Inggris dan perjanjian Versailes
ditandatangani oleh Australia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tahun 1931, Statue of Westminster secara resmi mengakhiri parlemen Inggris atas
negara-negara dominion.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_edn2" name="_ednref2" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Dengan demikian,Inggris tidak lagi mengawasi hubungan luar negeri Australia.
Dalam hal ini berarti bahwa sejak saat itu juga Australia bebas untuk
menandatangi perjanjian, menyatakan perang serta mengadakan perdamaian dengan
negara lain menggunakan kedaulatan pemerintah
yang penuh tanpa campur tangan negara Inggris. Namun, sejalan dengan
waktu hubungan Inggris dan Australia masih tetap berdampingan. Sampai pada
tahun 1940, Australia masih mengandalkan Iggris dalam rangka melindungi
pertahanan dan keamanan Australia. Sebenarnya setelah perang dunia I usai
berlanjutlah perang dunia II, dimana perang
yang terjadi akibat dari ketidakpuasan dari adanya perjanjian Versailes, akibat
ketidakpuasan tersebut terbentuklah dua
blok yang terdiri dari blok sekutu yang diantaranya ada Uni Soviet, Inggris,
China, dan Amerika Serikat, Kemudian ada blok poros yang terdiri dari negara
Jerman, Jepang, dan Italia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Perang dunia II dimulai ketika terjadi
serangan Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939, tidak lama
kemudian Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Australia juga segera
menyatakan dukungannya terhadap Inggris. Hal ini mendapat dukungan dari
Australia yang mengirimkan pasukannya untuk berperang di Afrika Utara dan Timur
Tengah. Sejalan dengan meletusnya perang dunia II terjadi pula perang Pasifik
yang pada waktu itu Jepang berpihak terhadap Jerman dan Italia. Pada 7 Desember
1941, Jepang menyerang pangkalan laut Amerika Serikat yakni Pearl Harbour, berita
kemenangan Jepang mengenai serangan di Pearl Harbour membuat Amerika Serikat
terkejut. Presiden Amerika Franklin Delano Roosevelt menandatangani pengumuman
perang terhadap Jepang bersama dengan Inggris dan Belanda pada tanggal 8
Desember 1941.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_edn3" name="_ednref3" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Hal inilah yang menyebabkan Amerika Serikat terjun dalam perang dunia II. Kemudian
pada tahun 1941 terjadi perang dikawasan pasifik, Perang Pasifik ini merupakan bagian dari
perang dunia kedua. Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang menyerang Clark Field dan lapangan Iba di pulau Luzon
Filipina. Kemudian dalam waktu yang relative singkat Jepang menduduki wilayah
Irian dan melakukan pengeboman terhadap Darwin. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran bagi Australia, karena Irian dianggap sebagai wilayah yang
strategis dan dapat menjadi jalur cepat untuk tiba di AustraliaTerdesaknya
kekuatan pertahanan Inggris di Asia oleh tentara Jepang, telah merubah
pandangan politik Australia. Inggris yang dulu dipandang sebagai negara kuat
yang dapat menyelamatkan Australia, ternyata tidak berdaya menghadapi Perang
Pasifik yang sedang di hadapi Australia.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kita
bisa lihat lemahnya pertahanan Inggris di Asia yaitu dengan jatuhnya Malaya dan
benteng pertahanan Inggris di Singapura serta pemboman atas Darwin oleh tentara
Jepang. Keadaan ini menghadapkan Australia pada kenyataan bahwa Australia tidak
akan mendapat jaminan keselamatan dari Inggris sehingga menimbulkan perasaan
takut dan khawatir. Sebaliknya Australia melihat peran Amerika Serikat-lah yang
sangat besar sebagai kekuatan tangguh bagi keamanan Australia dari serangan
Jepang<span style="background: white;">.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_edn4" name="_ednref4" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a></span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Australia mulai mengalihkan perhatiannya
kepada Amerika Serikat dan mengandalkan
kekuatan Amerika sebagai benteng perlindungan. Kekuatan Amerika Serikat
dapat dilihat dari peristiwa pada bulan
Mei 1942 ketika armada gabungan antara Amerika Serikat dan Australia berhasil
memukul mundur pasukan angkatan laut Jepang dalam pertempuran Coral Sea
dilanjutkan bulan Juni mengalahkan Jepang dalam pertempuran di Midway. Kemudian
yang paling mencolok yang sudah banyak diketahui oleh khalayak adalah mengenai
tanggal 6 Agustus Amerika Serikat mengebom
kota Hiroshima dan pada tanggal 9 Agustus mengebom kota Nagasaki serta
penyerahan tanpa syarat kepada Amerika Serikat. Australia dan Amerika Serikat
memiliki kesamaan dalam hal pertahanan dan keamanan dinegaranya, karena
kesamaan tersebut Amerika dan Australia membangun aliansi pertahanan dan
keamanan bersama untuk menjaga stabilitas keamanan diwilayah Asia Pasifik,
aliansi tersebut diberi nama ANZUS ( Amerika, New Zealand, dan Australia). </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jalinan kerja sama ini berlanjut
setelah berakhirnya perang dunia II, dimana pada tanggal 1 September
1951dibentuk Pakta Pertahanan Pasifik di San Fransisco. Pakta Pertahanan ini
dinamakan ANZUS ( Australia, New Zealand, dan United Stated of Amerika ). Adapun
tujuan dari pembentukan ANZUS ini adalah pemeliharaan perdamaian dan keamanan
regional di Pasifik. Salah satu
implementasi yang dapat dilihat adalah ketika kehadiran Uni Soviet dan China,
hal ini yang membuktikan bahwa ANZUS memiliki tanggung jawab untuk menjaga
keamanan regional Pasifik.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">
</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah berakhirnya perang dunia
II, banyak sekali dampak yang dirasakan Australia, terutama pada bidang politik
luar negeri Australia. Australia sadar bahwa negaranya berada di wilayah Asia
khususnya di Asia Tenggara, dan berada dikawasan Pasifik. Melalui kesadaran
inilah Australia ingin membuka diri dan menjalin hubungan luar negeri dengan
negara tetangga. Australia juga mendirikan organisasi Colombo Plan, dan juga
Australia aktif dalam organisasi ASEAN – Australian Development Cooperation
Programme ( AADCP ), bergabung di organisasi SEATO, serta aktif dalam APEC
yakni program kerja sama ekonomi kawasan Asia – Pasifik. Meskipun demikian,
Australia tetap menjalin hubungan baik dengan Inggris dan Amerika Serikat.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br /></p><p>
</p><p class="MsoNormal"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kesimpulan.</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
Perang dunia I, Australia terlibat dalam
berbagai peristiwa yang berkolaborasi dengan Inggris. Pada tahun 1915 Australia
bergabung dalam ANZAC ( Australia, New Zealand, Army Corps ) bersama Perancis
dan Inggris membantu Rusia. Setelah perang dunia I, timbul kesadaran Australia
bahwaa mereka harus menuntut hak persamaan
sebagai negara merdeka tanpa pengawasan dari Inggris dalam melakukan
urusan dalam dan luar negeri. Aspirasi ini kemudian disampaikan oleh William
Hughes dan mengenai desakan hak tersebut disetujui oleh Inggris. Berakhirnya
perang dunia I ditandai dengan ditandatangi Perjanjian Versailes. . Awal mula
terjadinya perang dunia II adalah Jerman tidak terima akan kekakalahan dan
mengebom Polandia pada 1 September, Amerika secara tidak langsung ikut
berperang karena Jepang mengebom Pearl Harbour pada 7 Desember. Jepang kemudian
menduduki wilayah Irian yang mengancam eksistensi Australia. Namun disisi lain,
terlihat bahwa Inggris melemah karena jatuhnya pertahanan Inggris di Malaysia
dan Singapura. Australia tertarik terhadap perlindungan Amerika, karena dilihat
dari keberhasilan kekuatan Amerika yakni Pertempuran Coral Sea dan di Midway
serta yang paling jelas adalah dibomnya kota Hiroshima dan Nagasaki pada
tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus. Setelah perang dunia 2 selesai Australia dan
Amerika tetap menjalin hubungan kerja sama dalam aliansi ANZUS dan SEATO,
Australia pun turut aktif dalam organisasi ASEAN – AADCP dan juga APEC.<o:p></o:p></span></p><p>
</p><div><div id="edn5"><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></i></p>
</div>
</div><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Siboro,J.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah
Australia</i> . Tarsito. Bandung. 1996. Hal 176.<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
Ni Made Prastiti. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“ Perkembangan Politik
Luar Negeri ”. </i>2016, </span><span lang="EN-US"><a href="https://rijal100.blogspot.com/2016/12/sejarah-australia-perkembangan-politik.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">https://rijal100.blogspot.com/2016/12/sejarah-australia-perkembangan-politik.html</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>. Diakses pada 27 November 2020 .</span></p></div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title="">[3]</a> </span></span></span></span></span><span style="text-align: left;">Wini Sapitri.</span><span style="text-align: left;">
</span><span style="text-align: left;">Keterlibatan</span><span style="text-align: left;"> </span><span style="text-align: left;">Australia dalam
Perang Pasifik dan Pengaruhnya terhadap</span><span style="text-align: left;">
</span><span style="text-align: left;">Kehidupan Politik Ekonomi Australia (1941-1945).</span><span style="text-align: left;"> </span><span style="text-align: left;">Vol 4, No 5,</span><span style="text-align: left;">
</span><span style="text-align: left;">2017. Hal 7.</span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title="">[4]</a> </span></span></span></span></span><span style="text-align: left;">Wawan Darmawan. “ Aliansi Australia dalam ANZUS</span><span style="text-align: left;"> </span><span style="text-align: left;">Treaty (1951) ”. 8 November 2019,
http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/aliansi-australia-dalam-anzus-treaty-1951-2/.
Diakses 27 November 2020.</span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title="">[5]</a> </span></span></span></span></span><span style="text-align: left;">Terry Irenewaty. Peranan Amerika Serikat Pasca Dekolonisasi
di Negara-Negara Kawasan Pasific Selatan. Jurnal ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan
Sejarah. Vol. 10, No 1, Maret 2014. Hal 18.</span></p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Politik%20Luar%20Negeri%20Australia%20Masa%20Perang%20Dunia%20I%20(1).docx#_ednref6" title=""><!--[endif]--></a></span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></span><b style="text-align: left;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Daftar Pustaka</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal">Ni Made Prastiti. “Perkembangan Politik Luar Negeri ”.
https://rijal100.blogspot.com/2016/12/sejarah-australia-perkembangan-politik.html.
<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Siboro, J. 1996.
Sejarah Australia. Tarsito.
Bandung.</p><p class="MsoNormal">Terry Irenewaty. Peranan Amerika Serikat Pasca Dekolonisasi
di Negara-Negara Kawasan Pasific Selatan. Jurnal ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan
Sejarah. Vol. 10, No 1, Maret 2014.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Wawan Darmawan. “ Aliansi Australia dalam ANZUS Treaty (1951) ”.
http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/aliansi-australia-dalam-anzus-treaty-1951-2/.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
</p><p class="MsoNormal">Wini Sapitri.
Keterlibatan Australia dalam
Perang Pasifik dan Pengaruhnya terhadap
Kehidupan Politik Ekonomi Australia (1941-1945). Vol 4, No 5,
2017 .<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></i></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-17500305043973867142020-12-23T20:38:00.001+07:002020-12-23T20:38:20.458+07:00KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Meyzerina Novela</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan
Langgam merupakan salah satu kecamatan dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Pelalawan. Secara Geografis, kecamatan Langgam berbatasan dengan:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Bandar Petalangan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ukui<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Bunut<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;"><span> </span><span> </span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Secara
administratif, kecamatan Langgam dengan wilayah seluas 144.245,09 Ha adalah
kecamatan yang terletak di Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari 1 kelurahan
dan 7 desa yaitu Kelurahan Langgam, Desa Tambak, Desa Segati, Desa Sotol
(Bakung), Desa Langkan (Trans), Desa Gondai, Desa Penarikan dan Desa Padang
Luas.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20LANGGAM%20KABUPATEN%20PELALAWAN_.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]<span></span></span></span></span></span></a></span></p><a name='more'></a><!--[endif]--><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dari
kutipan tersebut, dapat kita ketahui bahwa Kecamatan Langgam memiliki batasan
wilayah dengan Kecamatan Lainnya yang ada di Kabupaten Pelalawan. Demikian juga
dengan wilayah yang dicakupinya dapat dikategorikan sebagai Kecamatan yang
cukup luas. Tentunya wilayah-wilayah Kecamatan Langgam terdiri dari beberapa
desa dan kelurahan yang saling berdekatan dan berbatasan antara satu dengan yang
lainnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Berbicara
mengenai asal mula nama, Sejarah Nama “ Langgam “ menarik sekali untuk diulas
karena penamaannya berasal dari ucapan yang dilontarkan oleh penduduk setempat.
Dikisahkan, menurut orang-orang tetua, dahulunya nama Langgam berasal dari kata
Lenggam. Kata Lenggam ini merupakan penyebutan dari masyarakat ketika bekas
jemari mereka tertempel setelah memegang buah yang berbentuk seperti Mangga
golek. Dalam bahasa Indonesia Lenggam sama artinya dengan Lekam/bekas. Buah
yang menyerupai Mangga Golek ini mempunyai batang Pohon seperti Embacang.
Karena pengucapan kata Lenggam sering diucapkan, maka pohon buah tersebut di
namakan pohon Lenggam yang kemudian berubah penyebutan menjadi Langgam. Selain
itu, kata Langgam juga digunakan sebagai nama daerah tumbuhnya Pohon tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Dahulunya
Pohon Langgam dapat dijumpai di tebing sungai Kampar, tepatnya di dekat Masjid
bawah (Nurul Islam). Namun sayangnya, Pohon ini sudah tidak pernah lagi tumbuh
di daerah Kecamatan Langgam sehingga ketika generasi muda beranjak dewasa,
mereka bertanya-tanya dan penasaran seperti apa bentuk dan wujud Pohon Langgam
tersebut. Kata Langgam ini bukanlah kata yang pertama kali digunakan untuk nama
daerah tersebut. Karena dahulunya daerah itu bernama Laut Embun Jatuh atau
Lawuik Ombun Jatuh. Daerah tersebut merupakan kawasan jalur Perdagangan. Ketika
para pedagang melintasi daerah tersebut maka pada saat itu mereka selalu
menyaksikan fenomena alam. Fenomena alam tersebut membuat mereka takjub dan
terkesima, dikarenaka mereka akan merasa sedang melintasi hamparan salju dan
air. Sehingga dari fenomena alam ini maka daerah itu diberi nama Laut Embun
Jatuh atau Lawuik Ombun Jatuh. Seiring waktu, Kabut tebal itu perlahan membeku
dan berubah menjadi daratan yang tidak luas namun memanjang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Uniknya,
Daratan tadi mempunyai pulau ditengah lautan serta di tumbuhi sekuntum bunga
yang mekar. Karena itulah Daratan ini kemudian diberi nama “ Ranah Tanjung
bunga”. Ranah memiliki arti Tanah, Tanjung berarti tanah yang menjorong ke
Lautan sedangkan Bunga adalah tanaman hias yang memiliki aroma yang wangi. Tak
hanya itu, penamaan daerah tersebu juga ada cerita rakyatnya. Tersebutlah,
datuk bandaharo kayo dan istrinya yang bernama si Omeh munah yang berasal dari
Koto Candi ingin berlayar ke malaka. Mereka berlayar berminggu-minggu, hingga
suatu hari tibalah mereka di wilayah yang dulunya bernama Laut Embun Jatuh.
Ketika Perahu mereka melintasi daerah tersebut, mereka disuguhkan dengan
pemandangan yang membuat mata takjub dan terkesima. Dalam penglihatannya, Pulau
tersebut bukan lagi Embun ataupun Kabut melainkan Sekuntum bunga mekar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Akhirnya,
istri sang Datuk mengajak suaminya singgah sebentar untuk beristirahat karena
mereka telah melakukan perjalanan yang sangat melelahkan. Ajakan sang istri
lansng disambut dengan senyum dan anggukan oleh sang Datuk. Ketika telah tiba
ditepi tebing pulau, sang Datuk menyampaikan keinginannya untuk menetap di
pulau tersebut. Rupanya apa yang disampaikan sang Datuk, juga terpikir oleh si
Omeh Munah. Konon, mereka itulah manusia pertama penghuni daratan baru itu.
Datuk Bandaharo kayo mulai menebang kayu untuk membangun sebuah pondok tempat
tinggal mereka berdua. Setelah pondok selesai, sang Datuk memikirkan tentang
nama yang baik untuk daerah yang mereka huni. Istrinya mengusulkan bahwa
pemberian nama daerah yang mereka tempati itu disesuaikan dengan keadaan
alamnya. Sehingga terbersitlah nama Ranah Tanjung Bunga.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20LANGGAM%20KABUPATEN%20PELALAWAN_.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Seiring
berjalannya waktu, Ranah Tanjung Bunga kian berkembang dan dikenal di kalangan
para Pedagang. Tak pelak, sudah menjadi kebiasaan bagi pedagang untuk mampir
sekedar melepas penat di Ranah Tanjung Bunga. Biasanya, mereka akan
beristirahat dibawah Pohon besar yang disebut Pohon Langgam. Pohon Langgam ini
kian terkenal, dengan begitu Orang-orangpun menyebut daerah tersebut bukan lagi
Ranah Tanjung Bunga melainkan Daerah Langgam.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan
Langgam ini sangat kental dengan adat istiadat dan tradisi leluhurnya. Itulah
sebabnya Kecamatan Langgam mempunyai Lembaga adat sendiri yang terdiri dari
beberapa Gelar serta Jabatan, seperti: Datuk Penghulu adat, Datuk Bandaharo,
Datuk Kerjan, Datuk Majo dan Datuk Lelo. Petinggi adat ini tinggal di beberapa
desa di Kecamatan Langgam. Mereka akan bertemu saat diadakannya acara yang
berkaitan dengan adat. Sehingga banyak Adat Istiadat di Langgam yang masih
dipertahankan hingga saat ini seperti adat Mandi Balimau Potang Mogang,
Pengobatan Badeo, Tradisi Perkawinan, Malelang (Pelelangan) Danau dan ada
banyak lagi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Di
Langgam sendiri terdapat 3 suku yakni Melayu, Domo Pangkalan dan Domo Sebuang
Parit. Ketiga suku ini hidup berdampingan satu sama lain. Menariknya, meskipun
memiliki 3 suku yang berbeda, di daerah Langgam juga mengenal pantangan
pernikahan sesuku. Artinya bahwa jika seorang laki-laki berniat ingin menikahi
seorang perempuan yang berasal dari suku yang sama atau sebaliknya, seorang
perempuan ingin menikah dengan laki-laki dari suku yang sama maka pernikahan
itu lebih baik tidak dilaksanakan karena merupakan pantangan adat di daerah
Langgam. Jikapun tetap dilaksanakan maka mereka akan terbuang dari adat, yang
berarti bahwa setiap acara adat maka mereka tidak akan diundang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sekarang,
Kecamatan Langgam telah menjelma menjadi kecamatan yang bisa dikatakan maju,
baik dalam Infrastruktur maupun pendidikan. Perkembangan Infrastruktur tersebut
dapat dilihat dari Pembuatan Jalan Aspal, Jembatan yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyeberangi sungai Kampar, Pembangunan
Sekolah Tinggi Teknopolitan, Puskesmas, Pembangunan Rumah Layak Huni,
Pembangkit Listri Tenaga Mesin Gas (PLTMG) serta lain sebagainya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sedangkan
perkembangan dalam Pendidikan, dapat dilihat dari data Jumlah Murid sekolah
menurut tingkat pendidikan di kecamatan Langgam Tahun 2019, adalah sebagai
berikut:<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20LANGGAM%20KABUPATEN%20PELALAWAN_.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"></p><ol><li>Desa
Segati memiliki jumlah murid 123 TK, 1755 SD Negeri, 660 SMP Negeri, dan 260
SMA Negeri</li><li>Desa
Sotol memiliki jumlah murid hanya di jenjang SD Negeri sebanyak 179</li><li>Desa
Tambak memiliki jumlah murid sebanyak 29 TK, 302 SD Negeri dan 240 SMK Negeri</li><li>Desa
Langkan memiliki jumlah murid 107 TK, 1118 SD Negeri, 386 SMP Negeri, dan 271
SMA Negeri</li><li>Desa
Pangkalan Gondai memiliki jumlah murid 48 TK, 811 SD Negeri, dan 126 SMP Negeri</li><li>Desa
Penarikan memiliki jumlah murid 26 TK, dan 222 SD Negeri</li><li>Kelurahan
Langgam memiliki jumlah murid 72 TK, 453 SD Negeri, 206 SMP Negeri, dan 280 SMA
Negeri</li><li>Desa
Padang Luas memiliki jumlah murid 33 TK, dan 248 SD Negeri</li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Jika
ditotalkan secara keseluruhan maka diperoleh jumlah murid di Kecamatan Langgam
dari 1 Kelurahan dan 7 Desa yaitu sebanyak 438 siswa TK, 5.088 siswa SD Negeri,
1378 siswa SMP Negeri, 811 siswa SMA Negeri dan 240 siswa SMK Negeri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selain
itu, daerah Kecamatan Langgam ini juga dikenal dengan daerah Rawan, baik dikala
musim hujan maupun dikala musim kemarau. Hal itu ditandai dengan peristiwa alam
yang sering terjadi tiap tahunnya. Ketika musim penghujan antara bulan Oktober
hingga Desember maka kawasan Kecamatan Langgam akan terendam banjir., bahkan
beberapa rumah warga di pinggir sungai juga terendam banjir. Dan ketika musim
Kemarau tiba, maka akan terjadi Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan), baik di beberapa
desa maupun di kelurahan Langgam itu sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan
Langgam juga memiliki beberapa tempat menarik yang tentunya dapat dikunjungi. Seperti
Danau Kajuid, Balai anjungan yang biasanya digunakan sebagai tempat prosesi
Upacara Balimau Kasai Potang Mogang, Kolam Putri Tujuh, Makam Datuk Engku Raja
Lela Putra, Rumah Singgah Datuk Engku Raja Lela Putra, Masjid Nurul Islam yang
terletak di tebing Sungai dan Rimbo Tanah Beguo (Hutan Tanah yang bergua).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kecamatan
Langgam merupakan salah satu dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan.
Kabupaten Pelalawan ini adalah salah satu Kabupaten hasil dari Pemekaran
Wilayah Kabupaten Kampar. Kecamatan Langgam memiliki asal nama dari Laut Embun
Jatuh, kemudian seiring dengan perubahan waktu maka berganti nama menjadi Ranah
Tanjung Bunga. Hal ini didasarkan karena Kondisi Alam pada saat itu dan juga
dari cerita rakyatnya. Dimana diceritakan bahwa penamaan Ranah Tanjung Bunga
berasal dari Pemikiran Datuk Bandaharo Kayo dan Istrinya Si Omeh munah yang
terkesima dengan sekuntum bunga yang mekar di daerah tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Seiring
dengan perkembangannya, Ranah Tanjung Bunga menjadi tempat berlalu lintas
pedagang. Adapun penamaan Langgam berasal ketika Para pedagang beristirahat di
sebuah pohon kayu yang besar dan memiliki buah seperti mangga golek. Jika buah
tersebut dipegang maka bekas jemari para pemegang akan menempel di kulit buah.
Bekas jemari itu dalam bahasa masyarakat disebut Lenggam, sedangkan dalam
bahasa Indonesia dinamakan Lekam. Kata Lenggam lama-kelamaan berubah menjadi
Langgam. Dengan begitu, pohon kayu tersebut diberi nama Pohon Langgam Dan juga
Orang-orangpun menyebut daerah tersebut bukan lagi ranah tanjung bunga
melainkan Daerah Langgam. Kecamatan Langgam kini telah menjadi Kecamatan yang
bisa dikatakan maju. Meskipun tergolong maju, adat istiadat masyarakat masih
dipertahankan. Hal itu terlihat dari beberapa acara keadatan yang masih
dipertahankan seperti Balimau Kasai Potang Mogang, Pengobatan Badeo, Tradisi
Perkawinan, Malelang (Pelelangan) Danau dan ada banyak lagi. Tentunya ini
menjadi daya tarik yang dimiliki Kecamatan Langgam.<o:p></o:p></span></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20LANGGAM%20KABUPATEN%20PELALAWAN_.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Respository, Uin-suska. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">BAB
II Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Langgam</i>. 2019. <a href="https://www.google.com/url?sa=t&sorce=web&rct=j&url=http:respository.uin-suska.ac,id/19780/7/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiK9-qXrJHAhWBYisKHSQOCAQFjAPegQIARAB&usg=AOvVaw0kel1jEJNtqm10aMtW1Z25"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">https://www.google.com/url?sa=t&sorce=web&rct=j&url=http:respository.uin-suska.ac,id/19780/7/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiK9-qXrJHAhWBYisKHSQOCAQFjAPegQIARAB&usg=AOvVaw0kel1jEJNtqm10aMtW1Z25</span></a>
Diakses<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>20 November 2020<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20LANGGAM%20KABUPATEN%20PELALAWAN_.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Dedi Arman<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. “ Sejarah
Pebatinan Petalangan di Langgam “.</i> 2018, <a href="https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-pebatinan-petalangan-di-langgam/"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-pebatinan-petalangan-di-langgam/</span></a>
. Diakses 26 November 2020<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/KECAMATAN%20LANGGAM%20KABUPATEN%20PELALAWAN_.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kecamatan Langgam dalam Angka 2020</i>. BPS Kabupaten Pelalawan.
Pangkalan Kerinci. 2020. Hal. 24<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Arman, Dedi.
2018. Sejarah Pebatinan Petalangan di Langgam. Artikel.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="EN-US"><a href="https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-pebatinan-petalangan%09di-langgam/"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; text-decoration: none; text-underline: none;">https://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-pebatinan-petalangan<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>di-langgam/</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diakses 26 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pelalawan. 2020. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kecamatan
Langgam dalam Angka<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>2020</i>. BPS
Kabupaten Pelalawan: Pangkalan Kerinci<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Respository.
Uin-suska. 2019. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">BAB II Gambaran Umum
Lokasi Penelitian Kecamatan<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Langgam.</i></span><span lang="EN-US"><a href="https://www.google.com/url?sa=t&sorce=web&rct=j&url=http:respos%09tory.uinsuska.ac,id/19780/7/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiK9qXrJHAh%09BYisKHSQOCAQFjAPegQIARAB&usg=AOvVaw0kel1jEJNtqm%090aMtW1Z25"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; text-decoration: none; text-underline: none;">https://www.google.com/url?sa=t&sorce=web&rct=j&url=http:respos<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>tory.uinsuska.ac,id/19780/7/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiK9qXrJHAh<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>BYisKHSQOCAQFjAPegQIARAB&usg=AOvVaw0kel1jEJNtqm<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>0aMtW1Z25</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Diakses 20 November 2020</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-82839945393249372862020-12-22T19:19:00.002+07:002020-12-22T19:19:33.574+07:00PELAYARAN BANGSA BELANDA DI AUSTRALIA<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Desi
Asmarianti</span></p><div class="WordSection1">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p></div>
<div class="WordSection2">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Benua
Australia adalah benua terkecil di dunia, sebelum kedatangan bangsa kulit putih
benua ini hanya di huni oleh bangsa kulit hitam yang biasa dikenal dengan suku
(Aborigin) dalam bahasa latin kata aborigine mempunya arti “dari awal mula”
sehingga orang percaya bahwa mereka telah tinggal di benua Australia setidaknya
60.000 tahun. Suku aborigin ini tergolong kedalam ras tersendiri yaitu
Australoid juga memiliki kemiripan dengan ras negroid afrika maupun papua. Suku
ini memiliki mata pencaharian yang sangat mengadalkan alam. Tidak hanya suku
Aborigin terdapat beberapa masyarakat Kepulauan Selat Torres yang juga
merupakan masyarakat pertama yang mendiami dan tinggal dikawasan Australia dan
tersebar dibeberapa pulau sekitar Australia. Namun semenjak kedatangan bangsa
kulit putih dan mengklaim bahwa kawasan Australia adalah kawasan kerajaan
Inggris dan membuat kaum pribumi (suku Aborigin dan Masyarakat Kepulauan Selat
Torres) menjadi tersingkir. Sebelum suku aborigin mengenal bangsa barat mereka
juga suka lama saling berhubungan dengan orang-orang asia, diantaranya ialah
orang Makasar, Jepang, dan Cina.</span></p></div>
<div class="WordSection3">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hubungan
ini terjalin secara tidak bersamaan dan pada waktu yang berbeda-beda. Namun
orang Asia datang tidak untuk menjajah Australia melainkan hanya untuk memenuhi
kepentingan ekonomi dan bertukar barang serta mencari barang dagangan. Hal ini
justru berbeda dengan kedatangan bansa Eropa yang datang untuk menjajah dan
ingin menguasai benua Australia,bangsa Eropa pertama kali datang pada abad ke
15 dan 16 sekaligus membuka jalan laut baru.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]<span></span></span></span></a></span></span></span></p><a name='more'></a><p></p></div>
<div class="WordSection4">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pelayaran
pertama bangsa kulit putih dilakukan oleh bangsa portugis dan bangsa Spanyol
dan dilanjutkan oleh bangsa Belanda. Kapal Belanda yang pertama kali
menginjakan kaki atau mengunjungi pantai Australia adalah Duyfken yang pada
saat itu dibawah kepemimpinan Williem Jansz dan dibisa dikatakan pelaut Belanda
orang Eropa yang pertama kali menemukan benua Australia. <span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></a></span></span></span></p></div><div class="WordSection5">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Alasan
bangsa Belanda melakukan pelayaran ini ialah karena adanya kejadian-kejadian
penting di Eropa pada saat itu. Kejadian penting itu ialah perang 80 tahun
(1568-1648) atau biasa dikenal dengan perang kemerdekaan Belanda. Faktor yang
menyebabkan timbulnya perang ini ialah karena rakyat dibelanda yang mengikuti
paham reformasi tidak mau lagi tunduk dibawah kekuasaan Raja Spanyol Philip II
yang sangat tidak suka dengan gerakan reformasi sehingga Raja Philip II
memerintahkan pasukannya untuk menindas orang-orang yang dianggap<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebagai pemberontak.</span></p></div>
<div class="WordSection6">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Selama
perang 80 tahun itu membuat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Belanda
mendapatkan banyak keuntungan dari kegiatan perdaganganya,sehingga hal itu
dijadikan bangsa Belanda sebagai alat untuk menentang Spanyol dalam perang yang
cukup lama itu. Dan akhirnya Spanyol dan Portugal disatuka dibawah kepemimpinan
Raja Philip II guna untuk menghancurkan Belanda. Sehingga Raja Philip II
berencana untuk menutup pelabuhan Lisabon agar para pedagang Belanda
hancur.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Namun, bukannya hancur bangsa
Belanda justru menemukan jalan sendiri untuk ke Indonesia. <span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<div class="WordSection7">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Cornelis
de Houtman adalah pemimpin pertama dalam pelayaran belanda ke Indonesia pada
tahun 1596. Pelayaran ini mengikuti rute pelayaran yang diberikan oleh Van
linschoten dalam bukunya yang berjudul Intinerario. Keserakahan untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar menjadikan motivasi bagi bangsa Belanda
untuk terus melanjutkan ekspedisi dan pelayarannya ke arah Selatan. Penemuan
secara kebetulan dikait-kaitkan dengan penemuan sebagai hasil penyelidikan.
Dalam penyelidikan yang dipimpin oleh Willien Jansz memotong selat Torres
sehingga dengan begitu pada tahun 1606 mereka telah sampai di Semenanjung York
bagian Barat. Namun karena adanya awak kapal yang meninggal dan perbekalan sudah
semakin menipis merekapun memutuskan untuk kembali sehingga ada sebuah tempat
yang disebut dengan Tanjung Keerwer (turn back) yang berarti kembali lagi.
Bangsa Belanda memberikan nama Het land van deedracht untuk Australia. Sejak
itulah daerah barat Australia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sering
menjadi daerah yang dilalui bangsa Belanda untuk ke Indonesia. Keberhasilan
bangsa belanda ke Indonesia menjadi penanda bagi penemuan benua Australia.</span></p></div>
<div class="WordSection8">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada
tahun 1611 Hendrik Brower menjadi<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>gubernur jendral<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>VOC dan secara
kebutan juga menemukan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jalan laut baru
untuk sampai di pulau Jawa. Keberhasilannya itu terbilang singkat dibandingkan
dengan rute pelayaran yang biasa dilalui. Dengan keberhasilannya itu Hendrik
Brower<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyarankan VOC agar semua
pelayaran Belanda ke Indonesia mengikuti rute pelayaran yang dibuatnya.
Usalannya pun di setujui pada tahun 1613.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<div class="WordSection9">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan
mengikuti rute pelayaran yang diberikan Hendrik Brower , kapten Dirk Hartog
sampai di pantai barat Australia dan mendarat di pulau yang sampai sekarang
bernama <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hartog’s Island. </i>Dipulau
tersebut hartog meninggalkan sebuah piring yang dipakukan ke tiang serta diberi
ukiran serangkaian kata yang jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berarti “ pada tanggal 25 Oktober 1616, kapal
Eendracht dibawah pimpinan Dirk Hartog dari Amsterdam telah sampai ditempat
ini<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan belayar lagi menuju Banten pada
tanggal 27<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Oktober” peristiwa ini dan
pengalaman Hartog membuat Voc melakukan penyelidikan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terhadap daerah itu demi keselamatan
pelayaran meraka. Akhrinya dikirimlah dua buah kapal dan ekspedisi ini juga
untuk melihat sebarapa akurat pendapat yang diberikan olah William Jansz.<span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></a></span></span></span></p></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Setelah
itu pada tahun 1642, Abel Tasman melanjutkan ekspedisi dan menemukan daratan
Van Diemen’s Land<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang biasa dikenal
sebagai Tasmania. Dan menalnjutkan kembali pelayarannya ke arah Timur setalah
sembilan hari perjalanan ia berhasil mencapai Pantai Barat Sount South Island
dan mendarat di Massacre Bay. Setelah itu Abel Tasman melanjutkan pelayarannya
ke samudera Pasifik dan kembali lagi pada tahun 1943 ke Batavia. Pelayaran Abel
Tasman ini menjadi pelayaran terakhir pelayaran penyelidikan orang-orang
Belanda ke Benua Australia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesan
yang mereka dapat dari benua Australia adalah daratan yang gersang dan membuat
mereka tidak tertarik untuk tinggal disana. Tujuan awal mereka datang ke dunia
Timur sebenarnya hanyalah untuk memperoleh keuntungan material sebanyak
mungkin. Tapi bagi mereka benua Australia ini tidak memberikan keuntungan
apa-apa<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sehingga pimpinan VOC merasa
rugi atas pengeluaran yang begitu boros. Pemberangkatan Abel Tasman salah satu
pengeluaran yang dianggap pemborosan. Sehingga pimpinan VOC meminta penggantian
uang atas kerugian yang telah dikelurkan, ketika Abel Tasman melakukan
pelayaran tak ada satu hal pun yang berharga dan hal itu juga membuat mereka
memutuskan untuk memberhentikan pelayaran dan penyelidikan. Sebenarnya benua
ini memilki kekayaan yang begitu banyak seperti yang di harapkan oleh pimpinan
VOC namun hal tersebut tidak akan berupa hasil yang instan dan perlu dilakukan
pencarian,penggalian,dan pengolahan. Sehingga nampak jelas kebenaran pendapat
yang mengatakan “in matters of commerce the fault of the Dutch is giving too
little and asking to much”. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ilmu
pengetahuan yang diberikan Tasman memberikan sumbangan yang sangat berarti dan
peta yang ditinggalkan Tasman juga menambahkan daratan Australia meliputi
seluruh pantai di seluruh wilayah. Sebagian Tasmania dan New Zealand kepada
dunia yang diketahui pada waktu itu.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan:<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Benua
Australia adalah benua terkecil di dunia, sebelum kedatangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bangsa kulit putih benua ini hanya di huni
oleh bangsa kulit hitam yang biasa dikenal dengan suku Aborigin. Dalam bahasa
latin kata Aborigin mempunyai arti (dari awal mula) sehingga orang percaya
bahwa mereka telah tinggal dibenua Australia setidaknya 60.000 tahun yang lalu.
Suku Aborigin ini tergolong kedalam ras tersendiri yaitu Australoid yang juga
memiliki kemiripan dengan ras negroid Afrika maupun Papua. Tidak hanya suku
Aborigin masyarakat pertama yang mendiami dan tinggal di kawasan Australia
adalah masyarakat Kepulauan Selat Torres. Pelayaran pertama bangsa Belanda ke
Indonesia dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada tahun 1596. Pelayaran Cornelis
de Houtman mengikuti rute pelayaran yang diberikan oleh Van Linschoten dalam
bukunya yang berjdudul Intinerario. Pada tahun 1611 Henrik Brower juga
melakukan pelayaran,dan dilanjutkan oleh kapten Dirk Hartog dan dengan
mengikuti rute yang diberikan oleh Henrik Brower kapten Dirk Hartog akhirnya
sampai ke pantai barat Australia dan mendarat di sebuah pulau yang sampai
sekarang dikenal dengan Hartog’s Island. Belajar dari pengalaman dan peritiwa
yang terdahulu akhirnya ekspedisi dan penyelidikan dilakukan guna untuk
mengetahui daerah itu. Namun kesan yang mereka dapat dari penyelidikan itu
ialah Benua Australia sangat gersang dan penyelidikan serta ekspedisi pun
diberhentikan sehingga pimpinan VOC merasa rugi dan meminta untuk ganti rugi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Yulius. “Penemuan
benua Australia”. 18 Juni
2011.http://historyfileon.blogspot.com/2011/06/penemuan-benua-australia.html?m=1.
Diakses 27 November 2020</span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Social Science Um 17.
“Awal penemuan benua kangguru (Australia”).
http://agusbudipendidikanips.blogspot.com/2014/07/awal-penemuan-benua-kangguru-australia.html?m=1.
Diakses 27 November 2020</span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Siboro,J.Sejarah
Australia.Tarsito.Bandung.1996.Hal 18</span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Asril.Buku Sejarah
Australia dan Oceania.Hal 21<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Pelayaran%20Bangsa%20Belanda%20Ke%20Australia.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Ibid. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTRAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Yulius.
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Penemuan benua Australia”</i>. </span><span lang="EN-US"><a href="http://historyfileon.blogspot.com/2011/06/penemuan-benua-australia.html?m=1"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">http://historyfileon.blogspot.com/2011/06/penemuan-benua-australia.html?m=1</span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> di
akses 27 November 2020<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Social
Science Um 17. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Awal penemuan benua
kangguru (Australia)”.</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">
http://agusbudipendidikanips.blogspot.com/2014/07/awal-penemuan-benua-kangguru-australia.html?m=1.
Diakses 27 November 2020</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Siboro,Julius.1996<i style="mso-bidi-font-style: normal;">.Sejarah Australia.</i>Tarsito.Bandung<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Asril.
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Buku Sejarah Australia dan Oceania</i>.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-12925046095570677592020-12-21T15:45:00.000+07:002020-12-21T15:45:02.425+07:00Pasang Surut Hubungan Australia dengan Indonesia<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Mairika Purnama</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia
merupakan salah satu negara yang mendukung perjuangan Indonesia dalam
memperoleh kemerdekaan. Dalam sejarah, adanya bukti keharmonisan antara
Australia dan Indonesia, yaitu Indonesia mendapatkan dukungan moral maupun
materil yang cukup berarti dari masyarakat Australia beserta partai buruhnya
dalam mendapatkan pengakuan kedaulatan Indonesia. Australia juga menjadi salah
satu negara yang mengakui kedaulatan Indonesia. Secara de facto, Australia
mengakui kedaulatan Indonesia pada bulan Juli 1947, sedangkan secara de Jure
pada bulan Juli 1949. Salah satu dukungan lain dari Australia terhadap
Indonesia yaitu Australia menggalang dana serta melakukan aksi boikot terhadap
559 kapal dagang Belanda untuk membantu perjuangan rakyat Indonesia. Australia
ini juga pernah menjadi co-sponsor Indonesia ketika akan masuk menjadi anggota
PPB tahun 1950.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia
dan Indonesia merupakan dua negara yang saling berdekatan secara geografisnya.
Kedekatan <span></span></span></p><a name='more'></a>geografis di antara kedua negara inipun menjadikan Australia dan
Indonesia beranggapan bahwa pentingnya menjalin hubungan. Kedua negara ini
sudah sejak lama menjalin hubungan yang harmonis dalam berbagai bidang, Namun dalam
hubungan yang baik tersebut tidak berlangsung lama, sebab hubungan kedua negara
ini sering mengalami pasang surut dan dihiasi oleh berbagai konflik atau
ketegangan. Secara geografis Australia dan Indonesia memang saling berdekatan
ibaratnya seperti tetangga,tetapi kedua negara ini memiliki perbedaan dalam
berbagai hal, salah satunya yaitu perbedaan kultural. Adanya perbedaan-perbedaan
di antara Australia dan Indonesia inilah yang mengakibatkan hubungan kedua
negara ini sering mengalami pasang surut dan munculnya berbagai gejolakan atau
permasalahan bahkan perselisihan di dalamnya. Tetapi sebaiknya Australia dan
Indonesia harus bisa memelihara hubungan yang baik dan harmonis meskipun
memiliki banyak perbedaan.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pasang
surut hubungan Australia dengan Indonesia ini mulai tampak pada awal tahun
1950-an, dimana Australia mulai menentang Indonesia. Hal ini disebabkan karena kebijakan
Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno yang berupaya merebut kembali
Irian Barat (1957-1963), serta adanya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia,
dimana Australia turut campur tangan dengan berpihak kepada Malaysia. Pada 10
Desember 1949, adanya pergantian pemerintahan di Australia juga turut
mempengaruhi hubungan Australia dan Indonesia. Dari periode 1950 sampai
pertengahan tahun 1960-an hubungan kedua negara ini juga mengalami pasang surut.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi antara Partai Buruh dan
Koalisi Liberal Country, yaitu suatu aliansi politik dari beberapa partai kanan
tengah Australia yang telah mengubah pandangan Australia terhadap Indonesia. Pemerintahan
tersebut tidak setuju dengan kedaulatan Indonesia atas Irian Barat dan lebih
setuju dengan keberadaan Belanda di Irian Barat. Selain itu, hubungan kedua
negara ini juga memanas pada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tahun 1999,
ketika terjadinya pemisahan Timor-Timur yang sekarang bernama Timor Leste dari
Indonesia. Indonesia menganggap bahwa pemisahan atau lepasnya Timor-Timur
disebabkan oleh campur tangan negara Australia. Perbedaan-perbedaan yang
terdapat pada kedua negara inilah yang mengakibatkan hubungan Australia dan
Indonesia sering mengalami pertentangan atau konflik.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Namun
untungnya tidak harmonisnya hubungan Australia dan Indonesia ini tidaklah
berlangsung lama. Harmonisnya kembali hubungan antara Australia dan Indonesia
diakibatkan oleh jatuhnya kepemimpinan Presiden Soekarno dan dimulainya era
kepemimpinan baru Indonesia dibawah pimpinan Presiden Soeharto pada tahun 1967.
Pemerintahan baru Indonesia yang anti komunis dan lebih mengutamakan kebijakan
luar negeri yang bebas aktif, ternyata menjadi salah satu faktor kondusif bagi
pesatnya hubungan antara Australia dengan Indonesia. Keharmonisan hubungan
Australia dan Indonesia di tandai dengan dibentuknya suatu konsorsium lembaga
keuangan internasional yaitu Intern Governmetal Group on Indonesia (IGGI) pada
tahun 1967 untuk membantu pembangunan di Indonesia. Pada tahun 1968,dibentuk
Cultural Agreement yang membantu program pertukaran bersama di bidang budaya
dan pendidikan. Selain itu,Nampak kedua pemimpin negara saling mengadakan
kunjungan balasan pada tahun 1970 an. <a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tetapi
sepertinya alam kembali tidak mengizinkan untuk Australia dan Indonesia untuk
bersatu. Pada 7 Desember 1975, Indonesia melakukan investasi militer ke
Timor-Timur. Tewasnya lima wartawan Australia di medan pertempuran Balibo,
Timor-Timur, menambah benang kusut di dalam hubungan Australia dan Indonesia.
Situasi ini memaksa Indonesia untuk tidak memperpanjang izin tinggal dua
koresponden Australian Broadcasting Corporation (ABC), yaitu Warwick Butler dan
Joe Comman yang berakhir tanggal 15 juli 1980.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kehangatan
hubungan antara Indonesia dan Australia sedikit demi sedikit dapat kembali
dirasakan saat Partai Buruh berkuasa lagi pada tahun 1983. Kemenangan Bob Hawke
atas Malcolm Fraser dari Partai Koalisi Liberal-Nasional membawa angin segar bagi
dikukuhkannya kembali hubungan Jakarta-Canbera. Dari tahun ke tahun hubungan
ini meningkat secara perlahan. Puncak dari kehangatan dan keharmonisan kedua
negara ini terjadi pada 22 Agustus 1985, yaitu ketika PM Bob Hawke menyatakan
mengakui secara de jure integrasi Timor-Timur ke dalam Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Akan
tetapi, ketika David Jenkins menulis artikel yang menyoroti tentang bisnis
keluarga Presiden Soeharto, hubungan antara Australia dan Indonesia kembali kandas.
Sebagai reaksi terhadap tulisan itu, pemerintah Indonesia membatalkan kunjungan
menteri Ristek, B.J Habibie. Selain itu,tanpa pemberitahuan sebelumnya, visa
kunjungan ke Bali, turis asal Australia satu pesawat penuh ditolak. Pemerintah
Indonesia juga memperpanjang larangan bagi wartawan Australia untuk meliput di
Indonesia. Kerjasama militer yang telah berlangsung juga dibatalkan. Bahkan
wartawan Australia yang mendampingi Presiden AmerikaSerikat yaitu Ronald Reagen
dalam kunjungannya ke Bali juga tidak diizinkan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ketidakharmonisan
ini mulai mencair pada tahun 1988, ini terlihat antara lain dari pernyataan
Menteri Pertahanan Australia, Kim Beazly pada 23 Februari 1988, yang mendesak
pemerintah agar kembali memperbaiki hubungan kerjasama pertahanan keamanan
dengan Indonesia. Pernyataan ini di anggap sebagai salah satu proses dibukanya kembali
hubungan setelah kasus Jenkins. Sejak saat itu hingga Juni 1995, hubungan kedua
negara ini membaik. Meskipun diantara periode tersebut terjadi peristiwa Santa
Cruz di Dili pada tanggal 11 November 1991, yang menuai protes keras dari
pemerintah dan sebagian besar masyarakat Australia, tetapi hubungan kedua
negara ini relatif lancar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ada
beberapa bidang yang menjadi tonggak hubungan Australia dan Indonesia. Di
bidang ekonomi, kedua negara berhasil menandatangani Perjanjian Celah Timor
pada tahun 1989, yang mengatur kerjasama eksplorasi minyak di Laut Timor,
wilayah perbatasan Australia-Indonesia. Dan pada tahun 1992, kedua negara ini
berhasil membuat forum Menteri Australia dan Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Untuk
di bidang pertahanan dan keamanan, kedua negara ini menunjukkan hubungan yang
semakin substansial. Selain berhasil menandatangani perjanjian akstradisi dan
pengaturan nelayan, hubungan baik dalam aspek pertahanan dan keamanan juga
terlihat dari berbagai bentuk kerjasama, seperti: kunjungan pejabat militer dan
transparansi dalam hal kekuatan pertahanan dan keamanan, program pendidikan dan
latihan militer gabungan kedua negara. Sejak tahun 1990, Australia dan
Indonesia telah mengadakan latihan militer gabungan seperti: Knight Komodo dan
Kookaburra (Angkatan Darat), Ausina Passexs dan Ausina Patrolexs (AL), serta
Rajawali Ausindo dan Elang Ausindo (AU).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Didalam
bidang budaya ditunjukkan dengan adanya kerjasama bidang pendidikan,sosial
budaya dan turisme. Pada tahun 1989, Australia dan Indonesia berhasil membentuk
Australia-Indonesia Institute, yang merujuk kepada kontak rakyat antara kedua
negara, yang berfungsi untuk mengimbangi hubungan lebih resmi di tingkat
pemerintahan. Selain itu, Australia juga memberikan beasiswa guna melanjutkan
pendidikan di negeri Kanguru melalui Australian Internasional Development
Assistance Bureau (AIDAB) yang kemudian beganti nama AUSAID.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Akan
tetapi hubungan hangat Australia dan Indonesia kembali diterpa badai. Ada tiga
peristiwa penting yang mengganggu hubungan kedua negara ini pada saat itu.
Pertama, penolakan Australia terhadap Letjen (purn) H.B.I. Mantiri sebagai
calon Dubes yang diajukan oleh Indonesia untuk Australia pada tanggal 6 Juli
1995. Penolakannya ini dikaitkan dengan ucapannya kepada Majalah Editor ketika
menjabat sebagai Panglima Udayana dengan yurisdiksi atas daerah Timor-Timur.
Masyarakat Australia menuntut Mantiri untuk meminta maaf atas ucapannya
tersebut yang ternyata tuntutan ini kemudian diabaikan oleh Indonesia. Kedua,
pemberian visa oleh Australia kepada 18 imigran asal Timor-Timur yang melarikan
diri pada 24 Mei 1995. Ketiga, insiden pembakaran bendera merah putih oleh
demonstran TimTim anti-integrasi dibeberapa kota Australia, seperti Sydney,
Brisbane, Melbourne, dan Adelaide.<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak
hanya sampai disitu jatuhnya rezim Soeharto karena reformasi 1998, hubungan
Australia dan Indonesia pun masih mengalami pasang surut. Usaha demokratisasi
Indonesia pasca reformasi 1998 juga mengalami perkembangan yang menuai banyak
masalah sehingga politik dalam negeri Indonesia masih belum kondusif, dan
Timor-Timur yang memerdekakan diri sebagai bangsa yang berdaulat membuat
pemerintah Australia menguprade hubungan bilateralnya dengan Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hubungan
Indonesia dan Australia yang selalu mengalami pasang surut, adanya keharmonisan
yang hanya bertahan sementara, kebekuan antara keduanya terjadi hanya karena
hal-hal yang dapat kita anggap sepele. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
sering kandasnya kehangatan hubungan antara Australia dan Indonesia, yaitu :<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Praktek
Demokrasi dan Budaya Politik<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
menjalankan pemerintahan Indonesia menganut sistem demokrasi. Dimana Indonesia
adalah suatu negara yang menganut sistem presidensial, kekuasaan politik lebih
terpusat pada presiden. Tatanan politik dan sistem sosial negara ini didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila,sebagai satu-satunya ideologi negara. Pancasila
mengikat seluruh aktivitas masyarakat. Sedangkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Australia berdasarkan prinsip-prinsip
demokrasi liberal yang mengarah pada sistem parlementer. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sistem liberal seperti hak individu dan kebebasan berpendapat
telah menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat dan penguasa Australia
dalam menjalankan pemerintahannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan
Politik Luar Negeri<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hubungan
Australia dan Indonesia pada awalnya sangatlah baik, namun dengan berjalannya
waktu menghadapi masalah yang menanti. Indonesia cenderung lebih banyak
memberikan fokus kebijakan luar negerinya terhadap negara lain dibandingkan
sahabat lamanya, Australia. Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia
menjadi pengagas Gerakan non-Blok. Kebijakan luar negeri Indonesia sampai
pertengahan tahun 1960-an lebih banyak menyeimbangkan kekuatan Amerika Serikat
dan Inggris dengan menarik perhatian Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina di
kawasan Asia. Sedangkan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto untuk
menggantikan Presiden Soekarno, kebijakan luar negeri Indonesia lebih terfokus
pada negara-negara Arab. Indonesia beranggapan hubungannya dengan Australia
tidak terlalu penting dan tidak seserius itu. Pada sisi lain, Australia lebih
memilih menfokuskan hubungan luar negerinya yang lebih substansial dengan
negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang dan Amerika, meskipun
ia menilai Indonesia mempunyai arti penting untuk menjalin hubungan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kekhawatiran
dan Ancaman Terhadap Pertahanan Keamanan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Posisi
Indonesia yang sangat strategis ini, menjadi sebuah hal yang penting bagi
Australia untuk merancang kebijakan pertahanan dan keamanannya. Adanya
ketidakstabilan politik Indonesia dapat mengancam Australia secara langsung
maupun tidak. Persepsi ancaman inilah yang membuat Australia memberikan
perhatian khusus terhadap Indonesia agar posisi demografis Australia yang
terpencil di ujung belahan Selatan dunia menjadi pelindungnya apabila ada
serangan musuh dari Utara. Namun disisi lain Australia juga mencurigai
Indonesia sebagai ancaman. Sikap saling mencurigai inilah yang mempengaruhi
hubungan antara Australia dan Indonesia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hubungan
Kerjasama Ekonomi Yang Lemah<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hubungan
ekonomi antara Australia dengan Indonesia ini sangat lemah. Hal ini disebabkan
karena rendahnya intensitas barang komplementer kedua negara serta disebabkan
oleh proteksi dan strategi perdagangan. Tidak hanya itu, karena keadaan politik
juga menyebabkan pengusaha enggan untuk berbisnis antara satu sama lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Australia
dan Indonesia merupakan dua negara yang secara geografis saling berdekatan.
Australia juga berperan andil dalam perjuangan Indonesia mendapatkan pengakuan
kedaulatan. Hubungan Australia dan Indonesia awalnya berjalan dengan harmonis
tanpa ada permasalahan apapun. Australia dan Indonesia memang sudah sejak lama
menjalin hubungan baik dalam berbagai bidang. Tetapi dalam hubungan kedua
negara tersebut tidak selalu bejalan dengan mulus. Hubungan antara Australia
dengan Indonesia ini sering mengalami pasang surut, dimana di dalam hubungan
tersebut sering di terpa badai atau sering terjadi ketegangan,konflik,saling
mencurigai satu sama lain, saling menyalahkan dan permasalahan-permasalahan
lainnya yang mengakibatkan hubungan kedua negara ini tidak berjalan dengan
mulus. Adanya hubungan pasang surut antara Australia dan Indonesia disebabkan
oleh adanya perbedan-perbedaan yang sangat signifikan dari kedua negara ini.
Salah satunya nya yaitu perbedaan yang mencolok ialah perbedaan kultural.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Adapun
faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan Australia dan Indonesia pasang
surut yaitu disebabkan karena adanya perbedaan dalam aspek politik,kebijakan
luar negeri, keamanan dan ekonomi. Australia dan Indonesia masih kurang
memperhatikan satu sama lainnya dalam aspek politik, ekonomi dan keamanan, yang
dimana aspek tersebut dapat memperkokoh hubungan Australia dan Indonesia agar
tetap stabil. Tetapi meski demikian Australia dan Indonesia selalu melakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan mereka agar tetap harmonis. Untuk itu
Australia dan Indonesia harus perlu adanya rasa percaya satu sama lain agar
tidak terjadi lagi konflik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;">Wulandari,Arie. (2012). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hubungan Australia-Indonesia Pada Masa
Malcolm Fraser Tahun 1975-1983</i>. S1 thesis. Fakultas Ilmu Sosial. Hal 36<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"> Sinaga,Chintya Magdalena. (2014) . <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan Australia-Indonesia Dalam
Bidang Politik 2010-2015.</i>Skripsi S1. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Universitas Hasanuddin:Makassar. Hal 6<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"> Wijayanti, Yeni. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Tahun 1945-1995.</i>
Jurnal Artefak.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;">Vol.3,
No.1, Maret 2015. Hal 52<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"> Wijayanti, Yeni. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Tahun 1945-1995.</i>
Jurnal Artefak. Vol.3, No.1, Maret 2015. Hal 53<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"> Wijayanti, Yeni. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Tahun 1945-1995.</i>
Jurnal Artefak.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;">Vol.3,
No.1, Maret 2015. Hal 54<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/PASANG%20SURUT%20HUBUNGAN%20AUSTRALIA%20DENGAN%20INDONESIA.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt;"> Wijayanti, Yeni. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Tahun 1945-1995.</i>
Jurnal Artefak. Vol.3, No.1, Maret 2015. Hal 55<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sinaga,Chintya
Magdalena. (2014) . <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan
Australia-Indonesia Dalam Bidang Politik 2010-2015.</i>Skripsi S1. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Universitas
Hasanuddin:Makassar<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wijayanti,
Yeni. (2015). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dinamika Hubungan Bilateral
Indonesia-Australia Tahun 1945-1995.</i> Jurnal Artefak. Vol.3, No.1,
Maret 2015<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wulandari,Arie.
(2012). <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hubungan Australia-Indonesia Pada
Masa Malcolm Fraser Tahun 1975-1983</i>. Skripsi S1. Fakultas Ilmu Sosial. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-53480525351485565572020-12-21T15:37:00.001+07:002020-12-21T15:37:29.556+07:00Perkembangan Awal Masyarakat Kulit Putih di Australia<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Dhita Windy Utami</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampai abad ke-15, orang-orang kulit putih (Eropa)
masih berbeda pendapat tentang bentuk bumi. Ada beberapa orang yang
setuju dengan pendapat bahwa bumi itu berbentuk bulat dan terbagi dua secara
seimbang antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Pendapat lain
berpendapat bahwa bumi itu berbentuk rata sebagaimana yang diungkap oleh ahli
agama Katolik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di abad ke XV para pelaut Eropa mulai menjelajahi
negara-negara yang jauh bersaing secara tajam untuk memperoleh keuntungan dari
perdagangan seperti sutera, rempah-rempah, emas, permata dan barang-barang
lainnya yang dihasilkan oleh dunia Timur. Keberhasilan Bhortolemeus Dias
mencapai Tanjung Harapan, Vasco Da Gama yang telah sampai di India tahun 1498,
membuka jalan menuju Timur sampai ke Maluku. Garis pelayaran Eropa-Tanjung
Harapan-Pantai timur Afrika Ormuz-India-Malaka-Maluku rutin dilalaui oleh
Portugis. Jalur pelayaran Portugis ini membuka jalan menuju <span></span></span></p><a name='more'></a>penemuan benua
Australia oleh bangsa Eropa dari arah Barat<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Masyarakat%20Kulit%20Putih%20di%20Australia.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sedangkan pelayaran yang dilakukan Spanyol memulai
ekspedisinya melalui Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik menuju Timur juga
membuka jalan bagi penemuan benua Australia yang sering disebut Terra Australia
Incoqnito itu. Pada tanggal 21 Desember 1605 ikut dalam ekspedisi Pedro
Fernandes De Quiros orang yang mendapat tugas dari Raja Philip III untuk
melakukan kolonialisasi dan mencari daratan selatan, Torres adalah wakil
pemimpin ekspedisi tersebut. Torres dengan 2 buah kapal dibawah
pimpinannya memutuskan untuk tidak kembali, ia bertekad berlayar terus dan
ia telah memasuki perairan disebelah Selatan irian.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada akhir abad ke-18, setelah orang-orang Eropa
lebih banyak pengetahuan tentang Selandia Baru, wilayah ini perlahan-lahan
terbuka. Berbagai stasiun paus dibangun di sepanjang pantai di pulau Selandia
Baru. Serat rami yang kuat digunakan untuk tali, dijual oleh Maori dengan
berbagai produk impor. Jelajahi dan kembangkan Australia tidaklah mudah.
Kehidupan penghuni awal sangat sulit karena pertanian yang menggunakan bahan
darurat pada tanah yang kurang subur tentu sangat sulit. Berbagai perusahaan
Narapida didirikan di Horbart, Tasmania di Teluk Moreton, yang akhirnya menjadi
Brisbane dan Australia Barat. Koloni independen kemudian tiba dalam
kelompok-kelompok kecil dan banyak tahanan yang telah dibebaskan lebih disukai
untuk tinggal di Australia. Berbagai koloni lain perlahan-lahan pada yang
pertama, di tepi Sungai Swan dan Melbourne.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
Australia, perkembangan awal kehidupan kulit putih adalah membersihkan tanah
dengan membebaskan tahanan. Ada periode perkembangan di seluruh Selandia Baru.
Daerah perbukitan terbuka di Pulau Selatan merupakan tempat yang ideal untuk
penggembalaan domba, pertanian dan pertambangan emas.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selama 25 tahun, pemukiman di dekat Port Jackson
telah berkumpul di sekitar Blue Mountains, 80 kilometer ke barat. Meski tidak
menjulang tinggi, gunung ini sangat terjal, terutama di lereng timur. Pada
tahun 1813, sekelompok penjelajah menemukan cara untuk melintasi pegunungan ini
dan melihat tanah yang subur.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Diantara para perintis ini adalah Hamilton Hume dan
William Hovell, yang berangkat dari Sydney pada tahun 1824 dan berjalan melalui
darat ke Teluk Porth Phillip, atau yang sekarang disebut Melbourne. Di dalam
penjelajahan ini orang Eropa melintasi sungai utama Australia, Murray, untuk <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pertama kalinya. Allan Cunningham, seorang
penjelajah dari ahli tumbuh-tumbuhan melakukan penyelidikan ke arah utara pada
tahun 1820-an dan menemukan lahan subur di Darling Downs dan berjalan dari
Darling Downs ke Teluk Moreton.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Pada awal abad ke-19, terjadi
krisis ekonomi dan Perang Napoleon yang menyebabkan masyarakat dan pekerja
Eropa jatuh miskin. Pada tahun 1840, Inggris memutuskan untuk menduduki
Selandia Baru. Edward Gibbon Wakefield berharap struktur kelas yang didasarkan pada
kelas pekerja akan menciptakan masyarakat Inggris di Laut Cina Selatan, di mana
mereka suatu hari nanti bisa menjadi tuan tanah.</p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selama Selandia Baru, ada periode
pengembangan. Bukit-bukit terbuka di Pulau Selatan adalah tempat yang ideal
untuk kursi menderu. Petani Biri-Biri kemudian mengekspor wol ke Inggris, dapat
menyediakan anak-anak dengan tinggi dan daging berkualitas tinggi untuk
digunakan sebagai hidangan di Selandia Baru. Berbagai tanaman biji-bijian,
terutama gandum dan jewawut, juga sebagian besar ditanam di Pulau Selatan. Ini
mengarah pada pelamar emas yang mengaburkan satu sama lain, termasuk jalan
berburu emas di seluruh dunia. Di Pulau Utara, ada juga kemajuan. Pengembangan
dasar industri sapi perah ditempatkan oleh petani Inggris yang memakai jersey
dan guernsey sapi di Selandia Baru. Berbagai jenis sayuran juga ditanam di
lahan pertanian yang mirip dengan Inggris, sedangkan buah-buahan dan apel juga
ditanam. Karena Pulau Utara masih bergantung pada akuisisi tanah, kolonisasi
dan pertanian cenderung kecil<a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Masyarakat%20Kulit%20Putih%20di%20Australia.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 301.9pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesimpulan</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 301.9pt; text-align: justify;">Sampai abad ke-15, orang-orang
kulit putih masih berbeda pendapat tentang bentuk bumi. Ada beberapa orang yang
setuju dengan pendapat bahwa bumi itu berbentuk bulat dan terbagi dua secara
seimbang antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Pendapat lain
berpendapat bahwa bumi itu berbentuk rata sebagaimana yang diungkap oleh ahli
agama Katolik. Di abad ke XV para pelaut Eropa mulai menjelajahi negara-negara
yang jauh bersaing secara tajam untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan
seperti sutera, rempah-rempah, emas, permata dan barang-barang lainnya yang
dihasilkan oleh dunia Timur. Keberhasilan Bhortolemeus Dias mencapai Tanjung
Harapan, Vasco Da Gama yang telah sampai di India tahun 1498, membuka jalan
menuju Timur sampai ke Maluku. Berbagai perusahaan Narapida didirikan di
Horbart, Tasmania di Teluk Moreton, yang akhirnya menjadi Brisbane dan
Australia Barat. Koloni independen kemudian tiba dalam kelompok-kelompok kecil
dan banyak tahanan yang telah dibebaskan lebih disukai untuk tinggal di
Australia. Berbagai koloni lain perlahan-lahan pada yang pertama, di tepi
Sungai Swan dan Melbourne. Di Australia, perkembangan awal
kehidupan kulit putih adalah membersihkan tanah dengan membebaskan tahanan. Ada
periode perkembangan di seluruh Selandia Baru. Daerah perbukitan terbuka di
Pulau Selatan merupakan tempat yang ideal untuk penggembalaan domba, pertanian
dan pertambangan emas.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 301.9pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selama 25 tahun, pemukiman di
dekat Port Jackson telah berkumpul di sekitar Blue Mountains, 80 kilometer ke
barat. Pada awal abad ke-19, terjadi krisis ekonomi dan Perang Napoleon yang
menyebabkan masyarakat dan pekerja Eropa jatuh miskin. Pada tahun 1840, Inggris
memutuskan untuk menduduki Selandia Baru. Edward Gibbon Wakefield berharap
struktur kelas yang didasarkan pada kelas pekerja akan menciptakan masyarakat
Inggris di Laut Cina Selatan, di mana mereka suatu hari nanti bisa menjadi tuan
tanah. Selama Selandia Baru, ada periode pengembangan. Bukit-bukit terbuka di
Pulau Selatan adalah tempat yang ideal untuk kursi menderu. Petani Biri-Biri
kemudian mengekspor wol ke Inggris, dapat menyediakan anak-anak dengan tinggi
dan daging berkualitas tinggi untuk digunakan sebagai hidangan di Selandia
Baru.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br /></p>
<div style="mso-element: endnote-list;"><!--[if !supportEndnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Masyarakat%20Kulit%20Putih%20di%20Australia.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Hudaidah. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Australia Dan Oceania</i>.
Surabaya: UNIPRESS IKIP Surabaya. 2004. Hal 11<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="file:///C:/Users/SPC/AppData/Local/Temp/Perkembangan%20Awal%20Masyarakat%20Kulit%20Putih%20di%20Australia.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Van, Samuel. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Negara Dan Bangsa Jilid IV
Asia Dan Australia</i>. Jakarta: Grolier International INC dan PT. Widyadara.
2003. Hal 159<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hudaidah.
2004. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sejarah Australia Dan Oceania</i>.
Surabaya: UNIPRESS IKIP Surabaya.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Van,
Samuel. 2003. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Negara Dan Bangsa Jilid IV
Asia Dan Australia</i>. Jakarta: Grolier International INC dan PT. Widyadara.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></b></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-13448257813227283992020-12-19T11:18:00.001+07:002020-12-19T11:18:21.725+07:00SEJARAH DAN ASAL MULA KEPULAUAN SOLOMON<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: -18pt;">Muhammad Armizul C</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="color: #cccccc;">Kepulauan Solomon memiliki luas tanah 31.0</span></span><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">8</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">0 </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">yang membentang dari Bougainville hingga
Sancristobal. Kepulauan Solomon memiliki </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">enam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Pulau utama</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> diantaranya New Georgia,Choiseul,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> Santa Isabel,
Guadalcanal, Malaita, dan San Cristobal serta terdapat juga Pulau-pulau kecil
seperti O</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">n</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">tong Java Atoll</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">,Rennel</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">,
Bellona dan kepulauan Santa Cruz. Kepulauan Solomon sudah ada sejak zaman
Pleistosen sekitar 29.000 tahun yang lalu [1].<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selanjutnya,Kepulauan Solomon merupakan
surga didunia,karena dipulau Solomon terdapat keindahan alam yang luar biasa.
Sehingga banyak dari sekian traveler luar negeri yang tidak tau keindahan alam
Kepulauan Solomon salah satunya<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>mempunyai pulau atau pantai yang indah. Ibukota Kepulauan Solomon adalah
di Honiara. Yang mana di Kepulauan Solomon terdapat dua ras yang hidup
bersamaan yaitu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ras Melanesia dan
Polinesia.<span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="color: #cccccc;"><o:p></o:p></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada
tahun 1600 M, Di Solomon, awalnya penduduk (manusia) berasal dari ras</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> atau suku</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> di G</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">ua</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">alcanal ,</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">penduduk tersebut menetap di wilayah itu
lebih awal [2] . Selanjutnya, penye</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">baran
orang</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">
Lapita melalui Melanesia sampai ke Pasifik yang terjadi antara 1600 SM dan 500
SM</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">,yang digambarkan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> dengan penyebaran bahasa Austronesia di
Pasifik dan di kepulauan Solomon [3]. Kedua bahasa Austronesia dan non-bahasa
Austronesia sering ditemukan dalam waktu yang bersamaan. Namun, Walter dan
Sheppord meunjukan awal dari permukiman Lapita di kepulauan Solomon belum
ditemukan dalam</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> bentuk</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> cacatan
arkeologi Santa Curz . Kemudian pemukiman Lapita terdapat dalam bentuk kelompok
yang mana pemungkiman tersebut ditemukan pada tahun 2700 M di Solomon Bar</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">t [4].<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Secara gen, masyarakat Kepulauan Solomon
memiliki keunikan tersendiri dari masyarakat belahan dunia. Karena banyak yang
beranggapan bahwa kulit yang gelap dan rambut pirang penduduk Solomon
disebabkan karena pengaruh gen atau hubungan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>dari pedagang bangsa eropa. Yang mana pada waktu itu, bangsa eropa
pernah mengunjungi Kepulauan Solomon yang berhubungan dengan Masyarakat
Kepulauan Solomon. Tetapi,pendapat ini masih belum kuat.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Secara lingkungan, kepulauan Solomon adalah
campuran dari dataran rendah yang berhutan lebat dan memiliki Pulau pegunungan
serta atol kecil (Pulau kural yang mengelilingi sebuah Laguna).Kepulauan
Solomon mayoritas dihuni oleh orang-orang dari pulau terluar seperti<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Polinesia yang dibawa oleh suku Lapita. Dan
orang Melanesi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">a .</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Kepulauan Solomon memiliki
pulau dari berbagai ras atau suku dan memiliki budaya yang berbeda [5].
Sehingga, dengan lingkungan Solomon yang luas, Kepulauan Solomon memiliki
karakteristik budaya yang berbeda-beda.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selanjutnya, kedatangan bangsa Eropa di
Kepulauan Solomon pada tahun 1568. Kepulauan Solomon didatangi oleh penjajah
Spanyol yang bernama Alvaro de Mendana de Neyra, yang merupakan pengunjung
Eropa pertama di kepulauan Solomon. Beliau datang dengan didanai oleh
pemerintah Spanyol yang mana </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Mendana</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">
mengunjungi sekaligus menamai beberapa pulau seperti</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Guadalcanal,
Flurida (sekarang Nggela) dan San Critobal (sekarang Makira) .Asal mula nama kepulauanSolomon berawal karena adanya
tanda-tanda emas di Guandalcanal, mendana percaya bahwa ia menemukan sumber
kekayaan Raja Solomo. Sumber kekayaan itu berupa emas yang dicari oleh
ekspedisi Spanyol. Ini mendorong anggapan bahwa asal mulakepulauan Solomon
berasal dari nama Raja Solomo yang mengumpulkan emas yang mana tempat
pengumpulan emas Raja Salomo ditemukan oleh </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Mendana</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> sehingga </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Mendana </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">menamai Pulau atau
tempat tersebut dengan nama kepulauan Solomon [6].<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada pertengahan abad ke-16, tertulis</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> catatan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> awal dari penjajah
ke</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Kepulauan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Solomon</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> yaitu</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> menunjukkan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> adanya</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> k</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">nibalisme dan pengayauan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">(Pembunuhan sadis)</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">
pada pelayanan de </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Mendana. Seperti</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">yang
dijelaskan oleh Amherst dan Thompson<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>men</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">yatakan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> bahwa ada kano yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berbentuk bulan sabitbertemu dengan armada
kapal Spanyol di pantai lepas Santa Isabel pada tahun 1568 dan mereka
berkesempatan membangun Brigantine. Lalu </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Mendana didekati</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> oleh sekelompok tujuh cano
perang yang mana mereka menawarkan tangan seorang anak laki-laki bersama dengan
akar talas </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Hal tersebut menyatakan
bahwa penjajah Spanyol menolak sekelompok tujuh cano perang, lalu mereka tampak
mengambil bagian tubuh dan menguburkan di depan mata penjajah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">mendana</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> mencatat pemberian atau
tawaran mereka tersebut sebagai pengorbanan dan sarana spiritual yangdicapai
selama serangan pengayauan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">
(Pembunuhan sadis)</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sekitar 200 tahun, penjajah Spanyol dan
Eropa mengurungi niatnya untuk pergi ke </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">K</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">epulauan Solomon. Penyebabnya adalah
Para penjajah Eropa menghindari pelaut yang ada di sana, yang mana pelaut di
sana memiliki sifat kanibalisme dan pengayauan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> (Pembunuhan sadis)</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. Tidak sampai pertengahan
hingga akhir abad ke-18 bahwa aktivitas Eropa dimulai lagi di Kepulauan Solomon
dengan diawali kedatangan kapal penangkapan ikan paus dan kapal yang sejalur
dengan perdagangan ke Cina. Salah satu titik perh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">ent</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">ian yang nyaman untuk mengisi kembali
kapal-kapal dengan yang baru yaitu di pulau New Georgia [7].<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selanjutnya pada tahun 1877, berdasarkan
tatanan Pasifik Barat di Council, tindakan yang dimaksudkan itu untuk
melindungi kepentingan Inggris di Pasifik.Sehingga Inggris menyatakan kepulauan
Solomon berada di bawah hukum longgar komisaris tinggi Inggris yang berada di
Suva, Fiji. Transformasi Solomon menjadi protektural Inggris </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">dan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">keamanan penduduk tidak akan
menjadi tugas yang mudah bagi Inggris. Pada tahun 1893, kepulauan Solomon resmi
mendeklarasikan sebagai protektoral Inggris. Bahwa kepulauan Solomon akan
sepenuhnya mandiri secara finansial yang akan melindungi kepentingan ekonomi di
Pasifik khususnya di Australia.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Setelah Kepulauan Solomon dijadikan Inggris
sebagai wilayah protektural Inggris,Kepulauan Solomon pun harus menghadapi
pahitnya Perang Dunia. Perlu kita ketahui,Perang dunia merupakan Perang yang
sangat besar yang yang bersekutu dengan negara lain untuk memperebut wilayah
yang mereka inginkan dengan melakukan perlawanan bersenjata. Dan Solomon merasa
pahitnya Perang dunia yakni pada perang dunia yang kedua.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada tahun 1939, pecahlah Perang Dunia II
pertempuran yang paling dahsyat terjadi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> salah satunya</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> di Kepulauan Solomon. Pada
tanggal 7 Agustus 1945, operasi angkatan sekutu melawan Kekaisaran Jepang
dengan pemboman angkatan laut dan pendaratan amfibi di Kepulauan Florida
tepatnya di Tulagi dan pantai merah di </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Guadacanal. Kepulauan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> Solomon merupakan
salah satu daerah sasaran utama dari Pasifik Selatan dan adalah rumah bagi
tempat VMF</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">-</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">214 “Black Sheep” skuadron
yang diperintahkan oleh Mayor Greg “pappy” Selanjutnya New George Suara adalah
istilah dari Theslot yang digunakan oleh Tokyo Express untuk memasok garnisun
Jepang di Guadalcanal. Lebih dari 36.000 Jepang di Guadalcanal, 1000 ditangkap,
9000 meninggal karena penyakit dan sekitar 26.000 tewas atau hilang.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Setelah Menelan pahitnya dahsyatnya Perang
Dunia kedua. Akhirnya ada siasat yang membawa Kepulauan Solomon pada yang
namanya kemerdekaan. Akan tetapi, kemerdekaan Kepulauan Solomon masih dibawah
oleh negara Inggis.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>D</span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">ew</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">an lokal yang didirikan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada tahun 1950 sebagai pulau stabil dari
perang dunia kedua. Sebuah konstitusi baru yang didirikan pada tahun 1970 dan
pemilu langsung diadakan.Meskipun konstitusi baru ini ditentang. Pada tahun
1973 guncangan harga minyak terjadi yang mengakibatkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>peningkatan biaya menjalankan koloni yang
jelas bagi administator Inggris. Setelah kemerdekaan Papua Nugini dari
Australia tahun 1975,Kepulauan Solomon memperoleh pemerintahan sendiri pada
tahun 1976 . Kemerdekaan diberikan pada tanggal 7 Juli 1978 dengan perdana
menteri pertama<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>adalah Sir Peter
kenilorea, dan Kepulauan Solomon mempertahankan monarki,yakni Ratu Elizabeth II
sebagai kepala negara dan termasuk negara persemakmuran Inggris.[8]<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;"><br /></span></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 65.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: #cccccc;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kepulauan Solomon merupakan negara yang
memiliki keunikan tersendiri yakni unik pada gennya,unik pada keindahan alamnya
dan lain-lainnya. Selanjutnya,Kepulauan Solomon memiliki enam pulau utama yang
memiliki luas keseluruhan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">31.0</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">8</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">0 </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: SimSun;">. Kepulauan
memiliki dua ras atau dua suku yang memiliki sejarah masing-masing yakni ras
Polinesia dan ras Melanesia.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #cccccc;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: SimSun;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kedatangan bangsa eropa
merupakan langkah awal Kepulauan Solomon dijajah dan dikuasai baik itu
wilayahnya,kekayaan alamnya dan lain-lain. Yang pertama mendarat atau menduduki
wilayah Kepulauan Solomon adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Alvaro de Mendana de Neyra,
Mendana datang ke Kepulauan Solomon didanai oleh pemerintah bangsa Spanyol.
Tujuan Mendana datang ke Kepulauan Solomon yakni mengincar emas yang ditimbun
oleh Raja Salomo. Sehingga, dengan peristiwa tersebut terciptalah nama
Kepulauan Solomon. Pada abab pertengahan 16, diduga dicatatan penjelajah eropa
terdapat adanya kanibalisme dan pengayauan( pembunuhan sadis) yang mana ini
menghambat sekaligus menghentikan penjelajahan yang dilakukan oleh eropa selama
200 tahun. Akhirnya, pada abad ke 18 penjelajah eropa kembali lagi untuk
menjelajahi Kepulauan Solomon. Selanjutnya,pada tahun 1887 ,Kepulauan Solomon
dijadikan oleh Inggris sebagai wilayah Protektural Inggris. Sehingga pada tahun
1893, Kepulauan secara resmi mendeklarasikan tersebut.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><span style="color: #cccccc;">Pada
tahun 1939, Kepulauan Solomon merasakan pahitnya perang dunia kedua,yang mana
pada waktu itu membuat kondisi Kepulauan Solomon tidak kendusif. Lalu pada
tahun 1950, setelah perang dunia kedua telah usai,didirikan lah dewan lokal
sebagai pusat stabilitas pra perang dunia. Sehingga, pada tanggal 7 Juli 1978
Kepulauan Solomon memperoleh
pemerintahan sendiri dan kemerdekaan. Akan tetapi, masih dibawah kendali
Inggris.</span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-right: 20.4pt; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;">------------------------------------------------</p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>[1] </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Bellwood, P., J. Fox and D. Tryon. Editors.“The Austronesians in
History: Common Origins and Diverse Transformations,” <i style="mso-bidi-font-style: normal;">in The Austronesians: historical and comparative perspectives</i>.
Edited by P. Bellwood, J. Fox and D. Tryon, pp. 1-16. Canberra: Department of
Anthropology. Research School of Pacific and Asian Studies. The Australian
National University.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">1995.Hal 37<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[2]
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Hogbin, I</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;"> <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US">Experiments in Civilisation: the effects of European culture on a
native community in the Solomon Islands</span></i><span lang="EN-US">. New York:
Schocken Books</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.1939.Hal 38<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[3]
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Kirch, P.<i style="mso-bidi-font-style: normal;">On the Road of the Winds: an archaeological
history of the Pacific Islands before European contact</i>. Berkeley; Los
Angeles; London: University of California Press.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2000.Hal 37<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[4] </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Kirch, P.<i style="mso-bidi-font-style: normal;">On the
Road of the Winds: an archaeological history of the Pacific Islands before
European contact</i>. Berkeley; Los Angeles; London: University of California
Press.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2000.Hal
37<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[5]
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Walter, R. and P.
Sheppard,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>‘</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nusa
Roviana : the archaeology of a Melanesian chiefdom</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">.’ </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Journal
of Field Archaeology</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Vol 27</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">(</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">3</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> 2000. Hal 295</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">-</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">318.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[6]
Warta Sejarah : Kepulauan Solomon Dalam Berbagai Aspek. Senin, 11 Januari
2016.Web 21 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[7]
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">1901. ‘<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Note on Tatu-Patterns Employed in Lord Howe's Island</i>.’ Man 1:40</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.
Hal 38<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">[8]
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">2000b. ‘Notes and Queries,
Science, and ‘Curios’: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lieutenant Boyle
Somerville’s ethnographic collecting in the Solomon Islands</i>, 1893-1895.’
JASO</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
Vol</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;"> 31(3)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.
Hal </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">277-308</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p><b style="text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">DAFTAR
PUSTAKA</span></b><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Bellwood,
P., J. Fox and D. Tryon. Editors. 1995. “The Austronesians in History: Common
Origins and Diverse Transformations,” <i style="mso-bidi-font-style: normal;">in
The Austronesians: historical and comparative perspectives</i>. Edited by P.
Bellwood, J. Fox and D. Tryon, pp. 1-16. Canberra: Department of Anthropology.
Research School of Pacific and Asian Studies. The Australian National
University.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Hogbin, I. 1939. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Experiments
in Civilisation: the effects of European culture on a native community in the
Solomon Islands</i>. New York: Schocken Books</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Kirch, P. 2000. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">On
the Road of the Winds: an archaeological history of the Pacific Islands before
European contact</i>. Berkeley; Los Angeles; London: University of California
Press.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Walter, R. and P. Sheppard, 200</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">0</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">. ‘</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nusa Roviana : the archaeology of a
Melanesian chiefdom</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">.’ </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Journal of Field Archaeology</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
27</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">(</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">3</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">):</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">295</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">-</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">318</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Warta.”Sejarah.”</span><a href="http://wartasejarah.blogspot.com/2016/01/kepulauan-solomon-dalam-berbagai-aspek.html"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">http://wartasejarah.blogspot.com/2016/01/kepulauan-solomon-dalam-berbagai-aspek.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.
Diakses pada tanggal 21 November 2020.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">1901. ‘<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Note on
Tatu-Patterns Employed in Lord Howe's Island</i>.’ Man 1:40</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 29.5pt; margin-right: 20.4pt; margin-top: 0cm; tab-stops: 140.25pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">2000b. ‘Notes and Queries, Science, and ‘Curios’: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lieutenant Boyle Somerville’s ethnographic
collecting in the Solomon Islands</i>, 1893-1895.’ JASO 31(3):277-308</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;"><o:p> </o:p></p>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-57142139436219717992020-12-19T11:11:00.001+07:002020-12-19T11:11:35.573+07:00Peristiwa Rum Rebellion<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Khairunnisa Harjono</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada masa kepemimpinan William Bligh di
New South Wales berlangsung <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perselisihan
yang luar biasa atau lebih dikenal sebagai peristiwa rum rebellion. Rum rebellion
merupakan suatu kejadian yang terjadi di Bounty. Rum rebellion ini merupakan
pemberontakan yang dilakukan oleh para Rum Corps terhadap gubernur di New South
Wales pada waktu itu, yang dilatarbelakangi oleh aksi keras yang dilakukan
Bligh, aksi nya ini melahirkan raksi pemberontakan yang kemudian pada akhirnya
menjatuhkannya.<a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada awal mulanya narapidana <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang bekerja di ladang para perwira sehabis
jam kerjanya, Grose memberikan izin mereka dibayar dengan menggunakan rum. Rum
sesungguhnya merupakan nama sejenis minuman keras, tetapi pada waktu itu
seluruh kategori minuman keras di New South Wales disebut sebagai rum. Tetapi
tindakan Grose inilah yang nampaknya mendorong para perwira <span></span></span></p><a name='more'></a>melakukan
perdagangan dengan membeli barang dan kapal yang datang di koloni itu. <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada masa pemerintahan Letnan Gubernur,dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup pada waktu itu, mereka berupaya
mengefektifkan pendapatan keuntungan dengan melakukan perdagangan. Barang
dagangan yang sangat menguntungkan pada saat itu adalah rum. Rum sebenarnya
merupakan nama dari sejenis minuman keras, tetapi pengertiannya pada waktu itu
mencakup semua jenis dari minuman keras. Pada waktu itu rum sangat digemari di
koloni tersebut, hampir setiap orang yang ada dan bekerja di sana mau jika
dibayar dengan menggunakan rum. Jika tidak hendak diminum, rum juga dapat
ditukarkan dengan barang apa saja, sehingga rum juga berperan sebagai alat
penukar seperti halnya uang. Para pekerja di sana merasa bahagia jika dibayar
dengan menggunakan rum yang umumnya mereka konsumsi untuk di minum.<a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Peredaran dan penggunaan rum yang tidak
normal di masyarakat yang tergolong <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>masih muda dan sebagian besar pun berlatar
belakang sebagai narapidana itu, sempat menghilangkan sedikit cahaya kemajuan
yang telah diciptakan oleh Philips dengan usaha dan jerih payahnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tetapi di satu pihak para perwira mendapatkan
keuntungan yang sangat besar dari rum ini, sedangkan masyarakat umum yang
memakai ini digunakan untuk mabuk-mabukan yang membuat mereka menjadi rusak. Para
pekerja di sana digaji dengan menggunakan rum, hal ini sangat membantu dalam
mengatasi kesulitan karena kelangkaan mata uang yang beredar pada waktu itu,
dan harus diakui dengan adanya rum ini telah meningkatkan produksi koloni itu
melalui kenaikan produksi ladang para perwira Corps. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada masa pemerintahan Hunter, ia
mengatur serangkaian langkah-langkah untuk menentang pertumbuhan kekuasaan para
perwira pedagang di sana. Hunter berusaha untuk mengatur dan menertibkan lalu
lintas dan perdagangan rum yang saat itu sangat digemari para koloni disana. Dengan
adanya tindakan dari Hunter ini, tentunya menimbulkan pertentangan dengan para
perwira karena mereka menganggap merugikan dan mengusik eksistensi kekuasaan
mereka. Reaksi mereka sebagai bentuk dari pertentangan atas kebijakan Hunter
ini,mereka tidak mau mengikuti kebijakan Hunter,mereka juga mengirimkan surat
kepada pemerintahan Inggris di London yang berisi keluhan atas kepemimpinan
Hunter ini, dan mereka pun enggan membantu Hunter dalam mengatur kembali lalu
lintas perdagangan rum.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Disamping itu,
pemerintahan Inggris nampaknya belum bisa mengambil sebuah tindakan apapun untuk
mematahkan kekuatan para perwira Corps pada saat itu mengingat bahwa dominasi
dan pengaruh yang sangat kuat dari para perwira New South Wales Corps. Untuk
mengatasi pertentangan yang lebih parah, pemerintah pun mengambil sebuah
tindakan yaitu menarik Hunter kembali ke inggris pada tahun 1800 dan mengangkat
Philips Gidley King sebagai pengganti Hunter. <a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada masa pemerintahan King , King
segera menyadari bahwa rum itu tidak baik, peredaran dan penggunaannya akan
mengganggu serta merusak koloni itu. Dengan kesadaran nya inilah King berupaya
memeranginya dengan cara melarang untuk mengimpor rum. Akan tetapi,ia menyadari
bahwa tidak mudah dalam melakukan aturan yang direncanakannya ini, pastinya
para perwira pedagang nantinya berusaha memberontak untuk membatalkannya.
Dengan itu, King berusaha membuka pabrik bir di Parramata dengan harapan dapat
mengalihkan perhatian masyarakat yang minum-minuman keras (rum) beralih ke
minum bir. Tetapi pada kenyataannya rum lebih memiliki daya tarik tersendiri
dan sukar untuk memberantas penggunaan dan peredaran rum.Walaupun usaha nya ini
terbilang sangat lambat King berhasil mengurangi peredaran dan penggunaan rum
dan juga ia behasil mengurangi kekuasaan dari para perwira.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Para perwira New South Wales Corps pada
waktu itu memonopoli perdagangan,yang paling utama adalah perdagangan rum
(sejenis minuman keras). Di koloni itu setiap ada usaha yang mengganggu dan
merugikan mereka pasti akan ditentang. Begitu juga ketika datang gubernur
pengganti Arthur Philip, mereka tidak patuh pada keputusan yang dikeluarkan
oleh gubernur. Sebaliknya mereka sering berselisih pendapat sampai pada tiga
gubernur selanjutnya. Gubernur Hunter dituduh tidak layak jadi gubernur, King
dihina, dan puncak perselisihan ini terjadi ketika masa pemerintahan gubernur
William Bligh yang dimasukkan kedalam penjara. Peristiwa ini dikenal dengan nama
Rum Rebellion. <a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Bligh tiba di New South Wales pada tahun
1806,untuk menggantikan jabatan King sebagai gubernur. Harapan pemerintah
dengan pergantian gubernur ini untuk menuntaskan permasalahan peredaran dan
penggunaan rum yang sering mengaitkan para gubernur dengan perwira Corps
kedalam konflik yang berkepanjangan. Pada saat itu William Bligh dengan
tekadnya segera ingin menuntaskan rum yang senantiasa melelahkan 2 gubernur
yang menjabat sebelumnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan
adanya penjelasan diatas, menunjukkan bahwa usaha apapun itu yang melibatkan
rum selalu mendapatkan pertentangan atau berujung konflik dengan para perwira
pedagang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kerakter Bligh yang bersikap kurang
bijaksana, cenderung memaksa,kasar serta terkesan ingin secepatnya
menyelesaikan masalah rum di New South Wales ini justru berakibat fatal, hal
ini menyebabkan William Bligh segera bertengkar dengan para perwira pedagang di
New South Wales, terutama dengan John Macarthur. Kemarahan dari Bligh ini kemudian
menangkap John Macarthur dengan tuntutan yang sangat panjang dan John Macarthur
ini hendak diadili di bawah pengadilan militer yang dipimpin oleh Atkins. John
Macarthur sendiri menolak dirinya untuk diadili oleh Atkins dan meminta dirinya
untuk dibebaskan. Sikap Macarthur tersebut pun ternyata juga disetujui oleh
keenam perwira anggota peradilan militer, sehingga membuat William Bligh
semakin marah. Bligh tanpa berfikir panjang langsung mengumumkan akan menangkap
keenam perwira yang menyetujui permintaan dari John Macarthur tadi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal tersebut pun menimbulkan kemarahan dari
para perwira yang sangat menghormati John macarthur. Pada tanggal 26 Januari
1808 Mayor George Johnstone memerintah anak buahnya berkumpul untuk menuju ke
tempat kediaman dari Gubernur. Kejadian ini pun membuat William Bligh ditangkap
dan dipecat, lalu John Macarthur pun dibebaskan . Setelah Kejadian ini Johnson
pun mengangkat dirinya sebagai penguasa yang menggantikan Gubernur Bligh.
Peristiwa ini pun dikenal dengan peristiwa Rum Rebellion, dikarenakan peristiwa
ini bersumber dari masalah rum.<a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">[5]</span></b></span><!--[endif]--></span></b></span></a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dari kutipan diatas, dapat dijelaskan
bahwa, karakter Bligh inilah yang menyebabkan konflik yang merugikan dirinya,
dengan bertengkar dengan para perwira terutama John Macarthur. Ditambah lagi Bligh
ini mengadili John Macarthur yang membuat perwira sangat marah karena para
perwira di koloni ini sangat menghormati John Macarthur<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">.<o:p></o:p></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan adanya peristiwa ini nampak jelas
bahwa para perwira memperoleh kemenangan. Mereka telah mengejek Hunter,
menghina King,dan memecat serta memenjarakan Bligh.Tetapi pada akhirnya pun
tindakan mereka ini menandai akhir dari kekuasaan mereka.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Rum rebellion ini merupakan
pemberontakan yang dilakukan oleh para Rum Corps terhadap gubernur di New South
Wales pada waktu itu,yang dilatarbelakangi oleh aksi keras yang dilakukan
Bligh, yang mana aksinya inipun menimbulkan sebuah pemberontakan yang akhirnya
menjatuhkannya. Di koloni NSW sendiri rum sangat digemari dan hampir setiap
orang yang bekerja Disana mau dibayar dengan menggunakan rum.Tetapi disini
peredaran dan penggunaan rum yang tidak normal apalagi masyarakat yang
tergolong masih muda dan sebagian besar pun berlatar belakang narapidana. Untuk
itu pada masa pemerintahan Hunter inilah ia mulai mengatur langkah langkah dengan
tujuan untuk menentang pertumbuhan kekuasaan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>para perwira pedagang yang ada Disana dan juga mengatur lalu lintas
perdagangan rum. Kembali lagi apapun usaha yang dilakukan atas nama rum di
koloni ini pastinya akan mendapatkan perlawanan dan pertentangan yang berujung
dengan konflik dengan koloni ini. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">William Bligh pun datang ke New South
Wales pada tahun 1806. Dengan kedatangannya ini pemerintah berharap ia bisa
menuntaskan permasalahan peredaran dan penggunaan rum yang terjadi di koloni
itu.Tetapi William Bligh ini ia bersikap kurang bijaksana,memaksa,kasar dan terkesan
ia sangat ingin secepatnya masalah rum ini diselesaikan. Dengan karakter nya
inilah ia segera bertengkar dengan para perwira pedagang di koloni New South
Wales, terutama dengan John macarthur. dan mengadilinya,dengan adanya tindakan
Bligh ini membuat para perwira marah karena mereka sangat menghormati<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>John Macarthur, Bligh akhirnya ditangkap pada
tanggal 26 januari 1808,diketuai oleh Mayor George Johnstone yang mengerahkan
anak buahnya untuk menangkap,mengadili Bligh pada saat itu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>akhirnya koloni itu pun di tempatkan dibawah kekuasaan militer. Hal ini
adalah salah satu saat dimana dalam sejarah Australia pemerintahan digulingkan
oleh kudeta militer. Peristiwa ini terkenal dengan nama Rum Rebellion
dikarenakan bersumber dari masalah rum.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Frank
wels. Australia. Overlook pres. Jakarta. 2006. Hal 719<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Siboro,J.
Sejarah Australia.Tarsito. Bandung. 1989. Hal 44<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>
Hudaidah. Sejarah Australia dan Oceania. FKIP Unsri. Inderalaya. 2004. Hal 16<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Hudaidah.
Sejarah Australia dan Oceania. FKIP Unsri. Inderalaya. 2004. Hal 35<o:p></o:p></p>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Khairunnisa%20Harjono.%20Peristiwa%20Rum%20Rebellion-1.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: 等线; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Siboro,J.
Sejarah Australia.Tarsito. Bandung. 1989. Hal 49<o:p></o:p></p>
<p class="MsoEndnoteText"><o:p> </o:p> </p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Frank wels. 2006. Australia. Overlook
press. Jakarta<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Hudaidah. 2004. Sejarah Australia dan
Oceania. FKIP Unsri. Inderalaya<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Siboro,J. 1989. Sejarah Australia. Tarsito.
Bandung <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><o:p> </o:p></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6990105259481977252.post-17797747662088741592020-12-19T10:50:00.000+07:002020-12-19T10:50:00.462+07:00Perkembangan Kota Melbourne<p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Devi Tamara Siregar</span></p><p><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melbourne merupakan kota yang
berada di benua Australia sekaligus menjadi ibu kota dari negara Victoria. Luas
wilayah kota Melbourne sekitar 9992,5 km2 yang meliputi satu kota metropolitan
dan 31 kotamadya. Masyarakat sering menyebut kota Melbourne untuk suatu
menunjuk kawanan pusat kota. Jumlah penduduk dari kota Melbourne sekitar 4,9
juta dimana 19 % terdiri dari penduduk asli Australia.[1]<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketika Mayor Mitchell dalam
perjalanan eksplorasinya dan memasuki Teluk Portland tahun 1836. Ia terkejut
mengetahui sudah ada orang kulit putih yang tinggal menetap. Yaitu Henty
bersaudara yang sudah menetap disana sejak tahun 1834. Mereka merupakan anak
dari Thomas Henty, seorang petani yang berasal dari Sussex, Inggris yang
tertarik oleh propaganda dari Austalia Barat.[2]<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alasan dari kedatangan Thomas
Henty ke Australia untuk memberikan masa depan yang baik bagi ke <span></span></p><a name='more'></a>tujuh anaknya
diatas lahan miliknya sendiri. ketika sudah berada di wilayah Tasmania (dulunya
Van Diemen Land) Thomas memberi tugas anak ke empatnya yang bernama Edward
untuk menyebrangi Selat Bass kemudian menyelediki wilayah tersebut, hal ini
untuk mencari tempat tinggal yang baru di Selatan Pantai Australia. Edward
memasuki Teluk Portland dan melihat ladang hijau yang sangat bagus untuk
memelihara ternak dan untuk memulai pertanian. Edward kembali ke Tasmania, dan
melaporkan hasil temuanya kepada Thomas, kemudian Thomas mendatangi wilayah
Portland dan ia memberi izin kepada Edward untuk pindah ke wilayah tersebut.
Tepat di bulan November 1834 Edward berangkat menuju Portland dengan menyewa
kapal Launcestor, dalam perjalanannya Edward membawa ketiga saudaranya ,ternak,
alat pertanian, tanaman, para pekerja dan yang ingin membuka pemukiman baru.
Namun, Thomas serta ketiga anaknya memutuskan untuk tidak ikut dalam rombongan
dan tetap memilih menetap di Tasmania.<o:p></o:p><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">J.T. Gellbibrand dan Jon Batman
dua tokoh yang berasal dari Lanceston meminta izin kepada gubernur Inggris yang
bernama Darling untuk diberi sejumlah tanah di wilayah Westenport, kedua tokoh
ini ingin membuka sebuah lahan perternakan hewan yaitu, sapi, biri-biri dan
kuda. Namun permintaan keduanya ditolak oleh gubernur Darling dengan alasan
tidak diperbolehkan untuk membuka pemukiman baru suatu wilayah, hal ini karena
pemerintah inggris pernah mencoba membuka pemukiman baru diwilayah Westenport
untuk mencengah prancis yang pada waktu itu ingin membuka kekuasaan diwilayah
Australia. Namun pemukiman yang didirikan oleh pemerintah inggris di Westenport
tidak berkembang dengan baik kemudian
ditinggalkan.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ternyata keberhasilan Henty
bersaudara terdengar sampai ke telinga Batman dan rekan-rekannya. Pada tahun
1834 Batman membentuk suatu asosiasi bersama dengan rekan-rekannya untuk
berlayar dan menyelidiki wilayah Port Philip. Dalam pelayaran ini Batman
berhasil mendarat di daerah Port Philip.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Batman bertemu dengan penduduk
asli yang merupakan suku tertua di wilayah Port Philip yaitu suku Wurunjeri.
Dalam pertemuan tersebut Batman mengakui sudah melakukan perjanjian dengan
kepala suku tersebut dan juga membeli tanah di wilayah tersebut. dalam
transaksi ini Batman mendapatkan tanah yang sangat luas sebesar 600.000 km2
sedangkan penduduk asli mendapatkan sejumlah barang seperti selimut, pisau,
kampak, kaca, dan beberapa benda lainnya yang di dapatkan dari kelompok Batman.
perjanjian ini ditandatangi oleh kepala suku kertas yang terbuat dari kulit
yang sudah disiapkan oleh Batman sebelumnya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah mendapatkan tanah dari
penduduk asli Batman dan rombongannya mulai membuka pemukiman baru. Batman
memilih daerah di sungai Yarra di dekat kota Melbourne sekarang. selain
kelompok Batman yang membuka pemukiman baru ada juga kelompok lain yang
diketuai oleh John Pascoe Fawkner yang memilih mendirikan pemukiman di daerah
yang dikenal Melbourne sekarang. Awalnya kedatangan kelompok Fawkner ini
mendapat penolakan dari pihak Batman karena wilayah Port Philip sudah menjadi
miliknya. Namun mereka akhirnya sepakat untuk membagi wilayah tersebut agar
tidak terjadinya persaingan di antara kedua kelompok.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kelompok Batman dan kelompok
Fawkner, jika dilihat dari kacamata Gubernur New South Wales, Bourke
sesungguhnya melanggar mendirikan pemukiman. Karena mereka berdua belum
mendapatkan izin dari gubernur Bourke untuk mendirikan suatu pemukiman baru di
daerah Port Philip. Sehingga kedua kelompok ini dikatakan sebagai penghuni liar dalam sejarah Australia disebut
“ squatters”.[3]<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kedua kelompok ini tidak
menghiraukan larangan dari pemerintah New South Wales dan tetap tinggal di
daerah Port Philip. Tahun 1835, gubernur dan legislatif council New South
Wales mengeluarkan UU pemukiman liar,
agar tidak semakin banyaknya pemukiman didaerah Port Philip. Namun setelah
dikeluarkannya UU pemukiman liar ini, gelombang imigrasi semakin meningkat ke
wilayah Port Philip, mereka bahkan tidak takut terhadap UU tersebut dan tetap
melanjutkan tinggal dan menetap di wilayah Port Philip. Pada tahun 1836
gubernur Bourke mengirim George Stuart ke Distrik Port Philip. Sesampainya
disana ia melihat udah banyak orang-orang kulit putih yang mendiami wilayah
ini. Namun semasa George Stuart bertugas
diwilayah ini permusuhan antara penduduk asli dengan orang-orang kulit putih
baru terjadi, sehingga pemerintah Sydney mengirim seorang kapten yang bernama
Lonsdale yang bertugas untuk hakim dan juga melakukan pengawasan di daerah Port
Philip. Untuk melaksanakan kehakiman Lonsdale melakukan penyelidikan di setiap
daerah sehingga atas usulan dari Batman wilayah yang dipilih yaitu lokasi yang
terletak di kota Melbourne.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">pada bulan Maret tahun 1837
gubernur Bourke mendatangi tempat pemukiman
yang sedang tumbuh di wilayah Port philip. Pemikiran Bourke tentang kemungkinan
pengembangan kota tidak sejelas ide dari
Lonsdale dan Batman. Bourke mengatakan bahwa wilayah Gellibrand’s lebih
memiliki posisi yang penting daripada wilayah lain. kemudian ia menyambut
Williamstown sesuai dengan nama raja Inggris pada waktu itu. Daerah disebut
Batman Village serta yang dipilih oleh
Lonsdale sebagai tempat untuk mendirikan kota diberi nama Melbourne. nama ini diambil
dari perdana menteri Inggris yang bernama Lord Melbourne.[4]<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada tahun 1851 emas ditemukan di
dekat wilayah Ballarat dan diwilayah Bendigo. dari penemuan tersebut semakin
banyaknya penemuan emas di wilayah Victoria. akibat dari penemuan emas tersebut
memicu banyaknya koloni di berbagai wilayah mendatangi wilayah Victoria untuk
melakukan penambangan emas dan menimbulkan penduduk dari Victoria melonjak
menjadi tujuh kali lipat.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan ditemukannya emas di
wilayah Victorian membuat wilayah ini menjadi tujuan dari para penambang bukan
hanya yang berasal dari wilayah Australia saja namun dari negara lain seperti
Amerika, Cina dan beberapa negara lainnya. Bahkan imigran dari Cina membuat
suatu pemukiman yang dikenal dengan Cina Town. Penemuan emas ini berdampak
sekali terhadap perkembangan dari wilayah Victoria, bukan hanya dari jumlah
penduduk yang bertambah melainkan juga peningkatan dari kekayaan yang didapat
dari emas-emas tersebut. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perkembangan dari Victoria ini
membuat wilayah Melbourne juga merasakan dampaknya. Melbourne yang menjadi
daerah terbesar di Victoria juga mengalami pertumbuhan wilayahnya. Pertumbuhan
dari Melbourne juga di iringi dengan dibangunnya berbagai Fasilitas, seperti
bagunan pemerintahan, sekolah, jembatan bahkan transportasi juga dibangun
seperti jalur rel kereta api yang dapat menghubungkan wilayah pedesaaan dengan
pusat kota Melburne. Dengan banyaknya pemukiman yang didirikan di wilayah
Melbourne membuat pusat-pusat kota juga di bangun pusat perbelanjaan,
perkantoran, bahkan dibangun juga hotel diwilayah ini. Selain itu juga
Melbourne juga menjadi pusat keuangan terbesar di Australia akibat dari demam
emas yang melanda wilayah Victoria yang membuat wilayah tersebut mengalami
peningkatan yang sangat signifikan.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada awal tahun 1880 Melbourne
telah berubah menjadi kota besar dengan padat penduduk. Bangunan-bangunan megah
berdiri kokoh, jalanan yang dilintasi oleh berbagai transportasi, pusat-pusat
perbelanjaan yang dipenuhi oleh penduduk Melbourne yang ingin berbelanja
menambah kesan bahwa kota Melbourne sudah sangat mengalami perkembangan.
perkembangan ini membuat harga tanah di kota Melbourne mengalami kenaikan,
kenaikan harga tanah ini memicu berbagai pembagunan diwilayah Melbourne.
Pembangunan meliputi gedung-gedung komersial seperti gedung opera telepon,
kemudian dibangun sebuah Cathedral,
gardu pembangkit listrik dan tahun 1885 dibangun untuk pertama kali
jalur trem kabel di Melbourne.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melbourne terus mengalami
peningkatan baik dalam hal ekonomi maupun infrastruktur nya. Setelah
berakhirnya perang dunia ke-2, Melbourne yang sempat mengalami krisis moneter
ekonomi akhirnya dapat bangkit kembali dengan dibangunnya berbagai
gedung-gedung pencakar langit. Pembangunan bukan hanya terpusat di kota saja
melainkan juga di pinggiran kota. Untuk mencegah kepadatan penduduk akibat
imigrasi yang dilakukan dari daerah ke kota pemerintah Melbourne mendirikan
sebuah perumahan umum di pusat kota. Selain itu juga karena meningkatnya
penduduk di wilayah Melbourne sehingga banyaknya transportasi yang digunakan
hal ini yang membuat pemerintah lebih memperhatikan dengan mendirikan jalan-
jalan bebas hambatan. Selain itu juga lonjakan di sektor ekonomi dengan
banyaknya investasi asing yang menanamkan modalnya di Melbourne. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kesimpulan <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kota Melbourne adalah ibukota
dari negara Victoria. kota ini merupakan kota terpadat dan kota yang memiliki
tingkat perkembangan yang sangat pesat. Pembentukan kota Melbourne tidak
terlepas dari koloni Inggris yang tinggal dan menetap disana. Pembukan
pemukiman di wilayah Melbourne di awali dari keluarga Thomas Henty beserta
dengan ke tujuh anaknya. Awalnya keluarga mereka tinggal dan menetap di wilayah
Tasmania, namun putra ke empat thomas kemudian berlayar ke pantai selatan
Australia, dan kemudian dia menetap disana beserta dengan saudaranya. Pembukaan
pemukiman-pemukiman baru terjadi ketika pada masa Batman
dan Fawkner datang ke wilayah Melbourne sekarang. selain itu juga
wilayah Melbourne mengalami pertambahan pemukiman dan penduduk ketika
terjadinya demam emas yang melanda seluruh wilayah di Victoria. banyak para
imigran yang berasal dari berbagai wilayah di Australia dan juga penjuru dunia
datang ke wilayah Melbourne. Hal ini membuat banyaknya dibagun pemukiman di
sekitar pertambangan di Melbourne.<o:p></o:p></p><p>
</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan perkembangan yang sangat
cepat ini, kota Melbourne juga perlahan-lahan membangun berbagai
fasilitas-fasilitas publik, seperti sekolah-sekolah, rumah sakit, pusat
peribadatan dll. Karena perkembangan yang terjadi di Melbourne membuat tanah di
wilayah Melbourne menjadi sangat mahal, namun kemahalan tanah di kota Melbourne
membuat pemerintah juga membangun bangunan-bangunan penting salah satunya
gedung opera telepon, dan juga dibangun trem kabel yang membuat kesan kota
Melbourne menjadi lebih moderen. Akibat dari perang dunia ke-2 membuat ekonomi
Melbourne menjadi sedikit mengalami krisis, namun Melbourne mampu bangkit dan
kembali membangun berbagai infrastruktur dan juga dapat merenovasi
bangunan-bangun yang sudah rusak. selain itu juga pembangunan juga merambah ke
pinggir kota dengan dibangunnya pemukiman agar tidak terjadinya imigrasi
besar-besaran yang dilakukan oleh penduduk yang tinggal di pinggir kota ke
pusat kota Melbourne. Karena Melbourne memiliki tingkat penduduk yang sangat
padat membuat pemerintah membangun jalan-jalan baru dan juga menambahn berbagai
transportasi umum untuk mencegah kemacetan di jalan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br /></p><div style="mso-element: endnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Devi%20Tamara%20Siregar.%20PERKEMBANGAN%20KOTA%20MELBOURNE.docx#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia.</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> </span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Melbourne"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">https://id.wikipedia.org/wiki/Melbourne</span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">. Diakses 23 November 2020</span><span style="mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Devi%20Tamara%20Siregar.%20PERKEMBANGAN%20KOTA%20MELBOURNE.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Siboro, Julius.(1989)
Sejarah Australia. Bandung. Tarsito. Hal. 99<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Devi%20Tamara%20Siregar.%20PERKEMBANGAN%20KOTA%20MELBOURNE.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Scott. E. A Short History
Of Australia. London. Oxford University Press. 1943. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>177<o:p></o:p></span></p>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<p class="MsoEndnoteText"><a href="file:///D:/youtuber/GUDANG%20BACA%20ILMU%20SOSIAL/Devi%20Tamara%20Siregar.%20PERKEMBANGAN%20KOTA%20MELBOURNE.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bereson, I. Rosenblat,S.,Inquiry Australia Reviewing
Australian History Through Maps, Charts, and Commentary, Richmond, Victoria:
Heinemann Education Australia Pty. Ltd. 1979. hal. 104-105<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoEndnoteText" style="text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Daftar Pustaka</span></b></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bereson, I. Rosenblat,S., 1979. Inquiry Australia
Reviewing Australian History </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Through Maps,
Charts, and Commentary, Richmond, Victoria: Heinemann Education Australia Pty.
Ltd.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Scott. E.1943. A Short History Of Australia. London :
Oxford University Press.</span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Siboro, Julius.1989. Sejarah Australia. Bandung :
Tarsito. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Wikipedia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Indonesia.</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> </span><span lang="EN-US"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Melbourne"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">https://id.wikipedia.org/wiki/Melbourne</span></a></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">. Diakses 23 November </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">2020</span></p>
<p class="MsoEndnoteText"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p>
</div>
</div>Asrilhttp://www.blogger.com/profile/09100393956896088058noreply@blogger.com0