Showing posts with label RIAU DUA. Show all posts
Showing posts with label RIAU DUA. Show all posts

MISRAN RAIS DALAM SEJARAH

Sri Widyaningsih


Sebagaimana yang diketahui secara umum bahwa perjuangan bangsa Indonesia ketika merebut kemerdekaan tidak lepas dari perjuangan rakyat yang hidup dan diam di daerah-daerah. Termasuk daerah yang berada di wilayah kepulauan misalnya Kepulauan Meranti yang masuk ke dalam wilayah Propinsi Riau sekarang ini. Perjuangan rakyatnya tidak bisa dinafikan. Selan itu, perjuangan rakyat tentunya tidak terjadi begitu saja dan akan selalu ada seseorang yang menjadi pelopornya. Dengan kata lain akan ada orang seorang yang ditokohkan sebagai pejuang kemerdekaan di setiap daerah.[1]

Artinya disetiap perjuangan tentu memiliki pelopor penggerak yang turut andil didalamnya , “ setiap orang ada masanya ,setiap masa ada orangnya” , adalah isilah yang mungkin akan membantu dalam  mengartikan tulisan diatas, dimana akan ada satu diantara lainnya yang menjadi tokoh penggerak di setiap peristiwa pergerakan atau perlawanan sehingga ditokohkan sebagai pejuang kemerdekaan.

Sultan Syarif Jaafar Pahlawan dari Pelalawan

Kinanti Fitriani


Kesultanan Pelalawan atau Kerajaan Pelalawan yang sekarang terletak di Kabupaten Pelalawan adalah satu dari beberapa kerajaan yang pernah berkuasa di Bumi Melayu yang turut serta berpengaruh dalam mewarisi budaya Melayu dan Islam di Riau, sedangkan gelar atau sebutan bagi Raja Pelalawan adalah Tengku Besar.

Wilayah kerajaan pelalawan berawal dari kerajaan pekantua yang didirikan oleh maharaja indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas orang besar kerajaan temasik (singapura) setelah kerajaan temasik dikalahkan oleh majapahit. Sedangkan raja Temasik terakhir yang bernama permaisura, (prameswara) mengundurkan dirinya ketanah semenanjung, dan mendirikan kerajaan malaka. Maharaja indera kemudian  membangun kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua (anak sungai Kampar,sekarang termasuk desa Tolam,Kecamatan Pelalawan,kabupaten Pelalawan ) pada tempat bernama “Pematang Tuo”dan kerajaan nya di namakan “Pekantua”. setelah maharaja Indera, kerajaan pekantua di pimpin oleh Maharaja Pura dan Maharaja Jaya[1].

PERJUANGAN KAPTEN MANSYURDIN DALAM MENEGAKKAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KOTA PEKANBARU

Riska Riani


Kabar Indonesia sudah merdeka ditandai dengan Proklamasi oleh Soekarno dan Muhammad Hatta, pada 17 Agustus 1945, baru sampai ke telinga pemuda di Pekanbaru, Riau, lima hari kemudian, 22 Agustus 1945. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu diterima melalui telegrafis Pemuda PTT Pekanbaru, Basrul Jamal. Namun, ia belum berani mengungkapkannya kepada pemuda lain karena situasi Pekanbaru ketika itu masih dikuasai  Jepang, negara yang kalah perang. Dalam situasi yang tidak menentu tersebut  dan tidak adanya kepastian tentang keberlangsungan pemerintahana pasca Jepang kalah perang ini, terjadi selama lebih kurang setengah bulan. Beberapa utusan sudah dikirim ke Bukittinggi, tetapi kepastian yang diharapkan belum juga diperoleh.[[1]]

Dari pernyataan diatas kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 memberikan dampak dan berkah yang luar biasa bagi perkembangan negeri Melayu ini. Indonesia telah merdeka namun, situasi yang memaksakan mereka untuk tetap menunggu kabar dari beberapa utusan yang telah dikirim ke Bukittinggi. Hal ini dikarenakan Riau belum terlepas dari kekuasaan Jepang. Demikian juga sarana dan prasarana dalam penunjang yang menyampaikan kemerdekaan ke daera- daerah lain, seperti radio daerah maupun surat kabar.

Kecamatan Rengat Barat, Indragiri Hulu

Anggi Afrilianti


Kecamatan Rengat Barat merupakan salah satu 'Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu dengan luas wilayah ± 65.561 Ha, yang terdiri dari 18 Desa/Kelurahan/UPr, terletak pada posisi 102 00 sampai 102 derajat 30 00 Timur. Berdasarkan topografinya, Kecamatan Rengat Barat terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, rawa-rawa dengan ketinggian 5 - 400 m dari permukaan laut dan berada pada jalur lintas Timur Sumatera. Kecamatan Rengat Barat beriklim tropis basah dengan suhu yang relatif tinggi, minimum 21,4 OC dan maksimum 32,8 OC. Kondisi udara lembab dengan curah hujan sekitar 2.448,94 rom per tahun.[1]

Secara umum keadaan topografi Kecamatan rengat Barat adalah berupa Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dataran dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut sekitar 27 meter. Desa Tanah Datar merupakan desa dengan wilayah tertinggi dari permukaan laut yang mencapai 52 meter, diikuti oleh Desa Tani Makmur dan Sungai Baung yang memiliki ketinggian mencapai 48 meter.

Seluruh desa/kelurahan di wilayah Rengat Barat dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak desa/kelurahan terjauh 16,4 km dari pusat kabupaten dan 17,1 km dari pusat kecamatan, yaitu Desa Alang Kepayang.

Sejarah Kecamatan Tualang

Rasyid Nur Ramadhan


Tualang adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Siak, Riau, Indonesia. Kecamatan Tualang terletak antara 0°32'-0°51' Lintang Utara dan 101°28'-101°52' Bujur Timur. Dengan wilayah lain yang berbatasan sebagai berikut:

Utara

Kecamatan Minas

Timur

Kecamatan Koto Gasip dan Lubuk Dalam

Selatan

Kecamatan Kerinci Kanan dan Lubuk Dalam

Barat

Kecamatan Minas dan Kota Pekanbaru

KECAMATAN GUNUNG TOAR

IRMA SETRIANTI


Kecamatan Gunung Toar merupakan salah satu kecamatan dari pemekaran kecamatan Kuantan Mudik.Kecamatan ini memiliki Ibu Kota yaitu Desa Kampung Baru.Kecamatan Gunung Toar memiliki luas 187,23 km2 dan terdiri dari 14 desa. Kecamatan Gunung Toar itu sendiri mempunyai iklim tropis dengan curah hujan pada 2017 berkisar antara 1-601,6 mm/tahun. Kemudian Kecamatan ini  pada 2019 memiliki curah hujan berkisar antara 81,00-570,00 mm per tahun.1Batas-batas wilayah Kecamatan Gunung Toar :

-          Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hulu Kuantan

-          Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Tengah

-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Mudik

-          Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Tengah

Kecamatan Gunung Toar mempunyai 14 desa yang defenitive sampai akhir tahun 2019,terdapat 36 dusun di Kecamatan Gunung Toar.Dengan rata-rata 2-3 tiap dusun desa.Desa – desa di Kecamatan Gunung Toar adalah :

KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN

Meyzerina Novela


Kecamatan Langgam merupakan salah satu kecamatan dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan. Secara Geografis, kecamatan Langgam berbatasan dengan:

        1.      Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bandar Petalangan

        2.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ukui

        3.      Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bunut

        4.      Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi

Secara administratif, kecamatan Langgam dengan wilayah seluas 144.245,09 Ha adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari 1 kelurahan dan 7 desa yaitu Kelurahan Langgam, Desa Tambak, Desa Segati, Desa Sotol (Bakung), Desa Langkan (Trans), Desa Gondai, Desa Penarikan dan Desa Padang Luas.[1]

Perjuangan Letda Abdul Murad Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Di Selatpanjang Pada Agresi Militer Belanda Tahun 1947-1949

Januardo Sitorus


A. Berita Kemerdekaan di Selatpanjang

Setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, periode penting dalam sejarah perjalanan suatu bangsa adalah memepertahankannya.[1]

Dari kutipan di atas dapat di jelaskan bahwa, pernyataan proklamasi kemerdekaan tidak serta merta membuat keadaan negara yang awalnya dijajah menjadi “merdeka”. Penjajah yang sudah lama menjajah Indonesia yakni Belanda, tidak ingin melepaskan Indonesia begitu saja. Pernyataan Proklamasi yang dibacakan Ir.soekarno membuat sorak sorai masyarakat Indonesia, di sisi lain membuat Pemerintahan Belanda geram karena belum mengakui Indonesia sebagai negara yang berdaulat baik secara De Facto maupun secara De Jure.

Penyebar luasan berita Proklamasi di Pekanbaru, yang merupakan ibukota Riau, hampir sama dengan daerah lain yaitu melalui dua orang pegawai PTT yang bertugas di kota Pekanbaru. Yaitu Saari dan

H. Muhammad Amin Husin Perintis Kemerdekaan Indonesia Di Riau

Rizki Ramadhan


Haji Muhammad Amin Husin atau Haji Muhammad Amin merupakan seorang tokoh perintis kemerdekaan Indonesia di daerah Riau. H. Muhammad Amin lahir di Sekijang, Tapung Kanan, dihulu Pekanbaru pada tahun 1863. Beliau merupakan anak dari seorang Hakim Polisi Provinsi Negeri Tapung Kanan pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura yakni bernama Syamsuddin yang bergelar Datuk Bendahara Muda Sekijang. Pada saat itu ayahnya menjabat sebagai Gubernur Provinsi Tapung Kanan[1]. H. Muhammad Amin merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Beliau memiliki 6 istri dan telah memiliki 6 orang anak.

Riwayat pendidikan Husin merupakan nama panggilan beliau semasa kecil. Beliau mendapatkan pendidikan agama pertama kali dari pamanya. H. Muhammad Amin mendapatkan pelajaran tentang dasar dasar agama islam. Memang pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura pendidikan yang diikuti

Letnan Masnur : Berperan dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Bengkalis 1945-1950

Monica Dwi Ananda

 

Perjuangan rakyat Indonesia pada tahun 1945-1949, lazim disebut revolusi. Istilah revolusi pada saat itu digunakan untuk melukiskan terobosan zaman serupa yang lebih baik, penataan ulang kehidupan masyarakat oleh masyarakat itu sendiri kearah yang secara umum dipandang lebih baik dari sebelumnya.[1]

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa 17 Agustus 1945 merupakan hari kemerdekaan Indonesia sejak dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan menjadi suatu motivasi tersendiri untuk mempertahankan dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi dengan berlandaskan nilai nilai Pancasila. Dalam memperjuangkan tercapainya kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh para tokoh pejuang. Seperti menyusun strategi agar bisa mengusir dan mengalahkan pihak lawan. Kemerdekaan Indonesia menggambarkan

KECAMATAN KATEMAN

Nur Muhammad Hazani


Kateman merupakan nama dari salah satu kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Indonesia, dengan ibu kotanya berada di Sungai Guntung. Salah satu ibu kota kecamatan yang berada di Indragiri Hilir bagian Utara dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat yang terletak di Sungai Guntung, Kecamatan Kateman Indragiri Hilir-Tembilahan. Aktivitas perekonomiannya sangat padat terutama pada sektor perkebunan, dari kecamatan ini volume ekspor kelapa bulat maupun kopra ke negara tetangga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada transaksi perdagangan sangat tinggi karena ditunjang dengan pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah kecamatan kateman ini dan keikutsertaan pengusaha-pengusaha lokal dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

Pusat pemerintahan Kecamatan Kateman terletak di Sungai Guntung, dengan berbagai macam suku menjadikan Sungai Guntung menjadi suatu daerah yang kaya akan suku, seperti suku Jawa,

PERJUANGAN LETNAN M. BOYA PAHLAWAN KEMERDEKAAN DARI INDRAGIRI HILIR

Dian Rahmawati


Pada awalnya Indragiri Hilir merupakan wilayah yang masih dalam bentuk satu kesatuan kabupaten yang bernama Indragiri.  Indragiri itu sendiri merupakan suatu wilayah yang dulunya terdiri atas tiga kewedanan, yaitu Kewedanan Kuantan Singingi dengan beribukota Taluk Kuantan, Kewedanan Indragiri Hulu dengan beribukota Rengat, dan Kewedanan Indragiri Hilir dengan beribukota Tembilahan. Pada tanggal 20 November 1965 Indragiri Hilir resmi menjadi salah satu kabupaten yang ada di Riau[1]

Jadi, berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa dulunya Kabupaten Indragiri Hilir merupakan sebuah wilayah yang masih dalam bentuk satu kabupaten. Antara  Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu itu belum terpecah dan masih menyatu dalam satu kesatuan kabupaten yang bernama Indragiri. Kabupaten Indragiri itu sendiri memiliki tiga kewedanan atau wilayah seperti yang telah di

SEJARAH KECAMATAN TENAYAN RAYA DI PEKANBARU

Rika Rumiati


Kecamatan Tenayan Raya merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, yang terdiri atas 116 RW dan 440 RT. Luas wilayah kecamatan Tenayan Raya adalah 171,27 km2 dengan luas masing-masing kelurahan yaitu Kelurahan Kulim sebesar 51,50 km2, Kelurahan Tangkerang Timur sebesar 9,92 km2, Kelurahan Rejosari sebesar 11,11 km2, dan Kelurahan Sail sebesar 98,74 km2. Batas-batas wilayah kecamatan Tenayan Raya adalah Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak, Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Sail, Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Siak, serta Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar. [1]

Kecamatan Tenayan Raya merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Bukitraya. Kecamatan ini membentang sepanjang Jalan Lintas Timur sampai ke Desa Teluk Lembu Ujung (Teleju). Daerah Tenayan Raya menurut rencana akan di jadikan daerah kawasan industri. Saat ini di sekitar Desa Teleju

Tokoh Inspirasi Hj. Roslaini dari Pasir Pengaraian

Liza Kusnilawati


Hj. Roslaini terlahir sebagai puteri dari bapak Djadin bin Pinang dan ibu Baiyah binti Muhammad Karim. Djadin bin Pinang lahir di Pasir Pengaraian pada tahun 1912 dan berprofesi sebagai pedagang yang cukup sukses di Pasir Pengaraian pada masa itu. Ibu Hj. Roslaini yang bernama H. Baiyah binti Muhammad Karim lahir di Pasir Pengaraian pada tahun 1914. Hj. Roslaini lahir di Pasir Pengaraian Tanggal 27 September 1938.  Hj. Roslaini merupakan anak ke-3 dari lima bersaudara. Waktu keci Hj. Roslaini serta keluarganya bertempat tinggal dekat pasar lama, yang saat ini terletak di Jalan Diponegoro, Pasir Pengaraian. Pada saat usia balita Hj. Roslaini belum mengenyam pendidikan TK di Pasir Pengaraian. [1]

Hj. Roslaini menempuh pendidikan saat berusia 7 Tahun, Pada masa pendudukan Jepang.  Hj. Roslaini masuk Sekolah Rakyat (SR) Pasir Pengaraian. Selanjutnya, Hj. Roslaini sekolah ke Pesantren

Biografi H. Tengku Said Noerdin Pahlawan dari Pelalawan

T. Nurfauzan


Seorang tokoh pahlawan dari Kabupaten Pelalawan bernama Tengku Said Noerdin yang dikenal sebagai pejuang tiga zaman terlahir dari keluarga Kerajaan Pelalawan dengan nama ayahandanya Tengku Said Osman dan nama ibundanya Tengku Syarifah Khatijah dan memiliki seorang abang yang bernama Tengku Comel Said Idrus dan memiliki adik berjumlah 4 orang. Tengku Said Noerdin diasuh dalam keluarga yang diamanahkan sebagai pemimpin. Pada umur 6-15 tahun, Tengku Said Noedin memasuki sekolah desa dan sekolah agama pada sore harinya. Kemudian melanjutkan pendidikan di Wester Lager Onderwijs (WLO) serta magang di kantor Controleur Selat Panjang dan bekerja di kantor Asisten Resident Bengkalis.[1]

Dalam membentuk karakter diri Tengku Said Noerdin diajarakan teknik-teknik kepemimpinan dari ayahandanya dan ia juga belajar dalam wadah persatuan pemuda Pelalawan seperti belajar untuk

Hj. Syamsidar Yahya, Tokoh Perempuan Pendidikan di Riau (1960-an)

Dini Islami


Pendahuluan

Pada masa setelah kemerdekaan di Pekanbaru bidang pendidikan mulai digencarkan. Menjelang Propinsi Riau berdiri, cukup besar upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk membangun bidang pendidikan. Pada masa pembenahan wilayah dan  kondisi pendidikan yang masih memprihatinkan  karena itulah YKWI turutserta memberikan pendidikan bagi kaum perempuan Riau dan anak-anak, khususnya kepada mereka yang berada di Pekanbaru. 

YKWI didirikan pada tanggal 6 Juli 1952  oleh  Hj. Syamsidar Yahya dan kawan-kawan. Pada tahun 1954 KWI ditingkatkan menjadi yayasan dengan akte no. 6 tahun 1954 tanggal 5 Juli 1954. YKWI merupakan organisasi sosial keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan seperti sekolah dalam berbagai jenjang, kursus, wirid pengajian, dan lain-lain.[1]

K.H Umar Usman Pahlawan Kemerdekaan dari Teluk Kuantan

Wiwen indayani


Kabupaten Kuantan Singingi merupakan sebuah Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 dengan Ibu Kota Teluk Kuantan. Jarak antara Teluk Kuantan dengan Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau Pekanbaru adalah 160 km. Batas wilayah administrasi Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebagai berikut :

        ·         Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan Provinsi Riau

        ·         Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi

        ·         Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera

KECAMATAN TAMPAN

Eis Yani


Kecamatan Tampan adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kecamatan ini terletak di daerah perbatasan atau pinggiran Kota Pekanbaru. Kecamatan Tampan pada awalnya merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Kampar. Dan pada tahun 1987 (Orde Baru), wilayah kecamatan Tampan ini masuk dan bergabung kedalam wilayah kota Pekanbaru. Kecamatan Tampan dibentuk berdasarkan  Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Kampar pada tanggal 14 Mei 1988 dengan luas wilayah lebih kurang 199.792 km2 dan menurut Peraturan Pemerintah (PP) tersebut, pusat pemerintahan Kecamatan Tampan berada di Desa Simpang Baru.

Pada awal terbentuknya Kecamatan Tampan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 1987 tentang perubahan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru dengan

K.H. Muhammad Ichsan Seorang Pejuang Pada Perang Soh-Soh

Lailatul Khairani

 

Sebelum tahun 1945, tak pernah ada indonesia, yang ada hanyalah sekumpulan pulau yang membentang di garis khatulistiwa yang oleh belanda di satukan ke dalam Hindia Belanda (the Netherland East Indies). Bagaimana rasanya bagi orang Belanda yang menguasai kepulauan indonesia yang sedemikian luas? Orang-orang belanda menjadi sebuah kelas istimewa, kelas sosial atas di Hindia- tentara, administratur, manajer, guru, perintis. Mereka hidup berhubungan tetapi terpisah dari warga bumiputera mereka. Dari tahun 1900 sampai 1942 para penguasa penjajah ini bekerja menjadikan kepulauan nusantara menjadi sebuah kolonial tunggal yang makmur, dan karna itu mereka mengharapkan balas jasa. Pada tahun 1945 ketika perang pasifik berakhir dan belanda berusaha memperoleh kembali kekuasaan mereka atas nusantara, mereka benar-benar sangat terkejut bahwa sebagian orang di kepulauan ini mau berjuang sampai mati untuk mengusir mereka.[1]

Sejarah Kecamatan Mandau

Silvia Azzahra


Kecamatan Mandau merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Bengkalis, Riau, Indonesia. Ibukota Kecamatan Mandau ialah Duri yang berada di lajur Jalan Raya Lintas Sumatera, sekitar 120 Km dari Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Kecamatan Mandau pada awalnya berada di Muara Kelantan yang sekarang berada di wilayah Kabupaten Siak yaitu Kecamatan Sungai Mandau. Berdasarkan hasil penelusuran dokumen, Mandau adalah nama anak sungai yang bermuara ke sungai Siak membujur dari Timur ke Barat akhirnya menjadi nama suatu daerah yaitu daerah Mandau yang di Zaman kerajaan Siak disebut Ondor Distrik Mandau. Daerah yang memiliki hukum sendiri oleh sultan Siak.[1]

Kecamatan Mandau merupakan kecamatan yang terbentuk secara bersamaan dengan Kabupaten Bengkalis berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom Kabupaten