SEJARAH NEGARA TIMOR LESTE

FATIMAH /SAT

I.                   Latar Belakang
            Timor Leste ialah sebuah Negara dengan luas sekitar 15.410 km2 yang menempati sebagian lebih  Pulau Timor membujur dari Barat Daya Ke Timor Laut antara 8 derajat  17' dan 10 derajat 22'Lintas Selatan dan  antara 123 derajat 25' dan 127 derajat 19' Bujur Timur. Secara administrative  terbagi dalam 13 distrik, 65 subdistrik, 443  desa dan 2336 dusun /kampong. Pada tahun 1975, penduduk Timor Leste  di perkirakan mencapai 680.000 jiwa dan berdasarkan  sensus 2004 sebesar 923.975 jiwa. Pada tahum 2005
penduduk  Timor Leste Diperkirakan  berjumlah 1.114,000 jiwa (UNICEF), 2007) dengan tingkat kepadatan  sekitar 69 jiwa/Km2. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan tingginya angka kelahiran. Sementara itu tingkat buta huruf mencapai  lebih dari 505 atau sekitar 500 an ribu jiwa.[1]
            Jika dilihat dari segi etnografi, penduduk Timor Leste secara umum masuk dalam kategori ras australoid (ras Australoid ialah ras manusia  yang mendiami bagian selatan Negara India, sri lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, papua, Kepulauan Melanesia dan bangsa aborigin di Australia. istilah ini pertama kali digunakan oleh Jules d'Urville pada 1832 untuk merujuk pada etnis  dan pengelompokan pulau-pulau  yang  berbeda dari Polinesia dan Mikronesia.
            Selanjutnya ras resebut terbagai dalam beberapa suku bangsa Kemaq, Bunaq, Tetun ,mambai Makassar.ini belum ditambah lagi dengan etnik bangsa pendatang  seperti china,Arab, India, Jawa, Sulawesi, serta etnik keturunan  Eropa.semua suku bangsa tersebut mempengaruhi tingkat perkembangan intelektual (kehidupan social) komunitasnya dapat menjadi sumber malapetaka, tapi bisa juga menjadi modal dasar bagi pembangunan dan kemajuan rakyat Timor kedepan.
            Sejalan dengan migrasi orang Austronesia tersebut, dikenallah oleh penduduk Timor  mengenal teknik bercocok Tanam , peternakan kerbau , penggunaan alat alat dari bamboo.di samping itu, beberapa bentuk kerajinan tangan seperti tenunan, anyaman, dan barang tembikar mulai banyak dilakukan oleh penduduk.himgga akhirnya terdapat gelombang terakhir migrasi manusia ke Pulau Timor yang memperkenalkan teknologi pembuatan peralatan dari besi dan perunggu.
Pengorganisasian produksi masyarakat di negeri ini sangat di pengaruhi oleh corak kondisi alam  pulau Timor yang berbeda-beda. Topografi pulau ini terutama  diliputi  oleh suatu jajaran  pegunumngan yang kasardiselingi oleh lembah-lembah yang subur dan sumber-sumber mata air. Di sebelah utara pegunungan ini menjelujur sampai ke Laut..sedangkan disebelah barat masih terdapat dataran  pantai yang lebar, terdapat juga dataran  rendah di bagian  barat dan barat laut..
II.                Sejarah  Negara Timor Leste
Pada awalnya Pulau Timor merupakan bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan di Kepulauan Maluku. Keadaan ini berubah dengan adanya penjajah di Pulau Timor. Di bagian timur Pulau Timor dikuasai oleh Portugis dan di bagian barat dikuasai oleh Belanda (VOC). Penjajahan Portugis di Timor Timur terjadi selama lebih dari empat abad  yang terus berlangsung sampai terjadi Perang Dunia II.[2]
Setelah Indonesia merdeka, wilayah kekuasaannya meliputi seluruh bekas wilayah jajahan Belanda sehingga wilayah Timor Timur tidak termasuk di dalamnya. Namun dalam perkembangannya, Timor Timur melakukan integrasi ke wilayah Indonesia  karena keadaan Timor Timur di bidang sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat memiliki banyak persamaan seperti bahasa, fisik, dan adat istiadat  dengan masyarakat Indonesia terutama di Provinsi Nusa Tengga Timur, sehingga Timor Timur menjadi provinsi ke-27. Walaupun secara politik terpisah dari Indonesia, tetapi mereka mempunyai keterikatan batin dan sejarah dengan bangsa Indonesia.
Proses integrasi Timor Timur ke Indonesia berawal pada tanggal 25 April 1974. Pada saat itu di Portugal terjadi kudeta militer yang disebut Revolusi Bunga. Revolusi ini tidak hanya menguncang Portugal, namun juga memengaruhi wilayah-wilayah jajahannya termasuk Timor Timur. Pemerintah Portugal yang baru (Jenderal Antonio de Spinola memberikan kesempatan yang cukup baik bagi perkembangan politik di Timor Timur, sehingga berkembanglah berbagai organisasi politik.[3]
Pada tanggal 28 November 1975 Fretilin(pejuang Timor Timur) memproklamasikan berdirinya Republik Demokrasi Timor Timur di Dili. Presiden terpilih adalah Xavier Do Amaral. Tindakan ini menyebabkan terjadinya proklamasi tandingan di Balibo. Proklamasi balibo berisi pernyataan integrasi Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia yang disampaikan oleh UDT, Apodeti, Kota dan Trabalista.  Pengajuan integrasi Timor Timur secara resmi baru terjadi pada tanggal 29 Juni 1976. Setelah proses integrasi selesai, banyak anggota fretilin menginginkan kemerdekaan Timor Timur yang lari ke luar negeri. Mereka selalu mengungkit masalah integrasi Timor Timur di dunia internasional dan melakukan kekacauan Timor Timur. Usaha mereka ini memperoleh jalan dengan adanya keadaan di Indonesia yang tidak menentu. Fretilin mendapat dukungan Portugis dengan segala cara berhasil membuat opini internasional bahwa Indonesia melakukan intervensi dalam proses integrasi Timor Timur. Hal ini mendorong PBB mengagendakan kembali masalah Timor Timur di dunia internasional. Keadaan ini semakin diperparah dengan bnayaknya negara lain yang melakukan tekanan terhadap Indonesia.
Untuk menyelesaikan masalah ini, tahun 1998 pemerintah Indonesia memberikan 2 opsi kepada rakyat Timor Timur yaitu :
1.      Pemberian status otonomi khusus dalam NKRI
2.      Pemisahan diri secara baik-baik dari NKRI
Hal ini dilakukan pemerintah Indonesia karena ingin menegakkan demokrasi dan membuktikan pada dunia bahwa Indonesia tidak pernah berambisi untuk menguasai Timor Timur. Pelaksanaan penentuan opsi ini dilakukan melalui jajak pendapat yang diikuti oleh 451.792 orang. Akhirnya, hasil dari jajak pendapat menghasilkan 21,5 % suara menerima status otonomi khusus dan 78,5% suara memilih memisahkan diri dari Republik Indonesia. Sehingga secara resmi pada tanggal 19 Oktober 1999 Timor Timur lepas dari NKRI dan selanjutnya berada dalam masa transisi di bawah pengawasan UNTAET untuk menuju kemerdekaan penuh pada tahun 2002. Pada tahun itu juga dilaksanakan pemilu  pertama dan Xanana Gusmao terpilih sebagai presiden Timor Leste.
 Di dalam sejarah di catat bahwa Pendudukan Indonesia di Timor Leste dimulai dengan program penindakan militer yang sangat kejam . pada akhir 1980-an pendudukan mulai ditandai dengan bantuan ekonomi, penciptaan lapangan kerja sementara, dan lainnya untuk menenangkan hati dan pikiran masyarakat Timor Leste, meskipun pelanggran HAM seperti tragedi santa Cruz tahun 1991 masih berlanjut.
Disebutkan bahwa Jakarta tidak ingin menoleransi adanya sebuah  Negara yang merdeka dan cenderung kiri, didalam kepulauan  sendiri. Hal inilah yang akhirnya mendasari aneksasi  Timor Leste oleh Indonesia. Indonesia tidak ingin menginginkan adanya ketidakstabilan politik terjadi di Timor Leste yang ditakutkan akan mempengaruhi juga keadaan social politik  yang terjadi di Indonesia bahkan Asia Tenggara, Indonesia juga tidak sangat menginginkan adanya sebuah Negara dalam kepulauan yang cenderung kiri., atau komunis karena pemerintahan pun melarang paham komunis berkembang di Indonesia  karena terjadi kudeta oleh Partai Komunis Indonesia pada September 1965.
 Selanjutnya dalam masalah Indonesia dengan Timor Leste, Amerika Serikat terkait dengan Indonesia dalam permasalahan  aneksasi Indonsia terhadap Timor Leste, adanya persamaan  kepentingan antara Amerika dengan Indonesia  membuat Amerika memberikan bantuan kepada Indonesia dalam bentuk security assistance yang merupakan dukungan politis sekaligus  dukungan persenjataan dari Amerika serikat. U.S  Security Assistance yang diberikan kepada Negara  berkembang pada dasarnya  diberikan dalam rangka  penetapan kebijakan  pembendungan.pada dasarnya merupakan perpaduan doktrin pembendungan dan modifikasi program bantuan Marshall plan .
Amerika membantu Negara berkembang  dalam memerangi teroris, mngingat pada saat itu dunia masih dalam keadaan perang dingin dimana ada dwipolaritas kekuatan besar dunia yakni Amerika dengan Uni Soviet. Tentu saja Amerika sangat mendukung penganeksasian Indonesia terhadap Timor Leste yang merupakan dekolonisasi dari Prtugis yang beraliran komunis. Di tambah lagi pada saat itu muncul sebuah kelompok Fretilin dan Uni Demokratis Timor(UDT) yang sama sama mengusung ideologu komunis.
Seperti yang disarankan Departemen Luar Negeri amerika kepada presiden  Gerold Ford pada Desember 1975, Ameriak setikat "tidak punya kepentingan di Timor Portugis' dan" harus mengikuti Indonesia dalam masalah ini"dengan pemikiran tersebut, Washington dan sekutu-sekutunya sepenuhnya ingin membiarkan keinginan Indonesia terhadap bekas koloni Portugis itu
Ternyata dalam mendukung invasi dan pendudukan Indonesia dalam  masalah Timor  Leste, amerika tidaklah sendirian, bahkan negra Negara kapitalis dan kaya pun ikut ambil bagian. Dalam hal mendukung invasi ini.contonya Australia, dalam mendukung Indonesia, Australia  yakni kekuatan yang mendukung  Indonesia setelah Amerika. Australia mengetahui rencana Indonesia dengan sangat jelas  dalam menguasai  dan menginvasi Timor Leste. Satu fakta lagi  bahwa Australia sangat mendukung  Indonesia dalam mendukung Timor Leste adalah pertemuan perdana menteri  Gough Whitlam denganSoeharto di wonosobo September 1974 disebutkan telah mendukung Indonesia dalam pengintegrasian wilayah Timor Leste kedalam NKRI yang merupakan rencana para Jenderal Penting Indonesia. Australia telah mengabaikan rakyat Timor Leste dalam rangka menjalin hubungan kerja sama dengan Indonesia.Sama halnya dengan  yang dilakukan Australia , Inggris, Jepang, dan Selandia Baru pun telah menjadi pendukung  yang aktif  dalam pendudukan Indonesia  di Timor Leste. dukungan ini disebabkan  karena nilai –nilai pasar mereka  di Indonesia telah menguntungkan.bantuan di Indonesia sangatlah beragam , mulai bantuan perlengkapan, persenjataan hingga mesin tempur canggih.mereka juga bersedia membantu pendidikan militer buat Indonesia.selain itu mereka juga  sangat aktif  dalam forum PBB untuk tidak memberikan suara  kepada permasalahan  Indonesia dan Timor Leste. [4]

Note :
[2]        Djaja. Wahjudi,2010. Sejarah program ilmu pengetahuan sosial untuk SMA/MA, Klaten : Intan Pariwara
[3]        http ://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Timor _Leste.html.
[4]        Jacson Robert dan George Sorensen.2005.Pengantar Hubungan Internasional .Jogjakarta. Pustaka Pelajar

No comments:

Post a Comment