Tika Permata Sari / SAT
Sejarah Kolonialisasi di Filipina
Latar belakang kedatangan bangsa Spanyol ke Filipina adalah karena keberhasilan Sultan Muhamad al-Fatih menaklukan Konstantinopel pada 1453 yang dilanjutkan dengan blokkade perdagangan kerajaan Turki Utsmani di Laut Tengah terhadap pedagang-pedagang Eropa Barat sehingga Bangsa Barat mencari daerah produsen rempah-rempah. Dengan keberhasilan Spanyol dan Portugis menghalau dan menghancurkan kekuatan Islam di semenanjung Iberia tahun 1942, membuat Portugis dan Spanyol berkembang menjadi kekuatan "Pelindung agama Kristen" yang direstui Paus di Roma untuk menaklukan daerah-daerah baru untuk dikristenkan. Agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari antara Spanyol dan Portugis maka Paus Alexander pada tahun 1494 di Todersillas membut perjajian yang dikenal dengan Perjanjian Todersillas yang berisi membagi dunia menjadi dua. Daerah-daerah di sebelah barat garis Todersillas menjadi milik Spnyol dan bagian timur milik Portugis [1]
Filipina menjadi rute perdagangan maritim internasional yang membentang dari Laut Merah hingga Laut Cina Selatan dan dikuasai mayoritas oleh pedagang muslim sejak abad ke 9 hingga abad ke 16 masehi. Pada tanggal 16 Maret 1521 bangsa Spanyol datang ke pulau Samar yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan dan menamakan pulau tersebut dengan nama San Lazaro yang kemudian diklaim pulau tersebut milik Spanyol. Pada tanggal 27 April 1521 Magellan terbunuh saat membantu memadamkan pemberontakan Lapu-lapu. Setelah itu terjadi empat ekspedisi Spanyol ke Filipina yang terjadi dalam rentang tahun 1525-1542.
Setelah melanggar perjanjian Saragosa, Spanyol melakukan perluasan daerah- daerah kecil maupun besar di Filipina yang dipimpin oleh Miguel Lopez de Legazpi. Pada Bulan Mei 1571 Spanyol berhasil menaklukan Bandar Manila dan menjadikan Filipina sebagai negara jajahannya serta mengangkat Andres de Urdaneta sebagai orang yang paling berkuasa di Filipina yaitu sebagai Gubernur Jendral yang pertama di Filipina. Pada tahun 1762 Filipina mulai membuka diri dengan dunia luar, hal ini dikarenakan Spanyol bermaksud untuk menjadikan Kota Manila sebagai pusat perdagangan di Asia.
Penjajahan Spanyol di Filipina berlangsung sangat lama yakni lebih kurang 377 tahun dan penjajahan tersebut secara tidak langsung merupakan era Kristenisasi bangsa Filipina. Hampir semua pulau di Filipina di Kristenkan kecuali pulau Mindano dan kepulauan bagian selatan Filipina sangat kental dan berusaha keras mempertahankan ideologi Islamnya. Spanyol juga berusaha untuk menyatukan masyarakat Filipina dengan berbagai cara seperti pemberian hadiah-hadiah sebagai salah satu bentuk persuasif dan pendekatan halus. Namun kalangan masyarakat muslim menjadi salah satu penghambat terbesar tidak dapat disatukannya keseluruhan masyarakat Filipina, sebab masyarakat Muslim menilai bahwa mereka berbeda dengan masyarakat Filipina yang lainnya yang mayoritas beragama Kristen, terutama mereka sangat berbeda dalam pemahaman Ideologi.
Penjajahan di Filipina tidak berakhir begitu saja dengan kemenangannya melawan penjajahannya dari Spanyol. Setelah sekian lama Spanyol menduduki Filipina dan mempraktikkan kebijakan-kebijakannya yang sangat merugikan rakyat Filipina akhirnya Spanyol menyingkir dari Filipina karena rakyat Filipina mulai melakukan penyerangan-penyerangan tanda ketidaksenangan rakyat atas apa yang telah dilakukan oleh Spanyol. Penyerangan yang dilakukan oleh rakyat awalnya tidak begitu membahayakan bagi Spanyol, namun seiring berjalanya waktu Amerika datang ke Filipina yang saat itu tengah bertikai antara Filipina dan Spanyol. Amerika menganggap bahwa pertikaian antara rakyat Filipina dan Spanyol pada saat itu merupakan kesempatan emas baginya. Melihat kesempatan tersebut Amerika pun membantu rakyat Filipina untuk melawan serangan dari Spanyol. Setelah Spanyol kalah dan kemudian pergi dari Filipina, Amerika kemudian malah menduduki Filipina sebagai alasan menjadikan Filipina sebagai contoh negara dengan sistim pemerintahan liberal di wilayah Asia.
Proklamasi kemerdekaan Filipina pada tahun 1989 tidak begitu saja diakui oleh Amerika. Pada tahun 1899 Filipina menyatakan perang terhadap Amerika yang kemudian berlangsung selama dua tahun lamanya. Namun hal ini belum membawa keberuntungan untuk Filipina, justru Presiden Filipina Emilio Aguinaldo ditangkap dan pemerintah Amerika menyatakan secara resmi konflik berakhir pada tahun 1902. Hal ini tidak menyurutkan permusuhan yang terjadi antara pemerintah Amerika dengan pemimpin-pemimpin di Filipina. Baru pada sekitar tahun 1913 permusuhan di antara keduanya mulai menyurut. Selama masa kedudukannya, pemerintah kolonial Amerika dimulai pada tahun 1905 dengan otonomi lokal yang sangat terbatas. Kemudian pada tahun 1935 otonomi parsial atau status persemakmuran baru mulai diberikan dengan kemerdekaan penuh yang direncanakan pada tahun 1946.
Pada masa perang dunia II, melibatkan pula sengketa antara Amerika dan Jepang yang kemudian berimbas pada Filipina. Pada tanggal April 1942 pengakuan kekalahan diumumkan oleh tentara Amerika-Filipina di Bataan Peninsula hingga pada tanggal 6 Mei 1942 jepang berhasil menduduki dan menaklukkan Filipina. Pada masa itu Jepang sempat mengorganisir struktur pemerintahan yang baru di Filipina dan mendirikan komisi eksekutif di Filipina. Selanjutnya, mereka memimpin urusan rakyat sipil hingga Oktober 1943. Pada 1945 tentara sekutu memulai pembalasan dendamnya terhadap Jepang dengan dijatuhkannya bom Hiroshima dan Nagasaki, serta membuat Jepang kalah telak dari pertempuran tersebut. Filipina kembali jatuh ke tangan Amerika, namun pada tahun 1946 pemerintah Amerika menepati janji untuk memberikan kemerdekaan terhadap Filipina. Kemerdekaan tersebut kemudian diakui dan Filipina merdeka pada tanggal 4 Juli 1946 bertepatan dengan hari kemerdekaan Amerika yang ke 172 serta mengangkat Manuel Quezon sebagai Presiden yang pertama[2]
Sejarah Kebangkitan Nasionalisme Filipina
Pergerakan dan kebangkitan nasionalisme di Filipina dibagi menjadi tiga periode yaitu ; gerakan yang berlangsung sampai tahun 1972, gerakan yang berlangsung antara tahun 1872-1896, gerakan yang berlangsung antara tahun 1896-1901. Beberapa faktor penyebab lahirnya gerakan nasionalisme di Filipina, adalah :
v Faktor Internal :
· Sistem pemerintahan yang dianut pada masa kolonialisme Spanyol di Filipina yaitu menggunakan sistem dua kekuasaan. Pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan bertanggung jawab atas Raja Spanyol. Pemerintahan agama yang dipimpin oleh seorang Uskup dan bertanggung jawab atas Paus di Roma. Sistem pemerintahan agama ini sangat berpengaruh besar bagi kebangkitan nasionalisme di Filipina, sebab mereka bersifat mendidik masyarakat Filipina sebagai misionaris agama yang justru kemudian membangkitkan kesadaran masyarakat Filipina bahwa mereka dijajah dan ingin terbebas dari belenggu tersebut.
· Bangsa Spanyol mendidik masyrakat Filipina dengan budaya Eropa dan dengan diadakannya misionaris agama, muncul kalangan masyarakat Filipina yang terpelajar, berintelektual dan berpendidikan barat sehingga muncul pula kesadaran nasional dan mengembangkannya.
· Imperialisme Spanyol yang bertindak kejam. Tidak ada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat maupun menuntut hal-hal mengenai perbaikan pemerintahan.
· Penguasa gereja mengekang kehidupan masyarakat Filipina. Tanah Filipina sebagian besar milik biara dan petani hanya sebagai penyewa tanah.
v Faktor Eksternal :
· Pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869 yang lebih mudah dalam menghubungkan arus informasi dari barat kepada negara-negara lain khususnya di wilayah Asia. Hal ini menyebabkan masuknya paham liberalisme dan demokrasi di Filipina.
· Revolusi Industri II yang ditandai dengan ditemukannya alat-alat transportasi dan komunikasi pada saat itu memperluas pemahaman masyarakat Filipina akan penjajahan.
· Pengaruh revolusi negara-negara di Amerika Latin yang mampu memerdekakan diri dari bangsa Spanyol. Diantaranya yaitu perang Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan terhadap Spanyol (1810-1828) , membangkitkan semangat masyarakat Filipina bahwa Spanyol dapat dikalahkan.
Terdapat tiga Periode dimana Perlawanan oleh rakyat Filipina terhadap Pemerintah Spanyol yang berkuasa di Filipina pada saat itu, Periode itu antara lain :
Pada periode pertama, gerakan-gerakan nasionalisme masih berupa perlawanan-perlawanan lokal ditempat tertentu. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh ketidakadilan yang dialami masyarakat seperti kaum petani yang dikuasai tanahnya, atau kaum gereja dan pegawai yang gajinya kecil. Selain itu pada periode pertama juga banyak perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di bagian selatan Filipina dalam upaya menentang penyebaran agama maupun ideologi Kristen pada wilayah mereka. Pada tahun 1821 terjadi pemberontakan di Novales dan di Toyabas pada tahun 1842. Pada 1872 pecah pemberontakan di Cavite oleh rakyat dan tentara melawan kalangan pendeta-pendeta Dominican Spanyol [3]
Pada periode yang kedua didirikanlah sebuah organisasi yang dinamakan Comparenismo yang artinya persahabatan. Comparenismo ini didirikan pada tahun 1880 dengan tujuan mengusahakan pendidikan yang patriotis bagi masyarakat Filipina. Organisasi ini menjadi cikal bakal banyaknya kaum intelektual yang lahir. Pada tahun 1882 Jose Rizal mendirikan sebuah organisasi bernama Liga Filipina.
Pada periode ketiga, setelah Aqwnaldo pergi ternyata perjuangan melawan penjajah berhenti dan Spanyol tidak menepati janjinya. Aqwnaldo kemudian kembali ke Filipina untuk memproklamasikan kemerdekaan Filipina pada tanggal 12 Juni 1898. Ia membentuk aliansi bersama Amerika untuk melawan Spanyol hingga tanggal 13 Agustus 1898 Manila jatuh. Melalui Perjanjian Paris 10 Desember 1898 Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika dengan menerima uang sebanyak $20.000.000,00. Kepergian Spanyol dari Filipina justru membuat Filipina ternyata dikuasai oleh Amerika dan tidak mengakui kemerdekaan Filipina meskipun UUD dibentuk pada 1898 [4]
Setelah banyak melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Amerika dan sempat menjadi jajahan Jepang yang dikarenakan sengketa antara Amerika dengan Jepang pada masa perang dunia II. Pada saat Amerika mengakui kekalahan yang diumumkan pada bulan April 1942 di Bataan Peninsula, dan Jepang mulai menduduki Filipina pada tanggal 6 Mei 1942. Pada rentang waktu tersebut jepang sempat mengorganisir struktur pemerintahan yang baru di Filipina dan mendirikan komisi eksekutif di Filipina. Hingga pada tahun 1945 tentara sekutu mulai membalas tindakan Jepang dengan menjatuhkan bom atom yang bertenaga ledak super dan dapat menghancurkan di Nagasaki dan Hiroshima. Tindakan dari pihak sekutu tersebut telah membuat Jepang kalah telak dan membuat Filipina kembali ke tangan Amerika pada tahun 1945. Satu tahun kemudian Amerika menepati Janjinya untuk memberikan kemerdrkaan pada Filipina, Kemerdekaan itu diberi dan diakui pada tanggal 4 Juli 1946 dimana tanggal tersebut juga merupakan tanggal kemerdekaan Amerika Serikat.
Notes :
[1]. Cullinane, Michael. 2003. Ilustrado Politics ; Filipino Elite responses to American Rule, 1898-1908. Manila : Ateneo De Manila University Press.
[2]. http://izunaai.blogspot.com/2012/11/sejarah-dan-kebangkitan-nasionalisme-di.html
[3]. http://www.philippine-history.org/
[4]. Senauth, Frank. 2012. The Making of The Philippines. Bloomington : AuthorHouse.
No comments:
Post a Comment