LATAR BELAKANG TERJADINYA PERISTIWA PERTEMPURAN 10 NOVEMBER 1945

ARDILA / SI 5
Pasukan sekutu mendarat di Surabaya tanggal 25 oktober 1945 dibawah pimpinan A.W.S. Mallaby dari inggris. Kedatangan tentara sekutu yang diboncengi NICA tersebut semakin menimbulkan kecurigaan pemuda surabaya karena tentara sekutu segera membebaskan orang-orang belanda yang ditahan jepang dan menduduki pelabuhan tanjung perak serta gedung internatio. Pada tanggal 27 oktober 1945,pesawat terbang inggris menyebarkn pamflet yang memerintahkan kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara jepang. Melihat gerakan sekutu, para pemuda surabaya segera melakukan perlawanan sehingga terjadilah bentrokan bersenjata secara sporadis dikota surabaya selama 3 hari sejak tanggal 28 oktober sampai 30 oktober 1945. Sekitar 20.000 pasukan TKR dan 120.000 pemuda pejuang melakukan perlawanan sengit terhadap tentara inggris.dalam pertempuran tersebut ,pasukan inggris dapat dipukul mundur .bahkan jendral Mallaby dapat ditawan oleh para pemuda surabaya,dan sekutu prgi menghadap presiden Sukarno,wakil presiden Hatta, dan menteri penerangan Amir syarifuddin untuk merundingkan gencatan senjata dengan panglima sekutu jenderal Sir Philip Christison dan menetapknan tanggal 30 oktober1945 sebagai dimulainya gencatan senjata.
Untuk meredakan ketegangan, pimpinan tentara sekutu, Brigjen Mallaby dengan didampingi oleh dr. Sugiri berkeliling kota surabaya mengimbau gencatan senjata antara sekutu dengan pihak pemuda. Bentrokan-bentrokan memuncak dengan terbunuhnya Brigjen Mallaby sekitar pukul 20.30 ,mobil Buick yang ditumpangi Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati jembatan merah. Kesalapahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigjen Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang tidak diketahui namanya , dan terbakarnya mobil tersebut dikerenakan ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali. Kematian Mallaby inilah yang menyebabkanpihak inggris marah kepada pihak indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 november 1945 jam 06.00 pagi untuk meminta pihak indonesia menyerahkan diri dengan mengangkat tangan diatas dan meletakkan senjata ditempat yang sudah ditentukan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan NICA.
Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah banyak membentuk badan-badan perjuangan/misi. Ultimatum rersebut ditolak oleh pihak indonesia dengan alasan bahwa republik indonesia waktu itu sudah berdiri, dan tentara keamanan rakyat/TKR juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk dikalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan belanda yang memboncengi kehadiran tentara inggris di Indonesia.
A.  PERITIWA 10 NOVEMBER 1945
Pada 10 November pagi, tentara inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang. Inggris kemudian membombardir kota surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi indonesia kemudian berkobar diseluruh kota, dengan bantuang yang aktif dari penduduk.
Terlibatnya pendduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka. Bung tomo di Surabaya, salah satu pemimpin revolusioner indonesia yang paling dihormati.diluar dugaan pihak inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa di taklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar dimasyarakat terus mengerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut ditengah serangan skala besar inggris. 
Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy' ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipilsebagai milisi perlawanan, sehingga perlawanan pihak indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hungga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawana rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota surabaya jatuh ditangan pihak inggris.
Setidaknya, 6,000-16000 pejuang dari pihak indonesia dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari surabaya.korban dari pasukan inggris dan india kira-kira sejumlah 600-2000 tentara. Pertempuran disurabaya yang memekan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawananrakyat diseluruh rakyat di Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerekaan. Banyak pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November inikemudian dikenang sebagai hari Pahlawan oleh republik Indonesia hingga sekarang
      
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto.2010.Sejarah SMA Kelas XII.Jakarta: Platinum.
Marwati Djoened Poesponegoro, dan Nugroho Notosusanto.2008. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta:Balai Pustaka.

No comments:

Post a Comment