MUHAMMAD FIKRI MUZAKI / SI 3 / B
Aliansi keluarga dan politik mengikat anggota-anggota elite VOC. Karena di VOC Batavia tidak ada system kekuasaan berdasarkan garis ayah, maka kandidat-kandidat untuk jabatan tinggi berasalah dari sekelompok orang-orang yang terhubung lewat sebuah perkawinan dengan orang Indies. Dewan Hindia Belanda, di bawah Gubernur Jenderal P.A van der Parra adalah contoh untuk jaringan hubungan keluarga dan jabatan. Paman da keponakan, ayah mertua dan anak menantu berada di dalam dewan van der Parra pada tahun 1775. Hubungan semacam itu terdapat pada 12 atau 13 anggota dewan. Hanya dua orang anggota dewan kelahiran Asia, salah satunya adalah Gubernur Jenderal sendiri. Bagi van der Parra, hal tersebut membuat dirinya semakin berbeda mengingat ia adalah satu-satunya pemimpin wilayah koloni Asia yang belum pernah melihat Eropa.
Anggota dewan lain mengikuti pola biasa, yaitu sebagai imigran, menikah dengan perempuan pribumi, memiliki anak perem[uan di Asia untuk disiapkan sebagai isteri bagi rekan-rekannya, dan mengirim anak laki-laki mereka ke Eropa.
Dewan Hindia pada 1775 terdiri dari Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra, Reynier de Klerk, Willem Arnold Alting, Hendrik Breton, Johan Vos, Willem Fockens, Thomas Schippers, Jacob Johannes Craan, David Johan Smith, J.C.M Radermacher, Hendrik van Stockum, Jan Hendrick Poock, serta anggota dewan utamsa dan Direktur Jenderal Perdagangan, Jeremias van Riemsdijk. Hubungan-hubungan antara anggota dewan akan digambarkan sebagi berikut.
1. Petrus Albertus van der Parra ( Gubenur Jenderal 1761-1775 )
Ia dilahirkan di Srilanka pada 1741. Ia adalah anak dari Cornelis rombourts van der Parra, sekretaris pemerintah Srilanka, dengan Gertruida Susanna Spannijt, seorang perempuan kelahiran Belanda. Kakek P.A van der Parra adalah Rombourts van der Parra, seorang pegawai VOC di Srilanka dan suami dari Henriette Wichelman, Magnus Wichelman, adalah pegawai VOC di Srilanka dan Malabar. Ia akhirnya menjadi direktur Persia.
Ibu P.A van der Parra menikah lagi dengan seorang warga Belanda bernama Adriaan Maten pada 1721. Maten adalah seorang pegawai pemerintahan di Kolombo pada 1729, dan menjadi komandan di Malabar pada 1731-1734. P.A van der Parra menikah sebanyak dua kali. Pernikahan keduanya adalah dengan Adriana Johanna Bake, janda seorang komanda VOC, Anthonij Guldenarm. Ayah Adriana adalah Dvid John Bake, yang pindah dari Belanda pada 1718 dengan pangkat pedagang yunior. Hamper seluruh kehidupan karir Bake dihabiskan di Maluku, termasuk ketika menjadi Gubernur Ambon 1732-1737. Dia meninggal di Batavia pada 1738 dengan pangkat anggota dewan luarbiasa.
Isteri Bake yang juga ibu mertua Gubernur Jenderal adalah Ida Dudde, putrid seorang penduduk bebas Batavia dan juga jandaseorang pegawai VOC berpangkat rendah, Costantijn Coomans. Anak perempuan Ida Dudde dari perkawinan pertamanya adalah Agatha Geertruida Coomans, menikah dengan seorang pegawai VOC Batavia, Johan Smith, dan putra mereka yaitu David Smith, duduk sebagai anggota dewan van der Parra pada 1775. Putrid Ida Dudde yang lain yaitu Ida Constantia Coomans, menikah dengan Gerrit Mom, dan putrid mereka adalah nenek dari A.H Wiesel, yang kelak menjadi Gubenrur Jenderal pada 1805-1811.
Anak laki-laki Ida Dudde dari perkawinan keduanya, Willem Jacob Bake, memiliki anak perempuan yang dibaptis dengan nama Ida Wilhelmina. Ida Wilhelmina kemudian menikah dengan Johan Frederik Baron van Reede tot de Parkeler. Isteri pertama tot de Parkeler adalah anak perempuan anggota dewan, Johan Vos.
Pernikah P.A van der Parra dan Adriana Bake menghasilkan seorang anak laki-laki yang lahir pada tahun 1760 bernama Petrus Albertus van der Parra de Jonge atau Petrus Albertus van der Parra yunior. Van der Parra yunior ini meninggal pada 1783, namun di usia itu dia sudah menjadi kepala kantor keuangan pemerintah Indies dan telah menikah dengan Catharina Geertruida Breton, anak perempuan seorang anggota dewan Hendrik Breton.
2. Reynier de Klerk
Ia pertama kali berlayar ke Indonesia sebagai seorang kelasi pada tahun 1710. Pada pelayarannya yang ketiga, dia tiba di Batavia pada bulan Desember 1730 dan menjadi penduduk kota sebagai pegawai tata buku. Pekerrjaanya membawanya ke Sumatera, Surabaya, Semarang, dan Banda. Ia ditunjuk sebagai anggota dewan luar biasa pada 1754, lalu menjadi anggota dewan penuh pada 1762, kemudian sebagai direktur jenderal , dan sejak 1777 menjadi gubernur jenderal. Ia meninggal dalam mas jabatanya pada 1780.
Di tahun yang sama saat dia ditunjuk sebagai anggota dewan luarbiasa, de Klerk menikah dengan Sophia Francina Westpalm di Batavia. Sophia adlah anak perempuan Geertruida Goossens dan Michie Westpalm, yang merupakan anggota dewan utama dan direktur jenderal pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Dirk van Cloon pada 1732-1735. Geertruida Goossens adalah anak perempuan seorang pedagang VOC Batavia, Johannes Goossens, dengan Sophia Fauconier. Setelah kematian Goossens, Sophia Fauconier menikah lagi dengan Gaspar van Mansdale, yang dipromosikan sebagai anggota dewan luarbiasa pada 1723. Secara berurutan, Geertruida Goossens menikah dengan Michiel Westpalm dan Johannes Thedens, seorang pejabat direktur jenderal dari 1741 hingga 1743. Pada 1736, Geertruida Goossens bertunangan dengan Frederik Julius Coyet, cucu gubernur Srilanka dan anak dari gubernur Banda dan Ambon. Geertruida Goossens juga merupakan ibu baptis dari anak-anak Gubernur Jenderal Jacob Mossel.
Saudara perempuan Shopia Westpalm, Geertruida Johanna Westpalm, menikah dengan seorang pengacara Belanda, Mr. Johan Hendrik van Panhyus. Anak laki-laki mereka adalah kepala kerisidenan Jepara pada 1780an. Shopia Westpalm ( 1722-1785 ) menikah dengan anggota dewan Hugo Verijssel. Salah satu dari ketiga anak mereka , Margaretha Sophia Verijssel, merupakan isteri pertama J.C.M Radermacher yang duduk dalam anggota dewan pada 1775. Isteri kedua Radermacher menghubungkan dirinya dengan David Smith.
De Klerk tidak memilki anak di luar pernikahan. Dia dimakamkan di pemakaman keluarga Hugo Verijssel. Jandanya menunjuk anak laki-laki Radermacher, Frans Reinier sebagai ahli warisnya.
3. Willem Arnold Alting
Ia pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1750 sebagai pedagang yunior dan jabatanya dalam hirarki VOC Batavia semakin naik. Ia menjadi anggota dewan luar biasa pada 1759 dan menjadi anggota dewan penuh pada 1772. Dia adalah anggota senior dalam dewan dibawah Gubernur Jenderal Reynier De Klerk. Dia sendiri menjadi Gubernur Jenderal dari 1780 sampai 1797. Periode tersebut menandai pemerintahan yang ditandai dengan aliansi keluarga, khususnya antara Alting, van Riemsdijk dan keluarga Senn van Basel.
Alting memiliki sepuluh anak dari isteri pertamanya. Lima orang bertahan hidup hingga dewasa, semuanya perempuan, dan semuanya menikah dengan laki-laki Belanda asli. Para menantu Alting memegang jabatan sebagai pedagang senior dan residen di distrik-distrik di Jawa. Yang paling menonjol Adalah suami kedua dari anak perempuan Alting. Pieternella Gerhardina, yaitu Mr. Johannes Sieberg. Sieberg mengikuti jejek ayah mertuanya sebagai Gubernur Jenderal selama 1801-1805
DAFTAR PUSTAKA
Buur, Dorothee
1973-1290 Persoonlijke Documenten Nederlands-Indie/Indonesie(Dokumen Pribadai Hindia-Belanda/Indonesia).Leiden: Koninklijk Instituut voor Taal-,Land-en Volkenkunde.
Encyclopedaedie van Nederlandsch-Indische
Tt (Ensiklopedi Belanda-Hindia). 's-Gravenhage, Leiden: M. Nijhoff dan E.J Brill.
Chijs, J.A van der
1879 Proeve eener Ned. Indische bibligeograpie ( 1659-1870 ): Vermeerdarde en verberterde herdruk voor de jaren 1659-1720, supplement en verberteringen voor de jaren 1721-1870 ( contoh Bibliografi Belanda-Indies, 1659-1870: pembesaran dan perbaikan dicatak ulang untuk 1659-1720, tambahan dan ravisi 1721-1870 ). Batavia: W. Bruining & Co.
No comments:
Post a Comment