PERLAWANAN RAKYAT ACEH MELAWAN BELANDA 1873-1904

KHOLIFA TULHASSANA 


Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda berambisi untuk mendudukinya. Sebaliknya, orang-orang Aceh tetap ingin mempertahankan kedaulatannya. Sampai dengan tahun 1871, Aceh masih mempunyai kebebasan sebagai kerajaan yang merdeka.
Pada awal abad 19 pemerintah Hindia Belanda mulai melebarkan sayap kekuasaannya diluar pulau Jawa, termasuk wilayah Sumatra. Hal tersebut untuk melindungi wilayah jajahan Belanda supaya tidak direbut oleh Inggris yang pada saat itu menguasai Semenanjung Malaya. Pada tahun 1930-an Belanda berhasil menguasai daerah Sibolga dan Tapanuli yang maĆ­z menjadi daerah kekuasaan Aceh. Selain itu pada tanggal 1 februari 1858 Sultan Siak diikat perjanjian oleh pemerintah Hindia Belanda. Menurut Wikipedia, bahwa akibat perjanjian yang ditandatangani oleh Sultan Ismail dengan pihak Hindia Belanda membuat daerah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang jatuh kepada pihak Belanda. Padahal daerah-daerah tersebut sejak Sultan Iskandar Muda, berada  di bawah kekuasaan Aceh.

PERANAN NU DI INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KEMERDEKAAN

PIMA PUTRIANA / SI IV

NU (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi.

SEJARAH LAHIRNYA MUHAMMADIYAH

PIMA PUTRIANA / SI IV 
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan . Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

SEJARAH GERAKAN KAUM WANITA DI INDONESIA

FAISAL / SI IV 
Sejarah gerakan wanita di indonesia menunjukan kemiripan dengan gerakan wanita di negara-negara yang pernah mengalami penjajahan oleh negara-negara Barat. Pada umumnya gerakan wanita sebagai sosial tidak muncul tiba-tiba melainkan merupakan perkembangan dalam masyarakat dimana ada perasaan cemas dan ada keinginan individu yang menghendaki perubahan dan yang kemudian bergabung dalam suatu tindakan bersama.

PERAN PARTAI INDONESIA (PARTINDO) DALAM PERGERAKAN NASIONAL

FAISAL / SI IV 
            Sejak dibubarkannya PKI pada tahun 1927, konsepsi nasionalisme Indonesia yang sesungguhnya mulai muncul. Salah satu organisasi kebangsaan yang mengklaim sebagai penerus semangat perjuangan PKI adalah PNI (Partai Nasional Indonesia). Pembentukan PNI diawali oleh beberapa pemuda dari berbagai studieclub yang mulai melakukan beberapa pertemuan. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan dan pembicaraan dalam bulan Maret, April, dan Mei 1927, antara lain dihadiri oleh Soekarno, Iskaq, Boediarto, Tjipto Mangoenkoesoemo, Tilaar, Soedjadi, Soenarjo, akhirnya diputuskan untuk mendirikan PNI (Perserikatan Nasional Indonesia) pada rapat yang diadakan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Untuk sementara waktu, naskah rencana Anggaran Dasar SRNI digunakan sebagai contoh rencana Anggaran Dasar PNI. Pada tahun 1928, Perserikatan Nasional Indonesia diganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia. Orientasi politik organisasi ini bersifat antikolonialisme dan nonkooperasi.

Peranan Sarekat Dagang Islam Pada Masa Kebangkitan Nasional

Merri Natalia S/SI IV

Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders. Sarekat Dagang Islam merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912. Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati, seorang keturunan India, yang kelak kemudian memegang keuangan surat kabar SI, Oetusan Hindia. Tjokroaminoto kemudian dipilih menjadi pemimpin, dan mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI).

SISTEM PENDIDIKAN DI CHINA (TIONGKOK)

REZI YUNI ZAHRI/SP/B

A.   Pendahuluan
Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi maju. China memiliki keunikan tersendiri dalam hal pendidikan. Ada tiga hal mendasar yang penting ditanamkan dan diterapkan China hingga mencapai kemajuan seperti sekarang, yaitu kepercayaan diri, pendidikan dan peta jalan kedepan. Ketiga hal ini terus diimplementasikan oleh China di kehidupan berbangsa dan bernegara. China mampu bertahan karena memiliki sistem pendidikan yang mampu membangun suatu peradaban yang praktis sehingga peradaban itu tidak mudah hancur.

AWAL PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI VENEZUELA DALAM STRATEGI BOLIVARIAN


AISYAH NUR HANIFAH/SP

Venzuela adalah salah satu Negara di Belahan bumi Amerika Selatan yang beribukota di Caracas.Venezuela adalah salah satu negara di belahan bumi Amerika Selatan yang juga memiliki cerita sejarah dalam hal pendidikan.Pendidikan di Venezuela berawal dari pada masa kolonial yang terjadi di Negara Venezuela.Padamulanya,di era kolonialisasi,pendidikan di Venezuela ketika itu,dimonopoli oleh golongan Gereja Katolik Roma.Pada masa kolonialisasi ketika itu,hanya kaum minoritas saja yang bisa mengakses pendidikan,yaitu para pemilik tanah dan beberapa kalangan bangsawan gereja saja,dengan sistem ajaran yang menganut ala bangsawan Spanyol.Lalu muncul gagasan pendidikan,yang mana hirarki sosial yang kaku yang membedakan antara seorang pemikir atau penulis dengan para pekerja manual atau teknik.Dan,di Venezuela studi filsafat atau sastrawan memiliki prestise yang lebih tinggi dibandingkan dengan studi teknis ilmiah,sehingga pendidikan kejurusan yang berorientasi teknis dan praktek cenderung diabaikan.Yang mana,sistem pendidikan di Venuzeula,telah dikemas dengan struktur yang kaku di setiap kurikulumnya.

PENDIDIKAN DI JERMAN


ARMESWARI HARIS/SP/B

A.    Gambaran Tradisi Keilmuwan di Jerman
Tradisi keilmuwan masyarakat di Jerman sudah dimulai bahkan sejak sebelum Revolusi Industri di Inggris. Pada saat itu, Jerman telah berlomba-lomba secara sehat dengan universitas di berbagai negara dan telah menunjukkan kualitasnya. Orang-orang Jerman telah banyak membuka  universitas-universitas baru di samping upaya untuk mempertahankan universitas tua yang sudah ada. Bahkan, mereka juga mendirikan sekolah-sekolah tekhnik baru atau Technisches Hochschulen yang dipolakan mengikuti acole Polytechnique untuk memenuhi kebutuhan industri dan komersial masyarakat.

KURIKULUM DI NEGARA BELANDA

Machmul Alamsyah Harahap/SP A

A.    SISTEM PENDIDIKAN
Sistem pendidikan di Belanda sangat berbeda dengan sistem pendidikan yang dikenal di Asia, Amerika, bahkan di sebagian besar wilayah Eropa. Di Eropa sendiri, sistem pendidikan ala Belanda hanya dikenal oleh beberapa negara, antara lain Jerman dan Swedia. Salah satu  perbedaan sistem pendidikan di Belanda adalah penjurusan yang sudah dimulai sejak pendidikan di tingkat dasar dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan akademis dari siswa yang  bersangkutan. Secara umum, sistem penjurusan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: