Nasionalisme dan Dekonolisasi di Asia Afrika dan Pengaruhnya Bagi Indonesia


Delima Afrilia Manulang/S/B

Pasca-Perang Dunia II, semangat untuk menentukan nasib sendiri dari Negara-negara jajahan sangat mendominasi Negara-negara Asia dan Afrika seperti India, Filipina, Turki, dan Mesir. Semangat untuk menentukan nasib sendiri ini juga menular ke Indonesia. Proses dekolonisasi Negara-negara Asia dan Afrika kemudian menjadi fenomena yang dominant pada akhir Perang Dunia II. Kondisi ekonomi dan politik Indonesia pun mengalami berbagai perubahan yang signifikan[1].

Pemilu 1999 dan Redemokrasi Gradual


SRI WAHYUNINGSIH/ SV

            Lebih kurang setelah sepuluh bulan lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, mendung di langit perpolitikan Indonesia masih belum juga menunjukkan adanya tanda-tanda akan tersibak dan menjadi cerah. Bahkan, bila kita mengikuti berita-berita di media massa akhir-akhir ini mengenai dinamika politik di sementara bagian negeri ini, kita dibuat miris dan tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan negeri kita yang telah berusia lebih dari setengah abad. Misalnya, dengan maraknya kerusuhan berselimut SARA di

SISTEM SEWA TANAH PADA MASA RAFFLES


DHEVA EKA PUTRA / SI 3
Tidak lama setelah kepergian Gubernur Jenderal Daendels dari Indonesia,Jawa diduduki oleh Inggris dalam tahun 1811. Zaman pendudukan Inggris ini hanya berlangsung selama lima tahun, yaitu antara tahun 1811 dan 1816, akan tetapi selama waktu ini telah diletakakan dasar-dasar kebijaksanaan ekonomi yang sangat mempengaruhi sifat dan arah kebijaksanaannya pemerintahan colonial Belanda yang dalam tahun 1816 mengambil alih kembali kekuasaan dari pemerintah kolonial Inggris.

TANAM PAKSA (CULTUURSTELSEL)

Guswita Putri/SI III

      Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, daerah-daerah yang menjadi kekuasaanya diambil alih oleh pemerintahan kerajaan Belanda. Pada tahun 1830, pemerintah Hindia-Belanda mengalami kesulitan keuangan. Pemerintah di negeri Belandatidak dapat membantu karena pemerintah di negeri Belanda sendiri mengalami kesulitan keuangan. Ada beberapa sebab yang menyebabkan Hindia-Belanda dan negeri Belanda kesulitan keuangan yaitu pemerintah Hindia-Belanda banyak mengeluarkan biaya perang untuk menghadapi

PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP VOC

RAHMAT ARIFAN/SI 3

Belanda tiba pertama kali di wilayah Nusantara pada tahun 1596, ketika sebuah armada yang dipimpin Cornelis de Houtman mendarat di banten. Kedatangan orang Belanda ke Nusantara untuk mencari wilayah penghasil rempah-rempah. Belanda diterima dengan baik oleh penguasa dan pedagang banten. Belanda kemudian berulah dengan meminta agar banten menyediakan lada dalam jumlah banyak namun tidak diimbangi dengan pembayaran yang memadai. Tentu saja rakyat banten menolak permintaan belanda.