PERANAN TIGA SERANGKAI DALAM TERBENTUKNYA INDISCHE PARTIJ


DANIEL ARNOP H/SI4/A
            Tiga serangkai atau yang lebih  sebagai tokoh penopang Indische Partij,yaitu E.F.E Douwes Dekker ,Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara dan dr.Ciptomangun kusumo adalah tokoh-tokoh Pergerakan Nasional yang sangat kaum pribumi dari diskriminasi terhadap keturunan Belanda.Kepedulian mereka dalam memperjuangkan nasib kaum Pribumi di wujudkan melalui pembentukan suatu organisasi pendukung gagasan revolusioner nasional yaitu Indische Partij.[1]
            Indische Partij didirikan pada tanggal 25 desember 1912.Organisasi ini juga ingin menggantikan Indishe Bond sebagai organisasi kaum Indo(keturunan Belanda) dan Eropa  Indonesia yang didirikan tahun 1898.berdirinya Indishe Partij tidak lepas dari perumusan E.F.E Douwes Dekker yang merupakan seorang keturunan Belanda.keprihatinannya atas penindasan bangsa kolonial terhadap kaum Pribumi mengetuk hati nuraninya untuk memperjuangkan kaum Indo(Keturunan Belanda) Pribumi dari segala diskriminasi.Ayahnya adalah seorang Belanda sementara Ibunya adalah keturunan Indonesia asli.Douwes dekker sangatlah menentang adanya diskriminasi dari orang Belanda asli(orang belanda yang ibu dan ayahnya keturunan Belanda asli) terhadap kaum Indo(keturunan Belanda Campuran) dan Pribumi(orang Indonesia asli).
            Indische Partij merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia,dalam hal ini Indiscche Partij berjuang dan melakukan pergerakan nasional yang bergerak secara terang-terangan dalam bidang politik dan ingin mencapai indonesia merdeka.[4]
            Salah satu Tokoh tigaserangkai yaitu Suwardi suryaningrat atau yang lebih kita kenal Ki hajar Dewantara berpendapat bahwa Douwes Dekker sangat menentang adanya pendiskriminasian dari kaum Belanda asli,bahkan Ia menghendaki adanya peleburan kaum indo(keturunan campuran Belanda) sehingga golongan Indo hilang dan menjadi golongan Pribumi.sudah tentu ini sebagai bentuk kepedulian dan simpati yang baik bagi kaum pribumi Indonesia.
            Kaum Indo dan kaum Pribumi menyadari bahwa mereka terancam atas diskriminasi yang di lakukan oleh orang Belanda asli.ini mendorong adanya persatuan antara kaum Indo dan kaum Pribumi.ini diwujudkan melalui karangan karangan dalam het Tijdschrift kemudian de Express,propagandanya meliputi:pelaksanaan suatu Program untuk setiap gerakan politik yang sehat  dengan tujuan menghapuskan perhubungan kolonial.untuk itulah untuk melancarkan segalanya itu d butuhkan suatu wadah politik berbentuk partij,sehingga pada akhirnya muncul pemikiran untuk membentuk Indische Partij.
            Untuk melakukan propaganda tersebut tindakan nyata yang di lakukan Douwes Dekker yaitu melakukan perjalanan Propaganda yang di mulai dari pulau Jawa yang di mulai pada tanggal 15 september dan berakhir pada tanggal 3 oktober 1912.di sinilah Awal pertemuan Douwes dekker dengan dr.ciptomangunkusumo dan suwardi suryanigrat atau Ki hajar Dewantara.dari pertemuan mereka ini terjadi pertukaran pemikiran dan diskusi mendalam mengenai pembinaan partai bercorak nasional.terjadi diskusi tentang dasar-dasar dan konsep dalam pembentukan partai bercorak nasional.uniknya pada saat itu Suwardi Suryangrat telah menjadi pemimpin sarekat islam cabang Bandung.tapi Suwardi Suryaingrat tetap menyatakan antusias dan dukungannya,serta juga memberi masukan dan pemikiran tentang partai bercorak nasional.
            Selain itu juga perjalanan Deuwes Dekker juga sangat di dukung oleh pengurus budi utomo di Yogjakarta.selain itu juga ada banyak reksi surat kabar di Jawayang sangat mendukung berdirinya Indische Partij.
            Permusyawaratan wakil-wakil indische partij daerah bandung pada tanggal 25 Desember 1912,tersusunlah anggaran dasar Indiche Partij.Program revolusioner yang bersifat nasional dapat kita ketahui di dalam pasal anggarannya,yang di dalam bahasa Indoneanya:"Tujuan Indische Partij ialah untuk membangunkan Patriotisme semua "Indiers" terhadap tanah air,yang telah memberi lapangan hidup kepada mereka,agar mereka mendapatkan dorongan untuk bekerja sama atas dasar persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air"Hindia" dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka".[2]
Cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Memelihara nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaan semua "Indiers",meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah budaya "Hindia",mengasosiasikan intelek secara bertingkat ke dalam suku dan inter-suku yang masih hidup berdampingan pada masa ini.menghidupkan kesadaran diri dan kepercayaan kepada diri sendiri.
b.      Memberantas rasa kesombongan rasial dan keistimewaan ras baik dalam bidang ketatanegaraan maupun dalam bidang kemasyarakatan.
c.       Memberantas usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian agama dan sekretarisme yang dapat mengakibatkan "Indier" asing satu sama lain,sehingga dapat memupuk kerja sama atas dasar nasional.
d.      Memperkuat daya tahan rakyat Hindia dengan memperkembangkan individu ke arah aktivitas yang lebih besar secara teknis dan memperkuat kekuatan batin dalam soal kesusilaan.
e.       Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
f.       Memperkuat daya rakyat Hindia untuk dapat mempertahankan Tanah air dari serangan asing.
g.      Mengadakan unifikasi,perluasan,pendalaman dan menghindiakan pengajaran,yang di dalam semua hal yang harus di setujukan kepada kepentingan ekonomis Hindia,dimana tidak di perbolehkan adanya perbedaan perlakuan karena ras,seks,atau kasta dan harus di laksanakan sampai tingkat yang setinggi-tingginya yang dapat di capai.
h.      Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan.
i.        Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Hindia terutama dengan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.[2]
Dari hal-hal tersebut dapat kita lihat begitu besarnya peran tiga serangkai dalam memberi sumbangan pemikiran yang brilian terhadap terbentuknya Indische Partij.konsep-konsep dasar berdirinya Indische Partij muncul dari pemikiran mereka.hingga pada permusyawaratan ini di mulainya organisasi ini,yang menjadi partai pertama yang berdiri di indonesia.
Perjuang tiga serangkai tidak hanya sampai di situ pada saat Negeri Belanda merayakan kemerdekaannya atas Perancis,di Bandung  bentuklah sebuah komite yang di kenal sebagai "Komite Bumiputra".salah satu maksud adanya komite ini adalah hendak mengirimkan mengirim telegram kepada Ratu Belanda yang isinya mengandung permintaan pencabutan pasal III R.R (Relement op het beleid der Regeering).[3]
yang isinya adalah permintaan di bentuknya majelis perwakilan rakyat yang sejati dan ketegasan adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan.memang pada saat itu Belanda sangat menentang adanya tulisan dalam bentuk apapun,apalagi termasuk dalam pertentangan terhadap Belanda.bangsa Indonesia pada saat itu sangat di kekang untuk mengeluarkan pendapatnya.segala doktrin kebangsaan kebanyakan dilakukukan secara sembunyi-sembunyi ketimbang secara terang-terangan.
      Dibentuknya komite tersebut dan atas aksi atas tuntutannya terhadap Belanda dadi anggap sebagai sesuatu yang berbahaya maka tokoh tiga serangkai yang merupakan pimpinan Indische Partij akhirnya di pada bulan agustus 1913 di jatuhi hukuman buangan oleh Belanda,mereka di buang ke Belanda.
      Kepergiaan tiga serangkai membuat IndischParti tidak berkembang dan makin lama makin menurun dan pada akhirnya dalam perkembangannya hanya menjadi perkumpulan orang orang terpelajar.meskipun begitu tiga serangkai sangat memberi sumbangan dan kontribusi terhadap perjuangan Indonesia pada masa selanjutnya.
Notes:
[1]  sejarah indonesia,tim nasional penulis.2010.Zaman kebangkitan nasional dan masa hindia Belanda.Jakarta:Balai Pustaka.hal 350
[2]        Kartodirdjo,Sartono dkk.1975.Sejarah Nasional Indonesia V.Jakarta:BalaiPustaka. Hal 191
[3]        sejarah indonesia,tim nasional penulis.2010.Zaman kebangkitan nasional dan masa hindia Belanda.Jakarta:Balai Pustaka.hal 353
[4]        http://id.wikipedia.org/wiki/National_Indische_Partij
DAFTAR PUSTAKA
-sejarah indonesia,tim nasional penulis.2010.Zaman kebangkitan nasional dan masa hindia Belanda.Jakarta:Balai Pustaka.hal 350
-Kartodirdjo,Sartono dkk.1975.Sejarah Nasional Indonesia V.Jakarta:BalaiPustaka. Hal 191
- http://id.wikipedia.org/wiki/National_Indische_Partij

Aksi-Aksi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa Kolonial Belanda

M.Ridwan/SI IVB

Aksi atau gerakan PKI pada zaman colonial elanda dapat digolongkan menjadi dua gerakan aksi. Pertama, aksi gerakan yang dilakukan pada tanggal 12 november tahun1926, yang terjadi didaerah jawa barat, khususnya daerah banten. kedua, daerah sumatera, khususnya sumatera barat.[1] Namun sebelum itu ada lebih baikny mengetahui tentang pembentukan PKI tersebut
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan pada 9 mei 1914 dengan inisiatif seorang tokoh sosialis belanda bernama Henk Sneevlie bbersama dengan B. J. A. Bransteder, H. W. Dekker, P. Bergsma, dan semaun. Partai ini awalnya bernama Indische Social-Democratische Vereeniging (ISDV) (Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda).[2] ISDV awalnya mencoba bersekutu dengan insulinde, tetapi tujuannya tidak tercapai dan kerja sama berakhir. ISDV mulai melihat potensi yang dimiliki Sarikat Islam (SI) yang memiliki ratusan ribu pendukung. Kemudian ISDV melakukan infiltrasi (penyusupan) kedalam Sarikat Islam dan berkat dukungan komunisme internasional (komintern).
Masuknya komunis dikalangan masyarakat, menggunakan islam seagai senjata propagandanya. Pengertian komunis ditekankan sebagai usaha menentang belanda dengan perang sabil. Hal tersebut kemudian dipertegas oleh alimin dan musso yang datang ke pandeglang sekitar tahun 1925. Dihadapan massa, kedua tokoh PKI ini menguraikan secara panjang lebar soal-soal perjuangan bangsa menghadapi penjajahan belanda. Dalam usahanya mendapatkan dukungan dari rakyat banten, PKI menghilangkan pengertian komunisme, mereka lebih mengedepankan pbersamaan perjuangan antara islam dan PKI. Oleh karena itu, para ulama banten tidak menentang kehadiran PKI di Banten. Bahkan, diantara para ulama itu, ada yang menjadi pengurus PKI cabang banten. Selain itu, dukungan juga datang dari golongan petani yang dijanjikan akan dibebaskan dari pajak kepal atau pajak perorangan (hoofgeld). [3]
Organisasi ini berganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), PKH adalah partai komunis pertama di asia yang menjadi bagian dari komunis internasional. Henk sneevlit mewakili partai ini dalam kongres komunis internasional pada 1920. Pada tahun 1924 berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Perubahan nama ini membuat PKI semakin menguatkan hubungan dengan komintern dan dibentuklah Front Persatuan dan mulai menentang  cita-cita Pan-Islamisme.
Dengan demikian, PKI sudah menarik garis pertentangan dengan sangat keras terhadap SI. Pihak SI membalas melalui surat kabar dan dalam kongresnya. Untuk mengakhiri infiltrasi dari PKI, maka dalam kongres SI ke-6 di Surabaya, agus salim dan abdul muis mendesak agar disiplin partai ditegakkan dan dilarang adanya rangkap anggota. Kemudian, muncul istilah Si Merah (terpengaruh PKI) dan Si Putih (Islam). Pada bulan april 1924, Si Merah berganti nama menjadi sarekat rakyat dan resmi menjadi under bouw PKI. Desember 1924, sarekat rakyat dilebur ke dalam PKI. Dengan demikian, PKI untuk pertama kalinya mulai memimpin sendiri organisasi massa. [4]
PKI yang telah mendeklarasikan diri sebagai suatu organisasi yang tidak tergantung atau berkaitan dengan organisasi lainnya berupaya untuk menguatkan organisasinya dengan segala cara. Dalam upaya ini, bahkan strategi dan taktik organisasi yang dijalankan kadang kala menimbulkan gesekan dengan organisasi atau kelompok lain. Cara yang demikian memuat situasi politik pada saat itu semakin memanas. Dinas intelijen belanda juga semakin mencium aroma “pemerontakan” oleh PKI terhadap pemerintah belanda. Akibatnya timbul gerakan antikomunis dan pemerintah colonial belanda mulai mengambil tindakan tegas. Rapat-rapat mereka sering dibubarkan. Para tokoh dan aktivis PKI banyak yang di buru, ditangkap, dan diasingkan sehingga banyak aktivisnya yang melarikan diri keluar negeri, untuk berlindung dari kejaran intel belanda. Diawali dengan sneevlit tahun 1919, Tan Malaka tahun 1922 duang dan di usir dari Indonesia, somaoen ditangkap tahun 1923. Dengan demikian semua pemimpinan PKI seperti darsono, ali archam, alimin, musso, mulai merasa terancam dan tidak aman.
Pada kongres PKI tanggal 11-27 dikota gede, Yogyakarta diahas mengenai rencana gerakan bersama diseluruh Indonesia. Rencana pemberontakan ini pada awalnya tidak memperoleh persetujuan dari komintern. Aksi-aksi seperti pemogokan mendapat perhatian serius dari pemerintah colonial belanda, bahkan  rapat-rapat PKI banyak yang dibubarkan paksa oleh pemerintah colonial belanda, sekitar januari 1925, musso, boesoetjitro, dan soegonorencananya akan ditangkap oleh gubernur jenderal van limburg stirum, namun mereka terlebih dahulu pergi ke singapura.
Meskipun para tokoh dan pemimpin PKI banyak yang berada di luar negeri seperti alimin, musso, boedisoetjitro, soegono, subakat, sanusi, dan winata berada disingapura, tan malaka di manila, dan darsono di uni soviet, namun kegiatan-kegiatan atau pola gerakan PKI masih banyak dijumpai dimasyarakatterutama dibasis-basis PKI. Karena sebagian dari para tokoh sentralnya banyak berada diluar negeri, maka pola gerakan dengan “gaya local” dan aksi local (local action) yang diantaranya tidak banyak berkaitan dengan komunisme teoritis. Hal ini misalnya terlihat dibanten, partai ini menjadi islamyang berlebih-lebihan.
Selama tahun 1925, doktrinisasi unsure-unsur yang lebih ekstrem dalam PKI untuk melawan pemerintah yang ada semakin sater dilakukan. Hal ini dilakukan oleh dahlan dan soekra, dua pemimpin yang menolak patuh kepada kepemimpinan yang tetap. Mereka terus menghasut untuk dicetuskannya revolusi dengan menggunakan metode-metode teoritis. Dalam usaha mereka, mereka. didukung oleh dua pemimpin penting yang sudah mapan, alimin dan musso. Kelompok ini berhasil menguasai suatu rapat komisi pelaksanaan partai yang meliatkan para pemimpin persatuan dagang pokok diawah pengawasan komunis rapat tersebut dilaksanakan di candi prambanan (antara Yogyakarta dan Surakarta). Sebagai hasilnya, pada pertengahan bulan oktober 1925, revolusi (perlawanan) terhadap pemerintah colonial belanda) harus segera dibentuk dan dilaksanakan.
Untuk menindak lanjuti hasil rapat itu, alimin pergi ke manila untuk menemui tan malaka selaku wakil komintern untuk wilayah asia tenggara dan Australia. Dengan harapan, rencana itu akan mendapat dukungannya. Ternyata diluar dugaan, Tan Malaka menolak keputusan prambanan. Menurut Soe Hok Gie dalam bukunya “Orang-orang di persimpangan Kiri Jalan”, ada lima faktor yang menyebabkan Tan Malaka menolak aksi pemberontakan tersebut. Antara lain :
1.      Situasi revolusioner belum ada,
2.      PKI belum cukup berdisiplin,
3.      Seluruh rakyat belum berada dibawah PKI,
4.      Tuntutan atau sumbangan konkret belum dipikirkan, dan
5.      Imperialisme internasional bersekutu melawan komunisme [5]
Reaksi tan malaka membuat perpecahan didalam tubuh PKI, tetapi alimin dan musso tidak gentar, kemudian, alimin dan musso pergi ke moskow untuk membahas tentang keputusan prambanan 16 maret 1926 alih-alih mendapat dukungan, sebaliknya mereka harus diindoktrinasi lagi, alimin dan musso tiba di Malaya melalui kanton (sebuah kota ditiongkok selatan) pada pertengahan bulan desember 1926. Pada tanggal 18 desemer 192, mereka ditahan orang inggris di johor, Malaysia, dan tidak kembali ke Indonesia lagi
Bagai ayam kehilangan induknya, PKI tanpa pemimpi yang militant. Segala kegiatanPKI kemudian menjadi kacau, ditamah lagi para anggota yang merasa kebingungan apakah ikutan Tan Malaka atau alimin-musso. Tidak adanya koordinasi para pemimpinnya membuat PKI semakin memperburuk citra PKI pada pengikutnya. Kondisi yang demikian coba ditenangkan dan diantisipasi oleh sardjono dan beberapa tokoh lain yang mencoba mempertahankan pengaruh, namun usaha mereka gagal. Bahkan, suparjo yang kembali ke Indonesia untuk memberitahukan hasil diskusinya dengan Tan Malaka dan subakat, tidak dihiraukan
Meskipun rencana aksi pemberontakan yang dihasilkan pada keputusan prambanan bisa ditunda untuk sementara waktu,namun akhirnya meletus  juga pada malam hari pada tanggal 12 november 1926 di jawa barat, tepatnya di daerah banten dan priangan. Kemudian menyusul disumatera barat pada tanggal 1 januari 1927. Pemberontakan dibatavia dapat ditumpas oleh pemerintah colonial belanda dalam waktu satu hari. Dibanten dan priangan, penumpasan berhasil dan selesai pada bulan desember. Sedangkan disumatera dapat ditumpas selama tiga hari dan mendapat perlawanan yang relatif kuat. [6]
Dalam aksi yang dilakukan oleh massa PKI saat itu, banyak masyarakat yang menjadi tumbal. Menurut ricklefs, di jawa, seorang warga eropa tewas. Begitu pula di sumatera. Sekitar 13.000 orang ditangkap, beberapa orang ditembak, kira-kira 4.500 orang dijebloskan kedalam penjara dan 1.038 orang dikirim ke penjara yang terkenal mengerikan dib oven digul, irian yang khusus dibangun pada tahun 1927 untuk mengurung mereka. Setelah kejadian pemberontakan tersebut, PKI secara organisasi atau secara kelompok dilarang oleh pemerintah colonial belanda. [7]
Notes :
[1] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 26
[3] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 26
[4] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 21
[6] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 25
[7] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 25


Pengaruh Zionis Israel Terhadap Pendidikan Di Palestina

Khairin Nisa/SP

Pendidikan adalah hak semua anak-anak dan merupakan dasar untuk perkembangan yang baik bagi anak. Hal ini terutama penting di palestina, dengan populasi muda dan ekonomi yang basis sumber daya yang rendah dan berketergantungan pada industri jasa. Pendidikan telah menjabat sebagai sarana pemberdayaan dalam masyarakat Palestina, dan demikian telah memainkan peran penting dalam masyarakat sejak tahun1948.[1] Akibat perang dengan Israel, mesyarakat palestina menjadi terpecah. Sebagian dari mereka mengungsi ke Negara –negara Arab tetangga dan sebagian lainnya bertahan di Palestina. (Israel) persentase mereka yang mengungsi dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Setelah perang 1948, terdapat 37% orang Palestina mengungsi kemudian naik menjadi 50% pada tahun 1967, meningkat lagi menjadi 57,1% 1979 dan 59,5% pada tahun 1982. Pada tahun 1987 jumlah seluruh orang Palestina adalah 4.685.000 jiwa. Dari jumlah itu 2.745.000 jiwa (58,6%) menjadi pengungsi dan 1.940.000 jiwa (41,4%) tinggal di Israel serta daerah pendudukan (Jalur Gaza dan Tepi Barat). [2]

Sejak pendirian secara unilateral Negara Israel, diskriminasi terhadap pendidikan Palestina telah menjadi unsur kunci dalam proyek Israel melawan perjuangan Palestina demi keadilan dan kebebasan di tanah air mereka. Israel melakukan beragam upaya penghancuran infrastruktur pendidikan. sejak tahun 2000, sebanyak 12 kampus dan sekolah telah ditutup Israel lewat instruksi militer, sebanyak 1.125 sekolah dan lembaga pendidikan tinggi dibekukan aktivitasnya, dan sebanyak 316 serangan terhadap lembaga-lembaga pendidikan, pengajaran, sekolah, kampus, kentor departemen, dan kantor pendidikan terjadi, serta sebanyak 43 sekolah diubah menjadi tanksi militer Israel. [3]

Laporan resmi Palestina dari departemen pendidikan dan pengajaran Tepi Barat menyebutkan, Israel telah membunuh tiga mahasiswa selama tahun kemarin dan menangkap tak kurang dari 175 lainnya. Sebagaimana dilaporkan infopalestina, Selasa (4/2), [4] Sementara itu, pelanggaran demi pelanggaran terus terjadi terhadap sector pendidikan Palestina diTepi barat. Dalam laporannya, departemen pendidikan mengatakan, pihaknya telah kehilangan tiga mahasiswa terbaiknya, gugur menjadi syuhada, sementara 175 lainnya menderita luka-luka. Selain itu, lebih dari 53 siswa, 30 guru serta sopir angkutan siswa hingga kini masih ditahan pemerintah Zionis.

Diantara pelanggaran dan penodaan terhadap undang-undang yang dilakukan Zionis juga adalah kebijakan atau peraturan yang mereka terapkan, berupa larangan keluar dan pembekuan sekolah. Akibatnya, Sembilan sekolah di Tepi Barat tak bias melakukan aktivitas belajar mengajar sebagaimana biasa. Pembekuan sekolah tersebut berlangsung hingga 10 hari. Akibatnya 2045 siswa tak dapat berangkat ke sekolah masing-masing.

Disamping itu, sebanyak 173 guru tak bias berangkat ke tempat kerjanya masing-masing akibat pembekuan sekolah secara bergantian di 34 sekolah di Tepi Barat. Sementara itu, 89 sekolah sering kali mendapat serbuan dari serdadu Zionis, dengan tembakan bom suara ataupun gas air mata. Akibatnya banyak diantara anak-anak yang trauma ketakutan.

Adapun terkait gerbang kota dan pos pemeriksaan mengakibatkan sejumlah sekolah mengalami kekurangan jam pelajaran sebanyak 1581 jam pelajaran tiap bulannya.

Berdasarkan laporan “Palestine”: The education of children at risk”, Save The Children Alliace West Bank and Gaza (2001) [5], kekerasan yang terjadi di Palestina sebagai efek krisis yang terjadi telah membawa kepada berkurangkanya akses pendidikan serta pelayanan-pelayanan dasar lainnya, termasuk perawatan medis darurat. dalam tindak politik awal karena melihat hak-hak mereka tereduksi.

Sulit untuk mencegah anak-anak terlibat dalam konfirmasi ketika hak-hak mereka terus –menerus terkikis, namun system pendidikan Palestina telah berhasil menjaga anak-anak aktif dan focus pada kebutuhan-kebutuhan anak-anak. Hak-hak anak-anak juga dipengaruhi oleh rezim hak yang dilemahkan oleh interprestasi sepihak Israel atas kewajibannya dibawah hukumin ternasional dan implementasi proses perdamaian.

Dalam laporan yang lebih aktual, Palestinian grassroots Anti-Apartheid Wall Campaign (2007) menyebutkan bahwa sejak 1948 warga Palestina di bawah kendali Israel telah menghadapi sistem pendidikan yang rasis dan represif yang merupakan bagian integral dari pendudukan Israel. Sejak September 2000, dengan dimulanya Intifadhah kedua, Israel kembali melancarkan serangan-serangan militer terhadap institusi-institusi pendidikan Palestina. Sejak 2002, dinding yang didirikan Israel yang mengelilingi dan mengisolasi kota-kota dan desa-desa Palestina di Tepi Barat pun menjadi salah satu sarana dskriminasi terhadap pendidikan Palestina, dengan sisitem gerbang dan perizinan yang memenjarakan warga dalam desa-desa tersebut dan memisahkan mereka dari tanah, pekerjaan, pelayanan kesehatan, dan fasilitas pendidikan mereka. Karena kesulitan melewati pos pemeriksaan, kebanyakan pelajar kini harus belajar di universitas yang paling dekat dengan rumah mereka, atau menyewa akomodasi dengan biaya besar. [6]

Peter Buckland (2005) menyebut bahwa konflik kekerasan, dengan serangan berdarah terhadap manusia dan institusi serta akibatnya yang buruk, adalah contoh “kebalikan pembangunan”. Salah satu dampak paling menghancurkan dari konflik kekerasan adalah kerusakan yang diakibatkannya terhadap sistem pendidikan dan anak-anak serta para sisiwa yang dilayani system tersebut. [7] Namun, dalam buku yang sama Buckland menyampaikan bahwa pendidikan memeliki peran kunci baik dalam mencegah konflik maupun membagun kembali  pendidikan menuntut prioritas tinggi baik pada fase humaniter awal respon nasional dan internasional terhadap konflik maupun pada fase pembangunan ppascakonflik. [8]

Situasi di Palestina merefleksikan kebutuhan akan system pendidikan yang seringkali melampaui kapasitas yang ada. Berdasarkan argument Peter Bucklan, empat titik awal sebagai prioritas dalam rekontruksi pendidikan pascakonflik sebagai berikut.
1.   Fokus pada dasar-dasar agar sistem pendidikan dapat berfungsi sehingga anak-anak dan para pemuda yang kembali bersekolah dapat dilihat sebagai “manfaat perdamaian” yang akan membantu menggalang dukungan terhadap ;perdamaian. Hal ini termasuk pembangunan kembali berbagai infrastruktur pendidikan yang dihancurkan Israel, jaminan atas akses pendidikan seluruh warga Palestina tanpa diskriminasi pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Dalam hal ini, kebijakan pendudukan Israel yang represif terhadap system pendidikan Palestina harfus diberangus.

2.   Pengakuan terhadap kepentingan simbolisme dalam pendidikan dan jaminan atas berbagai tindakan simbolik yang tegas, sebagai isyarat bahwa walaupun sebagaian besar sistem tak berubah, rekontruksi pendidikan telah dimulai. Contoh hal ini adalah pembersihan buku-buku pelajaran, yang oleh Israel telah dicetak merancang ulang sejarah dan kenyataan sesuai dengan mitos-mitos Zionisme yang mengklaim hak dari tuhan atas tanah Palestina dan melegitisme pengusiran warga Palestina dan pemberian status kelas dua kepada warga Palestina dalam tanah air mereka. [9]
3.   Pembangunan pengakuan bahwa rekonstruksi pendidikan adalah proses bertahap dan harus dilakukan terus-menerus yang membutuhkan waktu lama dan harus dipimpin dari dalam negeri dengan membangun consensus atas visi pembangunan masyarakat yang lebih luas.

4.   Fokus dari awal pada pembangunan kapasitas untuk rekonstruksi, termasuk mendukung partisipasi masyarakat, otoritas local, dan stakeholder lainnya. Seluruh syarat dan keperluan untuk rekonstruksi sistem pendidikan harus dipenuhi, seperti resources dan sarana yang diperlukan. Motor penyelenggaraan system pendidikan Palestina harus dialihkan dari Israel ke otoritas local yang akuntabel, bertanggung jawab, dan mempraktikkan good governance. Partisipasi masyarakat,terutama kalangan grassroot, harus didukung agar tidak terjadi eksklusi minoritas dalam penyelenggaraan pendidikan.

Berbagai titik awal diatas mengimplikasikan bahwa sisitem pendidikan Palestina tak dapat diserahkan kepada Israel, yang tampaknya berniat menghancurkan Palestina karena pendidikan dapat meningkatkan potensi perlawanan rakyat Palestina. Disini peran komunitas internasional sangat diperlukan. International Court of Justice perlu menyatakan represi Israel terhadap pensisikan Palestina sebagai illegal. PBB diharapkan dapat melakukan intervensi humaniter untuk menjamin kelangsungan rekonstruksi pendidikan yang diperlukan Palestina. Masyarakat dunia, melalui berbagai non-governmental organization (NGO) perlu melakukan berbagai usaha advokasi demi terwujudnya hal ini. Contoh hal ini adalah kampanye internasional untuk memboikot, memutusinvestasi, dan member sanksi terhadap Israel.


NOTE:

[2] Milawati, Manda A. 2000. Intifada, Gelagak Perlawanan Kaum Muda Palestina. Yogyakarta : Avyrous. Hlm. 9
[3] Sofyan Al Bana, Palestine : emang gue pikirin Yogyakarta : Pro You. Hlm. 41-42
[6] Palestinian grassroots Anti-Apartheid Wall Campaign, “Students in Palestine: Education under Occupation and Apartheid”. www.stephewall.org
[7] The World Bank (2005) menyebutkan bahwa lebih dari dua juta anak-anak telah meninggal sebagai akibat langsung konflik bersenjata dalam satu decade terakhir, serta berbagai dampak lain konflik bersenjata terhadap pendidikan. (Washington, D.C.: The World Bank, 2005), hlm.xi-xii
[8] Peter Buckland, Reshaping the Future: Education and Post-Conflict Reconstruction (Washington, D.C.: The World Bank, 2005)
[9] “Students in Palestine: Education under Occupation an Apartheid”, op. cit.

SISTEM PENDIDIKAN DI INDIA DAN PERKEMBANGANNYA

Yosdalifa Katrin/ SP
           
India memilki luas daerah 3.287.263 km persegi, india merupakan Negara Negara ketujuh terluas di dunia, serta pendapatan kedua setelah Cina. Mayoritas penduduk india beragama Hindu yaitu sebesar 83%, dan agama terbanyak kedua di India yaitu Islam sebesar 12%, dan selabihnya beragama Kristen, Siktis dan lainnya. Kondisi ekonomi di India bertumpu pada sector peternakan mencapai 34% dari pendapatan negara, sedangkan pertanian 69% mampu menyerap tanaga kerja yang ada. Industry perfilm-an India tergolong  besar yang banyak merekrut tenaga kerja, contohnya Bollywood dengan alur dan model cerita dalam film dengan taran dan nyanyiannya, selain membuat peluang pekerjaan juga melestarikan seni dan budaya India itu sendiri.[1]
            India adalah Negara Asia Selatan yang memiliki kemegahan budaya di Dunia yang menyaingi Cina dalam kesusastraan, seni dan arsitektur, yang menciptakan rasa nasionalis masyarakat India karna adanya hasil-hasil kebudayaan India yang dipelajari dan di dialih bahasakan oleh sarjana asing kedalam bahasa asing pula. Adapun pendapatan perkapita India adalah US$ 200 per tahun. Kesenjangan social cukup menjolok dalam hal ekonomi dan kesehatan. Karena selama 150 tahun India dibawah jajahan Inggris, dan baru merdeka pada tahun 1947.
            Para pendidik di India harus memiliki hubungan dengan pendidikan dan modernisasi, ilmu-ilmu social serta perilaku yang digunakan belum efektif. Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh dasar pendidikan harus diubah secara revolusioner (perubahan yang cepat).
1.      Tujuan Pendidikan
a.       Untuk memberantas buta huruf
b.      Untuk meningkatkan mobilitas dan integrasi social
c.       Untuk memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi

2.            Kondisi Pendidikan di India
Di India terdapat beberapa universitas yang terkenal, di antaranya BITS, ISB,IITs, NITs, IISc, IIMs, dan AIIMS. Namun masyarakat India harus menghadapi tantangan dalam pemenuhan pendidikan dasar agar mencapai 100% angka melek huruf, serta menjaga anak-anak yang orang tuanya kurang mampu untuk bersekolah, serta meningkatkan pendidikan di daerah pedalaman yang menjadi kendala terbesar untuk mencapai target yang telah di rancang.[2]

3.       Kebijakan Pendidikan di India
            India memili komitmen untuk menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berfikir di kalangan penduduk yang direfleksikan pada kebijakan dalam undang-undangnya, yaitu pasal 45 dinyatakan bahwa Negara berupaya menyediakan pendidikan secara gratis selama 10 tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka berusia 14 tahun. Sedangkan pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki ragam Bahasa dan tulisan mendapatkan perlakuan khusus dalam bidang ekonomi
Sejak 1976, pemerintah pusat telah menetapkan untuk bertanggung jawab dalam pembiayaan serta mengatur pendidikan dasar hingga menengah, dan mengadakan koordinasi dengan dengan program pendidikan tinggi. Pemerintah juga memberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan umum.
4.       Sistem Pendidikan di India
            Pendidikan di India saat ini menggunakan pola dan substansi yang di adobsi dari Negara barat, dimana pertama kali di perkenalkan oleh Negara Inggris pada abad ke-19. Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 untuk usia sekolah, . Tingkat awal 10 tahun terbagi dalam 3 jenjang, yaitu primari(5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun).
Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut telah di adobsi oleh seluruh Negara bagian dan teritori India. Walaupun demikian, dilingkungan dan teritori India masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary      ), menengah (upper primary), dan (high and higher secondary school).
Pendidikan jurusan, baik teknik maupun bisnis menetapkan pola pendidikan Ghandi, yaitu pembentukan manusia yang berkepribadian utuh, kreatif dan produktif. Pada tahun 1960-1992 kemajuan minat siswa pada sekolah kejuruan sangat kecil hanya mencapai 6%. Baru pada 1995 terjadi lonjakn yang signifikan, mencapai 25% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pendidikan tinggi mengambil jurusan ini.
Mengenai pendidikan Islam, stukturnya dilakukan berjenjang pada tingkat rendah (tahtania) dilakukan selama 3 tahun, (watsania) menengah dilakukan selama 4 tahun, atau tingkat atas (fauqania) dilakukan selama 2 tahun. Kemudian jenjang maulvi selama 2 tahun, , ‘alim selama 2 tahun.
Salah satu madrasah yang terkenal sebagai jamiatul banaat yang terletak di Hyderabat, bagian selatan India, memberikan pendidikan khusus untuk perempuan di India dengan materi pembelajaran Bahasa arab, sasrta arab, Al-quran, tafsir, hadist, dan fikih. Disamping itu juga memberikan pendidikan kerumah-tanggaan seperti perawatan anak, menjahit, dan memasak.

5.  Manajemen Pendidikan
a. Otorita
sistem pendidikan ini dingaruhi oleh Mahatma Ghandi yang memiliki gagasan untuk membentuk “kepribadian yang utuh, kreatif dan produktif”. Departemen yang menanggani masalah pendidikan adalah Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan (1966). Pemerintah memutusakan bahwa kebijakan pendidikan diambil berdasarkan ketentuan parlemen federal, sedangkan pemerintah hanya bertindak sebagai pelaksana. Ide ini muncul berdasarkan usul dari Depertemen Pengembangan SDM.
            Pada tahun 1990, India membentuk komite modifikasi kecil yang bekerja selama 2 tahun untuk merevisi program jangka panjang dalam pendidikan
b. Pendanaan
Sejak tahun 1976, pemerintah pusat telah menetapkan bertanggungjawab atas pembiayaan dan pengaturan standar pendidikan atas sampai menengah dan koordinasi dengan program pendidikan tinggi.
c. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Struktur dan kurikulum pendidikan di India secara esensial dipengaruhi oleh sistem pendidikan Inggris karena latar belakang penjajahan. Namun setelah merdeka, upaya pendidikan ditekankan pada ekspansi yang cepat dibangdingkan dengan reformasi menyeluruh. Maka konstitusi yang berlaku pada tahun 1950 selanjutnya menegaskan prinsip bahwa pendidikan merupakan penyampaian materi, karena itu berada dibawah kebijakan pemerintah sedangkan tugas menteri pendidikannya adalah membantu pemerintah melalui penyediaan bimbingan dan dana.
Pasal dalam konstitusi India menyatakan perlindungan hak bagi lembaga swasta untuk menyelenggarakan pendidikan dan menerima bantuan dari pemeriah serta menyediakan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh lembaga tersebut.
Sedangkan bidang spesialisasi di jenjang pendidikan tinggi terkait dengan disiplin ilmu tradisional seperti sejarah, sastra inggris dan ilmu politik. Ketika seorang mahasiswa telah memilih jurusan tertentu, ia tidak dapat mengubah spesialisasinya.[4]

6.      Perkembangan pendidikan di India
Kualitas pendidikan di India mampu bersaing di dunia internasional tidak muncul dengan atiba-tiba. Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong kemajuan dan perkembangan pendidikan di India, di antaranya yaitu:
Pertama, universitas-universitas modern di India sudah berdiri sejak 1857 dan mapan. Sebagian kampus yang terkenal di India sudah berdiri sejak masa penjajahan inggris. Dengan usia yang cukup lama tersebut, mereka sudah cukup mempunyai pengalaman dan matang dalam sistem pengelolaan dan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di India.
Kedua, pengunaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan  di India, dengan menggunakan Bahasa Inggris, mahasiswa di India tidak lagi mempunyai masalah untuk mendapatkan berbagai ilmu dari semua perspektif dan pendekatan dengan jumlah referensi yang sangat banyak.
Ketiga, dosen India minimal sudah menyelesaikan pendidikan doctor (S-3), bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyelesaikan S-2 dan S-3 beberapa kali. Oleh karena itu tidak jarang kita menemukan dosen dengan gelar ganda, seperti
Dr.Gurusami,M.,Sc.,M.E.D,.Ph.D.
Keempat, India mengembangkan berbagai kampus yang fokus pada satu bidang ilmu tertentu yang kemudian menjadi kekuatan pilar pendidikan di India, yang alumninya berkualitas dan tidak diragukan lagi di dunia Internasional.[3]
            Bahkan karena banyaknya pasar Internasional terhadap alumni India, pemerintah India sudah mulai membangun upaya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan asing untuk membangun kampus sendiri di india.
           
Notes:
[1] Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. ombak

Singpura Sebagai Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik Di Asia Tenggara


Ujang sudrajat/SP
Pendidikan selalu menjadi kunci utama dalam pertumbuhan dan perkembangan Singapura setelah merdeka pada tahun 1965. Dengan memfokuskan diri pada dunia pendidikan, Singapura saat ini menjadi salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di Asia tenggaraSistem pendidikan Singapura bertujuan untuk menyediakan pengetahuan dasar dan agama bagi murid – murid. Untuk menyatukan keberagaman karasteristik perbedaan ras dan budaya di Singapura, keberagaman bahasa, setiap siswa belajar Bahasa Inggris sebagai bahasa keseharian. Siswa juga belajar Bahasa Ibu mereka (China, Malaysia dan Tamil/ Thailand) untuk membantu mereka mempertahankan identitas, budaya, warisan, dan nilai-nilai bangsa.[1]
Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Diantaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura memiliki akses internet bebas. Setiap sekolah juga memiliki web sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orangtua.. Selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di Singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan dengan mudah. Di Singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung. Faktor lain yang menyebabkan Singapura menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik di Asia tenggara  adalah faktor pendidik. Proses penyaringan untuk menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang diterima disesuaikan dengan jumlah guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut pasti akan mendapatkan pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja, sehingga guru-guru sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di Singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.Pendidikan merupakan proses mengubah keadaan anak didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik baginya.Pendidikan formal di Singapura dimulai dari jenjang Kindergarten School sampai jenjang University.
Ada banyak faktor yang menyebabkan Singapura berhasil mendapatkan predikat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik se-Asia tenggara, yaitu faktor faktor ketersediaan fasilitas, faktor biaya sekolah yang terjangkau, dan faktor pendidik
Pendidikan di Singapura semakin lama semakin berkembang pesat. Kurikulum yang diterapkan mencakup matematika, bahasa Inggris, berbagai pengetahuan ekonomi, teknologi informasi dan sosial budaya, kemanusiaan serta pendidikan moral.Pendidikan moral menjadi fokus penting dalam rangka membentuk masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disipilin dan perilaku sosial sehari-hari. Pendidikan dimaksudkan pula untuk mengembangkan kreativitas anak didik khususnya di bidang teknologi informasi.adapun Visi pendidikan yang dianut adalah ”First World Economy, World Class Home” dengan menekankan pentingnya sisitem pendidikan yang berkualitas tinggi. .[2]

Kemajuan yang diperoleh singapura merupakan proses berkesinambungan yang sangat berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang diterapkan di singapura.Materi-materi peljaran berorientasi pada sains dan teknologi agar tercipta tenaga-tenaga kerja terampil yang siap pakai di negara industri singapura. Sejalan dengan pandangan hidup negara singapura.[3]
Maka tujuan pendidikan di negara singapura adalah:
1.      Untuk membentuk anak didik cerdas dan terampil sebagai tenaga kerja di bidang industri perkembangan ilmu dan skill diperlukan untuk menciptakan kemajuan di bidang ekonomi persiapan-persiapan perubahan masyarakat
2.      Menekankan bidang teknik dan pendidikan yang berorientasi lapangan kerja untuk kemajuan ekonomi dan mengisi kesempatan kerja yang luas.[4]
Para pelajar dan mahasiswa dituntut tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata tetapi juga mempelajari cara untuk menciptakan ilmu-ilmu baru. Untuk itu, pemerintah telah menyusun tim yang kuat pada Kementerian Pendidikan Singapura dengan mengangkat Menteri-Menteri muda yang berkualitas, Usaha-usaha penyempurnaan pendidikan dilakukan melalui peninjauan kurikulum dan sistem, rekrutmen siswa khususnya di tingkat universitas, pengembangan teknologi informasi serta pembangunannya secara holisitik. Singapura bercita-cita menjadi “education hub”. Universitas-universitas terkenal di dunia diharapkan dapat bekerjasama membuka kampus-kampus cabang di Singapura. Sebagai contoh adalah yang dilakukan oleh Management Development Institute of Singapore (MDIS). Universitas swasta tertua di Singapur ini menjalin kerjasama dengan beberapa universitas terkemuka seperti University of Bradford, University of Wales, Oklahoma City University, dan lain-lain. Para pelajar / mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan di Singapura akan diberi kemudahan-kemudahan untuk proses keimigrasian termasuk pemberian visa.
Visi di bidang pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia namun juga menjadi sumber keuangan negara. Kementerian Pendidikan Singapura juga melakukan kerjasama di bidang pendidikan dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.[5]
Seperti juga di Malaysia, sistem persekolahan Singapura terdiri daripada enam tahun sekolah rendah, lima tahun sekolah menengah, dan peringkat pengajian tinggi, tetapi tidak mengamalkan sistem persekolahan vernakular. Bahasa Inggeris merupakan bahasa perantaraan semua sekolah di Singapura.
Para pelajar menghadiri sekolah rendah selama enam tahun mulai usia tujuh tahun, sehingga berakhir dengan peperiksaan Primary School Leaving Examination (PSLE). Sekolah rendah mengajar empat mata pelajaran teras, iaitu Bahasa Inggeris, Matematik, Sains dan Bahasa Ibunda (Mandarin, Melayu dan Tamil). Semua mata pelajaran diajar dan diperiksa dalam bahasa Inggeris kecuali Bahasa Ibunda yang diajar dan diuji dalam bahasa masing-masing. Biarpun "Bahasa Ibunda" secara umumnya memaksudkan bahasa pertama, namun dalam sistem pendidikan Singapura, istilah tersebut memaksudkan bahasa kedua atau tambahan kerana bahasa Inggeris merupakan bahasa pertamanya. Sekolah rendah awam tidak mengenakan yuran persekolahan, tetapi mungkin ada yuran tambahan nominal untuk kemudahan sekolah.[6]
Sistem pendidikan di singapura merupakan yang  terbaik di asia tenggara, sehingga kulaitas pendidikan sangat baik dan banyak mahasiswa dari luar negeri termasuk indonesia yang berbondong bondong utnuk sekolah dan menempuh pendidikan di singapura Besarnya minat mahasiswa Indonesia ini dikarenakan baiknya kualitas pendidikan tinggi di Singapura. Universitas-universitas negeri di Singapura berperingkat lebih tinggi dalam daftar peringkat universitas di dunia dibandingkan dengan UI, ITB dan UGM. Maka tidak heran bila mahasiswa Indonesia, baik dari jenjang S1, S2 dan S3, berbondong-bondong kuliah di Singapura.[7]
Adapun keuntugan menempuh pendidikan di singapura adalah:
a.       Singapura merupakan lingkungan dengan berbagai ragam budaya, latar belakang dan suku bangsa.
b.      Singapura menawarkan kualitas pendidikan berkelas dunia dengan biaya yang terjangkau.
c.       Singapura menawarkan dana bantuan pinjaman belajar untuk siswa lokal dan asing.
d.      Singapura menawarkan program studi yang bervariasi, mulai dari bidang studi akademis, olahraga maupun seni dan desain serta program khusus seperti pariwisata dan perhotelan.
e.       Singapura menawarkan program studi dwi bahasa dimana bahasa wajib adalah bahasa Inggris dan bahasa kedua adalah bahasa Melayu, Mandarin atau Tamil.
f.       Singapura strategis terletak jantung Asia yang berarti lokasinya berdekatan dengan negara asal.
g.      Singapura menawarkan lingkungan yang aman dan nyaman untuk hidup dan belajar.
Pendidikan merupakan proses mengubah keadaan anak didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik baginya.[8]
NOTES
[2] Kurnia, Drs. Anwar. 2007. IPS Terpadu 3A SMP Kelas IX Semester I. Jakarta: Yudhistira
[3]T.R. Doraisany, progress in education in 150 years of education in singapore, 1969, hal. 60)
[4] LEE, C. Deighton, Encyclopedia Education. The Mcmilan xompany the free press. 1971