ADAT ISTIADAT SUKU TALANG MAMAK

ELFIDAYATI / SR
Selayang Pandang
            Suku talang mamak adalah suku asli di provinsi Riau, dimana suku ini memilih jalan hidupnya untuk mengasingkan diri. Hampir semua penduduk talang mamak adalah orang yag buta hurup. Mereka hidup di daerah hilir sungai Indra Giri. Mereka tergolong pada Proto Melayu yaitu suku Melayu tua. Suku talang mamak kadang disebut juga dengan suku anak dalam atau Suku Langkah Lama. Talang mamak terdiri dari 2 kata, talang dan mamak. Talang artinya ladang kemudian mamak artinya kerabat ibu yang wajib dihormati. Suku Talang mamak ini sangat memegang teguh akan adat istiadatnya atau tradisinya. Ritual-ritual yang mereka lakukan agak berbeda dengan suku suku lainnya dan mereka memiliki kepercayaan animism. Dan mereka tetap mempertahankan ritual-ritual adat lama.
 Adat istiadat suku talang mamak berisikan upacara-upacara adat seperti gawai yaitu pesta pernikahan, kemantan yaitu pengobatan penyakit, tambat kubur yaitu acara seratus hari kematian dan memperbaiki kuburan untuk peningkatan status social, khitanan, upacara melahirkan dibantu oleh dukun, upacara timbang bayi, upacara beranggul yaitu upacara yang tujuannya untuk menghibur orang yang sedang mengalami kemalangan. Pada tulisan saya ini saya akan menjabarkan tentang upacara gawai gedang yaitu acara pernikahan pada suku talang mamak dan tambat kubur yaitu ritual pemakaman orang yang telah meninggal pada suku talang mamak.
Bahkan adat mereka yang telah menjadi tradisipun bukan hanya ritual-ritual seperti yang telah disebutkan diatas, namun sejak ratusan tahun suku talang mamak telah hidup meyatu dengan alam. Dan kegiatan ladang beringsut pun telah menjadi tradisi bagi mereka. Ladang beringsut adalah ladang berpindah. Dan pola ladang beringsut itu sendiri mereka jalankan secara baik dan benar dan dengan siklus yang tetap. Selain itu adat mereka yaitu adat langkah lama, dimana pria yang berambut panjang memakai sorban atau songkok. Pada kehidupan sehari-hari mereka melakukan upacara adat dan mereka lebih cenderung untuk menolak budaya luar.
Gawai Gedang pada Suku Talang Mamak
Gawai Gedang adalah bagian dari adat suku talang mamak yang telah enjadi tradisi dan dilakukan secara turun temurun yaitu adat ritual pesta pernikahan dari talang mamak yang telah menjadi tradisi pada suku ini. Pesta pernikahan yang disebut Gawai Gedang ini berlangsung selama 3 hari dengan berbagai prosesi. Pada hari pertama dimulai dengan prosesi dimana pada prosesi tersebut ada ritual yang sangat sakral yaitu disebut dengan menegakkan tiang gelanggang. Masyarakat percaya akan kesakralan proses tersebut dan mereka percaya bahwa tiang gelanggang tersebut adalah perwakilan dari tiang aras yaitu yang ada dilangit. Karena mereka menganggap proses ini yang paling sacral, mereka pun melaksanakan proses ini dengan penuh kehati-hatian dan mereka melakukannya penuh dengan keseriusan agar proses tersebt dapat berjalan dengan baik dan lancar.. Ini karena mereka menganggap jika mereka melakukan kesalahan pada proses ini mereka akan mendapatkan karma dan mereka percaya karma yang akan datang akan berlipat ganda kepada mereka. Karma itu akan datang kepada mereka jika mereka melakukan kesalahan pada proses menegakkan tiang gelanggang ini. Nah, setelah proses menaikkan tiang gelanggang ini kemudian ada proses pencak silat dan sabung ayam yang dilakukan dalam  upacara adat tersebut. Masyarakat talang mamak percaya jika mereka melakukan sabung ayam maka setan-setan tidak akan menganggu batin orang-orang yang ada pada acara tersebut. Mereka juga percaya saat itu jugs setan-setan akan menonton sabung ayam tersebut sehingga para batin dapat dengan tenang melaksanakan upacara adat tersebut. Setelah menaikkan tiang gelanggang acara selanjutnya yaitu  para batin akan datang satu persatu dan menuju dan masuk ke dalam kajang serong. Kajang serong itu sendiri adalah berbentuk replica perahu. Sebelum mereka masuk kesana mereka akan mengelilingi tiang gelanggang sebanyak 3 kali secara bersamaan dengan mempeai pria dan wanita, mempelai pria dan wanita ikut di arak mengelilingi juga kemudian digendong oleh pihak keluarga masing-masing. Mempelai pria dan wanita kakinya tidak boleh menginjak tanah, karena itu kedua mempelai digendong diarak mengelilinginya sebanyak 3 kali. Setelah itu mereka makan nasi manis. Nasi manis tersebut terbuat dari ketan yang dimasak dengan gula merah atau biasa disebut dengan wajik. Nah, proses tadi dinamakan dengan acara makan behidang. Ssetelah makan behidang tadi mereka kembali lagi ke kajang serong untuk membuka gulungan daun daun yang berisikan barang yang diperuntukkan untuk mempelai pria dan wanita. Isi gulungan gulungan tersebut adalah sirih dan rokok. Nah, begitulah ritual hari pertama, selanjutnya ritual hari kedua dimulai dengan Basipat. Basipat itu sendiri adalah acara penyerahan mas kawin. Mas kawin berupa tombak, kain putih 13 lembar, gelang perak dan sirih. Setelah penyerahan mas kawin selanjutnya acara makan gadang. Makan gadang adalah acara makan bersuap-suapan antara wanita dan priayang berpasang-pasangan sebanyak 3 pasang.. Pada acara makan gadang ini, dipersiapkan 3 pasangan yang akan mengikutinya, Namun ritual ini memiliki pantangan tersendiri yang dapat membuat penontonnya menjadi senang dan ritual ini sangat seru untuk ditonton, karena memiliki tantangan tersendiri, dimana yang isi pantangannya adalah jika salah satu pasangan yang ikut pada ritual ini melakukan kesalahan, maka mereka akan dinikahkan saat itu juga. Otomatis mereka yang mengikuti ritual ini pastilah akan lebih berhati-hati dalan menjalankan prosesi ritual makan gadang tersebut. Setelah itu acara selanjutnya yaitu ijab Kabul, mereka melakukan ijab kabul tidak dengan menggunakan syariat islam yaitu melainkan dengan minum pengangsi. Minum pengangsi itu sendiri adalah minum bersama antara kedua mempelai. Minuman itu adalah air gula yang sebelumnya sudah didoakan. Acara di hari kedua ini berlangsung sampai larut malam dan ditutup dengan sembah ajar dan teguh ajar. Disini maksudnya agar kedua mempelai dapat megetahui agar fungi dan kedudukan mereka jika menjalankan suatu rumah tangga. Istilahnya sama dengan mereka mendapat nasihat bagaimana fungsi dan kedudukan jika nanti telah menjalankan suatu rumah tangga. Selanjutnya di hari ketiga yaitu acara penutupan, pada acara penutupan ini dilakukan hampir sama dengan proses pada hari pertama. Hanya saja yang membuat berbeda adalah pada hari terakhir ini acaranya yaitu menurunkan tiang gelanggang. Sabung ayam tetap dilakukan pun fungsinya tetap sama yaitu agar setan-setan menonton pertunjukkan sabung ayam agar tidak mengganggu proses penurunan tiang gelanggang tersebut. Kemudian silat juga dilakukan pada acara penutupan tersebut.
Tambat Kubur pada Suku Talang Mamak
            Upacara tambat kubur termasuk upacara yang bisa dikategorikan dengan upacra yang sangat membutuhkan biaya besar pada suku mereka, ini dilihat dari waktu yang minimal dibutuhkan dua atau bahkan sampai tiga bulan setelah seseorang meninggal. Kemudian jika uang telah terkumpul maka dengan waktu yang sudah ditentukan oleh sang ahli waris, maka upacara ini akan dilakukan dan berkumpul dirumah duka. Kemudian ada sebuah patung, dan patung tersebut terbuat dari kayu lumpung setelah itu patung tersebut dikafani. Setelah dikafani, patung itu selanjutnya diletakkan diruang tengah. Mereka menganggap bahwa patung yang mereka kafani tersebut adalah sebagai pengganti atas orang yang telah meninggal. Seluruh kerabat akan mengantarkan sampai kekubur, sedangkan yang bukan kerabat tetap berada dirumah duka dan tidak ikut dalam pengantaran patung tersebut. Selanjutnya setelah sampai di kuburan mereka membuat tambak kubur yang dibuar berbentuk tingkat tiga. Kemudian dipersiapkan 2 binatang yaitu kambing dan ayam yang harus disembelih dan darahnya akan disiramkan keatas kubur tersebut. Upacara ini mereka anggap penting. Mereka menganggap agar orang yang meninggal tersebut dapat berada disisi sang penciptanya dan menuju dunia yang abadi. Ini berarti jika upacara ini tidak dilakukan maka arwah orang yang meninggal tersebut akan bergentangan.
Daftar Pustaka
Rab, Tabrani, 2002. Nasib Suku Asli di Riau. Pekanbaru : Riau Cultural Institut

CARA MASYARAKAT PRA AKSARA MEWARISKAN MASA LALUNYA

Fatimah/Pis

Ada beberapa bentuk tradisi pada masyarakat prasejarah, seperti dalam bentuk foklor, Mitos, Legenda, dongeng,Upacara, dan lagu dari berbagai daerah. Seperti yang kita tau bahwa masyarakat praaksara ini, masyarakatnya itu belum mengenal tulisan.Ssehingga pada masa itu cara mewariskan budayanya itu dengan cara lisan kepada generasi selanjutnya.
1.Foklor
 Foklor ini merupakan bentuk dari kebudayaan yang diwariskan secara tradisional, bisa dengan cara lisan, maupun nonlisan  dengan contoh yang disertai dengan gerak isyarat,bisa juga dengan alat pembantu pengingat.
Ada beberapa cirri-ciri foklor yang bisa kita ketahui, antara lain :
1.Pewarisannya itu biasanya dilakukan secara lisan. yakni melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2.sifatnya itu tradisional. yakni diwariskan dalam bentuk yang tetap ataupun dalam bentuk standar
3.perkembangannya dalam versi yang berbeda-beda. kenapa bisa berbeda? Karna pewarisannya itu secara lisan, jadi foklornya ini mudah mengalami perubahann, tapi bentuk dasarnya(awalnya) tetap bertahan
4.mempunyai sikap anonom. artinya si pembuat foklor ini tidak  dapat diketahui lag
5.Mempunyai bentuk yang berpola. Dalam foklor ini biasanya menggunakan kata pembuka tertentu.misalnya"Menurut empunya cerita".
6.mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Artinya cerita rakyat berguna bagi rakyat, misalnya belajar rakyat,protes,penerangan dsb.
7.sifatnya itu pralogis. Artinya bahwa foklor ini punya logika tersendiri
8.menjadi milik bersama,untuk anggota masyarakatnya
9.biasanya itu foklor itu sifatnya lugu, sehingga kelihatan terlalu sopan
            Foklor ini dapat dibedakan menjadi 3, menurut  Jan Harold( ahli foklor dari AS) antara lain :
1.Foklor Lisan
a) Nyanyian rakyat,seperti Soleram dari Riau
b)Prosa rakyat seperti Sangkuriang,atau raden Baterang
2. Foklor sebagian lisan
a)Kepercayaan dan tahayul
b) Permainan dan hiburan rakyat setempat
c) Teater rakyat
d) Tari rakyat
e)Adat kebiasaan
f) Upacara tradisional
g) Pesta rakyat Indonesia
3.foklor buka Lisan
a) Arsitektur bangunan rumah tradisional
b) Seni kerajinan tangan tradisional
c) Pakaian tradisional
d) Makanan dan Minuman khas daerah
e) Alat-alat tradisional
f) Peralatan dan senjata yang khas tradisional
g) Obat-obat tradisional
2.Mitos
            Mitos yaitu cerita rakyat yang tokohnya itu para dewa atau makluk setengah dewa yang Pada masa lampau diyakini benar-benar terjadi oleh penganutnya. Biasanya yang dikisahkan itu adalah petualangan para dewa, misalnya kisah percintaannya. Contoh yang lain adalah mitos tentang Dewi sri dari jawa. Namun  ada juga mitos dari negara lain contohnya, mitos Hercules dari yunani, legenda Ular putih di cina dsb.
3. legenda
            Legenda yaitu cerita rakyat dalam bentuk prosa yang oleh pemilik cerita di yakini benar-benar terjadi. Legenda dikelompoknya menjadi 4 menurut Harold Brunvan ,yakni :
a)Legenda Keagamaan, ( menceritakan tentang orang-orang suci. Misaknya legenda tentang wali songo, legenda Syekh Siti Jenar)
b) Legenda Alam Ghaib( menceritakan tentang alam ghaib yang dialami seseorang dan diyakini benar-benar  terjadi. Contohnya itu sundel Bolong, Genderuwo dsb)
c) Legenda Perseorangan (menceritakan tentang seseorang tikig tertentu yang dianggap bener-benar ada. Contonya legenda Ande-ande Lumut, Si Pitung dsb)
d) Legenda Setempat(menceritakan tentang hal yang menyangkut asal mulanya suatu tempat baik dalam bentuknya, maupun nama serta cirri khas suatu daerah ditempat tertentu. Contohnya legenda tangkuban perahu, legenda Giunung batok, legenda Danau Toba dsb)
4. Dongeng
            dongeng bias diartikan sebagai cerita pendek yang termasuk sebagai sastra lisan yang berbentuk prosa dan dianggap benar-benar terjadi.funsi dari dongeng dongeng ini adalah biasanya sebagai hiburan yang berisikan kebenaran,pelajaran, ataupun sindiran. Penggolongan dongeng dapat digolongkan sebagai berikut :
a)      Dongeng tentang hewan,contohnya seperti, kancil mencuri timun dsb
b)      Dongeng tentang kehidupan sosial. Penokohannya itu di tokohi manusia, biasanya itu tentang suka duka kehidupan. Contohnya bawang merah dan bawang putih
5. Upacara Adat
            Upacara adat ini didasari oleh adanya kepercayaan tertentu yang mereka anut. Bisa kepercayaan animisme maupun dinamisme. Contohnya itu seperti upacara bersih laut(labuhan), upacara adat bersih desa, upacara kasodo.yang bertujuan untuk mendatangkan berkah, ataupun untuk menghindari musibah.

Daftar pustaka :
 Listiyani Ari Dwi.2009. Sejarah SMA/MA X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional..
Tim MGMP Sejarah Provinsi Riau.2010. Sejarah untuk SMA/MA kelas X. Pekanbaru: Amara..

SEJARAH SEBAGAI ILMU

ABDULLAH / PIS
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa lampau. Menurut C.E. Berry, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan, tidak kurang dan tidak lebih. Adapun menurut York Powell, sejarah bukanlah hanya sekadar suatu cerita indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan cabang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan harus dibuktikan secara keilmuan dengan menggunakan metode metode dan berbagai standar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Kebenaran itu dapat dibuktikan dari dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah. Sejarah dianggap sebagai ilmu sebab sejarah memiliki syarat-syarat ilmu, antara lain ada masalah yang menjadi objek, ada metode, tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran yang rasional, dan kebenaran bersifat objektif.
Jika melihat hal tersebut, sejarah sebagai ilmu dapat memenuhinya, dikarenakan:
a. objek kajian sejarah ialah kejadiankejadian di masa lalu yang merupakan sebab akibat;
b. adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah;
c. kisah sejarah tersusun secara sistematis
dan kronologis;
d. kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional dan kritik (penilaian) yang sistematis;
e. fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda. Kebenaran hanya "milik" peristiwa ini sendiri. Namun kebenaran fauna adalah juga objektif, maksudnya kebenaran harus diakui oleh intersubjektivitas atau diakui oleh banyak sejarawan dan masyarakat luas.
            Jadi sejarah bukan hanya untuk di pelajari saja melaikan di dalam sejarah itu tercantum ilmu yang sangat kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Ari Listiyati.2009.Sejarah untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:Pusat pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

POLITIK LUAR NEGERI KOREA SELATAN

ROSELMA BR PANJAITAN/PIS

Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mengalami kesulitan besar dalam menjalankan kebijakan diplomatiknya sendiri, Korea Selatan harus berhadapan dan bermusuhan  dengan Korea Utara di wilayah Semenanjung Korea yang dikelilingi oleh negara adi kuasa di Asia Timur Jauh yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan Jepang.
Selama masa persaingan ideologi, Cina dan Rusia secara sepihak mendukung Pemerintah Pyongyang, sedangkan Korea Selatan mendapat bantuan dari Amerika Serikat dan Jepang.Korea Selatan sama sekali tidak berdaya untuk mengubah kondisi tersebut, bahkan hanya dapat menerimanya sebagai nasib negaranya karena hal itu terjadi akibat ketertiban baru yang muncul sesudah Perang Dunia II.
Dalam hal itu, Korea Selatan sejak awal mengalami kesulitan besar dalam menjalankan kebijakan diplomatiknya dan tidak mempunyai banyak pilihan untuk memvariasikannya.Setelah mendirikan pemerintahannya sendiri, kebijakan diplomatik Korea Selatan terhadap Cina dan Rusia (Uni Soviet) tercatat tidak menunjukkan perkembangan. Seoul terhadap negara Dunia Ketiga pun seringkali harus menghadapi gangguan dari kedua negara komunis raksasa itu.Di sisi lain, Jepang sering memainkan kartu terhadap Korea Utara dan Korea Selatan, dan warga Korea yang ada dalam masyarakat Jepang.Oleh karna itu, kebijakan diplomatik Korea Selatan sangatlah tergantung pada politik luar negeri Amerika Serikat dan secara sepihak condong ke arah Washington.
Politik luar negeri Korea Selatan seperti itu mulai berubah sedikit demi sedikit sejak awal tahun 1970-an lalu seiring dengan berkembangnya perekonomian nasional Korea selatan.Korea Selatan secara positif mencoba membuka hubungan diplomatik dengan kedua negara komunis raksasa dan negara-negara Eropa Timur.Namun, percobaan Korea Selatan itu tidak bisa mencapai keberhasilan, bahkan masih harus menghadapi tantangan dari Korea Utara yang dibantu oleh Cina dan Rusia.
Namun, pemerintahan Korea Selatan tidak henti-hentinya mencoba mengembangkan diplomasinya terhadap dunia Timur.Sepanjang tahun 1970-an, diplomasi Korea Selatan mengalami banyak kemajuan di benua Afrika dan Amerika Latin penyelenggaraan Olimpiade Seoul pada tahun 1988 membawa keberhasilan besar di lapisan kebijakan diplomatik.Banyak negara non-blok dan komunis mulai condong menuju ke arah Korea Selatan.Pemerintah Korea Selatan pun segera memperbaiki kebijakan diplomatiknya terhadap Amerika Serikat dan Jepang, yaitu dari diplomasi yang berdasarkan pada hubungan patron-client yang hierarkis menjadi hubungan yang seimbang.
Setelah Tembok Berlin runtuh dan Uni Soviet mengalami perpecahan, politik luar negeri Korea Selatan memasuki era baru.Dengan menggunakan keberhasilan perekonomian nasionalnya, Korea Selatan dapat menjalin hubungan diplomatinya penuh dengan Cina dan Rusia (Uni Soviet).Selama lima dasawarsa belakangan ini, Korea Selatan berhasil mengembangkan politik luar negerinya secara dinamis.Hal itu dilihat berdasarkan pada perubahan ketertiban dunia dan berkembangnya ekonomi masyarakat.
Korea Selatan telah melakukan investasi yang besar dalam politik luar negerinya untuk mempertahankan keberadaannya, menyelamatkan rakyatnya, dan meningkatkan martabatnya.Perkembangan politik luar negeri Korea sangat besar terutama selama 20 tahun terakhir ini. Di era Perang Dingin yang berakhir pada tahun 1989 Korea Selatan menghadapi ancaman dari Korea Utara secara langsung dan frontal, yaitu dengan menggunakan perlindungan militer Amerika Serikat sebagai penggertak.Kebijakan luar negerinya saat itu sangat diwarnai oleh persaingan diplomatik dengan Korea Utara di berbagai belahan dunia dan forum internasional
Upaya-upaya pertahanan Korea Selatan tidak lagi terpusat pada garis perbatasan dengan Korea Utara, namun Korea Selatan telah mengembangkan diplomatiknya dalam berbagai hal yaitu Presiden Kim Dae Jung telah mengambil peran dalam gagasan pembentukan Masnyarakat Asia Timur (East Asian Community) melalui upaya memberi isi dan dorongan pada proses ASEAN Plus Three(ASEAN+3).Proses ini telah mempertemukan 10 negara ASEAN dengan 3 negara Asia Timur Laut (Cina, Jepang, dan Korea Selatan) dalam pertemuan berkala, khususnya pertemuan puncak tahunan.Korea Selatan yang mengusulkan pembentukan suatu East Asian Group, yang terdiri dari oraang-orang non-pemerintah untuk merumuskan dasar dan tujuan suatu Masnyarakat Asia Timur, East Asian Group yang juga dipimpin oleh Korea Selatan.Pada tahun 2003 korea Selatan juga menjadi tuan rumah pertemuan East Asian Group.
Korea Selatan kini berada di garis terdepan dalam upaya pengembangan regional Asia Timur yang sama sekali sudah terlepas dari politik luar negeri yang terpusat pada Persoalan Korea.Inilah transformasi besar yang telah dialami Korea Selatan dalam politik luar negerinya.Korea Selatan bukan lagi suatu negara kecil, politik luar negerinya   sudah   diilhami gagasan besar mengenai perdamaian dan kesejahteraan dunia, sedikitnya untuk kawasan Asia Timur.
Daftar pustaka
Yang Seung-Yoon &Mas'oed Mohtar (2004), Politik Luar Negeri Korea Selatan ( Jakarta: Gajah MadaUniversity Press)

SISTEM EKONOMI DAN BENTUK MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT SUKU SAKAI DI RIAU


 Juheri Septiawan / A / SR

            Dalam kehidupan sosial masyarakat suku sakai sangat dipengaruhi oleh factor alam terdapat pada mata pencahariannya. Masyarakat suku sakai memiliki banyak bentuk mata pencaharian, hal ini dikarenakan system ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat suku sakai di pengaruhi kondisi daerah yang mereka tempati atau yang mereka huni. Oleh karena itu masyarakat suku sakai mempunyai banyak bentuk mata pencarian demi menghidupi keluarganya di antara banyak mata pencarian yang dilakukan masyarakat suku sakai antara lain adalah :
1.      Berladang
Dalam kehidupan sosial mereka setiap orang sakai atau setiap keluarga mereka harus mempunyai sebidang tanah atau sebidang ladang. Pada umumnya anak-anak laki-laki yang lajang atau yang belum mempunyai istri seharusnya atau wajib sudah mempunyai ladang, setidaknya sedikit bidang ladang. Jika anak bujang dari keluarga suku sakai tersebut tidak mempunyai ladang maka anak bujang ini ikut membantu dan mempunyai bagian ladang sendiri, dari sebuah ketetanggaan ladang bersama dengan kerabat dekat yaitu kakak perempuan ( dalam urut pertama ) atau kakak laki-laki ( yang sudah berkeluarga ). Karena dengan hasil berladang ini lah membuat mereka dapat memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.
Ladang merupakan faktor pertama dalam memenuhi kehidupan suku sakai, karena ladang merupakan tempat mereka di hidupkan dari kecil sehingga menjadi dewasa. Rumah-rumah mereka dibangun di atas ladang, serta diladang inilah mereka merasa kehidupan yang dapat membedakan antara hak pribadi dan hak-hak sosial keluarga mereka masing-masing. Dalam pembuatan ladang, suku sakai juga memiliki cara atau memiliki tahapan-tahapan untuk mendirikan ladang mereka tersebut. Tahapan yang mereka lakukan adalah
a.       Memilih tempat untuk membuat ladang
Pada tahapan yang pertama ini suku sakai terlebih dahulu melakukan perundingan terhadap pihak keluarga atau tetangga mereka, dalam perundingannya suku sakai membahas tentang dalam memilih tempat untuk pembuatan ladang mereka. Jika di setujui pihak keluarga atau mendapat opini positif dari kerabat terdekat maka mereka pun langsung mencari tempat yang akan mereka olah, dalam pengolahan ladang ini suku sakai biasanya melakukan dengan cara kerja sama atau gotong royong. Hal ini dikarenakan hubungan keakraban suku sakai sangat kuat.
Dalam tradisi suku sakai mereka memilih wilyah hutan untuk dijadikan lahan untuk pembuatan ladang. Wiliyah hutan yang mereka pilih yaitu hutan yang tidak banyak blukarnya. Mereka mempunyai alasan dalam memilih hutan yang tidak banyak akan blukar tersebut, karena hutan yang banyak blukar akan memakan banyak tenaga untuk membersih blukar tersebut. Mereka lebih memilih hutan yang banyak batang-batangan, tidak hanya itu suku sakai dalam membuka lahan mereka lebih memilih berladang di tanah yang miring. Karena suku sakai beranggapan bahwa tanah yang miring ini merupakan tanah yang subur
b.      Tahap-tahap membuka hutan untuk berladang
Tahapan setelah memilih lokasi untuk berladang suku sakai biasanya melakukan tahapan persiapan dalam membuka hutan untuk berladang. Biasanya dalam membuka hutan ini, suku sakai melaporkan kepada ketua adat atau batin ( batin merupakan Penghulu atau Kepala desa pada sekarang ini ). Tujuan atau maksud dalam melaporkan ini untuk menunjukan wilayah hutan yang akan dibuka.
Dalam pembuatan membuka hutan untuk berladang biasanya suku sakai mempunyai tradisi yang unik yaitu, hutan yang telah mereka bersihkan  atau mereka tebas mempunyai ukuran tertentu. Masing-masing panjangnya 50 M dan lebar 20 M, dalam aturan perladangan orang sakai jarak ladang muka-belakang tergabung dalam sebuah ke tetanggaan haruslah sama. Sedangkan bedanya dapat berbeda-beda.
Orang sakai mengikuti secara ketat aturan ini, bila sekiranya batas muka tidak merupakan garis lurus tertapi bagian ladang akan ikut bengkok mengikuti bengkok garis muka. Aturan-aturan atau tradisi seperti ini sanagat di patuhi oleh suku sakai. Karena jika mereka tidak mengikuti aturan yang telah menjadi tradisi ini maka sebutan suku sakai yaitu HANTU TANAH atau penunggu ladang akan marah. Dengan akibat sipeladang akan sakit dan hasil ladangnya akan jelek di serang hama, babi hutan, dan binatang lainnya.
c.       Menunggal Padi
Setelah selesai pada tahapan penebangan pohon di hutan suku sakai membiarkan tanah peladangan tersebut diguyur oleh hujan kira-kira satu atau dua minggu. Setelah hujan pertama turun ladang yang baru di buka di diamkan saja supaya air huna  meresap ke bumi. Sementara itu benih padi yang di siapkan untuk ditugal di gunakan dengan cara melobangkan tanah yang akan isi padi. Cara melobangkan tanah ini suku sakai biasanya menggunakan kayu yang diruncingkan dengan ukuran 1-1,5 M. Padi yang mereka tanam berbagai jenis padi-padiannya,. Padi pulut, padi induk, dan padi kawat.
            Bila ladang sudah dipersiapkan dan bibit tanaman padi sudah siap untuk ditanam, maka ditentukan hari untuk mempersiapkan kegiatan menunggal padi yang dilakukan bersama-sama. Satu hari sebelum dilakukan kegiatan menanam bibit tanaman padi ini dilakukan upacara "mematikan tanah" yang tujuannya adalah agar ladang tersebut tanahnya dingin atau subur dan mereka yang tinggal diladang tersebut terpelihara dan terjaga dari mara bahaya.
            Upacara mematikan tanah ini dilakukan oleh masing-masing kepala keluarga yang sama-sama membangun ketetanggaan ladang dan meminta perlindungan POTI SOI ( putri sri, dewi padi ). Bersamaan dengan itu tepatnya di tengah ladang, orang sakai menanamkan "jejak bumi" di tanam sebatang limau nipis yang ditambah ramuan-ramuan serta membawa mantera yang lafalnya adalah :
Pati soi
Gemolo soi
Siti dayang sempono
Tuan, engkau nak besuko-suko ati
Ketonggah ladang
            Setelah upacara yang dilakukan pada pagi hari, maka dimulailah penanaman padi. Penanaman bibit-bibit padi biasanya berlangsung selama 2-5 hari penanaman di lakukan oleh suami dan isteri dari keluarga yang berladang bahkan pihak tetangga juga membantu melaksanakan pekerjaan itu
d.      Panen padi
            Setelah memakan waktu lama sekitar ( 5-6 bulan ) menanam padi, maka pada saat ini lah masa-masa yang ditunggu orang sakai yaitu waktu panen padi. Panen padi dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Sebelum dimulai memuai padi, pemilik ladang menghubungi "dukun" atau Bomo. Dukun atau Bomo ini memimpin upacara panen padi, dengan tujuan sama seperti biasanya agar keluarga bisa mendapatkan limpahan rezeki yang banyak. Upacara ini dimulai dengan membaca mantra sebagai berikut :
Poti soi
Gemolo soi
Siti dayang sempono
Tuanku engkau nak besuko-suko ati
Kotongah ladang
Ambeko nak bao
Tuaku samo hayatnyo
            Mantra ini dilakukan atau dibacakan ditengah ladang pada pagi hari setelah mantra dibacakan lalu dicabutlah batang kayu limah ( jeruk ) yang ditanam di tengah ladang pada waktu upacara dimulai. Setelah panen selama 3-7 hari keluarga peladang tersebut Pantang tidak bole menerima tamu yang berasal dari luar ketetanggaan. Jika ada orang luar yang datang maka tamu luar tersebut dikenakan denda yaitu tamu asing ini harus menyerahkan semua barang yang mereka bawa.
            Setelah masa pantang selesai, maka dilakukan panen padi secara besar-besaran. Pembagian hasil panen biasanya suku sakai ini dilakukan dengan sistem adat mereka yaitu masing-masing pemanen memperoleh sepertiga bagian dari padi yang mereka tuai serta bagi para Batin mendapatkan sepersepuluh dari hasil panen itu. Beras merupakan kebutuhan adat yang penting karena beras banyak bermanfaat untuk menyembuhan penyakit, untuk menyambut tamu yang datang serta beras juga bisa membuat mereka untuk memperkuatkan ekonomi.
2.      Menanam ubi manggalo
Orang sakai dalam kegiatan mata pencaharian dalam budaya tradisional mereka di samping berladang mereka juga menanam ubi manggalo ( Ubi beracun ). Ubi ini biasanya ditanam di lain dari lokasi ladang. Ubi manggalo ditanam setelah berumur 1-2 tahun baru dapat dimakan langsung karena mengandung racun. Untuk mengkonsumsi ubi ini maka orang sakai melakukan beberapa cara untuk menghilangkan racun tersebut dengan cara disimpan :
a.       Ubi manggola tidak boleh disimpan selama 1-2 hari, setelah ubi dicabut langsung dicuci disungai atau rawa
b.      Ubi manggalo yang sudah bersih kulitnya dari kotoran lalu ditaruh di dalam keranjang anyaman lalau ubi ini di rendam selama 3 hari 3 malam
c.       Setelah di rendam, ubi ini diparut oleh pihak wanita sehingga halus, lalu ubi yang telah halus ini di masukan kedalam goni untuk memeras atau membuang air yang terdapat dalam ubi tersebut
d.      Racun yang terdapatt pada ubi ini pun hilang dikarenakan air yang terkandung pada ubi ini telah diperas. Lalu ubi manggalo ini dimasukan kedalam kuali yang diletakan di atas api secara maksimal
e.       Dengan menggunakan sebuah sendok kayu besar dan panjang parutan ubi manggalo di adukan dan diratakan sampai hasil parutan menjadi kering. Orang sakai menyebutkan proses ini dengan " Menyangga "
f.       Proses terakhir yang dilakukan suku sakai adalah menyimpan ubi yang telah kering tersebut karena ubi ini tidak memiliki racun lagi. Hasil ini disebut dengan " Manggalo Mersik "
Manggalo mersik mirip dengan kerak nasi, berbutir-butir atau bergumpal-gumpal kecil.manggalo mersik dapat juga di gunakan sebagai makanan pokok suku sakai, biasanya manggalo mersik ini di sajikan dengan lauk pauk seperti gulai ikan, sayur-sayuran dan berbagai macam makanan lainnya.
3.      Berburu atau mencari ikan di sungai
Berburu atau mencari ikan merupakan mata pencaharian asli suku sakai, sedangkan berladang dipengaruhi oleh pada masa kesultanan siak. Pengertian berburu oleh orang sakai bukanlah kegiatan yang membunuh hewan tetapi mereka melakukan dengan menjerat alat buruan mereka yaitu KONJOUW. Konjouw adalah tombak yang terbuat dari besi yang dipanaskan, konjouw itu dibekali oleh mantra-mantra hewan. Hewan yang mereka sering buru adalah kera, babi hutan, kijang, dan kancil. Hasil tangkapan buruan ini mereka gunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari biasanya mereka jadikan sebagai lauk pauk
Tidak hanya berburu, orang sakai sangat terkenal dengan mencari ikan. Cara yang mereka lakukan adalah dengan mengail, serta mereka juga senang menangkap udang dengan menggunakan tangguk, suku sakai mengenal lebih dari 30 jenis ikan. Di rawa-rawa atau di sungai-sungai kecil mereka menangkap ikan dengan menggunakan lukah dan jarring, orang-orang sakai pada masa lalunya memasang lukah dari jarring pada sore hari menjelang malam dan pada pagi hari dapat dilihat hasil tangkapannya.
Pada biasanya ikan yang mereka tangkap langsung mereka goreng. Jika jumlah tangkapannya relative banyak maka sebagian dari ikan itu untuk dijual kepada orang lain,bahkan suku sakai biasanya membarter ikan tangkapan dengan barang yang mereka perlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Suparlan Parsudi.1993. Orang Sakai di Riau Masyarakat terasing dalam Masyarakat. Jakarta: Yayasan obor Indonesia
Thamri Husni.2003. Sakai Kekuasaan Pembangunan dan Marjinalisasi. Pekanbaru: IAIN Suska Riau
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sakai