KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN BELANDA


VISKA SEPTIANI/14B/SI IV

A.    Pendahuluan
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar, terkonsep, terpola secara teratur, dan dapat dievaluasi dengan model janga panjang atapun jangka pendek yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui, menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang ada dalam peserta didik. Arah pendidikan bangsa dalam tataran kebijakan diselenggarakan dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang dilandasi keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa segala kegiatan pendidikan diIndonesia dilaksanakan dalam suatu sistem yang mengupayakan secara maksimal tercapainya tujuan pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia di Indonesia, baik sosial, intelektual, spiritual, maupun kemampuan profesional. Dalam tataran praktek, pelaksanaan pendidikan di indonesia belum terimplementasikan secara benar sesuai dengan arah kebijakan pendidikan. Untuk itu, perlu ada koreksi terhadap proses pelaksanaan pendidikan untuk mencapai arah kebijakan pendidikan yang menghasilkan kualitas sumber daya manusia unggul, bertakwa dan berakhlak mulia.

SISTEM LIBERAL DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL

RODEARNI S

 

            Sistem ekonomi kolonial antara tahun 1870 dan 1900 pada umumnya disebut sistem liberalisme. Maksudnya adalah bahwa pada masa itu untuk pertama kali dalam sejarah kolonial, modal swasta diberi peluang sepenuhnya untuk mengusahakan kegiatan di Indonesia, khususnya perkebunan-perkebunan besar di Jawa maupun di luar Jawa. Selama masa ini pihak-pihak swasta Belanda maupun swasta eropa lainnya mendirikan berbagai perkebunan-perkebunan kopi, teh, gula dan kina. Pembukaan perkebunan-perkebunan besar ini kemungkinan oleh undang-undang agraria (Agrarische wet) yang dikeluarkan pada tahun 1870. Pada suatu pihak undang-undang ini melindungi hak milik petani Indonesia atas tanah mereka. Di lain pihak undang-undang agraria membuka peluang bagi orang-orang asing, artinya orang-orang bukan pribumi Indonesia, untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia. Zaman liberal menyaksikan penetrasi ekonomi uang yang lebih mendalam lagi kedalam masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat jawa. Hal ini terutama disebabkan oleh penyewaan tanah penduduk oleh

PERANG THOMAS MATULESSY (PATTIMURA)

Shinta Afrima

A.  Latar Belakang Terjadinya Perlawanan

Tidakan  sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah berkuasa kembali pada tahun 1816 dengan berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun 1811-1816. Berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda, di bawah ini menyebabkan timbulnya perlawanan rakyat Maluku:

a)      Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam.

b)      Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.

c)      Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja.

PERLAWANAN SISINGAMANGARAJA XII DAN RAKYAT BATAK

Shinta Afrima

A.  Latar Belakang

Sejak Belanda mencerngkramkan kekuasaannya di Nusantara, sejak saat itu pula kehidupan masyarakat Nusantara ditentukan oleh keadaan politik yang terjadi di negeri Belanda dan Eropa. Berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh Belanda, semata-mata semuanya adalah untuk mencari keuntungan untuk pihak Belanda sendiri, sedangkan rakyat Indonesia yang dikuasai mengalami penderitaan yang cukup hebat karena harus menanggung kebijakan yang menyengsarakan tersebut.

Selain melakukan kebijakan yang bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya di tanah jajahan, Belanda juga melakukan politik Pax Nederlandica dan mendukung kegiatan kristenisasi yang dilakukan oleh para misionaris. Kedua hal tersebut dilakukan Belanda dalam rangka melanggenkan kekuasaannya di Nusantara. Maka beragam reaksi perlawan dilakukan oleh rakyat atas kebijakan Belanda yang menyengsarakan tersebut dan proses kristenisasi yang dianggap sebagai sebuah hal yang

PEMBERONTAKAN ORANG-ORANG CINA DI BATAVIA

Restu wulandari

 

Ketika orang Belanda menaklukan Jacatra dan mendirikan Batavia (sekarang Jakarta), mereka mendapati orang Cina sudah ada di Jawa dan aktif dalam perdagangan. Jan Pietterzoon Coen, Gubernur Jendaral VOC (1618-1623), menyadari kekuatan penduduk Cina di wilayah itu dan memutuskan menggunakan mereka sebagai pengecer karena mereka melebihi kita (Belanda) dari segi kemampuan. Orang Cina bahkan dibujuk agar mau pindah ke Jakarta untuk membantu mengembangkan kota itu. Orang Belanda dan orang Cina hidup berdampingan dengan damai, dan berbeda dengan orang Cina Manila, orang Cina di Jawa diterima oleh penguasa Belanda. Kecuali di Kalimantan barat. Di situ penambang Cina, yang sudah membentuk kongsi sebelum orang Belanda tiba, menolak tunduk pada penguasa Belanda, yang kemudian menghancurkan mereka.

KABINET NATSIR (06 September 1950-20 Maret 1951)

Nurul Mufadhilah 

 

Kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran Negara republik Indonesia serikat adalah kabinet Natsir yang memerintah dari tanggal 6 september 1950 sampai tanggal 20 maret 1951. Kabinet kualisi dimana partai nasional Indonesia (PNI) sebagai partai kedua terbesar dalam parlemen tidak turut serta karena merasa tidak diberi kedudukan yang sesuai. Pada masa kabinet ini, terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia, masalah dalam keamanan negeri seperti gerakan DI/TII, Gerakan Andi Aziz, Gerakan APRA, Gerakan RMS. Perundingan masalah Irian Barat juga mulai dirintis tetapi mengalami jalan buntu.

PERLAWANAN KESULTANAN-KESULTANAN BENGKULU MENGHADAPI PEMERINTAH HINDIA BELANDA ABAD KE - 19

RESTU WULANDARI

 

A.  Latar Belakang

Bengkulu atau dulu yang dikenal sebagai Bencoolen, Benkoelen, Bengkulen atau Bangkahulu adalah sebuah wilayah yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Sumatra Barat, di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatra Selatan sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung. Nama "Bencoolen" diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bin of Cullen (atau variasinya, Ben Cullen). Penamaan ini kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal apalagi asal nama itu dari Skotlandia yang jauh disana. Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata 'Bangkai' dan 'Hulu' yang maksudnya 'bangkai di hulu'.

PERTEMPURAN BANDUNG LAUTAN API


NANIK VERAWATI E/S

A.  SEJARAH PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
Mengenal sejarah Indonesia, salah satunya ada peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa yang terjadi di tanah Pasundan itu berawal dari pertempuran antara para pemuda dan TKR melawan tentara Jepang pada bulan September dan Oktober 1945.Pada tanggal 9 Oktober 1945, pertempuran yang terjadi antara rakyat Bandung dan TKR melawan tentara Jepang dapat diselesaikan dengan damai. Rakyat Bandung dan TKR berhasil mendapatkan senjata dari pabrik senjata dan mesiu di Kiaracondong.Akan tetapi, bersamaan dengan itu datanglah tentara sekutu memasuki Kota Bandung pada tanggal 21 Oktober 1945.Kedatangan pasukan sekutu itu membuat suasana Kota Bandung menjadi tegang.Pertempuran-pertempuran kecil pun tak terhindarkan.
Ketika pasukan sekutu merasa terdesak, sekutu memberika ultimatum agar seluruh rakyat Bandung paling lambat tanggal 29 November 1945, pukul 12 untuk meninggalkan Bandung Utara. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan, rakyat Bandung tidak mematuhinya.Pada tanggal 24 Maret 1946, sekutu mengeluarkan ultimatum lagi agar rakyat Bandung meninggalkan Kota Bandung.Namun, lagi-lagi ultimatum

Wisata Budaya Pacu Sampan Leper Dari Kabupaten Indragiri Hilir

Dina Purwanti / PBM
Jika Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai Wisata Budaya Pacu Jalur yang sudah dikenal secara Nasional maupun Internasional, maka Kabupaten Indragiri hilir yang memiliki julukan Negeri Seribu Parit atau Negeri Seribu Jembatan mempunyai Wisata Budaya Pacu Sampan Leper. Pacu Sampan Leper adalah Perlombaan Pacu Sampan Tingkat Kabupaten yang diadakan setahun sekali di Inhil.
Masyarakat Inhil selalu tumpah ruah menyaksikan kegiatan ini, dan beberapa wisatawan lokal dan internasional juga terlihat di sana. Kegiatan pacu sampan ini sudah mulai digelar sejak 1995 yang lalu. Kenapa sampan leper ini menjadi helat wisata unggulan di daerah pesisir yang memang sebagian garis pantainya berlumpur pada saat surut air laut ini? Moda transportasi ini menjadi satu-satunya solusi angkutan masyarakat di sana untuk beraktifitas mengingat kondisi geografis Inhil yang cukup berat dilalui. Pengemudi sampan leper ini harus bekerja keras mengayuh sampan jika sudah berada di atas bagian yang berlumpur dalam. Dengan hal itu, bisa dinilai bagaimana perjuangan berat masyarakat untuk bisa menaklukkan kondisi alam di sana. 

BUDAYA MELAYU SECARA UMUM DI RIAU


AFRIMA NORI/ PBM
 
            Adat budaya Melayu Riau tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya suku-suku dan bangsa-bangsa pendatang , ditambah lagiadanya pengaruh agama hindu-budha sebelum masuknya agama islam ke negeri ini sehingga Melayu Riau dapat dikatakan sebagai gabungan antara budaya pendatang yang telah melebur dan bersatu dengan budaya dan adat istiadat Melayu Riau yang bersendikan syara' dan kitabullah.
            Dalam perkembangan sejarah dan budaya di provinsi riau , negeri ini pernah dipimpin oleh beberapa kerajaan seperti kerajaan siak, indragiri, pelalawan, kampar, rambah, rokan, gunung sahilan, dan negeri yang dipimpin oleh datuk-datuk sebagai penguasa negeri dan ketua suku.
            Kemajemukan masyarakat dan budaya Melayu Riau secara jelas dapat dilihat dari berbagai kelompok masyarakat Melayu dengan kegiatan kesenian dan budayanya antara lain dalam upacara adat, tradisi, kerajinan, dan permainan masyarakat melayu.
                                                                                   
  1. PAKAIAN TRADISIONAL
Bagi Laki-laki
Pakainan untuk laki-laki dewasa adalah baju kurung cekak musang atau baju kurung teluk belaga bertukang belut. Bagi anak laki-laki yang sering membantu orang tua bekerja, sering memakai celana lima jari dari lutut dengan maksud mudah bergerak dalam melaksanakan pekerjaan seperti di ladang