PERKEMBANGAN MASYARAKAT KOLONI VOC

MUHAMMAD FIKRI MUZAKI  /  SI 3  / B

Awal mula tujuan VOC di Indonesia adalah untuk berdagang. Setalah mengalami perkembangan yang sangat pesat, VOC merasa bahwa, Indonesia adalah ladang rempah-rempah untuk pasar Eropa. Sehingga menyebabkan, VOC hari demi hari, berupaya menaklukkan penduduk pribumi. Mulai dari daerah yang mudah untuk di kuasai hingga kerajaan yang besar sekalipun.
Perkembangan masyarakat koloni Belanda di Batavia terbentuk pada pertengan abad ke-17. Banyak para pegawai VOC yang pada awal terbentuknya Batavia di datangkan langsung dari Belanda. Ada banyak factor mengapa orang-orang Eropa dan Belanda pada saat itu bekerja dengan VOC. Dan alas an yang didapat juga beragam. Mulai dari mencari kekayaan secara pribadi, kemakmuran hidup, bahkan untuk malangsungkan hidup. Ini dikarenakan banyak dari prajurit dan pegawai biasa yang berasal dari orang miskin di Belanda waktu itu.
Gaji yang dibayarkan oleh VOC kepada pegawai tingkat menengah kebawah selalu sangat rendah, dank arena itulah banyak orang yang meningkatkan pendapatan mereka melalui perdagangan pribadi ( private trading ), atau penyelundupan. Dan hal tersebut disadari oleh para direktur VOC. Karena perdagangan secara pribadi adalah illegal. Dan hanya para petinggi VOC yang kebal terhadap hukum mengenai masalah ini. Posisi mereka yang penting dengan sendirinya memberikan kesempatan terbaik untuk melakukan perdagangan illegal. Dan tujuan seorang pejabat yang ambisius adalah menaiki jenjang kepangkatan dalam VOC dengan cepat.
Perkembangan politik juga terbentuk pada 1640an. Pada masa awal kehidupan koloni semua pegawai VOC di datangkan dari Belanda. Ini telah kita singgung di prargraf kedua. Gubernur jenderal ketiga yaitu Laurens Reae ( 1619-1619 ), yang mengawali tradisi dalam merekomendasikan Direktur Jenderal perdagangan sebagai pengganti jenderal yang telah habis masa tugasnya. Tradisi ini sangat jarang di intervensi oleh para direktur VOC. Kematian J.P Coen dalam masa jabatannya yang kedua ( 1627-1629 ) menyebabkan munculnya suatu tradisi lain yang mengubah Batavia dan Amsterdam secara fundamental. Ketika J.P Coen meninggal, Dewan Hindia secara cepat melakukan pemilihan untuk mencari pengganti gubernur jenderal ( biasanya anggota dewan hindia yang paling senior dan kemudian memberitahukan ke kantor pusat VOC di Belanda.
Pada 1636, dengan penunjukan Antonia van Diemen sebagai Gubernur Jenderal semua kebiasaan di atas disatukan menjadi satu pola yang baku, yaitu bahwa yang menjadi gubernur jenderal adalah orang dengan jabatan tertinggi yang memiliki pengalaman kerja bertahun-tahun di Asia. Dimulai dengan penunjukan Cornelis van der Lijn pada 1645. Dapat dilihat bahwa kenaikan pangkat seseorang yang telah melakukan pelayanan bertahun-tahun di Asia tak akan hilang dengan kepergianya ke Eropa.
Tidak ada seorang luar pun ditunjuk sebagai gubernur jenderal hingga penunjukan Herman Williams Daendels pada 1808. Sebagai akibatnya, terdapat periode yang sangat lama di mana control politik ditentukan secara local. Pemerintah pun secara nyata kebal terhadap pengaruh langsung dari Belanda karena jauhnyan jaraka antara Batavia-Amsterdam dan lambatnya transportasi laut yang memakan waktu hingga satu lamanya.
Dengan melihat bahwa kekayaan hanya dapat diraih oleh senioritas didalam kedinasan VOC dan bahwa promosi jabatan terutama ditentukan di Batavia, lantas bagaimana kaum elite colonial terbentuk? Jawabaan diatas adalah ditemukan di pembentukan dan perkembangan masyarakat colonial pada abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-18, kelompok-kelompok penguasa di Batavia sebenarnya tidak lagi bergantung pada para direktur di Belanda. Gubernur Jenderal Willem Arnold Alting ( 1780-1797 ), misalnya, dengan tegas dapat menolak keputusan direktur yang menunjuk menantunya Joannes Siberg sebagai direktur jenderal.
Seiring berjalanya waktu, orang-orang berkembang berdasarkan ikatan keluarga yang mempromosikan keluarganya. Adapun salah satu kebijakan VOC adalah menikahkan pegawainya dengan perempuan local dan menolak untuk member kesempatan kerja pada anak lelaki hasil pernikahan tersebut. Dengan itu maka hubungan kenaikan pangkat ( atau askes terhadap kesejahteraan ) tidak didasarkan pada hubungan ayah-anak, tetapi pada hubungan keluarga akibat pernikahan seperti saudara ipar atau hubungan mertua-menantu.
Itu adalah salah satu cara dimana VOC tidak sembarang memberikan suatu jabatan kepada pegawainya untuk naik jabatan. Ini dikarenakan bahwa adanya kepentingan-kepentingan individu petinggi VOC di Asia khusunya di Batavia supaya mereka bisa berkuasa secara lama dan membuat diri mereka kaya secara pribadi.
Pada awal mula terbentuknya pemukiman, perempuan menyertai suaminya dalam tugasnya sebagai gubernur jenderal. Sama seperti suaminya, perempuan-perempuan ini tidak meiliki hubungan apa-apa dengan Asia. Mereka akan kembali ke eropa ketika masa tugas suaminya telah selesai. Mereka juga mengadakan pesta-pesta sederhana. Ini berubah ketika istri dari gubernur jenderal VOC yang menjabat yaitu van Diemen pada 1636, Maria van Aelest membawa perubahan.
Perubahan ini di menggambarkan hidup mewah para istri petinggi Batavia. Mereka seolah-olah memamerkan apa yang mereka punya. Banyak dari golongan ini yang menggunakan parasol untuk berjalan di sekitar Batavia dengan ditemani oleh para budak mereka. Budak-budak inilah yang bekerja untuk para majikanya. Peran budak menangani berbagai macam pekerjaan. Pekerjaan yang umum adalah urusan rumah tangga. Ada yang menggunakan budaknya sebagai pemegang parasol sewaktu majikan nya berkeliling di sekitar Batavia. Dan bahkan mereka ada yang dijadikan gundik oleh majikanya.
Hidup mewah pejabat VOC dan istri-istri mereka memperlihatkan seberapa tinggi jabatan yang ia duduki di VOC. Banyak dari para istri itu memakai perhiasan untuk berkeliling. Semakin mewah acara yang ia adakan, maka semakin tinggi pula jabatan suaminya di VOC. Hanya pejabat tinggilah yang bisa mengadakan pesta yang besar. Karna mereka memiliki kekuasaan penuh tanpa harus melapor lagi ke direktur VOC di Batavia.
Gaya hidup mewah ini berlangsung hingga menjelang kematian van Diemen. Van Diemen mendesak para anggotadean untuk membiarkan Maria mempertahankan gaya hidupnya. Termasuk untuk tetap tinggal di rumah gubernur jenderal, sampai kapal yang akan membawanya kembali ke Belanda siap mengangkat sauh. Semua permintaan itu dikabulkan dan Maria diperkenankan untuk mendapatkan " kebebasan sepenuhnya ". dalam kata-kata penulis biografi tokoh-tokoh VOC J.P.I Dubois, Maria diizinkan untuk membawa pulang ke Belanda semua peralatan rumah tangga yang dimilikinya " dalam jumlah yang besar ". Maria nampaknya juga sangat suka bepergian. Para direktur VOC yang mengetahui kebiasaan tersebut kemudian melarang istri-istri gubernur jenderal berikutnya untuk menggunakan kereta kuda milik VOC.

DAFTAR PUSTAKA
Arsip
Collectie Kartini ( koleksi kartini ). Leiden. Koninklijk Instituut voor-Taal-, Land-en Volkenkunde. No 897
Leiden. Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde,H1007. E. Houtman-Mesman dan A. Bouman-Houtman,"Uit tempoe doeloe" ( dalam tempo dulu).
Chisj, J.A van der, ed
1885-1900       Nederlandsch-Indisch Plakaatboek 1602-1811 ( Kumpulan Peraturan Belanda-Hindia 1602-1811 ). 16 jilid dan indeks. Batavia, 's-Gravenhage: Landsdrukkerij, M. Nijhoff.


TRAGEDI MALARI

DEWI NURLISMAWATI/SI5
Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta (14-17 Januari 1974). Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Karena dijaga ketat, rombongan mahasiswa tidak berhasil menerobos masuk pangkalan udara. Tanggal 17 Januari 1974 pukul 08.00PM, Jepang itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara.
Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi antimodal asing. Klimaksnya, kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan.  Usai terjadi demonstrasi yang disertai kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan, Jakarta berasap. Soeharto memberhentikan Soemitro sebagai Panglima Kopkamtib, langsung mengambil alih jabatan itu. Jabatan Asisten Pribadi Presiden dibubarkan. Kepala Bakin, Sutopo Juwono digantikan oleh Yoga Soegomo.
Dalam peristiwa Malari Jenderal Ali Moertopo menuduh eks PSII dan eks Masyumi atau ekstrem kanan adalah dalang peristiwa tersebut. Tetapi setelah para tokoh peristiwa Malari seperti Syahrir dan Hariman Siregar diadili, tidak bisa dibuktikan bahwa ada sedikitpun fakta dan ada seorangpun tokoh eks Masyumi yang terlibat di situ. Belakangan ini barulah ada pernyataan dari Jenderal Soemitro (almarhum) dalam buku Heru Cahyono, Pangkopkamtib Jendral Soemitro dan Peristiwa Malari bahwa ada kemungkinan kalau justru malahan Ali Moertopo sendiri dengan CSIS-nya yang mendalangi peristiwa Malari
Pada pertengahan Januari 1974, ketika hari masih sangat pagi, Hariman Siregar dibangunkan dari selnya di Rumah Tahanan Militer Budi Utomo, Jakarta Pusat. Sudah dua hari ia ditahan di sana karena dituduh terlibat dalam peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974, yang dikenal dengan sebutan Peristiwa Malari.
Pagi itu, Hariman diperbolehkan keluar dari sel sebentar untuk pergi ke Rumah Sakit St. Carolus, karena Sriyanti, istrinya, dalam kondisi mencemaskan ketika hendak melahirkan anak kembar. Pada saat Hariman sampai di rumah sakit, kabar sedih menerpa: bayi kembar yang baru saja dilahirkan Sriyanti telah meninggal. Esok harinya, Sriyanti pun mengalami koma sebelum akhirnya mengalami hilang ingatan untuk selamanya. Beberapa waktu kemudian, Kalisati Siregar, ayah Hariman, juga meninggal.
Barangkali, itulah masa-masa terberat bagi sosok Hariman Siregar. Setelah dipenjara rezim Soeharto, ia mesti kehilangan anak, ayah, sekaligus menyaksikan istrinya sakit berkepanjangan. "Kalau ingat masa itu, gue jengkel. Membicarakan ini rasanya tidak menyenangkan. Bayarannya tidak imbang. Semuanya sudah habis," kata Hariman mengomentari masa-masa suram itu.
Kesedihan berat yang menimpa Hariman itulah yang menjadi kisah pembuka dalam buku Hariman & Malari ini. Buku ini merupakan biografi yang ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Bukan memoar yang mengambil sudut pandang orang pertama, yang belakangan marak. Diterbitkan Q-Communication–yang beberapa kali menerbitkan buku biografi tokoh ternama–buku ini ditulis Imran Hasibuan, Airlambang, dan Yosef Rizal dan diterbitkan pada Januari 2011.
Secara garis besar, ada empat bagian dalam buku ini. Bagian pertama berisi kisah hidup Hariman. Bagian kedua menyuguhkan galeri foto. Bagian ketiga menampilkan komentar para tokoh ihwal sosok Hariman. Sedangkan bagian terakhir mengetengahkan sejumlah tulisan Hariman.
Dalam literatur gerakan mahasiswa di Indonesia, nama Hariman Siregar selalu diidentikkan dengan Peristiwa Malari. Sebagaimana banyak diketahui, Malari adalah julukan yang mencakup dua peristiwa yang berdekatan waktu, meski belum tentu berkaitan. Peristiwa pertama adalah demonstrasi besar-besaran mahasiswa di Jakarta pada 15 Januari 1974.
Aksi itu terutama berkaitan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, ke Indonesia. Pada hari itu, ratusan mahasiswa dan pelajar melakukan long march dari Universitas Indonesia (UI) di Salemba, Jakarta Pusat, ke Universitas Trisakti di Grogol, Jakarta Barat.
Tujuan utama aksi itu sesungguhnya menuntut pemerintah mengubah kebijakan pembangunan dan ketergantungan pada modal asing. Selain itu, juga mendesak penguasa menangani secara serius berbagai penyelewengan dan korupsi yang kian merajalela serta penguatan lembaga penyalur pendapat rakyat. Di Trisakti, mereka melakukan mimbar bebas hingga sore hari.
Pada saat hampir bersamaan, terjadi peristiwa kedua, yakni kerusuhan massal di sejumlah sudut kota Jakarta. Massa melakukan pembakaran, perusakan, dan penjarahan terhadap sejumlah gedung. Dalam kerusuhan yang berlangsung selama dua hari itu, 11 orang meninggal, ratusan mobil dan sepeda motor rusak, serta lebih dari 100 gedung dan bangunan hangus dibakar. Meski para tokoh mahasiswa menyatakan kerusuhan itu tidak ada kaitannya dengan demonstrasi mahasiswa, pemerintah tetap menangkap sejumlah pentolan mahasiswa.
Sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UI, Hariman Siregar ada dalam daftar utama target penangkapan. Dalam pengadilan yang digelar untuknya, ia divonis enam tahun penjara (walaupun prakteknya ia hanya dipenjara kurang dari tiga tahun) karena dianggap melakukan tindakan subversi, yakni merongrong haluan negara.
Setelah dibebaskan dari penjara, naluri aktivis Hariman tidak surut. Ia kembali terlibat menyokong gerakan mahasiswa 1978 yang menolak Soeharto sebagai presiden kembali. Setelah itu, nama pria kelahiran Padang Sidempuan, Sumatera Utara, 1 Mei 1950, itu memang tak bisa dilepaskan dari dunia pergerakan hingga sekarang.
Namun, sejatinya, pelekatan Peristiwa Malari di belakang nama Hariman tidaklah tepat. Sebab, faktanya, kerusuhan yang diwarnai pencurian, pembakaran, dan terbunuhnya belasan orang itu merupakan aksi yang sama sekali terpisah dari gerakan mahasiswa ketika itu. Kerusuhan itu juga tidak bisa dibilang 100% inisiatif masyarakat Jakarta yang mendukung aksi-aksi mahasiswa, melainkan lebih cenderung ada tangan ketiga yang menggerakkannya.
Seperti kesaksian mantan Panglima Kopkamtib Jenderal (purnawirawan) Soemitro dalam memoarnya. Menurut dia, kelompok "jaringan intel lepas" Opsus (Operasi Khusus) di bawah komando Ali Moertopo yang paling bertanggung jawab atas peristiwa kelam itu. Ia menunjuk serangkaian rapat rahasia kelompok itu yang dilakukan beberapa kali menjelang Peristiwa Malari pecah. Dengan kesaksian ini, tampak bahwa Hariman hanyalah kambing hitam tragedi nasional itu. Jadi, bila menyebut Hariman sebagai tokoh sentral Peristiwa Malari, sama saja dengan membenarkan pengambinghitaman tersebut.
Yang cukup menarik, ternyata pada masa awalnya menjadi aktivis, Hariman pernah dekat dengan Ali Moertopo, seorang asisten pribadi Presiden Soeharto. Dengan dukungan dari kelompok Ali Moertopo pula, Hariman berhasil meraih kursi Ketua Dewan Mahasiswa UI, mengalahkan pesaingnya dari Himpunan Mahasiswa Islam yang ketika itu sangat berpengaruh di UI. Meski begitu, segera setelah terpilih sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UI, Hariman menunjukkan independensinya dari Ali Moertopo.
Tragisnya, ia lalu menjadi korban dalam tarik-menarik rivalitas dua petinggi tentara di lingkaran kekuasaan ketika itu: Ali Moertopo di satu pihak dan Soemitro di pihak lain. Soemitro dicurigai membahayakan kedudukan Pak Harto dengan menggalang dukungan mahasiswa. Malah, dalam dokumen yang dikenal dengan Dokumen Ramadi disebutkan, Soemitro hendak merebut kekuasaan dari tangan Soeharto.
Dalam keterangan resminya ketika itu, pemerintah menyebutkan keterlibatan PSI dan Masyumi yang dicap sebagai kelompok ekstrem kanan dalam tragedi nasional itu. Hal itu disampaikan Presiden Soeharto dalam sidang kabinet dan pada saat bertemu dengan para pemimpin partai politik. Disebutkan pula keterlibatan mantan anggota Partai Nasional Indonesia poros Ali-Surachman dan kalangan tentara yang memiliki ambisi pribadi. Malah, lebih jauh, pemerintah menuding adanya dukungan pihak asing yang ikut menyusun rencana dan mendanai gerakan itu.

DAFTAR PUSTAKA

GERAKAN REFORMASI

Andi aminah riski/pis
Reformasi adalah suatu perubahan tatanan perikehidupan lama ke tatanan perikehidupan baru yang lebih baik. Gerakan reformasi yang terjadi di Idonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaharuan, terutama perbaikan tatanan perikehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan demikian, gerakan reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang tatanan perikehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia baru.
Agenda Reformasi yang disuarakan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti:
a.       Adili Suharto dan kroni-kroninya,
b.      Laksanakan amendemen UUD 1945,
c.       Penghapusan Dwi Fungsi ABRI,
d.      Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasya,
e.       Tegakkan supermasi hukum
f.       Ciptakan pemerintah yang bersih dari KKN.
Sebab-sebab lahirnya reformasi:
Ketidakadilan di bidang politik,ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara muri dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bidang politik
Disebabkan adanya KKN, ketidakadilan dalam bidang hukum, pemerintahan orde baru yang otoriter dan tertutup, besarnya peranan militer dalam orde baru, serta munculnya demo mahasiswa yang menginginkan pembaharuan di segala bidang. Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaruan terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, diantaranya:
1.      UU No. 1 tahun 1985 tentang pemilihan Umum.
2.      UU No.2 tahun 1985 tentang susunan, kedudukan, tugas dan wewenang DPR/MPR.
3.      UU No.3 tahun 1985 tentang partai politik dan golongan karya
4.      UU No.5 tahun 1985 tentang referendum
5.      UU No. 8 tahun 1985 tentang organisasi massa.
Bidang ekonomi
Disebabkan adanya sistem monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru, orang-orang yang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan kesempatan, bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya.
Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisi tersebut  membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyaknya perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan meyebabkan angka penganguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan. Hal-hal tersebut membuat perlu dilakukannya tindakan-tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasinya.
Bidang sosial
Krisis ekonomi dan politik masa pemerintahan orde baru berdampak pada kehidupan sosial indonesia. Mucul peristiwa pembunuhan dukun santet Situbondo, perang saudara di Ambon, peristiwa Sampit, beredar luasnya narkoba, meningkatnya kejahatan, pembunuhan, dan pelacuran. Hal tersebut membuat diperlukanna tindakan yang cepat dan tepat
Bidang hukum
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan orde baru terdapat banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa. Masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi dibidang hukum agar dapat menundukkan maslah-masalah hukum pada kedudukan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi sebenarnya.
Daftar pustaka
Suroso,asih.2006:ilmu pendidikan sosial untuk SMP. Jakarta:Widya Duta.
I Wayan Legawa. Sejarah Indonesia baru II. Malang:IKIP Malang.

REVOLUSI RUSIA 1905

SHALEHATUL MAWADDAH/PIS

Sejarah telah membuktikan betapa besarnya kuasa rakyat sehingga mampu menjatuhkan sebuah kerajaan yang utuh misalnya empayar Tsar di Rusia. Idea-idea revolusioner yang diwujudkan oleh golongan intelek seperti Leon Trotsky, Rosa Luxemburg, George Gapon, Karl Marx dan ramai lagi berjaya menimbulkan kesedaran dalam kalangan rakyat untuk bangkit menenteng rejim autokratik Tsar yang menindas kehidupan mereka. Tiada unsur demokrasi lansung semasa pemerintahan Tsar dan rakyat terutamanya golongan pekerja atau buruh hidup dalam keadaan tertekan serta kesulitan. Hal inilah yang menyebabkan api semangat revolusioner membara sehingga meletus pada tahun 1905.
Kekalahan berturut-turut Rusia kepada Jepun pada bulan Januari tahun 1904 menyebabkan Jepun berjaya menguasai beberapa tempat penting misalnya Port Athur, Vladiostok, Utara Mukden dan Sungai Sha. Rentetan daripada kekalahan ini, golongan Revolusioner Sosialis tampil menuntut demokrasi dan sistem berpelembagaan ditubuhkan, namun ditolak oleh Tsar menyebabkan mereka bertindak ganas dengan membunuh Menteri Dalam Negeri, Plehve dan Sipiagin. Seorang paderi yang berpengaruh iaitu George Gapon pula meniup semangat revolusi dalam kalangan pekerja-pekerja kilang dan hasilnya sebuah perarakan aman diadakan menuju ke Istana Tsar Nicholas II pada hari Ahad, 9 Januari 1905 bertujuan untuk menuntuk hak demokrasi rakyat. Namun tentera-tentera Tsar bertindak ganas dengan menembak pekerja-pekerja kilang ini dan kesannya hampir 500 orang terbunuh dan beribu-ribu tercedera. Peristiwa ini dikenali sebagai Blood Sunday atau Ahad Berdarah kerana kematian ramai orang-orang awam dan boleh dikatakan sebagai permulaan awal tercetusnya Revolusi 1905 menyebabkan tercetusnya revolusi ini dan asas utamanya ialah perasaan tidak puas hati rakyat terhadap golongan pemerintah.
diawali dengan adanya pemogokkan umum di St.Petrograd/Leningrad)Pemogokan yang terjadi di St Petersbrug itu diikuti oleh seluruh bangsa Rusia.selanjutnya kaum Buruh di St Petersbrug membentuk Dewan Buruh (Soviet),kemudian diikuti oleh buruh-buruh diseluruh negara Rusia.gerakan kaum buruh dan rakyat Rusia semakin bertambah besar itu,mendesak Tsar Nicholas II untuk membuat Undang-Undang Dasar(UUD) bagi  Rusia.UUD itu dibentk dan diumumkan oleh Tsar pada bulan Oktober 1905,yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Oktober Manifesto1905.
Dengan keluarnya UUD Tersebut,kaum Liberal merasa Puas.namun,kaum sosialis dan Komunis merasa tidak puas dan melanjutkan berbagai bentuk pemberontakan.Pemberontakan itu dapat ditindas dengan kejam oleh angkatan perang Rusia yang masih setia terhadap Tsar.Revolusi Rusia tahun 1905 ini memunculkan beberapa akibat sebagai berikut.
·         Adanya perubahan agraria dari Menteri Stolypin th. 1906.
·          Dibentuknya Dewan Perwakilan Rakyat(Duma)
revolusi 1905 ini tidak berjaya membawa perubahan besar kepada sistem pentadbiran serta struktur politik Rusia. Kejayaan revolusi ini bukannya bergantung kepada pengaruh golongan liberal atau sosialis, namun perasaan ketidakpuasan hati petani dan buruh juga memainkan peranan penting dalam revolusi ini. Oleh sebab itu, jika dilihat kebanyakan parti-parti politik misalnya Kadet cuba untuk mempengaruhi petani dan golongan pekerja kerana kuasa dan suara mereka lebih kuat. Walaupun revolusi ini tidak berjaya membawa perubahan besar, namun harus diingat ia merupakan rentetan awal penentangan rakyat terhadap kuasa Tsar.
            Justru itu, revolusi 1917 merupakan lanjutan daripada revolusi 1905 kerana rakyat masih menuntut hak mereka diberikan sepenuhnya dan tidak ada lagi campurtangan Tsar dalam aspek pentadbiran kerajaan.
 Amat menyayat hati apabila revolusi 1917 telah menyebabkan keseluruhan keluarga Tsar dibunuh oleh golongan radikal revolusioner.
 Selepas revolusi 1917 berlaku, Rusia mengamalkan sistem berpelembagaan penuh dan hak rakyat mula terjamin kerana tiada lagi campu tangan Tsar  dalam pentadbiran kerajaan.
Sumber: Wayan,I Badrika.2006.Sejarah Untuk  SMA Kelas xll.Jakarta.Penerbit Erlangga
http://www.hazriey-secebisilmu.blogspot.com/.../revolusi-1905
http://www. endless722.wordpress.com/2009/05/20/revolusi-rusia/

KERAJAAN DEMAK

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

Kerajaan islam yang pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M.Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan agama islam di bantu oleh para wali dan           saudagar Islam.          
Raden Fatah nama kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia adalah putera raja Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan di Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro). Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan  agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak.

B. Letak kerajaan Demak
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal kemunculannya kerajaan Demak mendapat bantuan dari para Bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam.Pada sebelumnya, daerah Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vasal atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kekuasaan pemerintahannya diberikan kepada Raden Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama Islam dan berasal dari Jeumpa (Daerah Pasai).Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk perdagangan maupun pertanian. Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak di tepi selat di antara Pegunungan Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuyk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu tidak bisa di lalui setiap saat.
Pada abad XVI  Demak telah menjadi gudang padi dari daerah pertanian di tepi selat tersebut. Konon, kota Juwana merupakan pusat  bagi daerah  pada sekitar 1500. Tetapi pada sekitar 1513 Juwana dihancurkan dan dikosongkan oleh Gusti Patih, panglima besar kerajaan Majapahit yang bukan Islam. Ini  merupakan perlawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu. Setelah jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa tunggal di sebelah selatan Pegunungan Muria.Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa Tengah Adalah Sungai Serang yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan          Jepara.
Hasil panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi untuk kebutuhan sendiri dan untuk pergadangan masih dapat ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman pegingg dan pajang
C.kehidupan politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu membentuk suatu persekutuan  di bawah pimpinan Demak. Setelah kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagi berikut:    

1.Raden patah
Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke majapahit.Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.

Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah dipercaya menjadi ulama  dan membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200 tentaranya. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak) dengan Gelas Sultan Alam Akbar AL-fatah
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudera Pasai.Raden Fatah tampil sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia  menaklukan kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka kerajaan Majapahit ke Demak. Tujuannya, agara lambang kerajaan Majapahit tercermin dalam kerajaan Demak.
Ketika kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis tahun 1511 M, hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, tahun 1513 M Raden Fatah memerintahkan Adipati Unu memimpin pasukan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil, karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya lengkap. Atas usahnya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.

2Adipati            Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu  pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Saudaranya yang bergelar sultan trenggana
Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis. Tapi adipati unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh menantu sultan Mahmud, yaitu sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus. Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan.Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis. Adipati Unus wafat pada tahun 938H/1521 M.

3. Sultan trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati hari             jadi      kota     jakarta.

Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai, seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.

Daftar pustaka
Katodirdjo,Sartono.1999.pengantar sejarah indonesia satu.jakarta:penerbit PT Gramedia Pustaka Utama