Showing posts with label INDONESIA ZAMAN ISLAM. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA ZAMAN ISLAM. Show all posts

BIOGRAFI SULTAN ISKANDAR MUDA


TITI SUGIARTI HAREFA/SI III/016/A

Nama Lengkap : Sultan Iskandar Muda
Nama Ayahnda : Sultan Alauddin Mansur Syah
Nama Ibu : Putri Indra Bangsa
Agama : Islam
Tempat Lahir : Aceh, Banda Aceh
Tanggal Lahir : Rabu, 27 Januari 1591
Warga Negara : Indonesia

Besar dalam lingkungan istana, ketika telah cukup umur Iskandar Muda dikirim ayahnya untuk belajar pada Teungku Di Bitai, salah seorang ulama dari Baitul Mukadis pakal ilmu falak dan ilmu firasat. Iskandar muda mempelajari ilmu nahu dari beliau. Selanjutnya ayah Iskandar Muda mulai menerima banyak ulama terkenal dari Mekah dan dari Gujarat. Di antaranya adalah tiga orang yang sangat berpengaruh dalam intelektual Iskandar Muda, yaitu Syekh Abdul Khair Ibnu Hajar, Syekh Muhammad Jamani dari Mekah dan  Syekh Muhammad Djailani bin Hasan Ar-Raniry dari Gujarat.

SISTEM PEMERINTAHAN PADA MASA SULTAN AGUNG ANJOKROKUSUMO


TITIN ARTIKA/16B/SIII

Pada masa pemerintahan Sultan AgungAnjokrokusumo sistem pemerintahan  ditandai oleh ekspedisi dan peperangan yang kesemuannya dalam rangka politik ekspansi yang diwarisinya dari ayahnya.Berbagai penaklukkan dan pertempuran pertama Sultan Agung anjokrokusumo setelah pengangkatannya terjadiantara 1613-1619M, diawali dengan serangan militer atas sebuah aksi perampokan ke ujung Timur Jawa pada tahun 1614M hinggakemudian dilanjutkan berbagai penaklukan di Wirasaba, Lasem, Pasuruan, Tuban, Surabaya, hingga ia bertekad untuk menaklukkan Batavia. Aksi-aksi Ekspansike Ujung Timur Jawa, 1614Raja ketiga kerajaan Islam Mataram yakni Sultan Agug anjokrokusumo tidak segera mengikuti jejak ayahnya.Peperangan terhadap Surabaya dilajutkannya, akan  tetapi dengan cara lain. Sebelum tahun 1620 tidak ada petunjuk dilancarkannya serangan langsung terhadap Surabaya, yang jelas ialah petunjuk dilancarkannya serangkaian seranganterhadap sekutu-sekutu atau jajahan Surabaya yang sebagian sangatberhasil.

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA KERAJAAN DEMAK

Rezki Yana

 

Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian. Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.

Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll. Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.

Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya Kerajaan Demak

DEWI MUTIARA SARI

 

1.      Awal Kerajaan Demak

 

Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M.

Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan agama islam di bantu oleh para wali dan saudagar Islam.Raden Fatah nama kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia adalah putera raja Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan di Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.

PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM ABAD XVI


ISNANI REFFILA DEWI /S/A

              Di Indonesia, Islam juga memiliki sejarah yang cukup panjang. Banyak kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri di Indonesia. Bahkan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sempat menguasai beberapa wilayah di negara-negara tetengga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand [1].
              Proses pemencaran agama Islam di Indonesia mengikuti jalan perdagangan, dan di dalam wilayah Indonesia sendiri demikian juga terjadinya. Dari pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur ada pemencaran ke Jawa Barat dan Maluku. Terutama di Jawa, setelah yang berkedudukan beragama Islam, maka penyebaran lebih lanjut berjalan melalui saluran-saluran formal. Dalam gelombang-gelombamg kemudian akan ada penyaluran lewat mistik antara lain dari Sumatra aliran tarekat dari Abdurrauf (dari singkel) dan Samsudin (dari pasai) sangat berpengaruh di pantai-pantai sumatra dan Jawa daam abad XVI.

Sejarah Peradaban Islam Indonesia


INDAH APRITASARI/S/B

A.    Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia
1.      Teori tentang masuknya Islam di Indonesia
      Islam di Indonesia baik secara historis maupun sosiologi sangat kompleks, terdapat banyak masalah, misalnya tentang sejarah dan perkembangan awal Islam. Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam di Indonesia dilakukan secara damai.[1] berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam beberapa kasus disertai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama  (da'i) dan pengembara sufi. Bersamaan dengan para pedagang datang pula da'i-da'i dan musafir-musafir sufi. Melalui jalur pelayaran itu pula mereka dapat berhubungan dengan pedagang dari negeri-negeri diketiga Benua Asia itu. Hal ini memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik, sehingga terbentuklah perkampungan masyarakat Muslim. Pertumbuhan perkampungan ini makin meluas sehingga perkampungan itu tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi membentuk struktur pemerintahan dengan mengangkat Meurah Silu, kepad suku Gampung Samudra menjadi Sultan Malik as-Sholeh.[2]

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA


PIMA PUTRIANA/SP

     Kedatangan Islam pertama di Indonesia tidak identik dengan berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia. Mengingat bahwa pembawa Islam ke Indonesia adalah para pedagang, bukan misi tentara dan bukan pelarian politik. Mereka tidak berambisi mendirikan kerajaan Islam. Para pedagang berdagang sambil menyiarkan agama Islam, materi yang diajarkan berawal dari kalimah Syahadat. Barang siapa yang bersyahadat berarti ia telah masuk Islam. Mereka menyiarkan dengan cara damai, tidak ada paksaan sama sekali.

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia



Khairin Nisa/pis

Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandar-bandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.
a. Peranan Kaum Pedagang
Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indo-nesia maupun para pedagang Indonesia. Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang.
Di samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang. Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan. Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indo-nesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.
 Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Di samping itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yangmenikah dengan penduduk setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam. Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Is-lam di Nusantara.
b. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia
Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia. Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai. Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kotabahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam. berdagang sambil mengenalkan agama dan budaya Islam di Nusantara Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang  penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu. Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid,ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).
c. Peranan Para Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam. Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan. Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.
(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya.  seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
 (4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.
(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
3. Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia
Sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun Seperti halnya proses masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia, masuknya Islam ke Indonesia pun menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagangmuslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara. Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
 Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297. Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai.
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.
Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah  ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak.
 Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M. Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban, Gresik, Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Sudarmi, Waluyo. 2008. Galeri Nasional pengetahuan sosial terpadu 2: SMP/MTs Kelas VIII.  Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
http://kartikatriutami.wordpress.com/materi/sejarah/proses-masuk-dan-berkembangnya-islam-di-indonesia/

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Ujang Sudrajat/pis

Sejarah menyatakan bahwasanya di antara faktor-faktor sebelum masuknya penjajah di indonesia telah tersebar pula agama islam melalui kerajaan – kerajaan Islam, yang  di antaranya :
a).Kerajaan Samudra Pasai
        Kerajaan samudra Pasai yang dikenal sebagai kearajaan islam pertama di indonesia terletak di sumatra bagian utara. Daerah ini menjadi kerajaan islam pertama karena di kunjungi banyak pedagang islam dari arab, mesir, persia, dan Gujarat. Secara geografis, samudra pasi memang strategis karena berdekatan dengan selat malaka.
Berita samudra pasai sebagai kerajaan islam, mula-mula diperoleh dari marcopolo. Marcopolo adalah seoranag pedagang asal venesia(italia). Ia lsama tinggal di istana kaisar khubilaikhan di Cina. Pada tahun 1292 Marcopolo hendak kembali kenegara asalnya dan kapal yang ditumpanginya snggah di Perlak. Marcopolo mengatakan, masyarakat menganut agama Islam. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa banyak pedagang islam dari gujarat dia menyiarkan agama islam.
      Dalam kunjungannya krtempat-tempat lainnya diujung utarasumatra, didapati bahwa penduduk terasebut belum menganut Islam. Samudra pasai menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia,beberapa waktu setelah kunjungan marcopolo.
b). Kerajaan Malaka
      Sebelum abad ke 15, Malaka hanya dikenal sebagai sebuah kampung nelanyan kumuh. Malaka mulai berubah sebagai tempat yang ramai dkunjungi para pedagang, setelah samudra pasai mengalami kemunduran.
Raja pertama kerajaan malaka adalah Sultan Iskandar Syah. Tokoh ini semula bernama Taramisora. Ia adalah seorang bangsawan yang berasal dari Majapahit. Pada tahun 1390, ia menobatkan sebagai sultan. Pemerintahannya berlangsung hingga tahun 1413. Pada masa pemerintahannya, paramisora mengadakan hubungan persahabatan dan perdagangan dengan Cina.
c). Kerajaan Aceh
      setelah malaka di kuasai portugis,portugis pedagang – pedagang islam tidak lagi datang ke malaka. Adapun sebanya portugis di nilai licik, juga di malaka mulai sering timbul peeperangan. Sehingga para pedagang umumnya datang ke aceh. Daerah ini cepat mengalami perkembangan ebagai usat perdagangan penyebaran agama islam. Sebelumnya aceh termasuk daerah kekuasaan Pedir, tetapi berhasil melepaskan diri kemudian menjadi kerajaan besar.
Kerajaan aceh berkembang setelah kerajaan samudra pasai mundur dan malaka di kuasai portugis. Aceh menjadi pusat perdagaangan baru, kemudian berkembang menjadi kerajaan an menjcapai puncaknya pada masa pemerintahan sultan Iskandar muda.
Sultan terbesar kerajaan aceh adalah sultan iskandar muda (1607 - 1636). Sultan ini di kenal pula dengan sebutan Sulatan Marhum Mahkota Alam. Pada masa pemerintahanya banyak daerah yang d takhlukan sehingga daerah kekuasaan aceh bertambah luas. Iskandar Muda berusaha pula mengusir portugis di malaka tetapi tidak berhasil. Karena keberhasilanya memperluas derah kekuasaan aceh, ia di puja – puja dalam kitab Bustanus Sallatin.

d). Kerajaan Demak
      Kerajaan Demak  adalah kerajaan islam pertama di pulau jawa, menurut penulisan  sejarah tradisonal jawa, kerajaan ini di dirikan sekitar tahun 1500 M oleh Raden Fatah, Raden Fatah adalah putra dari Majapahit yang terakhir (dari zaman sebelum Islam), Brawijaya V. Ibunya seorang cina. Tanpa sepengetahuan Raja Brawijaya putri cina itu diam diam menganut agama islam. Karena itu Raja Brawijara memberikan putri cina yang sebenarnya sedang mengandung kepada Penguasa Palembang. Di palembang putri cina itu Melahirkan seorang putra yang di panggil dengan nama Dimas. Setelah dewasa Dimas daatang ke majapahit atas  perantara Sunan Kudus. Dimas di angkat sebagai adipati Demak dengan nama Raden Fatah. Berawal dari situlah demak di rintis sebagai kerajaan islam.

Daftar pustaka
Mustopo,Habib.2007.sejarah 3.Jakarta.:yudhistira.
MGMP sejarah provinsi riau,sejarah,pekanbaru:penerbit amara,2010.

SEJARAH SINGKAT KERAJAAN/KESULTANAN TERNATE

FITRI YANI AMRINA / PIS

Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa,masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadipusat perdagangan rempah-rempah. Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasaioleh Kesultanan Tidore, sedangkan sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku. Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:
a. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai aman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina.
b. Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai aman keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah bagian timur Sumbawa, dengan rajanya La Ka'i, Siak Sri Indrapura yangdidirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.
LETAK KERAJAAN
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga di juluki sebagai "The Spicy Island". Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana, melewati rute perdagangan tersebut agama islam meluas ke maluku, seperti Ambon, ternate, dan tidore. Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

A. KEHIDUPAN POLITIK
Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa portugis masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal ini dikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa spanyol memihak tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku.
o
Sultan Hairun
Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan portugis semakin lama di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan ternate. Oleh karena itu sultan hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa portugis.
Sultan baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang portugis. Tahun 1575 M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng.
B. KEHIDUPAN EKONOMI
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.
C. KEHIDUPAN SOSIAL
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius.
Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa.
Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat.
Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.
D. KEHIDUPAN BUDAYA
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore. 

Sumber:
Sejarah untuk sma kelas X Nana supratna penerbit grafindo 2006

KERAJAAN DEMAK

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

Kerajaan islam yang pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M.Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan agama islam di bantu oleh para wali dan           saudagar Islam.          
Raden Fatah nama kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia adalah putera raja Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan di Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro). Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan  agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak.

B. Letak kerajaan Demak
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal kemunculannya kerajaan Demak mendapat bantuan dari para Bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam.Pada sebelumnya, daerah Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vasal atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kekuasaan pemerintahannya diberikan kepada Raden Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama Islam dan berasal dari Jeumpa (Daerah Pasai).Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk perdagangan maupun pertanian. Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak di tepi selat di antara Pegunungan Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuyk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu tidak bisa di lalui setiap saat.
Pada abad XVI  Demak telah menjadi gudang padi dari daerah pertanian di tepi selat tersebut. Konon, kota Juwana merupakan pusat  bagi daerah  pada sekitar 1500. Tetapi pada sekitar 1513 Juwana dihancurkan dan dikosongkan oleh Gusti Patih, panglima besar kerajaan Majapahit yang bukan Islam. Ini  merupakan perlawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu. Setelah jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa tunggal di sebelah selatan Pegunungan Muria.Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa Tengah Adalah Sungai Serang yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan          Jepara.
Hasil panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi untuk kebutuhan sendiri dan untuk pergadangan masih dapat ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman pegingg dan pajang
C.kehidupan politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu membentuk suatu persekutuan  di bawah pimpinan Demak. Setelah kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagi berikut:    

1.Raden patah
Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke majapahit.Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.

Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah dipercaya menjadi ulama  dan membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200 tentaranya. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak) dengan Gelas Sultan Alam Akbar AL-fatah
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudera Pasai.Raden Fatah tampil sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia  menaklukan kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka kerajaan Majapahit ke Demak. Tujuannya, agara lambang kerajaan Majapahit tercermin dalam kerajaan Demak.
Ketika kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis tahun 1511 M, hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, tahun 1513 M Raden Fatah memerintahkan Adipati Unu memimpin pasukan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil, karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya lengkap. Atas usahnya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.

2Adipati            Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu  pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Saudaranya yang bergelar sultan trenggana
Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis. Tapi adipati unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh menantu sultan Mahmud, yaitu sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus. Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan.Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis. Adipati Unus wafat pada tahun 938H/1521 M.

3. Sultan trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati hari             jadi      kota     jakarta.

Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai, seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.

Daftar pustaka
Katodirdjo,Sartono.1999.pengantar sejarah indonesia satu.jakarta:penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

RAJA-RAJA YANG PERNAH MEMERINTAH KERAJAAN DEMAK


Rinaldi Afriadi Siregar / PIS
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada akhir abad ke-15. Letaknya di daerah Bintoro dekat muara Sungai Demak. Pusat kerajaannya terletak antara pelabuhan Bergota dan Jepara. Daerahnya semula hanya sekitar Demak dan merupakan bagian wilayah Majapahit. Kemudian memisahkan diri dari Majapahit dan berdiri menjadi Kerajaan Demak.
Raden Patah adalah salah seorang murid Sunan Ampel di Jawa Timur. Setelah masuk Islam dan dibantu oleh para wali, Raden Patah berhasil menanamkan pengaruhnya di Majapahit. Setelah itu, Demak semakin maju. Adapun faktor-faktor pendorong kemajuannya adalah sebagai berikut:
  1. Letaknya strategis di daerah pantai, sehingga terbuka hubungan dengn dunia luar.
  2. Pelabuhan Bergota di Semarang merupakan pelabuhan ekspor-impor yang penting bagi Demak.
  3. Memiliki sungai sebagai penghubung daerah pedalaman, sehingga membantu pengangkutan hasil pertanian beras sebagai komoditas ekspor utama.
  4. Runtuhnya Majapahit oleh Demak membuatnya berkembang pesat.
Setelah itu, ada beberapa raja yang pernah memerintah kerajaan Demak, antara lain:
1. Raden Patah (1478 - 1518)
Raden Patah adalah pendiri dan raja pertama di Demak. Pada masa pemerintahannya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan bantuan para wali, Demak diperluas hingga meliputi Jepara, Pati, Rembang, Semarang, kepulauan di selat Karimata dan beberapa daerah di Kalimantan. Kerajaan ini menguasai beberapa pelabuhan penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik.
Perannya dalam penyebaran agama Islam sangatlah besar. Dengan bantuan Sembilan Wali (Wali Songo), Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa dan wilayah Nusantara bagian timur. Oleh para wali, di Demak didirikan Masjid Agung Demak yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Murid-murid para wali ini tidak hanya orang Jawa. Di antara murid-murid itu ada yang berasal dari daerah Banjarmasin (Banjar), Makasar, Ternate dan Ambon. Di daerah-daerah kekuasaan Demak seperti wilayah pesisir utara Jawa, sebagian Sumatera dan sebagian Kalimantan, agama Islam juga disebarkan.
Penyebaran Agama Islam di Jawa sangat berhasil. Cara dakwah Sunan Kalijaga dikenal dengan menggunakan seni wayang kulit. Sunan Kalijaga menyadari bahwa cerita wayang berasal dari Hindu India, tetapi beliau mampu menyesuaikan dan memasukkan ajaran Islam di dalamnya. Dengan cara ini ajaran Sunan Kalijaga nudah diterima masyarakat luas.
Perkembangan ekonomi Demak sajalan dengan luas wilayah dan perkembangan perdagangan menjadi semakin maju. Banyak barang yang berasal dari Demak berupa beras dikirim ke Malaka. Ketika Malaka dikuasai Portugis, Demak merasa ikut dirugikan. Berkaitan dengan peristiwa tersebut, pada tahun 1513 Masehi Demak menyerang Portugis ke Malaka. Penyerangan ini dipimpin oleh putra mahkotanya sendiri yang bernama Pati Unus.
Demak mengirimkan 100 kapal perang dengan ribuan prajurit yang berasal dari Demak, Palembang dan Aceh. Penyerangan ini dilakukan dari utara Selat Malaka yaitu dari Demak - Selat Sunda - Panta barat Sumatera - aceh - Selat Malak - Malaka. Dalam penyerangan ini, Demak dibantu oleh Kerajaan Palembang dan Aceh. Karena faktor jarak yang terlalu jauh dan peralatan perang yang kurang seimbang, penyerangan tidak berhasil.
Kegagalan penyerangan ini membuat Demak semakin waspada tentang beratnya ancaman Portugis. Untuk itu segera menngkatkan pertahanannya dengan meningkatkan jumlah prajurit dan kapal-kapal perangnya. Raden Patah wafat tahun 1518 M, kemudian digantikan oleh putra Mahkotanya Raden Pati Unus.
2. Pati Unus ( 1518 - 1521 M )
Pati Unus berkuasa tahun 1518 M sampai tahun 1521 M. Karena jasanya memimpin armada Demak dalam penyerangan ke Malaka, Pati Unus mendapatkan sebutan "Pangeran Sabrang Lor". Pemerintahan Pangeran Sabrang Lor tidak berlangsung lama, karena setelah 3 tahun memerintah beliau sakit dan wafat tahun 1521 M. Pati Unus meninggal tanpa menurunkan anak. Sebagai penggantinya adalah adiknya yang bernama Raden Trenggono yang kemudian bergelar Sultan Trenggono.
3. Sultan Trenggono ( 1521 - 1546 )
Sultan Trenggono adalah adik Pati Unus dan putra ketiga Raden Patah. Di bawah pemerintahannya wilayah Demak bertambah luas. Tahun 1522, armada laut Demak di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) mengadakan penyerangan dimulai dari Banten, Sunda Kelapa, kemudian ke Cirebon. Ketiga daerah ini semula berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Pada saat itu juga Portugis bekerja sama dengan Pajajaran untuk menguasai Sunda Kelapa.
Pada tahun 1527 M, Demak berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis. Dalam pertempuran ini, Portugis mengalami kekalahan. Fatahillah menggantikan nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Saat pemindahan nama ini ditetapkan sebagai berdirinya kota DKI Jakarta.
Berkat keberhasilan keberhasilan Demak memperluas wilayahnya ke barat, Sultan Trenggono merencanakan perluasan wilayahnya ke timur. Tujuan utamanya adalah Pasuruan Jawa Timur. Tetapi, Sultan Trenggono tidak berhasil bahkan wafat pada tahun 1546 M.
Sepeninggal Sultan Trenggono, di Demak terjadi perebutan kekuasaan antara putra sulung Sultan Trenggono yang bernama Sunan Prawoto dengan Pangeran Sekar, kakak Sultan Trenggono. Pangeran Sekar kalah dan meninggal, Kemudian, Sunan Prawoto menjadi raja Demak.
Sunan Prawoto tidak lama menjadi raja di Demak, terjadi pemberontakan oleh Arya Penangsang anak Pangeran Sekar. Dalam peperangan itu, Sunan Prawoto gugur. Arya Penangsang mendapat perlawanan dari menantu Sultan Trenggono yang bernama Pangeran Hadiri (Sultan Kalinyamat), tetapi tidak berhasil. Pangeran Hadiri meninggal oleh Arya Penangsang..
Perlawanan dilanjutkan oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang berasal dari Tingkir Salatiga. Dengan siasat yang diajarkan Ki Ageng Pemanahan. Pemberontakan Arya Penangsang (Adipati Jipang) dapat dipadamkan.
Siasat tersebut antara lain dengan menampilkan Sutawijaya, anak Ki Ageng Pemanahan yang baru berusia 16 tahun dijadikan sebagai Panglima perang. Akibatnya, Arya Penangsang tidak tega membunuh, tetapi justru sebaliknya Arya Penangsang terbunuh o;eh Sutawijaya.
Berkat jasanya mengalahkan Arya Penangsang, Ki Ageng Pemanahan mendapat hadiah wilayah di daerah Mataram yaitu Kota Gede dan sekitarnya. Sutawijaya dijadikan anak angkat Joko Tingkir. Setelah menjadi raja, Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang. Beberapa alasan Joko Tingkir memindahkan pusat kerajaan ke Pajang adalah:
  1. Kerajaan Demak mengalami kehancuran total akibat perang saudara yang berlarut-larut.
  2. Mendekati daerah pertanian yang subur yaitu di sekitar Surakarta dan Klaten.
  3. Menjauhi musuh-musuh politiknya yang ada di sekitar Demak.
  4. Mendekati daerah pendukungnya yaitu di sekitar Tingkir dan Pajang.
3 raja itulah yang pernah berkuasa di Kerajaan Demak Bintoro.
DAFTAR PUSTAKA :