PERMAINAN TRADISIONAL MELAYU RIAU TERKHUSUS DAERAH PEKANBARU

Lia Amalia Azzahra / PBM / FP

Setiap daerah pastinya memiliki permainan daerah yang unik dan menarik untuk dimainkan oleh anak – anak ataupun orang dewasa , meskipun dizaman yang penuh dengan teknologi serta mainan canggih ini permainan tradisional hampir hilang karena anak – anak zaman sekarang kebanyakan lebih nyaman bermain dengan tablet atau ps . Namun di daerah Riau masih ada beberapa anak yang memainkan permainan tradisional , berikut ini beberapa permainan tradisional yang ada didaerah Riau terkusus Pekanbaru :

1 . Permainan Layang – Layang             
Layang-layang juga termasuk salah satu permainan rakyat daerah Riau. Pada umumnya layang-layang terbuat dari kertas atau kain parasut yang diberi kerangka dan dapat diterbangkan ke angkasa dengan bantuan angin setelah diikatkan pada seutas tali atau benang. Layang-layang ini dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa di tanah lapang pada musim kemarau atau selapas panen. Jika laying-layang diadu , maka bagian ujung diberi ( ditempelkan ) pecahan kaca agar ketika bergesekkan dengan tali laying – laying lawan dapat memutuskan tali laying – laying lawan itu . Layang – laying yang paling banyak memutuskan tali laying- laying lawan dipandang sebagai pemenang atau yang terkuat , ada juga yang mengadu ketinggian . Caranya dengan memperhatikan berapa gulungan benang yang telah dipakai oleh tiap – tiap layangan .
Di daerah Riau ada beberapa jenis layang-layang antara lain:
  1. Layang-layang Kuwau adalah layang-layang yang terdiri dari tujuh bilah bambu yaitu: untuk sayap dua bilah, batang satu bilah dan ekor empat bilah (dua atas dan dua bilah bawah). Sayap berbentuk agak bulat sedangkan ekornya menyerupai segi tiga. Pada bagian kepala layang-layang tersebut diberi hiasan bunga-bunga dari benang wol.
  2. Layang-layang sri bulan terdiri dari lima bilah bambu yaitu: untuk sayap dua bilah, batang satu bilah dan ekor dua bilah. Sayapnya berbentuk agak bulat sedangkan ekornya menyerupai bulan sabit. Pada bagian kepala layang-layang tersebut diberi hiasan bunga- bunga dari benang wol.
Kandungan nilai dari permainan laying – laying ini adalah nilai pendidikan yang positif , dapat meningkatkan keterampilan , kerja sama , aspek olahraga , dapat membaca dan mengerti cuaca , serta mempererat persahabatan .

2. Permainan Gasing
Gasing merupakan permainan tradisional masyarakat Melayu Riau pada mulanya permainan Gasing dalam masyarakat yang banyak dikaitkan dengan suatu unsur kepercayaan yang sifatnya animisme yaitu pada saat sebelum panen padi. Menurut anggapan masyarakat bahwa apabila permainan Gasing dimainkan sebelum panen padi, maka mengakibatkan padi akan berisi. Namun sekarang ini kepercayaan tersebut sudah mulai menghilang. Permainan Gasing biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari sebagai pengisi waktu senggang. Permainan Gasing juga diikutsertakan dalam menyemarakkan hari-hari besar. Selain berfungsi sebagai permainan yang menimbulkan suasana gembira, permainan Gasing juga dapat menimbulkan ketegangan karena masing-masing pemain berusaha untuk memenangkan permainan.
Para pemain dalam permainan Gasing umumnya dari jenis kelamin laki-laki yaitu anak-anak, remaja dan orang dewasa. Jumlah pemain minimal dua orang bahkan bisa dimainkan secara beregu. Sistem beregu biasa disebut "seraje" dan apabila hanya terdiri dari dua orang saja disebut "ganti alu".
Gasing terbuat dari jenis kayu yang berkualitas baik. Kayu tersebut dibentuk agak bulat dengan garis tengah yang bervariasi. Kemudian bagian bawah agak lancip serta bagian atas dari gasing dibentuk dan diberi sedikit tonjolan untuk melilitkan tali. Tali ini terbuat dari kulit kayu yang dipintal seperti kulit kayu waru dan tamberan yang tidak mudah putus dengan panjang kurang lebih 2,5 meter.Permainan Gasing ini umumnya di atas tanah datar dan keras. Pertama-tama Gasing dipegang atau digenggam dengan satu tangan kemudian tangan yang satunga memasangtali di atas kepala Gasing yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat sedikit ada tonjolan. Dari tonjolan inilah dimulai untuk melilitkan tali. Caranya adalah ujung tali dilekatkan pada tonjolan Gasing (kepala) kemudian ditekan dengan ibu jari yang menggenggam Gasing. Selanjutnya tali dililitkan kuat-kuat dan rapat sampai kira-kira seperempat atau setengah badan Gasing. Setelah itu ujung tali yang tersisa dibalutkan ke dalam tangan yang hendak melontarkan Gasing. Dengan demikian Gasing telah berpindah ketangan yang melilitkan tali sambil menggenggam Gasing kuat-kuat. Sewaktu akan melontarkan Gasing, tangan yang menggenggam Gasing di angkat ke atas melewati pundak sejajar dengan kepala pemain kemudian dilontarkan ke depan, dan pada saat Gasing hendak menyentuh tanah tali disentakkan maka Gasing akan berputarKadungan nilai pada permainan tradisional gasing ini adalah nilai pendidikan yang positif karena dapat melatih keterampilan , ketangkasan olahraga , kejujuran dalam bermain , setia kawan dan persahabatan .

3 . Lulu Cina Buta
Permainan ini diambil dari kata dasar " buta " yang berarti tidak dapat melihat . Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan Sekolah Dasar , permainan ini menggunakan alat yang sederhana yaitu cukup dengan selembar sapu tangan . Kemudian membuat batas lingkaran di tanah sebesar garis tengah sekitar 21/2 meter sebagai lapangan bermain .
Permainan lulu cina buta paling sedikit diikuti oleh 3 orang anak dan bias pula sampai 6 orang anak jumlahnya . Untuk menentukan siapa yang jadi " buta " maka diadakan terlebih dahulu hompipa yang kalah dalam hompipa dialah yang menjadi " buta " . Oleh salah satu temannya si buta yang kalah dalam hompipa tadi ditutup matanya menggunakan sapu tangan dengan beberapa lipatan dan ujung sapu tangan diikat dibelakang kepala si buta . Si buta  harus benar benar tidak dapat melihat keadaan sekitar karena telah ditutup menggunakan sarung tangan .
Dengan aba-aba dari salah seorang temannya yang mengatakan " sudah " maka permainan dimulai . Sibuta akan merentangkan tangannyaberusaha untuk menangkap salah seorang temannya yang ada didalam lingkaran tersebut . Temannya akan berlari-lari menghindari tangkapan si buta . Apabila si buta berhasil menangkap salah seorang temannya maka dia boleh meraba – raba temannya yang tertangkap dan menebak siapa teman yang ditangkapnya . Apabila betul nama yang si buta sebutkan maka temannya itu akan menjadi sibuta namun apabila salah maka sibuta akan tetap menjadi sibuta . Begitulah cara permainan lulu cina buta itu secara bergantian memegang peran si buta sampai mereka telah puas bermain . Kandungan nilai yang ada pada permainan ini adalah nilai-nilai pendidikan , kerja keras , memupuk sikap kebersamaan , melatih daya ingatan , kejujuran , sportifitas , dan mempererat persahabatan .
4. Galah Panjang
Galah panjang adalah sejenis permainan tradisional yang dimainkan di atas gelanggang yang dilakar di atas tanah kosong. Gelanggang yang dibuat mengandungi 2 lajur dan beberapa baris bergantung kepada bilangan pemain. Gelanggang galah panjang dibuat mengikut bilangan pemain yang bermain galah panjang. Contohnya jika pemain ada 10 orang, gelanggang yang dibuat mengandungi 4 baris. Jika bilangan pemain sebanyak lapan orang, gelanggang galah pnjang mengandungi 3 baris. Permainan ini melibatkan kepakaran seorang ketua atau ibu untuk mengawal gerakan anak buah bagi pihak yang mengawal gelanggang. Manakala kecekapan dan kepantasan teruji kepada pihak yang menempuh gelanggang. Jika pihak menempuh gelanggang mempunyai kebijaksanaan menempuh gelanggang, maka mereka boleh menang dengan mudah.
Cara permainan galah panjang tidaklah sesukar mana tapi ia dapat menguji kepintaran, kecekapan dan kepantansan setiap pemain.
  1. Gelanggang galah panjang di lakar diatas tanah yang lapang. Panjang dan lebar bergantung kepada pelukis garisan dan bilangan pemain. Selalunya satu petak galah panjang berukuran lebih kurang 2 meter x 1.5 meter.
  2. Selepas pemilihan dilakukan, setiap kumpulan akan melakukan pemilihan ketua. Ketua dari kedua-dua kumpulan akan mengundi siapa yang menjaga gelanggan dan siapa yang menempuh gelanggang.
  3. Selepas penentuan, kumpulan yang menjagaa gelanggang akan menjaga gelanggang dengan berpijak diatas garisan yang dilukis tadi. Ketua akan menjaga garisan tengah dan bebas pergi kemana-mana garisan depan atau belakang.
  4. Kumpulan menempuh gelanggang akan berkumpul di depan, seterusnya ketua akan menyapakan tanganya dengan ketua pihak lawan. Seterusnya merka belari masuk ke dalam gelanggang.
  5. Penjaga akan mejaga kawasannya agar pihak penempuh tidak melepasi garisan yang dijaganya.
  6. Penempuh akan menempuh sampai melepasi garisan paling akhir tanpa disentuh oleh penjaga gelanggang dan kemudiannya berpatah balik.
  7. Kemenangan tercapai apabila orang yang telah melepasi garisan paling akhir melepasi garisan permulaan. Dan permainan diteruskan sehingga ada pemain yang ingin berhenti.
Syarat permainan
1.      Jika penjaga gelanggang dapat menyentuh anak buah, maka anak buah akan mati atau tamat gilirannya bermain dan dikehendaki keluar gelanggang.
2.      Jika penjaga gelanggang menyentuh ketua, maka seluruh ahli penempuh akan tamat giliran dan akan bertukar giliran antara penjaga dan penempuh.
Kandungan nilai dari permainan ini adalah nilai positif dalam pendidikan yang melatih keterampilan , olahraga , kejujuran , setia kawan dan mengeratkan persahabatan .
5 . Tali Merdeka
Tali Merdeka adalah salah satu jenis permainan tradisional yang berasal dari daerah Riau. Anak-anak melayu yang dibesarkan di era 80 dan 90-an tentunya sangat familiar dengan permainan ini. Permainan yang membutuhkan kekuatan dan kelincahan fisik ini masih menjadi permainan favorit anak-anak perempuan pada era tersebut. Inti dari permainan tali merdeka ini adalah melompati rentangan tali karet dengan berbagai ketinggian yang diukur dari badan pemain yang memegang rentangan tali. Tidak ada catatan sejarah yang bisa menjelaskan tentang asal muasal penamaan permainan ini. Jika dilihat dari cara bermain, maka penamaan permainan ini bisa dikaitkan dengan cara pemegang tali saat memegang tali pada ketinggian terakhir. Yaitu tali dipegang dengan cara mengacungkan kepalan tangan setinggi mungkin di atas kepala layaknya para pejuang yang sedang meneriakkan pekikan 'merdeka'.
Idealnya permainan Tali merdeka dilakukan oleh 3-10 orang pemain. Namun, jika tidak memungkinkan bisa juga dilakukan oleh dua orang pemain. Namun, untuk bisa memainkan permainan ini hanya dengan dua orang pemain dibutuhkan tiang sebagai alat bantu untuk mengikat salah satu ujung tali karet. Permainan tali merdeka bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Jika dilakukan dalam kelompok , pemain dibagi menjadi dua kelompok , yaitu kelompok pertama sebagai pemegang karet dan kedua kelompok pelompat karet. Peralatan yang dibutuhkan pada permainan ini adalah tali karet, yaitu karet gelang yang dijalin memanjang. Gelang karet yang digunakan adalah gelang karet biasa yang banyak dijual di pasar. Biasanya digunakan untuk mengikat plastik-plastik pembungkus makanan dan barang-barang lain.
Inti dari permainan tali merdeka ini adalah melewati rentangan tali karet dengan cara melompat. Jika pemain bisa melompati rentangan tali karet, maka ia boleh terus menjadi pemain pelompat hingga ia gagal melewati rentangan tali karet. Jika pemain gagal melompati rentangan karet, maka ia harus menggantikan posisi pemain lain menjadi pemegang tali karet.Tinggi rentangan tali karet dimulai dari bawah, kemudian terus dinaikkan mengikuti ruas-ruas tertentu pada tubuh pemegang tali karet. Adapun tingkatan ketinggian rentangan tali yang harus dilompati oleh pemain tali merdeka adalah:
1.      Tali sejajar telapak kaki (di atas tanah/lantai).
2.      Tali sebatas lutut
3.      Tali sebatas pinggang
4.      Tali berada sebatas dada
5.      Tali berada sebatas telinga
6.      Tali berada sebatas kepala
7.      Tali berada sebatas satu jengkal di atas kepala
8.      Tali berada pada posisi tertinggi, yaitu tali diletakkan di ujung jari yang diacungkan lurus tinggi-tinggi di atas kepala.
Setelah berhasil melewati tantangan tertinggi maka tinggi rentangan akan diturunkan secara bertahap. Akan tetapi bukan berarti tantangan permainan ini berkurang. Karena, pada tahap permainan berikutnya pemain akan dihadapkan pada tingkat kesulitan yang berbeda. Sekalipun tinggi rentangan tali akan diturunkan secara bertahap. Pada tahapan menurun ini, tantangannya bisa berupa penambahan hitungan lompatan dan gerakan membelit dengan jumlah hitungan yang semakin lama semakin besar . Adapun grup atau pemain yang dinyatakan menang adalah grup/pemain yang berhasil melewati semua tantangan terlebih dahulu.
Kandungan Nilai dalam permainan tali merdeka ini adalah nilai kerja keras yang tercermin dari semangat pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian , Nilai ketangkasan dan kecermatan yang tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukan , nilai sportivitas yang tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan  dalam permainan . 

Dari kelima permainan tradisional Masyarakat Melayu tersebut  dapat dilihat bahwa setiap permainan memiliki kandungan nilai yang sangat positif untuk anak-anak pada umumnya , masih banyak lagi permainan tradisional Melayu yang ada di Riau yang tidak sedikit masih dimainkan oleh anak – anak kecil namun pada kesempatan kali ini hanya sebagian kecil saja yang dijelaskan . Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional secara umum mengandung nilai positif , memperserat persahabatan , menjalin silaturahmi , mengajarkan sportivitas , kejujuran , keterampilan dan aspek olahraga .

DAFTAR PUSTAKA
Hamidy , UU. 2014 . Jagad Melayu dalam Lintas Budaya di Riau . Pekanbaru : BIlik Kreatif Press
Seman , Syamsiar . 2002 . Permainan Tradisional . Banjarmasin : Yayasan Pendidikan Nusantara Banjarmasin
Binsar , Khalis . 2001 . Budaya Melayu Riau . Pekanbaru : Inprasa




No comments:

Post a Comment