SRI OKTAVIANI/PIS
1.Masalah Apartheid di Afrika Selatan
Apartheid adalah sebutan khusus untuk rasialisme di republic Afrika Selatan.Apartheid merupakan campuran antara praktik-praktik colonial,superioritas rasial kulit putih,teologi Kalvinis,dan Filantropi Paternalis yang mengajarkan bahwa setiap ras membawa panggilannya sendiri-sendiri,dan masing-masing ras tersebut harus memberikan sumbangannya kepada kebudayaan dunia.Masing-masing ras satu sama lain harus dipisahkan,agar semuanya hidup dan berkembang sesuai kepribadian dan kebudayaannnya sendiri.
Secara historis ,politik Apartheid diberlakukan oleh pemerintahan Afrikaner,yakni warga kulit putih keturunana Belanda yang sudah menetap di Afrika Selatan sejak pendaratan VOC di Cape tahun 1652.politik ini memisahkan masyarakat dalam 4 kelompok ras, yakni kulit putih,kulit hitam,keturunan india,dan kulit berwarna.Perlawanan terbesar terhadap politik Apartheid diberlakukan oleh Kongres National Afrika dibawah pimpinan Nelson Mandela.
2.Krisis Suez
Sejak tahun 1875,kerajaan Inggris merupakan pemegang saham terbesar atas Terusan Suez.Untuk melindungi semua kepentingan, inggris menempatkan pasukannya di daerah Terusan Suez.Bersamaan dengan didudukinya Abessinai dan Lybia oleh Italia,pada tahun 1939 diadakan persetujuan antara Inggris dan Mesir.
Sementara itu,pada tanggal 23 juli 1952 terjadi revolusi Mesir yanf dipimpin oleh Mohammad Najib dan Gamal Abdul Nasser,revolusi itu berhasil menurunkan raja Mesir dari tahtanya.Mesir diubah dari kerajaan menjadi republik.
Sekitar bulan Agustus dan September 1956 diadakan Konferensi London untuk mengupayakan pembentukan suatu perhimpunan kerja sama antara pemakai Terusan Zues.Untuk itu Inggris dan Prancis mengusulkan agar Terusan Zues diurus oleh suatu badan internasional.Usul tersebut ditolak oleh Mesir.Penolakan ini menyebabkan Inggris dan Prancis merasa dirugikan karena mereka menjadi pemegang saham terbesar atas Terusan Suez.Alasan penolakan Mesir adalah karena Mesir tidak setuju dengan berdirinya Republik Israel pada tanggal 15 Mei 1948.Akibatnya daerah Terusan Suez dan kota Port Said diduduki oleh Inggris dan Prancis.
3.Krisis Kongo
Krisis terburuk yang mengancam keutuhan Republik Demokrasi Kongo terjadi pada tahun 1960-1963,ketika Katanga,propinsi penghasil utama mineral tersebut ingin memproklamirkan kemerdekaannya sendiri bulan juli 1961.pemerintahan pusat mendatangkan pasukan PBB,untuk menyatukan kembali Katanga pada Kongo. Pemimpin katangaMoise Thsombe yang oleh orang Lunda dan penasehat militer Belgia serta pimpinan industry milik orang barat.Walaupun pad atahun 1961 Sekretaris Jendral PBB,Dag Hammarskjold tewas dalam kecelakaan pesawat terbang dalam melaksanakan tugas perdamain di Katanga,namun akhirnya pasukan PBB mengalahkan pasukan bersenjata Katanga,dan Moise Thsombe menyerah atas tuntutannya untuk memisahkan Katanga dari Kongo tahun 1963.
Daftar Pustaka:
Sejarah Afrika oleh Andri Karmidi,S.Pd,M.Pd penerbit Cendikia Insani
No comments:
Post a Comment