CYNDI DWI RAHMADANI / PIS
Propaganda Jepang untuk menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia, jauh dari kenyataan. Jepang justru terang-terangan menindas bangsa Indonesia secara kejam. Akibatnya, dibeberapa wilayah indonesia muncul perlawanan terhadap pendudukan militer Jepang. Perjuangan para pemimpin bangsa dalam melawan pendudukan Jepang dan memperjuangkan kemerdekaan dilakukan dengan strategi kooperasi, gerakan di bawah tanah (non kooperasi), dan perlawanan bersenjata.
A. Perlawanan dengan strategi kooperasi
Perlawanan dengan strategi kooperasi (kerja sama) muncul karena jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuknya untuk tujuan memenangkan perang Asia-Pasifik. Tokoh-tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua organisasi bentukan Jepang dengan cara mengajak kaum muda agar terus berusaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi berikut :
- Putera (pusat tenaga rakyat)
- Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
- MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) dan Masyumi
- Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
- BPUPKI dan PPKI
B. Perlawanan dengan strategi Gerakan di Bawah Tanah (non kooperasi)
Selain melalui taktik kerjasama dengan Jepang, para pejuang juga melakukan gerakan Ilegal (gerakan di bawah tanah). Gerakan ini muncul akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan oposisi. Strategi perjuangan ini ternyata bisa terorganisir secara rapi dan dilakukan secara rahasia. Hubungan khusus terus dibangun dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional yang koopertif terhadap Jepang. Selain itu mereka juga melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana dan prasarana vital milik Jepang.
Beberapa kelompok pergerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah, antara lain sebagai berikut :
· Kelompok Sutan Syahrir : Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa Barat dan menentang Jepang karena merupakan negara fasis. Kelompok ini dipimpin oleh Sutan Syahrir dan anggotanya adalh para pemuda. Mereka menyebar di Jakarta, Cirebon, Garut, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang.
· Kelompok Kaigun Merupakan perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang di Jakarta, yaitu Laksamana Maeda.
· Kelompok Sukarni Merupakan kumpulan para pemuda anti-Jepang di bawah pimpinan Sukarni. Mereka tinggal di Jalan Menteng No. 31 Jakarta.
· Kelompok Persatuan Mahasiswa yang terdiri atas Mahasiswa Kedokteran (Ikadaigaku), Tinggal di Jalan Prapatan No. 10 Jakarta.
· Kelompok Amir Syarifudin merupakan kumpulan pemuda ber-paham sosialis yang selalu menentang kebijakan pemerintah Jepang.
C. Perlawanan Bersenjata
Perlawanan Rakyat Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan ini dipmpin oleh K.H. Zainal Mustafa, seorang pemimpin pesantren Sukamanah di Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat). Perlawanan ini muncul karena adanya paksaan dari pihak Jepang untuk melakukan Seikeirei, yaitu upacara penghormatan kepada Kaisar Jepang yang dianggap dewa dengan cara membungkukkan badan ke arah timur laut (Tokyo). Namun K.H. Zainal Mustafa melarang rakyat untuk melakukan Seikerei karena itu sama saja dengan mempersekutukan Tuhan.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan K.H. Zainal Mustafa menyuruh santri-santrinya untuk mempertebal keyakinan dan mengajarkan bela diri silat. Melihat kejadian itu mengirimkan pasukannya untuk menggempur daerah Sukamanah dan menagkap K.H. Zainal Mustafa. Tanggal 25 Februari 1944 terjadilah perang, walaupun mereka telah berusaha namun akhirnya mereka berhasil di tangkap dan dimasukkan kedalam tahanan di Tasikmalaya kemudian di pindahkan ke Jakarta. K.H. Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol, namun sekarang makamnya berada di Singaparna.
DAFTAR PUSTAKA :
Drs. Anwar Kurnia. 2009. IPS Terpadu SMP kelas IX. Yudhistira
No comments:
Post a Comment