SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA KERAJAAN DEMAK

Rezki Yana

 

Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian. Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.

Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll. Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.

SEJARAH MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KE INDONESIA.

PUTRI LESTARI

 

1. MASA KEKUASAAN VOC

Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin mendapatkan rempah-rempah. Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco daGama (1498) berkebangsaan Portugis berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnyatiba di Kalkuta, India. Kemudian mereka membangun kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara. Pada tahun 1512, Portugis masuk ke Maluku sedangkan Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk mencari rempah-rempah.Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman berlabuh di Banten. Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk diperdagangkan di Eropa. Namun, karena kekerasan dan kurang menghormati rakyat maka diusir dari Banten.Kemudian pada tahun 1598, pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di bawah Van Verre dengan delapan kapal dipimpin Van Neck, Jacob van Heemkerck datang di Banten dan diterima

GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI) MENJADI TOLAK UKUR PERGERAKAN NASIONAL


 WAHYU NURCAHYANI / 14B / SI IV 

GAPI (Gabungan Politik Indonesia) lahir ketika perjuangan pergerakan nasional Indonesia mengalami kebuntuan akibat ditolaknya petisi Sutardjo. Mereka yang masuk di dalam Volkstraad atau DPR (kala itu) merasa perjuangan mereka menjadi tiada arti. Apa yang mereka hasilkan, ternyata tidak membuahkan hasil yang berarti penolakan dan upaya mempertahankan status quo di Indonesia. Disebut fase bertahan, karena pemerintah Belanda mulai bersikap keras menghadapi organisasi pergerakan. "Perjuangan radikal yang hendak berkonfrontasi dengan penguasa kolonial pasti menemui kegagalan oleh karena pihak yang terakhir memiliki prasarana kekerasan. Hal ini dimungkinkan dengan adanya Koninklijk Bestuit yang bertanggal; 1 September 1919 (yang memperbarui pasal 111 RR), dimana organisasi pergerakan yang bertentangan dengan law and order dapat dibekukan tanpa proses peradilan. Jadi pergerakan non-koperasi akan dipastikan dibekukan, jadi upaya radikal dalam perjuangan memperoleh kebuntuan. Hanya pergerakan koperasi dan moderat yang bisa tetap terus bertahan. Penangkapan berbagai tokoh perjuangan yang dilakukan Belanda terhadap Soekarno, Hatta, dan Syahrir ini membuat pergerakan menjadi lunak dan koorperatif terhadap pemerintah Belanda. Hal dilakukan agar organisasi pergerakan dapat terus

KEPERCAYAAN MASYARAKAT MELAYU KHUSUSNYA SUKU SAKAI DI KOTA DURI

ULLYA MUFLIHATIN 

 

Seperti kebanyakan suku asli lainnya, suku Sakai punya sejumlah tradisi adat. Mereka umumnya memiliki upacara atau ritual tersendiri untuk kelahiran, pernikahan, maupun kematian atau pemakaman. Kebanyakan orang Sakai menganut kepercayaan animisme dan meyakini adanya 'antu' atau makhluk gaib.

Seiring perkembangan zaman, sebagian suku Sakai mulai memeluk agama lain seperti Islam dan Kristen, hanya saja kebiasaan mereka terhadap hal-hal yang berbau magis kadang masih mereka lakukan. (http://metroterkini.com/berita-8710-mengenal-lebih-dekat--tentang-keunikan-suku-asli-di-riau.html).

PERKEMBANGAN INDISCHE PARTIJ (IP) TERHADAP PENGGERAK KEBANGKITAN NASIONAL

Rafina Ria Sari

 

A.  Latar Belakang

Keistimewaan indische partij adalah usianya yang pendek, tetapi anggaran dasarnya di jadikan program politik pertama di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh E.F.E. Douwes Dekker atau Setyabudi di bandung pada tanggal 16 September 1912 dan merupakan organisasi campuran indo dengan bumi putera. Douwes Dekker ingin melanjutkan Indische Bond, Organisasi campuran antara Asia dan Eropa yang berdiri sejak tahun 1898. Indische Partij sebagai organissai politik semakin bertambah kuat setelah bekerja sama dengan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketiga tokoh ini kemudian di kenal dengan sebutan " Tiga Serangkai ".

QIN SHI HUANGDI - KAISAR PERTAMA CHINA


YODHI EDYA PRATAMA/SAT/A

Qin merupakan sebuah dinasti yang pernah berkuasa di Cina kuno dan kata Qin dijadikan dasar bagi penyebutan kata Cina (Chin-a). Mengapa Qin dijadikan dasar untuk menyebut nama bangsa atau negara Cina saat ini? Karena dibawah dinasti Qin-lah Cina mengenal pertama sekali konsep persatuan dan kesatuan dalam bernegara. Dinasti Qin pulalah yang pertama sekali memiliki ide tentang Cina bersatu, walaupun wilayahnya tidak seluas Cina sekarang, namun konsep persatuan Qin dijadikan dasar bagi ide-ide penyatuan Cina oleh penguasa-penguasa Cina sesudahnya.

Kaisar Qin yang memiliki ide penyatuan Cina tersebut adalah Qin Shi Huangdi. Beliau merupakan penguasa pertama Cina yang percaya akan konsep persatuan dan kesatuan untuk mempertahankan keutuhan Cina. Untuk mewujudkan impiannya tersebut, Qin Shi Huangdi menaklukan wilayah-wilayah disekitar negri Qin dan mempersatukannya dalam satu pemerintaan yang kokoh dan kuat. Berkat beliaulah Cina bersatu untuk pertama sekali berhasil terwujud sehingga tidak berlebihan jika para sejarahwan menyebut beliau sebagai Kaisar pertama dan Kekaisaran Cina.

Sejarah Pemberontakan PETA di Blitar 14 Februari 1945


Siska Maya Renti/014 B

            Apabila kita bertanya kepada banyak orang tentang apa yang mereka ingat jika menyebut tanggal 14 Februari, tentulah mayoritas dari mereka akan berkata 'Hari Valentine', apalagi kalau yang ditanya adalah anak-anak muda zaman sekarang yang hobinya tidak jauh dari 'percintaan' dan 'kegalauan'. Padahal, tanggal 14 Februari dicatat dalam sejarah nasional Indonesia sebagai peringatan peristiwa Pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) di Kota Blitar pada tahun 1945 - hanya setengah tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia - yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi, seorang pemuda yang dilahirkan pada tanggal 13 April 1925 di Trenggalek, Jawa Timur. Ayahnya bernama Darmadi, seorang pejabat Pamongpraja sejak zaman Hindia Belanda hingga di zaman kemerdekaan. Bapak Darmadi mula-mula seorang wedana di Gorang-garing, Madiun, kemudian menjadi Fukukenco atau Patih pada zaman Jepang dan diangkat sebagai Bupati Blitar pada zaman RI. Supriyadi adalah putera sulung. la masih mempunyai dua belas saudara lagi. Ibu kandung Supriyadi bernama Rahayu, meninggal waktu Supriyadi masih kecil. Kemudian anak sulung itu diasuh oleh ibu tirinya bernama Susilih.

Kilasan Sejarah Antara Anyer dan Panarukan (1809-1810)


SISKA MAYA RENTI/014 B

Anda pernah mendengar Nama Daendels?  Ya, tokoh yang sering kita dengar ini  memang  penuh kontroversi. Herman Willem Daendels atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Daendels, adalah nama seorang Gubernur Jenderal Belanda yang pernah memerintah di bumi kita tercinta ini antara tahun 1808 dan 1811. Berdasarkan buku-buku sejarah, Gubernur Jenderal Daendels dikenal sebagai seorang diktator yang sangat kejam, tidak berperikemanusiaan, dan selalu menindas rakyat demi keuntungan pemerintah Kolonial Belanda dan pribadinya.
Daendels menerima dua tugas yang diberikan oleh Louis Napoleon, yang menjadi raja di negeri Belanda pada saat itu. Kedua tugas itu adalah: mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki sistem administrasi negara di Jawa. Dan untuk melakukan tugas itu, dirinya berusaha membangun Jalan antara Anyer sampai dengan Panarukan.  Menurut beberapa sumber sejarah, Jalur jalan ini melalui garis pantai dari Batavia menuju Carita, Caringin, menembus Gunung Pulosari, Jiput, Menes, Pandeglang, Lebak hingga Jasinga (Bogor). 

Sejarah Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Belanda (1846–1905)

Siska Maya Renti

 

Pada abad 19 sesuai dengan cita-citanya mewujudkan Pax Netherlandica (perdamaian di bawah Belanda), Pemerintah Hindia Belanda berusaha membulatkan seluruh jajahannya atas Indonesia termasuk Bali. Meskipun Bali merupakan pulau kecil dengan wilayah yang sempit, tetapi pulau ini memiliki beberapa kerajaan seperti Kerajaan Buleleng dan Karangasem sehingga pemerintah Belanda ingin menguasai sebagian wilayah kekuasaan kerajaan Bali.

Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimulai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di Bali dipaksa untuk menandatangani perjanjian yang isinya agar raja di Bali mengakui dan tuntuk kepada pemerintah Belanda. Sikap Belanda yang sewenang-wenang ini mendapat perlawanan dari rakyat Bali.

PROSES KEDATANGAN BELANDA DAN SEKUTU PASCA KEMERDEKAAN


Debora hutagalung/2014 b/SI IV

Pada perang dunia ke 2 jepang mengalami kekalahan, hal ini sekutu memerintahkan jepang supaya mempertahankan keadaan di Indonesia seperti pada saat penyerahan kekuasaan. Hal itu menandakan bahwa Sekutu tidak menghendaki adanya perubahan di Indonesia. Padahal di Indonesia sudah terjadi perubahan yaitu bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk setelah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Di hadapkan pada tantangan dengan kedatangan tentara Sekutu yang di bonceng Belanda. Belanda yang ingin kembali ke Indonesia berhadapan kembali dengan bangsa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaanya. Oleh karena itu, terjadilah konflik Indonesia-Belanda dan berbagai upaya diplomasi untuk menuju penyelesaian akhir konflik tersebut. Di lain pihak, bangsa Indonesia sedang sibuk melakukan upaya-upaya perebutan kedaulatan dari tangan Jepang. Rakyat Indonesia juga berusaha untuk memproleh senjata dari tangan Jepang. Karena pihak Jepang enggan menyerahkan senjatanya, maka terjadilah pertempuran-pertempuran dahsyat di berbagai daerah. Proses perebutan kekuasaan tersebut berlangsung dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober. BKR dan badan-badan