SEJARAH GERAKAN KAUM WANITA DI INDONESIA

FAISAL / SI IV 
Sejarah gerakan wanita di indonesia menunjukan kemiripan dengan gerakan wanita di negara-negara yang pernah mengalami penjajahan oleh negara-negara Barat. Pada umumnya gerakan wanita sebagai sosial tidak muncul tiba-tiba melainkan merupakan perkembangan dalam masyarakat dimana ada perasaan cemas dan ada keinginan individu yang menghendaki perubahan dan yang kemudian bergabung dalam suatu tindakan bersama.

PERAN PARTAI INDONESIA (PARTINDO) DALAM PERGERAKAN NASIONAL

FAISAL / SI IV 
            Sejak dibubarkannya PKI pada tahun 1927, konsepsi nasionalisme Indonesia yang sesungguhnya mulai muncul. Salah satu organisasi kebangsaan yang mengklaim sebagai penerus semangat perjuangan PKI adalah PNI (Partai Nasional Indonesia). Pembentukan PNI diawali oleh beberapa pemuda dari berbagai studieclub yang mulai melakukan beberapa pertemuan. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan dan pembicaraan dalam bulan Maret, April, dan Mei 1927, antara lain dihadiri oleh Soekarno, Iskaq, Boediarto, Tjipto Mangoenkoesoemo, Tilaar, Soedjadi, Soenarjo, akhirnya diputuskan untuk mendirikan PNI (Perserikatan Nasional Indonesia) pada rapat yang diadakan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Untuk sementara waktu, naskah rencana Anggaran Dasar SRNI digunakan sebagai contoh rencana Anggaran Dasar PNI. Pada tahun 1928, Perserikatan Nasional Indonesia diganti namanya menjadi Partai Nasional Indonesia. Orientasi politik organisasi ini bersifat antikolonialisme dan nonkooperasi.

Peranan Sarekat Dagang Islam Pada Masa Kebangkitan Nasional

Merri Natalia S/SI IV

Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders. Sarekat Dagang Islam merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912. Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati, seorang keturunan India, yang kelak kemudian memegang keuangan surat kabar SI, Oetusan Hindia. Tjokroaminoto kemudian dipilih menjadi pemimpin, dan mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI).

SISTEM PENDIDIKAN DI CHINA (TIONGKOK)

REZI YUNI ZAHRI/SP/B

A.   Pendahuluan
Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi maju. China memiliki keunikan tersendiri dalam hal pendidikan. Ada tiga hal mendasar yang penting ditanamkan dan diterapkan China hingga mencapai kemajuan seperti sekarang, yaitu kepercayaan diri, pendidikan dan peta jalan kedepan. Ketiga hal ini terus diimplementasikan oleh China di kehidupan berbangsa dan bernegara. China mampu bertahan karena memiliki sistem pendidikan yang mampu membangun suatu peradaban yang praktis sehingga peradaban itu tidak mudah hancur.

AWAL PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI VENEZUELA DALAM STRATEGI BOLIVARIAN


AISYAH NUR HANIFAH/SP

Venzuela adalah salah satu Negara di Belahan bumi Amerika Selatan yang beribukota di Caracas.Venezuela adalah salah satu negara di belahan bumi Amerika Selatan yang juga memiliki cerita sejarah dalam hal pendidikan.Pendidikan di Venezuela berawal dari pada masa kolonial yang terjadi di Negara Venezuela.Padamulanya,di era kolonialisasi,pendidikan di Venezuela ketika itu,dimonopoli oleh golongan Gereja Katolik Roma.Pada masa kolonialisasi ketika itu,hanya kaum minoritas saja yang bisa mengakses pendidikan,yaitu para pemilik tanah dan beberapa kalangan bangsawan gereja saja,dengan sistem ajaran yang menganut ala bangsawan Spanyol.Lalu muncul gagasan pendidikan,yang mana hirarki sosial yang kaku yang membedakan antara seorang pemikir atau penulis dengan para pekerja manual atau teknik.Dan,di Venezuela studi filsafat atau sastrawan memiliki prestise yang lebih tinggi dibandingkan dengan studi teknis ilmiah,sehingga pendidikan kejurusan yang berorientasi teknis dan praktek cenderung diabaikan.Yang mana,sistem pendidikan di Venuzeula,telah dikemas dengan struktur yang kaku di setiap kurikulumnya.