SEJARAH UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

Ainun syarifatul alfiah/SI3

A.   Sejarah dan Arti Penting Undang-Undang Pokok Agararia
Salah satu hasil karya anak bangsa terbaik, paling monumental, sekaligus revolusioner, yakni Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pokok Agraria (Undang-Undang Pokok Agararia) merupakan Undang-Undang yang pertama kalinya memperkenalkan konsep Hak Menguasai Negara. Perumusan pasal 33 dalam UUD

MASA KEJAYAAN VOC SAMPAI KE BANGKRUTANNYA DI INDONESIA

AGUSNIYARNI / SI 3

 Berdirinya Voc diawali pada tahun 1601 kerajaan belanda mengirimkan 65 kapal melalui rute yang sama dengan pelayaran sebelum nya untuk keperluan rempah-rempah , itu karena belanda berhasil memperoleh peta ke timur dari bangsa Italia(Venesia) yang kemudian digunakan oleh bangsa portugis ,dan semenjak itu bangsa belanda mulai melakukan perjalanan laut ke arah  timur dan belanda berhasil mendarat pertama dibanten dibawah pimpinan Cornelis De Houtman sedangkan Voc terbentuk diindonesia untuk

I Gusti Ketut Jelantik

Ujang Sudrajat/SI 3

Gusti Ketut Jelantik, terlahir di desa Tukadmungga pada  tahun 1850. Beliau adalah generasi ke IX dalam silsilah keturunan Ki Gusti Anglurah Panji Sakti. Pada usia 25 tahun, I Gusti Ketut Jelantik ditinggal wafat oleh ayahandanya, I Gusti Ketut Banjar, yang pernah menjabat Sedahan Agung semasih Bali di bawah raja I Gusti Made Karang.
Ibunya, Gusti Biang Kompyang Keramas berasal dari Banjar Penataran desa Buleleng, setelah menjanda

Nasionalisme dan Dekonolisasi di Asia Afrika dan Pengaruhnya Bagi Indonesia


Delima Afrilia Manulang/S/B

Pasca-Perang Dunia II, semangat untuk menentukan nasib sendiri dari Negara-negara jajahan sangat mendominasi Negara-negara Asia dan Afrika seperti India, Filipina, Turki, dan Mesir. Semangat untuk menentukan nasib sendiri ini juga menular ke Indonesia. Proses dekolonisasi Negara-negara Asia dan Afrika kemudian menjadi fenomena yang dominant pada akhir Perang Dunia II. Kondisi ekonomi dan politik Indonesia pun mengalami berbagai perubahan yang signifikan[1].

Pemilu 1999 dan Redemokrasi Gradual


SRI WAHYUNINGSIH/ SV

            Lebih kurang setelah sepuluh bulan lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, mendung di langit perpolitikan Indonesia masih belum juga menunjukkan adanya tanda-tanda akan tersibak dan menjadi cerah. Bahkan, bila kita mengikuti berita-berita di media massa akhir-akhir ini mengenai dinamika politik di sementara bagian negeri ini, kita dibuat miris dan tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan negeri kita yang telah berusia lebih dari setengah abad. Misalnya, dengan maraknya kerusuhan berselimut SARA di